Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

alinea kedua mengamanatkan bahwa tujuan kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah

terwujudnya Negara Indonedia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Dalam rangka mencapai tujuan kemerdekaan itu Pemerintahan Negara Indonesia perlu

mempunyai suatu sistem birokrasi dengan SDM yang berkualitas, yaitu Pegawai Negeri

Sipil (PNS) profesional yang saat ini dikenal dengan istilah ASN (Aparatur Sipil Negara).

Dalam Undang-undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik dikatakan

bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk

memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan public yang

merupakan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam Undang – undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta

perekat dan pemersatu bangsa.. Fungsi – fungsi ASN ini harus dilakukan dengan

profesional dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Untuk mewujudkan hal itu

maka Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan

Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) menetapkan salah satu jenis Diklat yang strategis

untuk mewujudkan PNS sebagai ASN yang profesional seperti tersebut di atas, yaitu

Diklat Prajabatan. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar

profesi PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter
PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam

melayani masyarakat.

Untuk membentuk ASN profesional, dibutuhkan pembaharuan atas pola

penyelenggaraan diklat yang ada saat ini. Praktik penyelenggaraan Diklat Prajabatan

dengan pola pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah, tidak menunjukkan

perubahan yang membentuk nilai-nilai dasar profesi ASN. Oleh karena itu, diperlukan

metode yang lebih baik dalam proses internalisasi pada diri masing-masing peserta

diklat. Metode yang digunakan dalam Diklat Pola Baru mengacu pada nilai dasar

ANEKA yang diinternalisasikan melalui kuliah umum yang lebih menarik dan mudah

diterima oleh peserta. Selain itu, dilakukan proses implementasi nilai-nilai dasar

tersebut dalam bentuk magang atau bekerja di instansi masing-masing. Dengan cara

aktualisasi pada tempat tugas, maka peserta dapat merasakan manfaatnya secara

langsung sehingga nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut dapat tertanam kuat dalam diri

masing-masing peserta diklat.

Pelaksanaan Diklat Prajabatan itu juga tertuang dalam Peraturan Kepala

Lembaga Administrasi Negara No. 38 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III yang

menjelaskan bahwa ASN harus mengikuti Diklat selama 31 hari kerja dengan 18 hari

kerja secara pembelajaran klasikal dan 13 hari kerja pembelajaran non-klasikal.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2014 bahwa Puskesmas adalah salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang memiliki peranan penting dalam system kesehatan nasional, khususnya

subsistem upaya kesehatan. Puskesmas harus melaksanakan pelayanan yang bersifat


promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam upaya meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat, dokter umum memiliki peranan penting dalam layanan primer di

puskesmas.

Kesehatan bayi dan balita merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang

sangat diutamakan di seluruh pelayanan kesehatan pemerintah terutama di tingkat

puskesmas. karena masih tingginya angka kematian bayi dan balita di Indonesia,

khususnya di provinsi Nusa tenggara Barat. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari

Millenium Development Goals yaitu untuk menurunkan angka kematian anak, dalam hal

ini mencakup bayi dan balita.

Di Puskesmas Pringgasela, pelayanan kesehatan bayi dan balita dimasukkan

dalam program pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), yaitu pelayanan

anak dibawah usia 5 tahun. Pelayanan MTBS dilakukan di dalam gedung di ruang

pelayanan KIA, dimana pelayanannya dilakukan oleh bidan secara bergantian sesuai

jadwal piket.

Makalah ini akan difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan manajemen

terpadu balita sakit (MTBS). Puskesmas Pringgasela merupakan salah satu puskesmas

di Kabupaten Lombok Timur yang sudah dilatih untuk memberikan pelayanan dasar

MTBS. Namun fakta di lapangan, masalah mutu pelayanan dan kepuasan masyarakat

masih sering menjadi sorotan.

