Anda di halaman 1dari 11

12-2 DUA GARIS BEBAN

Setiap penguat memiliki sirkuit dc ekuivalen dan sirkuit ac ekuivalen. Karena hal ini, penguat memiliki
dua garis beban : garis beban dc dan garis beban ac. Untuk operasi sinyal kecil, lokasi titik Q tidak kritis.
Tetapi dengan penguat sinyal besar, titik Q menjadi di tengah garis beban AC untuk mendapat ayunan
maksimum.

GARIS BEBAN DC

Gambar 12-4a adalah penguat pembagi tegangan (VDB). Salah satu cara untuk memindahkan titik Q
adalah dengan mengubah nilai R2. Untuk nilai R2 yang sangat besar, transistor menuju saturasi dan
arusnya sbb:

R2 yg sangat kecil akan menggerakkan transistor menjadi cutoff, dan tegangannya sbb:

GARIS BEBAN AC

Gambar 12-4c adalah sirkuit ekivalen untuk penguat VDB. Dengan emitter pada ac ground, RE tidak
berefek pada operasi ac. Selanjutnya, tahanan kolektor ac lebih kecil dari tahanan kolektor dc. Oleh
karena itu, ketika sinyal ac datang, seketika itu juga titik operasi berpindah sepanjang garis beban ac dari
gambar 12-4d. Dengan kata lain, arus dan tegangan sinusoidal peak-to-peak ditentukan oleh garis beban
ac.
Seperti pada gambar 12-4d, titik saturasi dan cutoff pada garis beban ac berbeda dari garis beban dc.
Karena kolektor ac dan tahanan emitter lebih kecil dari masing-masing tahanan dc, garis beban ac lebih
curam. Garis beban ac dan dc berpotongan pada titik Q. ini terjadi ketika tegangan input ac melintasi 0
(crossing zero).

Inilah bagaimana cara untuk menentukan akhir dari garis beban ac. Dengan loop tegangan kolektor
memberikan kita:

Ketika disubstitusi ke pers. 12-3, kita mendapatkan :


Ini adalah persamaan dari garis beban ac. Ketika transistor menuju saturasi, VCE = 0, dan pers. 12-4
memberikan kita:

Ketika transistor menuju cutoff, Ic = 0. Karena

Sehingga menyebabkan :

Karena garis beban ac memiliki kemiringan yang lebih tinggi dari garis beban dc, output maksimum
peak-to-peak (MPP) selalu kurang dari tegangan sumber. Seperti rumus:

POTONGAN (CLIPPING) DARI SINYAL BESAR

Ketika titik Q berada di tengah garis beban dc (gambar 12-4d), sinyal ac tidak dapat menggnaan seluruh
garis beban ac tanpa pemotongan. Misalnya, jika sinyal ac meningkat, kita akan mendapat pemotongan
cutoff seperti pada gambar 12-5a.

Jika titik Q berpindah lebih tinggi seperti pada gambar 12-5b, sebuah sinyal lebar akan menggerakkan
(drive) transistor menjadi saturasi. Pada kasus ini, kita mendapat pemotongan saturasi. Pemotongan
cutoff dan saturasi tak diinginkan karena mereka mendistorsi sinyal. Ketika sebuah sinyal terdistorsi
seperti ini mendrive sebuah loudspeaker, suaranya terdengar buruk.

Desain penguat sinyal lebar yang baik memiliki titik Q di tengah dari garis beban ac (gbr. 12-5c). Pada
kasus ini, kita mendapat output maksimum peak-to-peak tanpa pemotongan. Tegangan ac peak-to-peak
maksimum tanpa pemotongan juga disebut ac output compliance-nya (pemenuhan output ac-nya).
OUTPUT MAKSIMUM

Ketika titik Q dibawah pusat garis beban ac, output maksimum peak (MP) adalah ICQ.RC seperti pada
gbr.12-6a. di sisi lain, jika titik Q diatas pusat garis beban ac, output maksimum peak adalah VCEQ,
seperti pada gambar12-6b.

