Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Reza Wahyu Pradita (196020302111016)
1
CHAPTER 8
A. Economic Consequences
Intinya adalah bahwa gagasan tentang konsekuensi ekonomi adalah merupakan kebijakan
akuntansi perusahaan dan perubahannya dalam kebijakan. Terutama, hal ini penting bagi
manajemen. Tetapi, jika hal ini penting bagi manajemen, maka kebijakan akuntansi penting bagi
investor yang memiliki perusahaan, karena manajer dapat mengubah dengan baik operasi aktual
dari perusahaan mereka akibat perubahan kebijakan akuntansi tersebut. Sebagai contoh, manajer
mungkin akan memotong maintenance dan H&D untuk mengkompensasi kebijakan akuntansi
baru yang menurunkan bottom line.
Penting untuk menggaris bawahi bahwa “kebijakan akuntansi” mengacu pada berbagai
kebijakan akuntansi, tidak hanya satu yang mempengaruhi arus kas perusahaan. Misalnya, sebuah
perusahaan mengubah dari declining-balance menuju straight-line amortization. Hal ini tidak
akan mempengaruhi arus kas operasi perusahaan. Hal ini tidak akan berdampak pada pajak
pendapatan yang dibayarkan, karena otoritas pajak memiliki regulasi capital cost allowance
mereka sendiri. Akan tetapi, kebijakan amortisasi yang baru ini akan secara pasti mempengaruhi
reported net income. Jadi, menurut doktrin konsekuensi ekonomi, perubahan kebijakan akuntansi
itu penting, meskipun kurang berdampak terhadap arus kas. Berdasarkan teori pasar efisien,
perubahan tersebut tidak penting (meskipun pasar mungkin bertanya mengapa perusahaan
mengubah kebijakan) karena future cash flow dan nilai pasar dari perusahaan tidak dipengaruhi
secara langsung.
Pemahaman akan konsep konsekuensi ekonomi terhadap pilihan kebijakan akuntansi
adalah penting untuk dua alasan, yaitu
a. Pertama, konsep ini menarik. Banyak dari kejadian yang paling menarik dari praktek akuntansi
berasal dari konsekuensi ekonomi.
2
b. Kedua, temuan bahwa kebijakan akuntansi itu tidak penting adalah bertentangan dengan
pengalaman akuntan.
Banyak akuntansi keuangan yang dikhususkan untuk diskusi dan berargumen tentang
kebijakan akuntansi mana yang harus digunakan dalam berbagai situasi, dan banyak perdebatan
serta konflik dalam presentasi laporan keuangan mencakup pilihan kebijakan akuntansi.
Konsekuensi ekonomi konsisten dengan pengalaman dunia nyata.
Zeff mencatat beberapa contoh di USA dimana bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah
berusaha untuk mempengaruhi standar akuntansi yang ditetapkan oleh the Accounting Principle
Board (pendahulunya FASB) dan pendahulu lainnya seperti the Committee on Accounting
Procedure (CAP).
3
disclosure, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Namun demikian, sekali pengungkapan
penuh akan kebijakan akuntansi dibuat, maka pasar akan mempresentasikan nilai dari sekuritas
perusahaan pada kebijakan yang digunakan dan tidak akan tertipu dengan variasi reported net
income yang timbul dari perbedaan pada kebijakan akuntansi.
Dalam area yang penting akan pilihan kebijakan akuntansi, seperti akuntansi untuk ESOs,
memperlihatkan bahwa konstituensi manajemen secara jelas bereaksi terhadap perubahan dalam
kebijakan akuntansi. Beragam reaksi ini diringkas dalam konsep konsekuensi ekonomi. Pilihan
kebijakan akuntansi adalah penting meski tidak berdampak terhadap arus kas. Kebijakan akuntansi
memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan manjemen sesungguhnya, termasuk kebijakan
untuk mengintervensi mendukung atau menentang standar akuntansi yang diusulkan.
Teori akuntansi positif dipopulerkan oleh Watt dan Zimmerman. Menurut Watt and
Zimmerman, PAT adalah sebagai berikut
4
didalamnya seperti biaya negosiasi, biaya meningkat dari moral hazard dan pengamatan contract
performance, cost of possible renegotiation atau contract violation yang seharusnya diantisipasi
selama jangka waktu kontrak. Contracting cost juga mempengaruhi cost of capital perusahaan,
karena obligasi dan saham mewakili kontrak antara perusahaan dan penyedia modal. Kontrak
dengan contracting cost lebih rendah disebut efficient contracts.
Fokus PAT adalah pada hubungan diantara berbagai macam individu termasuk dalam
menyediakan sumber-sumber pada organisasi dan bagaimana akuntansi digunakan untuk
membantu fungsi-fungsi hubungan organisasi tersebut. PAT yang dikembangkan oleh Watt dan
Zimmerman ini berdasarkan dari central economic based-asumption dimana semua aksi individu
digerakkan oleh kepentingan pribadi (self-interest) dan semua individu-individu akan beraksi
dalam kesempatan yang ada untuk meningkatkan kemakmurannya.
a. The Bonus Plan Hypothesis, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan
dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba
b. The Debt Covenant Hypothesis, dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin
dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan
memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan
c. The Political Cost Hypothesis, dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin
besar biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih
prosedur akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa sekarang menuju masa
depan.
5
F. Penelitian Empiris Positive Accounting Theory
Positive Accounting Theory telah dihasilkan sejumlah penelitian empiris. Banyak
penelitian yang telah akrab menguji dampak dari tiga hipotesis yang dijelaskan di atas. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Bonus plan hypothesis yang diinvestigasi oleh Healy (1985), menemukan bukti bahwa manager
perusahaan dengan bonus plan berdasarkan pada net income yang dilaporkan dengan sistematis
diadpsi kebijakan akrual sehingga untuk memaksimalkan bonus ekspektasi mereka.
Dichev dan Skinner (2002), menguji Debt Covenant Hypothesis.
Jones (1991), meneliti tindakan perusahaan melaporkan net income lebih rendah selama
investigasi pembebasan impor.