Dari segi mutu pelayanan, yang menjadi masalah adalah tidak adanya ruangan

khusus untuk pelayanan MTBS. Ruang MTBS di Puskesmas Pringgasela digabung

dengan ruang pelayanan KIA, hal ini menyebabkan kurang optimalnya pelayanan

MTBS. Masalah dalam mutu pelayanan lainnya adalah kurangnya fasilitas pemeriksaan
seperti timbangan bayi dan balita, senter telinga, termometer digital,alat ukur tinggi

badan balita dan panjang badan bayi, fotokopi buku panduan MTBS, serta kurangnya

keterampilan bidan dalam menangani kasus-kasus MTBS terutama dalam hal

pemberian terapi. Sedangkan dari segi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

adalah banyaknya keluhan pasien mengenai prosedur pelayanan atau standar

operasional prosedur (SOP) MTBS yang kurang jelas , karena tidak adanya bagan alur

pelayanan baku yang tertempel di puskesmas, sehingga pasien sering salah masuk

ruangan pelayanan serta tidak terstrukturnya atau lengkapnya pemeriksaan bidan di

pelayanan MTBS, sehingga pelayanan terkesan kurang optimal. Dari masalah –

masalah tersebut, penulis akan menyusun rancangan kegiatan untuk

mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam meningkatkan kualitas pelayanan MTBS di

puskesmas.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini diharapkan dapat membentuk PNS menjadi

pelayan masyarakat yang profesional dengan selalu mengedepankan nilai-nilai dasar,

yakni:

a. Akuntabel dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya;

b. Mempunyai semangat nasionalisme dalam melaksanakan kewajibannyanya;

c. Menjunjung tinggi standar etika yang baik dalam pelayanan publik;

d. Memiliki inovasi dan komitmen mutu dalam menjalankan tuposkinya;

e. Anti-korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan

instansinya.
2. Manfaat Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain:

a. Terbentuknya karakter ASN/PNS yang profesional, berintegritas, dan berdaya

saing;
b. Terciptanya kualitas pelayanan masyarakat yang baik dan berakibat pada

peningkatan kepuasan masyarakat terhadap kinerja ASN/PNS;


c. Meningkatnya kepercayaan dan dukungan masyarakat kepada ASN/PNS dan

organisasi/instansi pemerintah.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini meliputi tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)

penulis sebagai dokter fungsional puskesmas yang tercantum dalam Sasaran Kinerja

Pegawai (SKP) yaitu salah satunya dalam melakukan pemeliharaan kesehatan bayi

dan balita. Berdasarkan salah satu tupoksi tersebut, penulis akan membahas

aktualisasi kegiatan tugas dokter pertama dalam pemeliharaan kesehatan bayi dan

balita, dalam hal ini melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan pasien

“Manajemen Terpadu Balita Sakit” di Puskesmas Pringgasela. Terkait tugas kegiatan

tersebut, penulis mencoba merancang Standar Operasional Prosedur (SOP) dan bagan

alur pelayanan pasien MTBS, serta membuat formularium terapi untuk pasien MTBS

yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien MTBS. Kegiatan

ini terdiri dari lima belas tahapan kegiatan yang akan diaktualisasikan di Puskesmas

Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, dengan mengaktualisasikan lima nilai dasar

ASN, meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti-

korupsi.

BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. STRUKTUR ORGANISASI

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah.

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan

kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods)

dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Dalam menjalankan program-

programnya, Puskesmas Pringgasela memiliki susunan aparatur yang dipimpin oleh

seorang Kepala Puskesmas. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, kepala

puskesmas membawahi 3 bagian yaitu Pejabat Teknis Pelayanan Masyarakat, Pejabat

Teknis Pelayanan Perseorangan/medis, dan Kepala Tata Usaha. Pejabat Teknis

Pelayanan Masyarakat membawahi 6 koordinator pemegang program yaitu koordinator

Promosi Kesehatan (Promkes), Koordinator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Koordinator

Gizi, Koordinator Kesehatan Lingkungan (Kesling), Koordinator P2P (Pengendalian dan

Pemberantasan Penyakit), Koordinator Upaya Pengembangan. Pejabat Teknis

Pelayanan Masyarakat dengan koordinator-koordinator terkait akan melaksanakan

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Pejabat Teknis Pelayanan

Perorangan/medis membawahi 4 bagian dengan koordinator sebagai

penanggungjawab yaitu koordinator rawat jalan, koordinator rawat inap, koordinator

UGD, koordinator penunjang Medis. Pejabat Teknis Pelayanan Perorangan/medis

dengan koordinator-koordinator terkait akan melaksanakan kegiatan untuk memelihara


dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan. Kepala Tata Usaha membawahi 3 bidang yaitu

bidang keuangan, bidang Kepegawaian dan Umum, dan Bidang SP2TP (Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas).

