Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reza Wahyu Pradita

Nim : 1960302111016

CHAPTER 11
EARNING MANAGEMENT

A. OVERVIEW
Earning management dapat dilihat dari perspective laporan keuangan dan kontrak.
Dari perspective laporan keuangan, manager menggunakan Earning management untuk
analisa peramalan earning. Sedangkan pandangan lain dari Earning management adalah
bahwa manager mungkin menggunakan Earning management untuk melaporkan aliran dari
smooth and growing earning. Earning management dapat menjadi sebuah kendaraan yang
mengkomunikasikan informasi dalam managemen ke investor. Income smoothing menjadi
menarik. Dari prespektive kontrak, Earning management dapat digunakan sebagai cara
melindungi perusahaan dari konsekuensi dari kejadian tak terduga ketika kontrak rigid (kaku)
dan tidak lengkap.
Penggunaan Earning management yang terlalu banyak, mungkin mengurangi
usefulness investor, jika Earning management tidak sepenuhnya dibuka. Earning
management berpengaruh pada motivasi manager untuk mengerahkan usahanya, karena
manager dapat menggunakan Earning management secara oportunistik untuk melancarkan
kompensasi mereka. Dengan demikian mengurangi risiko kompensasi.
Manager sangat tertarik pada bottom line, manager dapat memilih kebijakan akuntansi
dari sejumlah kebijakan, seperti dalam GAAP dalam mencapai tujuan mereka. Pemahahaman
terhadap manajemen earning/pendapatan penting bagi akuntan, karena hal ini memudahkan
perbaikan pemahaman terhadap kegunaan income bersih, baik untuk pelaporan kepada
investor maupun untuk pengadaan kontrak. Earning management adalah pilihan bagi manajer
terhadap kebijakan akuntansi untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik. Earning
management termasuk dalam pemilihan kebijakan akuntansi dan tindakan nyata.

B. PATTERNS OF EARNINGS MANAGEMENT


Manager mungkin menggunakan berbagai pola Earning management yang saya
rangkum sebagai berikut.
1. Taking a bath (Pencucian)

1
Dapat terjadi selama periode organizational stress atau reorganisasi. Jika perusahaan harus
melaporkan kerugian, maka manajemen harus melaporkan kerugian dalam jumlah besar.
Sehingga mereka melaporkan sedikit kerugian pada point ini. Konsekuensinya, tindakan
tersebut akan menangguhkan asset, menyediakan biaya yang dapat diperkirakan di masa
depan dan secara umum “clear the decks”. Karena pembalikan akrual, mempertinggi
kemungkinan pelaporan laba masa depan. Dampaknya, pencatatan penangguhan yang
besar akan menempatkan earning “di dalam bank”.
2. Income minimization.
Bentuk ini mirip dengan “taking a bath”, tetapi sedikit lebih ekstrim. Seperti pola yang
dipilih secara politik pada periode laba yang tinggi. Kebijakan menyarankan untuk
meminimisasi pendapatan dengan cara mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva
tak berwujud dan mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya.
3. Income maximization.
Manajer mungkin terlibat dalam pola maksimisasi income bersih yang dilaporkan untuk
tujuan bonus, menyediakan hal ini tidak berarti menempatkan mereka diatas cap.
Perusahaan yang mendekati pelanggaran perjanjian hutang juga dapat memaksimalkan
pendapatan.
4. Income smoothing.
Berasal dari perspective kontrak, risk averse manager lebih baik mengurangi variabel
bonus. Konsekuensinya manager mungkin memuluskan laporan earning sehingga
menerima kompensasi relative konstan.

C. GOOD SIDE OF EARNING MANAGEMENT


Earning management dapat menjadi baik yang saya rangkum sebagai berikut.
1. Komunikasi yang terhalang
Berdasarkan pada konsep komunikasi yang terhalang dari Demski dan Sappington
(1987), agent memperoleh informasi special sebagai bagian dari keahilan mereka, dan
informasi dapat menjadi penghalang biaya komunikasi, sehingga komunikasi terhalang. Ada
berbagai cara untuk mengurangi halangan, Gu dan Li (2007) melaporkan peningkatan reaksi
pasar positive untuk mengungkapkan strategi bisnis oleh perusahaan high tech ketika
pengungkapan didahului oleh gesture yang kredibel dari percaya diri management
perusahaan, yang disebut insider stock purchase.
Earning management dapat menjadi sebuah alat untuk mengurangi halangan.
Pendekatan lainnya lainnya adalah apakah decretionary accruals diterima sebagai baik atau
2
buruk. Dalam menentukan kualitas akrual, Francis, LaFond, Olsso, dan Schipper (2005)
(FLOS) meneliti sampel besar perusahaan US selama tahun 1970-2001 menghasilkan 91.280
observasi. FLOS mendukung reaksi pasar positive. Hal ini menjadi sesuatu yang diharapkan,
jika accrual melakukan pekerjaaannya. Jadi ada teori kuat dam bukti bahwa Earning
management dapat memberikan informasi pada investor dan menyediakan kontrak yang lebih
efisien.