Untuk tiap titik Q, output maksimum peak :

Dan output makimum peak-to-peak :

Pers. 12-8 dan 12-9 digunakan dalam troubleshooting untuk menentukan output idak terpotong
terbesar yang memungkinkan.
Ketika titik Q di tengah garis beban ac :

Seorang perancang akan mencoba untuk memenuhi kondisi ini sedekat mungkin, memberikan tolerasi
dari pembiasan resistor. Tahanan emitter sirkuit dapat disesuaikan untuk mencari titik Q optimum.
Sebuah formula dapat diurunkan untuk tahanan emitter optimal adalah :
12-3 OPERASI KELAS A

Penguat VDB pada gbr.12-8a adalah penguat kelas A sepanjang sinyal output tidak terpotong. Dengan
penguat ini, arus kolektor mengalir sepanjang siklus. Dinyatakan dengan cara lain, tidak ada
pemotongan sinyal output yang terjadi tiap waktu selama siklus. Sekarang, kita akan mendiskusikan
beberapa persamaan yang berguna untuk analisis penguat kelas A.

POWER GAIN

Disamping voltage gain, tiap penguat memiliki power gain, yang ditetapkan sebagai :

Power gain sama dengan daya output ac dibagi dengan daya input ac.

Catatan: power gain Ap dari penguat common emitter sama dengan Av * Ai. Karena Ai dapat dinyatakan
sebagai Ai = Av*Zin/Rl , maka Ap dapat dinyatakan sebagai Ap = Av*Av*Zin/Rl atau Ap = A2v*Zin/Rl.

Misalkan, jika penguat pada gambar 12-8a memiliki daya output 10mW dan daya input 10uW, power
gainnya :
DAYA OUTPUT

jika kita mengukur tegangan output pada gambar 12-8a dalam rms volt, daya output diberikan
dengan :

Terkadang kita mengukur tegangan output dalam tegangan peak-to-peak dengan osiloskop.
Pada kasus ini, persamaan lebih tepat untuk digunakan untuk daya output adalah :

Factor 8 pada penyebut terjadi karena Vpp=2√2 Vrms. Ketika kita mengkuadratkan 2√2, kita
mendapatkan 8.

Daya output maksimum terjadi ketika penguat menghasilkan tegangan output peak-to-peak
maksimum seperti pada gbr. 12-8b. pada kasus ini, Vpp sama dengan tegangan otput peak-to-peak
maksimum dan daya output maksimum adalah:

DISIPASI DAYA TRANSISTOR

Ketika tidak ada sinyal mendrive (menggerakkan) penguat pada gbr. 12-8a, disipasi daya diam
(quiescent) adalah:

Ini membuat pengertian. It says bahwa disipasi daya diam sama dengan tegangan dc dikali arus ds.

Ketika sebuah sinyal hadir, disipasi daya dari transistor menurun karena transistor mengubah
beberapa daya diam menjadi daya sinyal. Untuk alasan ini, disipasi daya diam adalah kondisi terburuk.
Oleh karena itu, rating daya dari transistor pada penguat kelas A harus lebih besar dari PDQ ; jika tidak,
transistor akan rusak.

CURRENT DRAIN (PENGOSONGAN ARUS)

Seperti pad gambar 12-8a, sumber tegangan dc menyuplai arus dc Idc ke penguat. Arus dc ini memiliki 2
komponen: arus bias melewati pembagi tegangan dan arus kolektor melewati transistor. Arus dc ini
disebut CURRENT DRAIN dari stage. Jika kita memiliki penguat multistage, kita menambahkan individual
current drain untuk mendapat total current drain.

EFISIENSI

Daya dc disuplai ke penguat dengan sumber dc :

Untuk membandingkan desain dari penguat daya, kita dapat menggunakan efisiensi, dinyatakan dengan:

Persamaan ini menyatakan bahwa efisiensi sama dengan daya output ac dibagi dengan daya input dc.