Kepala Puskesmas juga membawahi Unit-unit Pendukung Puskesmas yang terdiri dari

3 Pustu (Puskesmas Pembantu) dan 9 Polindes (Pondok Bersalin Desa).

Struktur organisasi Puskesmas Pringgasela berdasarkan Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 yaitu:
KEPALA PUSKESMAS

MUNGGAH,SKM,SE

Satuan Pengawas Internal

PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS PELAY.


PELAYANAN MASYARAKAT PERORANGAN /MEDIS KEPALA TATA USAHA

Penanggung Jawab
HAMDI,S.Kep Penanggung
Dr. Jawab
B. INTAN PERMATA

Rawat Jalan Keuangan Kepegawaian


ARTINAH,SKM SP2TP
Koord. Promkes (Indah A, S.Kep) dan Umum
Rawat Inap
(Hairani,SKM) (M. Amrullah) Akuntansi
Ilyah Sobah
Verifikasi Titin Suyani,SKM
UGD( dr.Bq. Intan
Koord. KIA Penunjang Medis Pelaporan Sri kormawati
(Algazali H,S.Si)
UNIT PENDUKUNG PUSKESMAS
(Peni Indrawati,SKM)

Kord. Gizi Pustu Pengadangan ( H. Suhari All Abdi,S.Kep)

(Ilyah Sobah,SST) Pustu Jurit (Edy Kusnaedy,S.Kep)

Koord. Kesling Pustu Rempung (Sanusi Fadli,S.Kep)

(Hairani,SKM) Polindes Rempung ( Rahmawati, AMdKeb)

Koord. P2P Polindes Aik Dewa ( Ika dewi A,AMD.Keb)


Gambar 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Pringgasela
(Hamdi,S.Kep) Polindes Pengadangan ( HUzratul Aini)
B. VISI DAN MISI
Koord. Upaya Pengadan Barat ( Kokom .K, AMD.Keb)
Pengembangan
Visi adalah suatu
Timahpandangan jauh
Nuh ( Sari rosidi, tentang Puskesmas Pringgasela, tujuan-
AMD.Keb)
(Algazali Hasan,S.Si)
tujuan puskesmas danPringgasela
apa yangTimur ( Syarifah
harus Zubaidah
dilakukan untuk) mencapai tujuan tersebut pada
Jurit Baru ( Irma Rahayu, AMD.Keb)
masa yang akan datang. Visi dari Puskesmas Pringgasela adalah terwujudnya
Jurit ( Nani Diana Zohra, AMD.Keb)
pelayanan Puskesmas Pringgasela yang berkualitas
Pr. Sela Selatan ( Sopiatun .H, AMd Keb)
dan profesional menuju

Kecamatan Pringgasela sehat 2020.


Sedangkan misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

Puskesmas Pringgasela dalam usahanya mewujudkan visi. Misi adalah tujuan dan alas

an mengapa Puskesmas itu ada. Misi dari Puskesmas Pringgasela sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat

b. Menigkatkan derajat kesehatan masyarakat

c. Mengelola lingkungan dengan baik

d. Pengelolaan manajemen yang efektif dan efisien

C. TUGAS DAN FUNGSI

1. Tugas dan Fungsi Kepala Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2014 pasal 33 bahwa setiap Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas yang

melaksanakan tangung jawabnya dalam merencanakan dan mengusulkan kebutuhan

sumber daya Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara khusus,

dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari demi tercapainya visi dan misi

puskesmas Pringgasela, kepala puskesmas memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai

berikut :

a. Menyusun dan menetapkan rencana strategis UPTD sesuai renstra Dinas

Kesehatan bidang pelayanan kesehatan

b. Menyusun dan menetapkan rencana anggaran satuan kerja SKPD


c. Mengkoordinasikan rencana anggaran satuan kerja UPTD dengan Dinas melalui

sub dinas terkait.