D. BAD SIDE OF EARNING MANAGEMENT


1. Kesempatan earning management.
Dari prespektive kontrak dapat menghasilkan perilaku manage yang oportunis.
Kecenderungan manage menggunakan Earning management untuk memaksimalkan bonus
mereka. Motive dari Earning management yang buruk meningkat ketika seorang manager
cenderung meningkatkan modal sahal baru dan ingin memaksimalkan pendapatan dari
penerbitan baru. Berbagai discretionary accrual dapat digunakan untuk meningkatkan
pelaporan net income jangka pendek.
Hanna (1999) mendiskusikan tentang jenis lain dari earning management, menyatakan
bahwa bonus manager berdasarkan pada core earning. Peramalan analisis adalah jenis core
earning. Pengaruh dari core earning sulit dideteksi, karena mengurangi harga amortisasi
masa depan dan pengurangan pengeluaran lainnya. Akibatnya, poor disclosure
mempengaruhi harga non recurring masa lalu yang menyediakan manager untuk
menggunakan Earning management jenis ini. Pasar tidak menampakkan reaksinya secara
alami.
Earning management dalam skala internasional juga diteliti oleh Leuz, Nanda, dan
Wysocki (2003) (LNW). Mereka mengevaluasi earning management di 31 negara selama
1990 sampai 1999 dengan pengukuran yang berbeda dari yang dilakukan Jones, yaitu (1)
Variabilitas laba operasi—variabilitas rendah mengimplikasikan income smoothing yang
rendah, (2) Korelasi akrual dan arus kas—korelasi yang rendah mengimplikasikan
perusahaan dalam suatu negara mungkin mengakui pendapatan dengan baik sebelum diterima
dalam bentuk kas, dan (3) Besarnya total akrual—total akrual yang tinggi berisi diskresioner
akrual yang tinggi pula, dengan alasan yang sama oleh Healy.

2. Apakah manager menerima efisienci pasar sekuritas?


Teknik Earning management yang telah dikemukakan sebelumnya, termasuk Northel
tidak inkonsisten dengan efisiensi pasar sekuritas, karena pengungkapan yang buruk dan
3
perhatian perusahaan terbatas pada Earning management sebagai informasi didalam. Di sisi
lain, seperti telah dijelaskan sebelumnya, Barth, Elliott, dan Finn (1999) menemukan bahwa
pasar yang efisien juga bereaksi positif terhadap perusahaan dengan pola laba yang
meningkat secara pasti.
Schrand dan Walter (2000) melaporkan bentuk lain dari Earning management dengan
mengambil sampel perusahaan yang melaporkan keuntungan atau kerugian pos-pos luar biasa
dengan skala yang material terkait properti, pabrik, dan peralatan pada kuartalan tahun
sebelumnya namun tidak ada pos-pos luar biasa pada kuartalan yang sama di tahun ini.
Manajer ternyata menggunakan kinerja kuartalan saat ini dengan kuartalan yang sama di
tahun sebelumnya. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa manajer secara signifikan
cenderung mengingatkan investor akan laba atau rugi pos luar biasa yang terjadi pada
kuartalan yang sama di tahun sebelumnya jika pos-pos luar biasa itu adalah keuntungan,
bukannya kerugian.
Pro-forma earning merupakan bentuk lain dari Earning management yang
mempertanyakan keberterimaan manajer terhadap efisiensi pasar sekuritas. Manajer yang
menekankan laba ini bertahan pada pendapatnya bahwa laba ini lebih mewakili perusahaan
daripada laba menurut GAAP. Tetapi karena tidak ada standar menentukan pro forma
earning, manager mungkin mengeluarkan item pbiaya yang relevan, persistent informasi,
untuk menemukan target, maksimisasi kompensasi, dan atau memperbaiki reputasi. Hal ini
kemudian diteliti oleh Doyle, Lundholm, dan Soliman (2003) (DLS). Sampel besar penelitian
ini terdiri dari beberapa perusahaan yang melaporkan laba kuartalan pro-forma pada 1988-
1999, lalu perbedaan laba bersih dari laba pro-forma dengan GAAP dihitung untuk tiap
perusahaan dan tiap kuartalan. Hasilnya adalah berpengaruh secara signifikan untuk arus kas
operasi dan bertahan sampai tiga tahun dari tanggal pengumuman kuartalan itu.
DLS juga menguji return abnormal saham dari perusahaan-perusahaan yang sama dan
menemukan bahwa semakin besar perbedaan laba pro-forma dengan GAAP, semakin rendah
return saham abnormal selama tiga hari observasi. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak
serta merta mengabaikan pos-pos yang mempengaruhi laba di luar GAAP. Dampak return
saham yang menurun dari adanya kesenjangan antara laba pro-forma dengan laba GAAP juga
berlanjut selama tiga tahun. Esensi dari penelitian SW serta DLS adalah manajemen laba
memiliki dampak yang tidak signifikan apabila pasar sekuritas itu efisien.

Anda mungkin juga menyukai