Efisiensi tiap penguat adalah antara 0-100%. Efisiensi memberikan kita sebuah cara untuk
membandingkan 2 desain berbeda karena dia menunjukkan seberapa baik sebuah penguat mengubah
daya input dc ke daya output ac. Semakin tinggi efisiensi, semakin baik penguat mengubah daya dc ke
daya ac. Hal ini penting untuk peralatan battery-operated karena efisiensi tinggi berarti bahwa baterai
lebih lama/awet.

Karena semua resistor kecuali resistor beban memboroskan daya, efisiensi kurang dari <100%
pada penguat kelas A. Faktanya, efisiensi maksimum dari penguat kelas A dengan resistansi kolektor dc
dan resistansi beban terpisah adalah 25%.

pada beberapa aplikasi, efisiensi rendah dari penguat kelas A dapat diterima. Misalnya, small-
signal stage dekat dibagian depan sistem pada umumnya bekerja dengan baik dengan efisiensi rendah
karena daya input dc kecil. Faktanya, jika final stage dari sistem dibutuhkan untuk mengantarkan hanya
beberapa ratus miliwatt, current drain pada power supply mungkin tetap menjadi cukup rendah untuk
diterima. Tetapi ketika final stage dibutuhkan untuk mengantar beberapa watt daya, current drain pada
umumnya menjadi sangat besar dengan operasi kelas A.

PENGUAT DAYA EMITTER-FOLLOWER

Ketika emitter follower digunakan sebagai penguat daya kelas A pada akhir sistem, seorang perancang
pada umumnya meletakkan titik Q di tengah garis beban ac untuk mendapat output maksimum peak-to-
peak (MPP)
Pada gambar 12-11a, nilai besar dari R2 akan mensaturasi transistor, menghasilkan arus saturasi :

Nilai kecil dari R2 akan mendrive transistor menjadi cutoff, menghasilkan tegangan cutoff:

Gambar 12-11b menunjukkan garis beban dc dengan titik Q.

Pada gambar 12-11a, resistansi ac emitter kurang dari resistansi dc emitter. Oleh karena itu, ketika
sebuh sinyal ac masuk, seketika itu juga titik operasi berpindah sepanjang garis beban ac (gambar 12-11c).
Arus dan tegangan sinusoidal peak-to-peak ditentukan dengan garis beban ac.
Seperti pada gambar 12-11c, titik akhir garis beban ac ditentukan dengan :

Karena garis beban ac memiliki lereng lebih tinggi dari garis beban dc, output peak-to-peak
maksimum selalu kurang dari tegangan supply. Seperti penguat CE kelas A, MPP < Vcc

Ketika titik Q dibawah tengah garis beban ac, output maksimum peak (MP) adalah ICQre , seperti
pada gambar 12-12a. disisi lain, jika titik Q diatas tengah garis beban, output maksimum peak adalah VCEQ,
seperti pada gambar 12-12b.

Seperti yang dpat kita lihat, menentukn nilai MPP untuk penguat emitter-follower adalah sama
seperti untuk penguat CE. Perbedaannya adalah perlunya menggunakan resistansi emitter ac (re)
bukannya resistansi kolektor ac (rc). Untuk meningkatkan level daya output, emitter follower mungkin
juga dihubungkan ke konfigurasi Darlington.
12-4 OPERASI KELAS B

Kelas a merupakan cara yang umum untuk menjalankan transistor pada sirkuit linear karena dia
mengarahkan ke sirkuit bias yang sangat simple dan sangat stabil. Tetapi kelas A bukanlah cara yang
sangat efisien untuk menjalankan transistor. Pada beberapa aplikasi, seperti sistem battery-powered,
current drain dan stage efficiency menjadi penting untuk dipertimbangkan pada desain. Bagian ini
membahas ide dasar dari operasi kelas B.

PUSH-PULL CIRCUIT

Gambar 12-14 menunjukkan dasar dari penguat kelas B. Ketika transistor beroperasi sebagai kelas B, dia
memotong seetengah siklus. Untuk menghindar dari menghasilkan distorsi, kita dapat menggunakan dua
transistor

Anda mungkin juga menyukai