d. Mengkoordinasikan rencana kerja tahunan UPTD dengan dinas

e. Mengkoordinasikan unit kerja internal UPTD

f. Melakukan pembinaan dan pengembangan pegawai di lingkup UPTD

g. Mendistribusikan tugas kepada sub bagian dan unit kerja pelayanan yang ada di

bawahnya sesuai dengan lingkup tugasnya.

h. Melakukan pembinaan terhadap rencana anggaran satuan kerja UPTD

i. Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis di lingkup UPTD

j. Menerima dan menindaklanjuti informasi dan data di lingkup UPTD

k. Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPTD

l. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis dan rencana anggaran satuan

kerja secara berkala

m. Menyusun laporan secara berkala (bulanan dan tahunan) pelaksanaan kegiatan

UPTD

n. Melakukan penilaian terhadap hasil dan prestasi kerja dalam DP3 terhadap

bawahannya di lingkup UPTD

o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atas sesuai dengan lingkup

tugasnya.
2. Tugas dan Fungsi Dokter Umum Puskesmas

Sebagai staf fungsional di Puskesmas Pringgasela, penulis memiliki tugas pokok

dan fungsi dokter, sebagaimana tercantum dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

antara lain :

a. Melakukan pelayanan medik umum konsul pertama


b. Melakukan tindakan darurat medik / P3K tingkat sedang
c. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap
d. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
e. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
f. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
g. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
h. Membuat catatan medik pasien rawat inap
i. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
j. Menguji kesehatan individu
k. Melakukan tugas jaga di tempat

3. Uraian Tugas dan Jabatan

Berdasarkan masalah-masalah yang ada dan Sasaran Kinerja Pegawai di atas,

pada rancangan aktualisasi ini, penulis akan menitik beratkan permasalahan pelayanan

pasien dalam hal pemeliharaan kesehatan bayi dan balita, khususnya dalam

peningkatan mutu pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di puskesmas

Pringgasela. Berdasarkan SKP tersebut, penulis membuat rancangan aktualisasi yang

berjudul : RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PNS DALAM

MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PADA PASIEN MANAJEMEN

TERPADU BALITA SAKIT DI PUSKESMAS PRINGGASELA KABUPATEN LOMBOK

TIMUR.
Waktu pelaksanaan aktualisasi dibatasi selama 13 hari yaitu tanggal 5 November

s.d 17 November 2015 yang bertempat di Puskesmas Pringgasela.


Adapun dalam melaksanakan pemigkatan mutu pelayanan kesehatan pada pasien

MTBS tersebut terdapat beberapa tahapan kegiatan yang akan penulis aktualisasikan,

yaitu :
1. Melapor dan konsultasi masalah dengan mentor
2. Mendiskusikan masalah dengan koordinator bidan
3. Membuat rancangan SOP dan bagan alur pelayanan MTBS
4. Konsultasi SOP dan bagan alur pelayanan MTBS yang telah dirancang
5. Realisasi SOP dan bagan alur pelayanan
6. Mendiskusikan rencana pembuatan formularium terapi untuk pelayanan MTBS
7. Membuat rancangan formularium terapi untuk pelayanan MTBS
8. Konsultasi formularium terapi pelayanan MTBS yang telah dirancang
9. Reallisasi formularium terapi pelayanan MTBS
10. Mensosialisasikan SOP dan bagan alur pelayanan MTBS kepada semua staf

PKM
11. Mensosialisasikan formularium terapi pelayanan MTBS kepada semua staf PKM
12. Menerapkan SOP pelayanan MTBS di Puskesmas
13. Menerapkan formularium terapi MTBS di Puskesmas
14. Monitoring dan evaluasi terhadapa penerapan SOP dan bagan alur pelayanan

MTBS
15. Monitoring dan evaluasi terhadap penerapan formularium terapi pelayanan

MTBS

D. DATA KEPEGAWAIAN

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Puskesmas Pringgasela

terdapat sumber daya aparatur (pegawai) sebanyak 30 orang PNS, 4 orang PTT

(pegawai tidak tetap), dan 36 orang JOB. Gambaran kualifikasi pegawai negeri yang

ada pada Puskesmas Pringgasela berdasarkan jabatan, pangkat, dan tingkat

pendidikan yang ditamatkan disajikan pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.1 Komposisi Pegawai Negeri menurut jabatan dan Pangkatnya pada Puskesmas
Pringgasela Tahun 2015

Jumlah Menurut Golongan


No Nama Jabatan Ket.
Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV
1 Kepala
- - 1 -
Puskesmas
2 Kepala Subag
- - 1 -
Tata Usaha
3 Fungsional
- 2 - -
Umum
4 Perawat - - 10 -
5 Dokter - - 2 -
6 Apoteker - - 1 -
7 Dokter Gigi - - 1 -
8 Perawat Gigi - 1 - -
9 Bidan - 2 4 -
Pranata
10 - - 1 -
Laboratorium
11 Nutrisionis - - 2 -
12 Sanitarian - - 2 -
Jumlah 5 25
Tabel 2.2 Komposisi Pegawai Negeri menurut Pendidikan yang Ditamatkan pada
Puskesmas Pringgasela pada tahun 2015

Jenjang Pendidikan
No Terakhir yang Jumlah
Ditamatkan

1 SD -
2 SLTP -
3 SLTA/SPK 4
4 D3 9
5 S1/Akta IV 17
6 S2 -
Jumlah 30

Adapun gambaran kualifikasi pegawai PTT dan JOB yang ada pada Puskesmas

Pringgasela berdasarkan jabatan dan tingkat pendidikan yang ditamatkan disajikan

pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Komposisi Pegawai PTT dan JOB Menurut Jabatan dan Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan pada Puskesmas Pringgasela Tahun 2015.

TINGKAT
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN JUMLAH KET
TERAKHIR

1 Fungsional Umum SLTA 5


S1 2

2 Perawat DIII 7
SPK 1

3 Asisten Apoteker DIII 1

4 Penyuluh Kesehatan S1 1
Masyarakat

5 Perawat Gigi DIII 1

6 Bidan DIII 6

7 Laboran DIII 1

8 Nutrisionis DIII 1

9 Perekam Medis S1 1

10 Sanitarian DIII 2
DI 1

11 Bidan Desa Polindes DIII 10 PTT=4 orang

Jumlah 40

BAB III
AKTUALISASI

A. NILAI-NILAI DASAR ASN

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, yang

merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi

tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin

terwujudnya nilai-nilai publik antara lain:


a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,

antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;


b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan

PNS dalam politik praktis;


c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan

pemerintah dan pelayanan publik;


d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai

penyelenggara pemerintahan.

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap

bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme pancasila

adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan

tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.


a. Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila bagi ASN (Sila ke-1 dan Sila ke-2)
1) Pemahaman dan implementasi Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa bagi

Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya;


2) Pemahaman dan implementasi Nilai-Nilai Kemanusiaan bagi Aparatur Sipil

Negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya.


b. Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila bagi ASN (Sila ke-3 s/d Sila ke-5)
1) Pemahaman dan implementasi Nilai-Nilai Persatuan bagi Aparatur Sipil Negara

(ASN) dalam menjalankan Tugasnya;


2) Pemahaman dan implementasi Nilai-Nilai Kerakyatan bagi Aparatur Sipil

Negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya;


3) Pemahaman dan implementasi Nilai-Nilai Keadilan Sosial bagi Aparatur Sipil

Negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya.

3. Etika Publik

Etika publik yaitu refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,

benar/salah prilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik

dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika publik juga

merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nila-nilai kejujuran, solidaritas,

keadilan, dan dipraktekkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap

kesejahteraan masyarakat.

4. Komitmen Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, jasa,

manusia, proses, yang sesuai bahkan melebihi harapan. Indikator dari komitmen mutu,

yaitu efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu dalam pelaksanaan tugas.

5. Anti-Korupsi

Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan yang luar biasa sehingga kita harus

menghindarkan diri dari prilaku dan tindakan korupsi. Kata korupsi berasal dari bahasa

latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras

dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa. Salah satu

alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan, baik

dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas.

Anti-korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala
tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh

keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat, baik secara langsung maupun

tidak. Anti-korupsi mengacu pada tidakan menjauhi dan memberantas perbuatan-

perbuatan yang bersifat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

B. KEGIATAN AKTUALISASI

Dalam melaksanakan kegiatan peningkatan mutu pelayanan kesehatan pasien MTBS di

Puskesmas Pringgasela yaitu dengan penyusunan SOP dan bagan alur pelayanan pasien

MTBS, serta penyusunan formularium terapi pasien MTBS tersebut terdapat beberapa tahapan

kegiatan yang akan penulis aktualisasikan. Pada tahapan-tahapan tersebut, terdapat

penerapan nilai-nilai ANEKA, yang disajikan di tabel berikut.


Tabel 3.1 Nilai-nilai Dasar ASN dalam Kegiatan Pembuatan SOP dan Bagan Alur Pelayanan Pasien MTBS, serta Pembuatan Formularium Terapi

Pasien MTBS.

No Tahapan Kegiatan Nilai-nilai dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan


1 Melapor dan konsultasi Akuntabilitas - Melapor kepada pimpinan (mentor)
masalah dengan mentor Penulis melaporkan dan
sambil mengkonsultasikan teknis
mengkonsultasikan rencana aktualisasi
pelaksanaan aktualisasi.
sesuai dengan rancangan yang telah - Mencatat saran dan masukan dari

dibuat dan disetujui oleh tim penguji pimpinan (mentor).


- Memberikan salinan surat pengantar
(coach dan narasumber).
dari BKD-Diklat Provinsi kepada
Etika Publik pimpinan (mentor).
Penulis melapor dan mengkonsultasikan

rancangan kegiatan yang penulis buat

dengan komunikasi yang baik dan

menjaga sopan santun dan sikap hormat

kepada pimpinan.

Komitmen Mutu
Penulis akan menggunakan kesempatan

konsultasi dengan pimpinan secara


efektif dan efisien mengingat

terbatasnya waktu yang dimiliki

pimpinan. Dengan menggunakan waktu

konsultasi sebaik mungkin, rancangan

kegiatan yang penulis rancang dapat

segera penulis tindak lanjuti.

Mencatat semua saran dan instruksi dari

atasan untuk menjamin terlaksananya

saran dan instruksi tersebut, tanpa ada

yang terlupakan.
Anti Korupsi

Melapor pada jam kerja ketika atasan

memiliki waktu luang di antara

kesibukannya menjalani tugas di kantor


2 Mendiskusikan masalah Akuntabilitas - Mengutarakan terlebih dahulu kepada
dengan koordinator bidan
Penulis mendiskusikan rencana koordinator bidan mengenai rencana

aktualisasi sesuai rancangan kegiatan aktualisasi dari rancangan kegiatan


yang telah dirancang
yang telah penulis rancang kepada
- Mendiskusikan lebih lanjut mengenai
koordinator bidan untuk mendapatkan
rencana aktualisasi
- Mencatat saran dan masukan dari
masukan sehingga rancangan kegiatan
kordinator bidan
dapat diterapkan.

Etika Publik
Penulis akan mendiskusikan rancangan

kegiatan yang penulis buat dengan

komunikasi yang baik dan menjaga

sopan santun dan sikap hormat kepada

bidan koordinator.

Komitmen Mutu
Penulis akan menggunakan kesempatan

diskusi dengan bidan koordinator secara

efektif dan efisien. Dengan

menggunakan waktu diskusi sebaik

mungkin, rancangan kegiatan yang

penulis rancang dapat segera penulis


tindak lanjuti.
Mencatat semua masukan dari

koordinator bidan untuk menjamin

terlaksananya masukan tersebut, tanpa

ada yang terlupakan


Anti Korupsi
Melapor pada jam kerja ketika

koordinator bidan memiliki waktu luang

di antara kesibukannya menjalani tugas

di kantor

3 Membuat rancangan SOP Akuntabilitas -Mencari referensi mengenai SOP pada


dan bagan alur pelayanan
MTBS Penulis akan mencari referensi terkait pelayanan pasien MTBS (SOP MTBS

masalah rancangan SOP dan bagan alur puskesmas lain di internet)


-Membandingkan SOP yang didapatkan
pelayanan MTBS dari berbagai sumber
dari referensi dengan kondisi nyata yang
(contoh SOP MTBS puskesmas lain,
ada di Puskesmas
internet, adaptasi dari form klasifikasi -Membuat SOP dan bagan alur

baku pasien MTBS dari Dinas pelayanan pasien MTBS disesuaikan

Kesehatan, buku panduan MTBS), serta dengan keadaan Puskesmas

rancangan SOP dibuat secara


profesional sesuai dengan keilmuan Pringgasela

yang penulis miliki.

Dari semua referensi yang telah

didapatkan, penulis akan

membandingkannya dan akan membuat

SOP dan bagan alur pelayanan MTBS

yang sesuai dengan puskesmas

Pringgasela.
Komitmen Mutu
Penulis akan membuat rancangan SOP

dan bagan alur pelayanan MTBS secara

sistematis dan sebaik mungkin

sehingga akan dihasilkan SOP dan

bagan alur pelayanan yang berkualitas.

4 Konsultasi SOP dan bagan Akuntabilitas


alur pelayanan MTBS yang
telah dirancang Penulis akan mengkonsultasikan SOP
dan bagan alur pelayanan MTBS yang
telah penulis rancang kepada pimpinan,
teman sejawat, bidan koordinator untuk
mendapatkan masukan dan persetujuan
sehingga SOP dan bagan alur
pelayanan dapat diterapkan dalam
pelayanan MTBS

Etika Publik
Penulis akan mengkonsultasikan SOP
dan bagan alur pelayanan yang penulis
buat dengan komunikasi yang baik dan
menjaga sopan santun dan sikap hormat
kepada pimpinan, teman sejawat, dan
bidan koordinator.

Komitmen mutu
Penulis akan menggunakan kesempatan
konsultasi dengan pimpinan, teman
sejawat, dan bidan koordinator secara
efektif dan efisien. Dengan
menggunakan waktu konsultasi sebaik
mungkin, SOP dan bagan alur
pelayanan yang penulis rancang segera
bisa diterapkan.

5 Realisasi SOP dan bagan Akuntabilitas


alur pelayanan
Penulis akan bertanggung jawab
terhadap rancangan SOP dan bagan
alur pelayanan yang telah disetujui dan
juga akan bertanggung jawab dalam
pencetakan SOP dan bagan alur
pelayanan tersebut

Komitmen Mutu
Penulis akan segera mengerjakan dan
mencetak rancangan SOP dan bagan
alur pelayanan yang telah disetujui.

6 Mendiskusikan rencana Akuntabilitas


pembuatan formularium Penulis akan mendiskusikan rencana
terapi untuk pelayanan pembuatan formularium terapi dengan
MTBS dengan apoteker apoteker untuk menerima masukan dan
menyamakan persepsi mengenai terapi
pasien pada pelayanan MTBS.

Etika Publik
Penulis akan mendiskusikan rencana
pembuatan formularium terapi dengan
komunikasi yang baik dan menjaga
sopan dan santun.

Komitmen Mutu
Penulis akan mendiskusikan rencana
pembuatan formularium terapi secara
efektif dan efisien.
7 Membuat rancangan Akuntabilitas
formularium terapi untuk
pelayanan MTBS Penulis akan mencari referensi terkait
masalah rancangan formularium terapi
pelayanan MTBS dari internet, serta
rancangan ini dibuat secara profesional
sesuai dengan keilmuan yang penulis
miliki.
Dari semua referensi yang telah
didapatkan, penulis akan
membandingkannya dan akan membuat
formularium terapi MTBS.
Komitmen Mutu
Penulis akan membuat rancangan
formularium terapi pelayanan MTBS
sebaik dan seinovatif mungkin sehingga
akan dihasilkan formularium terapi yang
berkualitas.

8 Konsultasi formularium Akuntabilitas


terapi pelayanan MTBS yang
telah dirancang Penulis akan mengkonsultasikan
formularium terapi MTBS yang telah
penulis rancang kepada pimpinan,
teman sejawat, apoteker, bidan
koordinator untuk mendapatkan
masukan dan persetujuan sehingga
formularium terapi pelayanan dapat
diterapkan dalam pelayanan MTBS.

Etika Publik
Penulis akan mengkonsultasikan formula
terapi MTBS yang penulis buat dengan
komunikasi yang baik dan menjaga
sopan santun dan sikap hormat kepada
pimpinan, teman sejawat, apoteker, dan
bidan koordinator.

Komitmen mutu
Penulis akan menggunakan kesempatan
konsultasi dengan pimpinan, teman
sejawat, apoteker, dan bidan
koordinator secara efektif dan efisien.
Dengan menggunakan waktu konsultasi
sebaik mungkin, formularium terapi yang
penulis rancang segera bisa diterapkan.

9 Realisasi formularium terapi Akuntabilitas


pelayanan MTBS
Penulis akan bertanggung jawab
terhadap rancangan formularium terapi
yang telah disetujui dan juga akan
bertanggung jawab dalam pencetakan
formularium terapi tersebut

Komitmen Mutu
Penulis akan segera mengerjakan dan
mencetak rancangan formularium terapi
yang telah disetujui.
10 Mensosialisasikan SOP dan Akuntabilitas
bagan alur pelayanan MTBS
kepada semua staf PKM Penulis akan memberikan sosialisasi
secara profesional sesuai dengan
keilmuan yang penulis kuasai dengan
menampilkan SOP dan bagan alur
pelayanan yang telah dibuat
Etika Publik
Penulis akan memberikan sosialisasi
dengan menggunakan bahasa yang
santun dan sopan sehingga pendengar
nyaman dan dapat menerima informasi
yang berikan.
Komitmen Mutu
Penulis akan memberikan sosialisasi
yang berkualitas secara singkat, jelas
dan padat.
11 Mensosialisasikan Akuntabilitas
formularium terapi pelayanan
MTBS kepada semua staf Penulis akan memberikan sosialisasi
PKM secara profesional sesuai dengan
keilmuan yang penulis kuasai dengan
menampilkan formularium terapi
pelayanan yang telah dibuat
Etika Publik
Penulis akan memberikan sosialisasi
dengan menggunakan bahasa yang
santun dan sopan sehingga pendengar
nyaman dan dapat menerima informasi
yang berikan.
Komitmen Mutu
Penulis akan memberikan sosialisasi
yang berkualitas secara singkat, jelas
dan padat.

12 Menerapkan SOP pelayanan Akuntabilitas


MTBS di Puskesmas Penulis akan mulai menerapkan SOP
pelayanan dan bagan alur pelayanan
MTBS yang benar setelah dilakukannya
sosialisasi kepada semua staf.
Komitmen mutu
Penulis akan membagikan SOP dan
bagan alur pelayanan MTBS di semua
ruangan dan menempelnya di papan
mading atau dinding loket dengan
tampilan yang rapi dan menarik
sehingga memudahkan pasien untuk
membacanya

13 Menerapkan formularium Akuntabilitas


terapi MTBS di Puskesmas Penulis akan mulai menerapkan
formularium terapi MTBS yang benar
setelah dilakukannya sosialisasi kepada
semua staf.
Komitmen mutu
Penulis akan membagikan formularium
terapi pelayanan MTBS di semua
ruangan dan menempelnya di ruang
pelayanan MTBS untuk memudahkan
bidan dalam memberi terapi.

14 Monitoring dan evaluasi Akuntabilitas


terhadap penerapan SOP Penulis akan melakukan pengawasan
dan bagan alur pelayanan dan penilain terhadap pelaksanaan SOP
MTBS dan bagan alur pelayanan MTBS
dengan penuh tanggung jawab.
Etika Publik
Penulis akan memberikan masukan dan
pendapat kepada petugas MTBS jika
terjadi kesalahan dengan kalimat yang
sopan dan mudah dimengerti.

15 Monitoring dan evaluasi Akuntabilitas


terhadap penerapan Penulis akan melakukan pengawasan
formularium terapi pelayanan dan penilain terhadap penerapan
MTBS formularium terapi MTBS dengan penuh
tanggung jawab.
Etika Publik
Penulis akan memberikan masukan dan
pendapat kepada petugas MTBS jika
terjadi kesalahan dalam menerapkan
formularium terapi dengan kalimat yang
sopan dan mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai