Anda di halaman 1dari 17

Respon imun ada dua yaitu imunitas alamiah atau nonspesifik/

natural/innate/native/nonadaptif dan imunitas dapatan atau spesifik/adaptif/


acquired.
Gambar 1. Mekanisme imunitas bawaan dan imunitas adaptif (Abbas et al., 2014). Mekanisme imunitas bawaan
merupakan pertahanan awal melawan infeksi. Sedangkan respon imun adaptif timbul setelahnya dan dimediasi
oleh limfosit dan produknya. Antibodi mengeblok infeksi dan mengeliminasi mikroba, eradikasi mikroba
ekstrasel dilakukan oleh sel T. Kinetika respon imun bawaan dan adaptif berbeda tergantung dari jenis
infeksinya.
7 a. Respon imun nonspesifik
Respon imun nonspesifik merupakan imunitas bawaan (innate imunity)
dimana respon imun terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh
sebelumnya tidak pernah terpapar oleh zat tersebut (Kresno, 1996). Imunitas
nonspesifik berperan paling awal dalam pertahanan tubuh melawan mikroba
patogen yaitu dengan menghalangi masuknya mikroba dan dengan segera
mengeliminasi mikroba yang masuk ke jaringan tubuh (Abbas et al., 2014).
Respon imun jenis ini akan selalu memberikan respon yang sama terhadap
semua jenis agen infektif dan tidak memiliki kemampuan untuk mengenali
agen infektif meskipun sudah pernah terpapar sebelumnya. Yang termasuk
dalam respon imun nonspesifik adalah pertahanan fisik, biokimia, humoral dan
seluler (Baratawidjaja & Rengganis, 2009).
b. Respon imun spesifik
Respon imun spesifik merupakan respon yang didapat dari stimulasi oleh
agen infektif (antigen/imunogen) dan dapat meningkat pada paparan
berikutnya. Target dari respon imun spesifik adalah antigen, yaitu suatu
substansi yang asing (bagi hospes) yang dapat menginduksi respon imun
spesifik (Benjamini et al., 2000). Antigen bereaksi dengan T-cell Receptor
(TCR) dan antibodi. Antigen dapat berupa molekul yang berada di permukaan
unsur patogen maupun toksin yang diproduksi oleh antigen yang bersangkutan.
Ada tiga tipe sel yang terlibat dalam respon imun spesifik yaitu sel T, sel B
dan APC (makrofag dan sel dendritik) (Benjamini et al., 2000). Respon imun
8 spesifik meliputi aktivasi dan maturasi sel T, sel mediator dan sel B untuk
memproduksi antibodi yang cukup untuk melawan antigen (Kresno, 1996).
Pada hakekatnya respon imun spesifik merupakan interaksi antara bebagai
komponen dalam sistem imun secara bersama-sama.
Respon imun spesifik terdiri dari respon imun seluler (cell-mediated
immunity) dan respon imun humoral. Perbedaan kedua respon imun tersebut
terletak pada molekul yang berperan dalam melawan agen infektif, namun
tujuan utamanya sama yaitu untuk menghilangkan antigen (Benjamini et al.,
2000). Respon imun seluler diperlukan untuk melawan mikroba yang berada di
dalam sel (intraseluler) seperti virus dan bakteri. Respon ini dimediasi oleh
limfosit T (sel T) dan berperan mendukung penghancuran mikroba yang berada
di dalam fagosit dan membunuh sel yang terinfeksi. Beberapa sel T juga
berkontribusi dalam eradikasi mikroba ekstraseluler dengan merekrut leukosit
yang menghancurkan patogen dan membantu sel B membuat antibodi yang
efektif (Abbas et al., 2015).
Agen infektif yang berada di luar sel dapat dilawan dengan respon imun
humoral. Respon ini dimediasi oleh serum antibodi, suatu protein yang
disekresikan oleh sel B (Benjamini et al., 2000). Sel B berdiferensiasi menjadi
satu klon sel plasma yang memproduksi dan melepaskan antibodi spesifik ke
dalam darah serta membentuk klon sel B memori (Kresno,1996). Sel B
menghasilkan antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu. Antibodi ini
berikatan dengan antigen membentuk suatu kompleks antigen-antibodi yang
9 dapat mengaktivasi komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut
(Kresno, 1996). Respon imun humoral ada dalam darah dan cairan sekresi seperti mukosa,
saliva, air mata dan ASI. Elemen lain yang berperan penting dalam respon
imun humoral adalah sistem komplemen. Sistem komplemen diaktivasi oleh
reaksi antara antigen dan antibodi. Ketika aktif sistem komplemen akan
melisiskan sel target atau meningkatkan kemampuan fagositosis sel fagosit
(Benjamini et al., 2000).
Interaksi respon imun seluler dengan humoral disebut antibody dependent
cell mediated cytotoxicity (ADCC) karena sitolisis baru terjadi bila dibantu
antibodi. Dalam hal ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran sehingga
sel NK dapat melekat pada sel atau antigen sasaran dan menghancurkannya
(Kresno,1996).
3. Makrofag
Sel fagosit mononuklear adalah sel efektor yang berperan penting dalam
imunitas nonspesifik maupun imunitas spesifik. Sel fagosit mononuklear yang
paling dominan adalah makrofag. Makrofag berperan penting dalam pertahanan
hospes karena memproduksi sitokin yang menginisiasi dan meregulasi inflamasi.
Makrofag akan memakan dan menghancurkan mikroba, serta membersihkan
jaringan yang mati dan menginisiasi proses perbaikan jaringan (Abbas et al.,
2014). Makrofag berperan dalam imunitas nonspesifik melalui aksi fagositosis
mikroba dan produksi sitokin yang selanjutnya akan mengaktifkan mediator
mediator inflamasi. Sedangkan dalam imunitas spesifik makrofag berperan
sebagai efektor yang mengekspresikan protein mikroba yang telah difagosit
kepada sel T. Selanjutnya sel T akan menstimulasi makrofag untuk
menghancurkan mikroba tersebut. Pada permukaan makrofag terdapat reseptor
untuk antibodi yang apabila diduduki oleh antibodi akan memicu fagositosis
makrofag (Abbas et al., 2015).
Sel ini berasal dari sel induk pluripoten yang mengalami diferensiasi
menjadi sel pre-monosit yang meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam
sirkuasi untuk selanjutnya berdiferensiasi menjadi monosit matang (Baratawidjaja
& Rengganis, 2009). Monosit adalah fagosit yang didistribusikan secara luas di
organ limfoid dan organ lainnya, berperan sebagai APC yang akan mengenal dan
menyerang mikroba dan sel kanker, memproduksi sitokin, mengarahkan
pertahanan sebagai respon terhadap infeksi, remodeling dan perbaikan jaringan
(Baratawidjaja & Rengganis, 2009). Sel monosit yang matang akan bermigrasi ke
berbagai jaringan untuk berdiferensiasi menjadi makrofag jaringan spesifik
dengan berbagai fungsi. Makrofag yang hidup dalam jaringan sebagai makrofag
residen (fixed macrophage) berbentuk khusus tergantung jaringan yang ditempati,
misalnya di usus (makrofag intestinal), kulit (sel dendritik atau sel Langerhans),
paru (makrofag alveolar, sel Langerhans), hati (sel Kuppfer), otak (sel mikroglia),
ginjal (sel mesangial), jaringan ikat (histosit), tulang (osteoklas) dan cairan
peritoneum (makrofag peritoneal) (Baratawidjaja & Rengganis, 2009).
Makrofag memiliki dua fungsi utama yaitu menelan dan menghancurkan
agen infektif yang masuk ke dalam tubuh serta mengambil antigen dan
memprosesnya untuk kemudian menyajikan antigen tersebut pada permukaannya
kepada sel T. Fungsi makrofag yang kedua disebut dengan Antigen Presenting
Cell (APC). Makrofag dan monosit dapat hidup lama, mempunyai beberapa
granul dan melepas berbagai bahan di antaranya lisozim, komplemen, interferon
dan sitokin yang semuanya berkontribusi dalam pertahanan nonspesifik maupun
spesifik. Gambar 2. Tahapan fagositosis mikroba oleh sel fagosit (Abbas et al., 2014). Mikroba yang
masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel fagosit kemudian membran sel fagosit akan
mengelilingi mikroba yang terikat tadi dan pada akhirnya mikroba akan dicerna di dalam fagosom. Di
dalam sel fagosit terjadi fusi antara fagosom dan lisosom membentuk fagolisosom. Sel fagosit
menghasilkan ROS, NO dan enzim lisosomal dalam fagolisosom sehingga menyebabkan mikroba mati.
Makrofag yang teraktivasi adalah makrofag yang memiliki kemampuan
membunuh mikroba yang lebih berkembang dibanding makrofag yang tidak aktif
(Coligan et al., 2010). Makrofag diaktivasi oleh berbagai rangsangan misalnya
LPS (Lipopolisakarida) yang dihasilkan bakteri, IFN-γ yang diproduksi oleh sel
NK dan aktivasi TLR (Toll-like Receptor) oleh ligan PAMPs (Pathogen
Associated Molecular Patterns) (Baratawidjaja & Rengganis, 2009; Coligan et al.,
2010). Makrofag yang aktif dapat menangkap, memakan dan mencerna antigen
eksogen, seluruh mikroba, partikel tidak larut dan bahan endogen seperti sel
pejamu yang cedera atau mati karena makrofag akan menghasilkan NO, TNF dan
IL-12 (Coligan et al., 2010). Penghancuran mikroorganisme atau antigen terjadi
dalam beberapa tingkat yaitu kemotaksis, menangkap, memakan, fagositosis,
memusnahkan dan mencerna (Baratawidjaja & Rengganis, 2009). Fagositosis
merupakan proses ingesti partikel yang dilakukan oleh sel fagosit. MAF
(Macrophage Activating Factor) adalah kemoatraktan untuk makrofag (Bellanti,
1985). Fagositosis yang efektif pada invasi dini antigen dapat mencegah
terjadinya infeksi. Sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem
imun spesifik. Aktivitas fagositosis makrofag dapat ditentukan dengan
menghitung indeks dan kapasitas fagositosisnya.
4. Limfosit
Limfosit merupakan turunan dari sel darah putih (leukosit) yang berperan
penting dalam sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai penyakit infeksi.
Limfosit berasal dari sel induk ploripoten yang berdiferensiasi melalui jalur
limfoid di dalam hati, sumsum tulang, dan timus sehingga menjadi beberapa kelas
utama (Kresno, 1996). Limfosit terdiri atas sel T (TH, TC, TR), sel B dan sel NK
(Baratawidjaja & Rengganis, 2009). Sel T berdiferensiasi di dalam timus,
sedangkan sel B berdiferensiasi di dalam sumsum tulang belakang dan organ
limfoid perifer. Pada burung sel B berdiferensiasi dalam bursa Fabricius
(Baratawidjaja & Rengganis, 2009). Sel B mengalami maturasi menjadi sel
plasma, atau sel B memori di bawah pengaruh makrofag. Sel T dibedakan menjadi
sel TH (CD4+) yang dapat mengenali antigen, sel T supresor yang mengatur dan
sel TC (CD8+) yang langsung memusnahkan zat asing. Beberapa sel CD4+
termasuk dalam subset sel T spesial karena berfungsi mencegah atau membatasi
respon imun, yaitu limfosit T regulatori (TR) (Abbas et al., 2014). Sel NK
termasuk dalam kelompok limfosit granuler besar yang memiliki banyak
sitoplasma, granul plasma azurofilik, pseudopodia dan nukleus eksentris
(Baratawidjaja & Rengganis, 2009). Limfosit mampu mengenali antigen secara spesifik karena
mempunyai
reseptor pada permukaannya yang mampu mengenal antigen tertentu. Reseptor
tersebut pada sel T disebut dengan TCR dan surface immunoglobulin (sIg) pada
sel B (Kresno, 1996). Limfosit B memiliki protein marker surface
immunoglobulin M (sIgM), sedangkan marker protein pada limfosit T adalah
limfosit TC berupa CD8+ dan limfosit TH berupa CD4+ (Shen & Louie, 2005). Sel
T CD4+ memiliki peran yang sangat penting dalam imunitas spesifik yaitu
membantu APC dan T CD8+ memulai respon imun spesifik. Secara umum,
15 limfosit yang teraktivasi akan segera membelah/berproliferasi dan
mengekspresikan serta memproduksi sitokin yang dapat mengaktivasi proliferasi
limfosit dalam organ limfoid (Baratawidjaja, 2000; Delves et al., 2011). Respon
proliferasi limfosit terhadap antigen hanya terjadi jika pasien sudah diimunisasi
dengan antigen, sudah sembuh dari infeksi mikroorganisme yang mengandung
antigen, atau sudah divaksinasi. Selain aktivitas fagositosis makrofag, perubahan respon imun dapat
diukur
dari jumlah proliferasi limfosit. Uji proliferasi limfosit dapat dilakukan dengan mengukur kemampuan
limfosit yang ditempatkan pada short-term tissue culture untuk membentuk suatu koloni proliferasi
ketika distimulasi oleh molekul asing, antigen atau mitogen secara in vitro (Anonim, 2000). Salah satu
metode yang
dapat digunakan dalam uji proliferasi limfosit adalah MTT reduction. Penentuan sel dengan metode
MTT biasanya digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel sebagai respon terhadap adanya mitogen,
stimulasi antigenik, growth factor dan reagen lain yang memicu pertumbuhan sel, untuk studi
sitotoksisitas dan dalam
derivasi kurva pertumbuhan sel (Anonim, 2007). Di dalam mitokondria sel hidup terdapat enzim
mitokondria dehidrogenase yang dapat memotong cincin tetrazolium pada MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-
2-yl)
2,5-diphenyltetra-zolium bromide) dan membentuk kristal ungu formazan. Absorbansi dari larutan
berwarna ungu tersebut dapat dikuantifikasi dengan pengukuran panjang gelombang 500-600 nm.
Peningkatan jumlah sel ditunjukkan dengan peningkatan jumlah formazan MTT yang terbentuk dan
peningkatan absorbansi.
5. Antibodi
Antibodi atau yang disebut juga imunoglobulin merupakan molekul glikoprotein yang terdiri atas
komponen polipeptida sebanyak 82-96% dan selebihnya karbohidrat (Kresno, 1996). Antibodi dibentuk
oleh sel B sebagai
respon atas adanya antigen yang bersifat imunologik masuk ke dalam tubuh dan berperan dalam respon
imun humoral. Antibodi yang terbentuk bersifat spesifik terhadap antigen. Interaksi antara antigen
dengan membran antibodi pada sel B naive, menyebabkan terjadinya respon imun humoral. Setelah
disekresikan ke
dalam sirkulasi darah dan cairan mukosal, antibodi akan menetralkan dan mengeliminasi mikroba dan
toksin mikroba yang berada di luar sel inang (Abbas et al., 2014). Antibodi memiliki dua fungsi yaitu
fungsi netralisasi (mengikat antigen) dan fungsi efektor yang diperantarai antibodi (Kresno, 1996). Fungsi
efektor terdiri atas netralisasi mikroba atau produknya yang toksik, aktivasi sistem komplemen,
opsonisasi antigen, lisis sel target dan hipersensitivitas tipe segera. Molekul antibodi dibentuk sel B dalam
dua bentuk yaitu sebagai reseptor permukaan antigen dan sebagai antibodi yang disekresikan ke dalam
cairan ekstraseluler. Pengikatan antigen harus disertai dengan fungsi efektor sekunder agar antigen
terikat kuat dengan imunoglobulin. Fungsi efektor sekunder yaitu memacu aktivasi komplemen dan
merangsang pelepasan hitamin oleh basofil atau sel mast. Opsonisasi antigen oleh imunoglobulin
memudahkan APC memproses dan menyajikan antigen kepada sel T. Gambar 3. Respon imun primer
dan sekunder sel B (Abbas et al., 2014). Antigen X dan Y akan menginduksi produksi antibodi yang
berbeda, yang merefleksikan spesifisitas antibodi tersebut. Respon sekunder terhadap antigen X lebih
cepat dan besar dibandingkan dengan respon primer dan berbeda dengan respon primer terhadap
antigen Y. Level produksi antibodi dinyatakan sebagai nilai arbitrari dan bervariasi tergantung tipe
antigen yang memapar. Setelah imunisasi, repon imun primer akan muncul 1-3 minggu sedangkan respon
imun sekunder muncul akan muncul 2-7 hari tetapi kecepatannya sangat dipengaruhi oleh antigen dan
sifat imunisasi. Antibodi/imunoglobulin dapat ditemukan dalam berbagai cairan tubuh seperti darah, air
mata, saliva dan ASI. Imunoglobulin memiliki 5 kelas utama
yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE. Klasifikasi ini dilakukan berdasarkan perbedaan struktur kimia yang
mengakibatkan perbedaan sifat biologis maupun fisik. Imunoglobulin memiliki dua bentuk yaitu sIg dan
Ig. Perbedaannya adalah pada domain terminal-C, di mana sIg memiliki bagian transmembran dan
bagian
intrasitoplasmik yang lebih pendek (Kresno, 1996). Kadar antibodi dalam darah dapat meningkat karena
adanya respon primer dan respon sekunder terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu
cara
yang digunakan untuk mendeteksi antibodi atau antigen dalam sampel ialah dengan Enzym Linked
Immunosorbent Assay (ELISA). Metode ELISA dapat
dikelompokkan menjadi ELISA langsung, ELISA tidak langsung, ELISA
antibody-sandwich, ELISA double antobody-sandwich, ELISA direct cellular dan
ELISA indirect cellular (Coligan et al., 2010). Prinsip dasar ELISA adalah bahwa
suatu antibodi dapat mengenali satu epitop tertentu secara spesifik dan
membentuk kompleks antigen-antibodi yang kemudian divisualisasikan dengan
cara menambahkan antibodi kedua yang dikonjugasikan dengan enzim.
Pemaparan substrat pada kompleks tadi akan menghasilkan warna yang dapat
diukur intensitasnya.

Organ Sistem kekebalan utama


Organ utama dalam sistem kekebalan tubuh adalah sumsum tulang, timus, limpa dan kelenjar
getah bening. Mari kita lihat di organ-organ sistem kekebalan tubuh dan fungsinya.
1. Sumsum tulang: Semua sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia terbentuk pada sumsum
tulang, ditemukan dalam tulang, dengan proses yang disebut hematopoiesis. Proses
hematopoiesis melibatkan diferensiasi sel induk sumsum tulang yang diturunkan, baik menjadi
sel dewasa dari sistem kekebalan tubuh atau prekursor sel yang bergerak dari sumsum tulang
dan melanjutkan pematangan mereka di tempat lain. Sumsum tulang bertanggung jawab untuk
produksi sel sistem kekebalan yang penting seperti sel B, granulosit, sel-sel pembunuh alami dan
timosit dewasa. Hal ini juga menghasilkan sel-sel darah merah dan platelet.
2. Kelenjar Timus: Situs lain untuk produksi sel sistem kekebalan atau limfosit adalah kelenjar
timus. , Kelenjar ini bilobed datar terletak di daerah dada bagian atas, di atas jantung dan paling
aktif memproduksi sejumlah limfosit selama masa kanak-kanak. Fungsi utama dari kelenjar
timus adalah untuk menghasilkan sel T matang. Sel-sel yang belum matang diproduksi di
sumsum tulang, bermigrasi dan datang ke timus, di mana proses pematangan berlangsung.
Proses pematangan ini adalah salah satu yang luar biasa, karena memungkinkan hanya sel-sel T
menguntungkan akan dirilis ke dalam aliran darah. Sel T yang membangkitkan respon
autoimun yang merugikan mendapatkan dieliminasi.
3. Limpa: Ini organ sistem kekebalan tubuh terdiri dari sel-T, sel-B, sel-sel pembunuh alami,
makrofag, sel dendritik dan sel darah merah. Ini bertindak sebagai filter imunologi darah dan
menjebak benda asing, yaitu antigen dari aliran darah yang melewati limpa. Ketika makrofag
dan sel dendritik membawa antigen ke limpa melalui aliran darah, sel-sel B dalam limpa bisa
diaktifkan dan menghasilkan antibodi dalam tingkat yang besar. Dengan demikian, limpa juga
dapat dikenal sebagai pusat konferensi imunologi. Selain itu, limpa juga membentuk lokasi
kehancuran sel darah merah yang lama.
4. Kelenjar Getah Bening: Sama seperti cara limpa menyaring darah, kelenjar getah bening
ini, menyaring cairan interstitial yang hadir antara sel-sel tubuh manusia. Kelenjar getah
bening yang terletak di seluruh sistem limfatik tubuh dan tidak lain hanyalah agregasi
jaringan. Kelenjar getah bening yang terdiri dari sebagian besar sel-B, sel-T, makrofag
dan sel dendritik. Mereka bertindak sebagai filter imunologi dan menguras getah bening
dari sebagian besar jaringan tubuh dan menyaring antigen hadir di dalamnya, sebelum
mengizinkan getah bening untuk kembali ke sirkulasi.
5. Organ lain dari sistem kekebalan tubuh
1. Adenoid: Adenoids terletak di belakang rongga hidung, di mana bagian dari rongga
hidung memenuhi faring. Mereka muncul sebagai satu rumpun dari jaringan spons yang
membentuk garis pertahanan pertama dalam tubuh. Fungsi mereka adalah untuk
menghentikan bakteri dan organisme penyebab infeksi lainnya dari menginfeksi organ
tubuh lainnya. Ini terdiri dari jaringan limfoid terutama yang bertindak sebagai filter
dalam tubuh, dengan menjebak bakteri dan virus. Antibodi yang hadir didalam mereka
membantu melawan infeksi. Pada anak-anak organ ini sangat bermanfaat, namun, itu
menyusut pada saat anak memasuki remaja dan tidak ada pada orang dewasa.
2. Amandel: Ada ada dua massa jaringan kelenjar lembut di kedua sisi bagian belakang
mulut. Mereka terlihat pada cermin. Seiring dengan adenoid, mereka juga membentuk
garis pertahanan pertama terhadap infeksi. Fungsi utama mereka adalah untuk
menjebak bakteri dan virus dari udara yang dihirup. Limfosit dan antibodi hadir di
dalamnya membantu membunuh bakteri, sehingga memainkan peran penting dalam
melindungi tubuh. Amandel mencapai kematangan saat remaja dan setelah itu mulai
menjadi kurang fungsional
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan
Kesehatan Umar Zein Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Pendahuluan Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam
dan obat tradisional yang telah digunakan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia secara turun temurun. Keuntungan obat
tradisional yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah
kemudahan untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat
ditanam di pekarangan sendiri, murah dan dapat diramu sendiri
dirumah1. Hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan
tumbuhan obat untuk mengobati penyakit atau kelainan yang
timbul pada tubuh selama hidupnya, baik ketika masih bayi, kanak-
kanak, maupun setelah dewasa. Dan diakui serta dirasakan manfaat
tumbuhan obat ini dalam menyembuhkan penyakit yang diderita
atau meredakan kelainan yang timbul pada tubuh. Sebagai contoh
yang pernah dialami sendiri oleh penulis adalah penggunan kunyit
yang dicampur atau dioleskan dengan kapur sirih untuk mengobati
kelainan kulit akibat alergi yang dikenal dengan biduran atau
Urtikaria. Dengan menggosokkan kunyit dan kapur sirih ini, rasa
gatal dan bentol-bentol pada kulit akan segera hilang atau reda
dalam waktu yang tidak terlalu lama Oleh karena itulah,
popularitas tanaman obat tetap besar di masyarakat karena
manfaatnya secara langsung dapat dirasakan secara turum
temurun, walau

Daun sirih yang punya khasiat menyembuhkan kondisi gatal-gatal kulit ini. Rebus daun
sirih hingga mendidih. Kemudian saring air rebusan itu dan diminum.
Penelitian Eva F. Palumpun, Anak A. G. P. Wiraguna, dan Wimpie Pangkahila
dari Departemen Penyakit Kulit dan kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana menjelaskan daun sirih mengandung saponin, flavonoid, tannin, dan minyak
atsiri.
Kandungan saponin, flavonoid, serta tanin dapat membantu proses penyembuhan luka
karena berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba yang memengaruhi
penyambungan luka, dan juga mempercepat epitelisasi.
Epitelisasi merupakan salah satu fase utama dalam proses penyembuhan luka, disamping
pembentukan jaringan granulasi dengan kolagen dan jaringan ikat protein deposisi dan
angiogenesis.
“Ekstrak daun sirih dapat digunakan sebagai terapi pengobatan luka pada manusia,”
tulis Eva.
Selain daun sirih, daun kelor juga bisa menjadi obat biduran. Daun kelor dipercaya
meningkatkan kelembaban kulit karena kandungan vitamin E yang tinggi pada ekstrak
daun kelor.

1. Oatmeal
Hasil studi menunjukkan kalau oatmeal aman dan dapat menghilangkan gatal di badan, terutama untuk
kulit yang sebelumnya memiliki luka lepuh atau bernanah akibat cacar air, biduran, alergi, atau luka
bakar. Oatmeal yang dimaksud di sini adalah tipe koloid, yaitu oat yang sudah berupa bubuk halus.
Bahan ini sebenarnya sudah sering ditambahkan dalam produk sabun atau losion.
Anda dapat membelinya, atau membuat sendiri dengan menumbuk/ memblender halus gandum
mentah. Cara menghilangkan gatal di badan dengan oatmeal mudah saja. Selain dengan menggunakan
produk yang mengandung oatmeal tadi, Anda juga dapat mencampurkan bubuk oat ke dalam air mandi.

2. Gel Lidah Buaya atau Krim penyejuk


Bicara soal cara mengobati gatal-gatal, tentunya gel penyejuk seperti lidah buaya tak boleh sampai
terlewatkan. Gel lidah buaya memang ampuh menghilangkan gatal di badan sekaligus
menyejukkannya, khususnya bila itu disebabkan gigitan nyamuk atau luka bakar.
Selain lidah buaya, Anda juga dapat memakai produk yang mengandung cooling menthol atau
calamine. Guna memaksimalkan efek dinginnya, simpanlah produk ini dalam lemari es.
Iklan dari HonestDocs

HonestDocs Health Shop - Pesanz


Baca juga:
• Manfaat Lidah Buaya untuk Wajah dan Cara Pemakaiannya
• 33 Manfaat Lidah Buaya yang Terbukti Ilmiah

3. Pelembab berkualitas tinggi


Seperti disebutkan di awal tadi, salah satu penyebab gatal adalah karena kulit berada dalam kondisi
kering. Untuk itu, belilah produk pelembab berkualitas tinggi yang bebas zat pewangi jika kulit sangat
mudah kering.
Pelembab yang bagus mampu menahan air pada lapisan terluar kulit sehingga membuatnya tetap
terhidrasi dan tidak gatal. Contoh pelembab berkualitas tinggi adalah Cetaphil dan Eucerin.

4. Kompres dingin
Usai digigit nyamuk - ketimbang menggaruknya, sebenarnya ada cara menghilangkan gatal di badan
yang lebih efektif dan tidak meninggalkan bekas luka. Caranya adalah dengan menjaga bagian tersebut
tetap dingin/ sejuk.
Anda bisa meletakkan kompres dingin, kain basah, atau kantong plastik berisi es di atasnya selama 5-
10 menit, atau hingga sensasi gatalnya hilang. Mandi menggunakan air dingin juga membantu. Yang
penting, hindarkan area tersebut dari suhu/ air panas agar tak semakin iritasi.

5. Antihistamin
Histamin adalah zat kimia tubuh yang dihasilkan saat terjadi alergi, zat ini dapat memicu gatal-gatal,
ruam kemerahan, dan pembengkakan. Karenanya, untuk menghilangkan efek histamin ini, maka
diperlukan obat gatal berupa antihistamin. Beberapa contoh antihistamin, seperti CTM, ciproheptadin,
difenhidramin, cetirizine, loratadin, dan lain-lain.
Akan tetapi karena, kebanyakan bikin ngantuk, maka ada baiknya obat gatal ini diminum sebelum tidur
saja. Kecuali jika yang digunakan adalah antihistamin non-sedatif (tidak bikin ngantuk), contohnya
loratadin.

6. Hidrokortison
Cara mengobati gatal-gatal berikutnya adalah dengan mengoleskan krim anti-gatal yang mengandung
minimal 1% hidrokortison (salep hidrokortison). Kandungan ini mampu menghambat respon tubuh
terhadap radang dan membantu menenangkan kulit iritasi atau gatal. Anda dapat membelinya di toko
obat terdekat.
Tapi perlu diingat, penggunaan krim atau salep hanya ditujukan untuk area gatal yang sempit, bukan
gatal-gatal di sekujur badan. Untuk kasus gatal yang luas, biasanya dokter meresepkan steroid oral
(obat minum).
Baca juga: Obat Gatal Kulit Paling Ampuh di Apotek

7. Antidepresan
Menurut beberapa hasil studi, obat penangkal depresi ternyata juga mampu meredakan gatal. Alasannya
karena obat ini merilis serotonin sehingga membuat reseptor dalam tubuh tetap rileks dan tak terlalu
bereaksi dengan stimulan dari luar.

8. Pramoxine
Cara menghilangkan gatal di badan selanjutnya adalah dengan mengoleskan salep atau krim topikal
yang mengandung anestesi (pramoxine). Alasannya, sensasi gatal terjadi ketika serabut saraf sensoris
menerima rangsangan gatal tersebut.

9. Berhenti menggaruk
Cara menghilangkan gatal di badan satu ini mungkin sangat mudah dikatakan, tapi sulit dilakukan.
Bagaimanapun juga menggaruk merupakan respon alami tubuh ketika timbul rasa gatal. Akan tetapi
respon ini tak bisa memecahkan masalah sebenarnya.

. Kulit Pisang dapat Mengobati Gata;


Siapa yang menyangka kulit pisang dapat meredakan rasa gatal pada kulit. Pasalnya, kulit pisang
mengandung histamin, megnesium, vitamin C edan E yang dapat membantu mengatasi gatal-gatal.
Jadi, kalian tak perlu repot membeli salep ke dokter.
Caranya juga sangat mudah. Kalian hanya perlu mengoleskan bagian dalam kulit pisang pada area
tubuh yang gatal. Setelah itu, diamkan selama 10 hingga 15 menit kemudian bilas dengan air hangat.
Lakukan hal ini secara rutin.
2. Manfaat Lidah Buaya untuk Kulit Iritasi
Khasiat lidah buaya memang sudah tidak diragukan lagi. Tumbuhan ini rupanya memiliki zat anti
inflamasi yang dapat membantu menenangkan rasa gatal sekaligus sensasi terbakar pada kulit eksim.
Apalagi sifat anti mikroba lidah buaya dapat mencegah infeksi kulit lebih lanjut. Dengan menggunakan
lidah buaya, kulit juga dapat terhidrasi.
Untuk penggunaannya, kalian dapat memotong daun lidah buaya dan peras gel atau getah yang
terkandung. Kemudian oleskan pada kulit yang gatal dan biarkan hingga terserap. Setelah kering, bilas
dengan air hangat, ya. Lakukan hal ini secara rutin saat rasa gatal menyerang kembali.

3. Kompres dengan Air dan Minyak Kamomile


Kamomile paling populer digunakan sebagai teh. Rupanya, bunga ini memiliki kandungan zat aktif
azulene yang bersifat anti alergi sehingga ekstrak kamomile dalam bentuk minyak dapat digunakan
untuk mengatasi iritasi kulit, gatal akibat alergi, eksim bahkan jerawat.
Cara menggunakannya dengan memasukkan beberapa tetes minyak kamomile pada satu baskom air
hangat. Kemudian ambil kain berish dan masukkan dalam air tersebut. Peras kain tersebut kemudian
kompreskan pada bagian kulit yang gatal.

4. Atasi Kulit Gatal atau Iritasi dengan Minyak Kelapa


Minyak kelapa memiliki khasiat anti jamur, anti bakteri, antimikroba dan antioksidan. Bahan alami satu
ini juga memiliki kandungan asam laurat, vitamin K dan E yang membantu memerangi gatal serta
menghasilkan efek sejuk di kulit.
Nah, untuk minyak kelapa, kalian tidak perlu mencampurkannya dengan air hangat. Kalian bisa
langsung mengoleskan minyak kelapa pada kulit yang terasa gatal. Atau cara lainnya adalah dengan
mengonsumsi 2 hingga 4 sendok makan minyak kelapa setiap hari.

5. Gunakan Oatmeal untuk Mengobati Rasa Gatal


Oatmeal mengandung zat avenanthramides yang dapat mengurangi peradangan. Kandungan ini yang
membuat oat meal dapat digunakan sebagai obat gatal dan iritasi. Oatmeal juga mengandung senyawa
yang bersifat antiinflamasi dan antigatal .
Penggunaan oatmeal mudah, kok. Kalian hanya perlu mencampurkannya dengan air hingga menjadi
pasta. Kemudian oleskan pada bagian tubuh yang gatal atau iritasi dan diamkan sejenak. Selain itu,
kalian dapat membungkus oatmeal kering dalam kain tipis. Kemudian rendam dalam bak mandi selama
15 menit. Gunakan air tersebut untuk mandi. Cara ini diyakini mampu menghambat sinyal nyeri dan
gatal dalam tubuh.

6. Khasiat Daun Kemangi Menghilangkan Gatal


Daun kemangi mengandung zat anti-gatal yang disebut kapur barus dan thymol. Dengan menggunakan
daun ini, kalian dapat mengurangi keinginan untuk menggaruk bagian tubuh yang terasa gatal.
Umntuk menggunakan daun kemangi sebagai obat gatal, kalian harus menghancurkannya terlebih
dahulu. Setelah itu, gosokkan langsung pada kulit yang gatal.

7. Oleskan Kunyit Pada Kulit Gatal


Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Drugs in Dermatology pada tahun 2010 silam
menyebutkan bahwa kunyit dapat digunakan sebagai alternatif obat eksim akibat kandungan
antioksidannya. Kandungan curcumin di dalamnya memiliki sifat antiinflamasi dan bakterisida yang
membantu mengobati peradangan dan gatal kulit.
Campurkan setengah sendok teh kunyit dan susu secukupnya. Kemudian oleskan campuran tersebut
pada kulit yang gatal dan iritasi sebanyak dua kali sehari. Atau kalian bisa mengonsumsi langsung air
rebusan kunyit.

8. Lemon Ampuh Atasi Rasa Gatal


Lemon juga dapat digunakan untuk mengatasi gatal dan iritasi, lho. Tapi mungkin akan terasa sedikit
perih dan menyengat. Rasa perih tersebut muncul karena lemon sedang mengobati peradangan di
bawah kulit kalian.

9. Coba Gunakan Peppermint untuk Mengobati Iritasi


Peppermin rupanya juga dapat menghilangkan rasa gatal pada kulit, lho. Hal ini disebabkan sensasi
dingin tumbuhan ini sehingga menurunkan pembengkakan dan peradangan.
Penggunaannya sama dengan daun kemangi. Kalian harus menghaluskannya terlebih dahulu kemudian
gosok pada kulit yang gatal .

10. Kompres Es Batu untuk Mengurangi Rasa Gatal


Selain bahan-bahan alami di atas, satu lagi yang mudah ditemukan adalah es batu. Suhu dingin akan
mempengaruhi saraf penyebab gatal dan terkadang mampu melambatkan sehingga dapat meredakan
rasa gatal.
Kalian dapat memasukkan es batu ke dalam kain tipis. Kemudian tempelkan atau gosokkan pada kulit
yang terasa gatal atau iritasi. Kalian juga bisa menyiramkan air bersuhu dingin pada kulit secara
langsung, kok.

Obat Gatal Alami yang Ampuh


Ada berbagai bahan tradisional yang bisa digunakan untuk membuat ramuan obat gatal alami pada kulit
beserta caranya, di antaranya:

1. Daun salam
Obat gatal alami yang pertama adalah daun salam. Cara mambuat ramuat ini dengan melumatkan
beberapa daun salam yang sudah dicuci dan tempelkan pada kulit yang gatal.
2. Daun biduri dan minyak kelapa
Siapkan beberapa lembar daun biduri. Setelah itu, panaskan daun dan diolesi dengan minyak kelapa,
lalu tempelkan obat gatal-gatal ini pada kulit yang selagi daunnya masih hangat.

3. Daun mahkota dewa


Cara membuat obat gatal-gatal dari daun mahkota dewa adalah dengan menggilingnya hingga halus
kemudian balurkan ke bagian kulit yang gatal. Biarkan beberapa saat dan gatal pun akan hilang.

4. Kulit batang kamboja


Bukan hanya daun, ternyata obat gatal juga bisa dari batang. Kulit batang pohon kamboja digiling
hingga halus, kemudian obat gatal alami ini dibalurkan ke bagian tubuh yang gatal.

5. Minyak goreng dan garam


Percaya atau tidak, Anda bisa menggunakan campuran minyak goreng dan garam. Campurkan garam
ke dalam sedikit minyak goreng, kemudian aduk dan oleskan obat gatal kulit ke bagian kulit yang gatal.
Baca Juga: Obat Salep Ampuh untuk Atasi Gatal Pada Kulit

6. Lidah buaya
Berkat sifat antibakteri, antijamur, anti-inflamasi dan emolien, obat gatal kulit ini sangat baik untuk
mengobati sejumlah penyakit kulit termasuk ruam yang juga menenangkan kulit.
Jika gel lidah buaya segar yang ideal untuk mengatasi kulit gatal tidak tersedia, Anda dapat membeli
gel lidah buaya atau ekstrak di apotek.

7. Susu dan madu


Cara membuat obat gatal tradisional ini dengan menuangkan susu ke dalam mangkuk, celupkan kain
lap putih bersih ke dalam susu dan oleskan ke pada kulit gatal dan kering selama 5 menit. Susu
memiliki sifat anti-peradangan yang biasanya dapat menghilangkan gatal dari kulit kering. Susu sangat
menenangkan bagi kulit yang meradang, kering, dan gatal. Mandi air susu sebulan sekali juga bisa
membantu.

8. Jus lemon
Obat gatal-gatal pada kulit ini bisa langsung diaplikasikan pada kulit yang gatal untuk meredakan
iritasi. Anda mungkin ingin menghindari iritasi pada kulit jika Anda sering menggaruk pada bagian
kulit yang gatal. Jangan obat gatal dengan cara ini apabila ada luka bekas garukan pada kulit karena
dapat membuat kulit menjadi perih dan semakin iritasi

9. Buah kering
Diet kaya vitamin A, B dan E juga merupakan obat kulit gatal dan kering karena kekurangan vitamin
ini menyebabkan kulit kering. Buah-buahan kering membantu mempertahankan kelembapan di kulit.
Mengonsumsi buah-buahan kering secara teratur dapat membantu merawat kulit yang sangat kering.
10. Basil
Basil atau kemangi mengandung eugenol dalam jumlah besar, anestesi topikal. Cara membuat obat
kulit gatal ini cukup dengan menaruh 1/2 daun kemangi kering dalam 1 liter air mendidih. Biatkan
tetap tertutup untuk mencegah pelepasan eugenol aromatik dari teh. Setelah mendidih biarkan hingga
dingin. Celupkan kain bersih ke dalam teh kemangi dan oleskan ke kulit gatal hingga sembuh.

11. Daun mint


Daun mint mengandung mentol yang melimpah, memiliki sifat anestetik dan anti-inflamasi. Obat gatal
alergi tradisional ini bila dioleskan secara topikal. Untuk membuat teh mint, masukkan 1 ons daun mint
kering dalam 1 gelas air mendidih. Tutup dan biarkan hingga dingin. Saring, celupkan kain bersih ke
dalam teh, dan oleskan pada kulit gatal.

12. Santan kelapa


Santan tidak hanya mengurangi gatal dan kekeringan pada kulit, tetapi juga membantu memerangi
bintik hitam dan noda. Gosokkan ke wajah dan tubuh Anda, dan biarkan semalam.

13. Cuka apel


Jika mengalami kulit kering dan kulit gatal di area tertentu, oleskanlah cuka apel menggunakan bola
kapas. Jika seluruh lulit mengalami rasa gatal dan kering, tambahkan dua atau tiga cangkir obat gatal
ini ke air mandi dan berendam selama 15 hingga 30 menit.

14. Baking soda


Berendam dalam air baking soda selama 30-60 menit dapat mengatasi kulit gatal. Tambahkan satu
cangkir baking soda ke dalam bak air hangat. Setelah mandi, penting untuk menepuk kulit Anda
dengan lembut menggunakan handuk. Untuk rasa gatal di area kulit tertentu, Anda dapat membuat
pasta dari campuran air dan baking soda.
15. Oatmeal
Mencampur oatmeal dalam air dan menoleskannya pada kulit yang teriritasi juga bisa menjadi dingin
dan menyejukkan. Cara membuat obat gatal herbal ini dengan menambahkan 2 cangkir oatmeal untuk
mandi hangat dan berendam untuk menenangkan kulit yang gatal. Hindari menggunakan air yang
sangat panas, karena dapat mengiritasi kulit dan menyebabkannya lebih gatal.
1.Clotrimazole dan Miconazole
Obat jamur kulit paling ampuh ini bekerja dengan cara menghambat biosintesis ergosterol dan sterol
lainnya. Sehingga dapat merusak membran sel jamur yang membuat elemen intrasel jamur menjadi
bocor dan akhirnya mati. Digunakan untuk mengobati tinea pedis, tinea cruris, dan tinea corporis.
Umumnya digunakan sehari dua kali selama 4 minggu. Hasilnya dapat dilihat setelah 2 minggu
pemakaian. Efek samping berupa rasa panas pada kulit dan iritasi ringan. Tersedia dalam merek dagang
yang bisa didapatkan di apotik: Fungiderm (clotrimazole), Daktarin (miconazole).OBAT GATAL
BENTOL BERAIR DI APOTIK PALING AMPUH

2.Terbinafine Hydrochloride
Bekerja dengan cara menghambat epoxidase sehingga sel jamur menjadi kekurangan ergosterol yang
menyebabkan kematian sel jamur. Obat gatal kulit krim ini digunakan untuk mengobati kutu air, tinea
cruris, dan tinea corporis. Umumnya digunakan pada area yang sakit sebanyak dua kali sehari. Efek
samping yang sering muncul berupa iritasi kulit, rasa panas, dan kulit kering. Contoh merek dagang
yang bisa didapatkan di apotik: Lamisil Cream, Interbi Cream, dl
l.OBAT GATAL BENTOL BERAIR DI APOTIK PALING AMPUH
3.Tolnaftate
Meskipun belum diketahui dengan pasti bagaimana mekanisme obat ini. Namun zat yang terkandung
didalamnya diketahui akan merusak hifa dan misela yang berperan dalam pertumbuhan jamur. Obat
jamur kulit ini tidak hanya untuk mengobati tetapi juga dapat mencegah jamur kulit. Digunakan
langsung pada daerah kulit yang terkena sebanyak dua kali sehari setelah kulit dibersihkan dan

Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma globulin) adalah glikoproteindengan struktur


tertentu yang disekresi dari pencerap[1]limfosit-B yang telahteraktivasi menjadi sel plasma,[2]
sebagai respon dari antigen tertentu danreaktif terhadap antigen tersebut.[3] Sistem imunitas
manusia ditentukan olehkemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk melawan
antigen.Antibodi dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh vertebrata lainnya,dan
digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan danmenetralisasikan benda
asing seperti bakteri dan virus. Molekul antibodiberedar di dalam pembuluh darah dan memasuki
jaringan tubuh melalui prosesperadangan.[3] Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang
disebut rantai.Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan.[4]Terdapat
beberapa tipe berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipeantibodi yang berbeda, yang
dimasukan ke dalam kelas (en:isotype) yangberbeda berdasarkan pada tiap rantai berat. Lima
isotype antibodi yangberbeda diketahui berada pada tubuh mamalia dan memainkan peran
yangberbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipebenda asing
berlainan yang masuk ke dalam tubuh,[5] yaitu: IgG, IgM, IgA, IgDdan IgE, yang mempunyai
perbedaan area CAntigenAntigen adalah sebuah zat yang merangsang respon imun, terutama
dalammenghasilkan antibodi. Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida,tetapi dapat
juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil (hapten) yangbergabung dengan protein-
pembawa atau carrier.Reaksi antigen dan antibodiSpesifikasi reaksi antara antigen dan antibodi
telah ditunjukkan melaluipenelitian-penelitian yang dilakukan oleh Landsteiner. Ia
menggabungkanradikal-radikal organik pada protein dan menghasilkan antibodi
terhadapantigen-antigen tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan antibodi dapat
membedakan antara kelompok berbeda pada protein ataupun kumpulan kimiayang sama tetapi berbeda
kedudukan.Ikatan kimia antara antigen dan antibodiTerdiri dari ikatan non kovalen, (seperti
ikatan hidrogen, van der Waals,elektrostatik, hidrofobik), sehingga reaksi ini dapat kembali ke
semula(reversible). Kekuatan ikatan ini bergantung kepada jarak antara paratop danbagian-
bagian tertentu pada epitop.Reaksi pelarutan (precipitation)Antara antibodi khusus dengan
antigen larut seperti protein. Penelitian yangdilakukan oleh Heidelberger dan Kendall menunjukkan
reaksi ini dapatoptimum pada zona kesetaraan (equivalence zone) di mana antibodi dan
antigenterbentuk pada kondisi yang paling sesuai untuk membentuk satuan ikatan(lattice). Pada
zona antibodi berlebih (antibody excess zone) dan zona antigenBerlioz (antigen excess zone)
maka pembentukan satuan ikatan tidak optimumdan masih terdapat antibodi atau antigen bebas
yang tidak terdapat dalamlarutan.Reaksi pembekuan (aglutinasi)Antara antibodi khusus dengan
antigen partikulat seperti bakteri, sel dll.Prinsip-prinsip reaksi pembekuan adalah sama seperti
reaksi pelarutan.Di dalam percobaan di atas antibodi spesifik terhadap antigen dicairkan
dalamsatu set cawan mikrotiter (baris atas), kemudian antigen pada kepekatan yangsama
ditambah kepada setiap cawan yang mengandung antibodi. Selepas inkubasi untuk jangka
waktu yang sesuai telaga-telaga dicerap untuk melihatsama ada terdapat pembentukan aglutinat
(baris kedua). Hasil yang didapatmenunjukkan terdapat aglutinat terbentuk dalam telaga 2 - 5
dan tidak dalamtelaga-telaga lain. Dalam telaga pertama aglutinat tidak terbentuk
walaupunterdapat banyak antibodi karena nisbah antigen dan antibodi tidak optimumuntuk
pembentukan aglutinat. Kepekatan antibodi adalah terlalu tinggidibanding antigen. Ini disebut
fenomena prozon. Dalam telaga 6 dan 7kepekatan antibodi adalah terlalu rendah dan tidak
cukup untuk untuk menghasilkan aglutinat. Dalam percobaan di atas titer antibodi terdapat
padatelaga 5 karena ini adalah cairan tertinggi yang menghasilkan respon positif,yaitu peng-
glutinat-an. Rajah sebelah bawah menunjukkan mekanisme reaksipeng-hemaglutinat-an tak
terus (indirect hemagglutination reaction). Dalamkaedah ini antigen larut diselaputkan ke
permuk
C. Interaksi Antigen-Antibodi
Tahap pertama dari respon antibodi dimulai dari fagositosis antigen oleh makrofag atau sel lain dalam

sistem retikuloendotelial yang meliputi sel-sel Langerhans di kulit, sel dendritik pada spleen dan lymph

node, serta monosit dalam darah. Sel-sel tersebut berdasarkan fungsi imunologisnya digolongkan

sebagai antigen-presenting cells (APC).

Penghasilan antibodi terhadap kebanyakan antigen memerlukan interaksi dan pengaktifan kedua-dua

sel B dan T. Antibodi memiliki kemampuan spesifik untuk mengikat determinat site dari antigen atau

yang disebut dengan determinan antigenik. Berikut merupakan gambaran ikatan antara dua molekul

antigen dengan dengan situs pengikatan antigen di daerah-daerah variabel pad anti bodi

Sel-sel ini mungkin menghasilkan gerak balas terhadap epitop berbeza pada antigen yang sama, tetapi

epitop-epitop tersebut mesti tergabung (physically-linked). Kompleks antigen yang tergabung ke

reseptor sel B (terdiri dari imunoglobulin permukaan, sIg) akan didegradasi dalam sel yang

mengandungi molekul MHC II. Kompleks peptid-MHC ini akan diekspres pada permukaan sel, di

mana ia akan berinteraksi dengan sel T yang mempunyai reseptor sesuai. Hasil dari pergabungan

antigen serta sitokin-sitokin yang dihasilkan oleh sel T, sel B diaktifkan dan menjalani proses

proliferasi menjadi sel penghasil antibodi (sel plasma).

The processing of T cell-dependent (A) and T cell-independent (B) antigens. T cell-dependent antigens
usually consist of more than one antigenic determinants. After processing by antigen-presenting cells (APC), the
surface-expressed, MHC-complexed antigen determinants will be recognized by the antigen-specific B and T cells. T cells
will release interleukins, e.g., IL-4 and IL-6, which will induce the proliferation and differentiation of B cells into
antibody-producing plasma cells. T cell-independent antigens, such as a polymeric antigen with repeating determinants,
can bind directly to the immunoglobulins on the surface of a B cell. This type of cross-binding on the cell membrane, often
in the presence of other mitogens, will induce the proliferation and differentiation of the B cell. T cell independent antigens
usually elicit the production of only IgM antibodies with low titers.

Antigen yang mempunyai epitop berulang-berulang boleh menghubung-silangkan reseptor sel B (BCR)

dan mengaktifkan sel B secara terus. Kebanyakan antigen protein tidak mempunyai epitop seperti itu

tetapi terdiri daripada epitop-epitop yang berlainan. Oleh itu, untuk menghasilkan gerak balas terhadap

antigen protein, sel B memerlukan isyarat-isyarat dari sel T CD4+. Antigen seperti ini dipanggil antigen

bergantung timus. Penghasilan antibodi terhadap antigen bergantung timus memerlukan pengaktifan

dan interaksi kedua-dua sel B dan T. Sebagai keperluan tambahan, sel B dan sel T tersebut mesti

mengacam epitop-epitop yang tergabung (walaupun epitop-epitop berlainan) pada satu antigen, untuk

kerjasama antara sel B dan sel T berlaku.

Pergabungan antigen dan sitokin yang dihasilkan oleh sel T, sel diaktifkan dan menjalani proliferasi

dan membeza menjadi sel plasma penghasil antibodi. Jenis sitokin yang dihasilkan mempengaruhi

kelas antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma. Ini jelas ditunjukkan dalam gerak balas terhadap

antigen bebas timus (diterangkan di bawah). Antigen ini tidak mengaruh pertukaran kelas atau gerak

balas ingatan.Dalam gerak balas primer, sel T paling berkesan diaktifkan oleh antigen yang diproses

oleh sel dendritik. Sel T teraktif ini kemudian akan berinteraksi dan mengaktifkan sel B seperti

diterangkan di bawah. Dalam gerak balas sekunder sel dendritik tidak diperlukan. Sel B dan T boleh

bekerjasama dengan efisien kerana sel-sel ini telah teraktif. Dalam gerak balas sekunder sel B

memerangkap antigen melalui reseptornya (sIg) dan kompleks antigen-sIg ditelan, kemudian

didegradasi dalam dengan molekul MHC II, diangkut dan diekspres pada permukaan sel di mana ia

akan berinteraksi dengan sel T CD4+. Interaksi ini disertai oleh interaksi antara beberapa molekul

permukaan lain Hasilnya kedua-dua sel B dan T menjadi teraktif: sel T akan menghasilkan sitokin dan

sel B menghasilkan antibodi.

Interaksi antigen-antibodi dapat diamati dengan cara melakukan pemeriksaan golongan darah.
Biasanya, antigen masuk ke dalam tubuh dalam bentuk virus, bakteri, ataupun substansi protein

lainnya. Atas dasar inilah dilakukan pemeriksaan golongan darah. Darah akan berperan sebagai

antibodi, sehingga apabila diteteskan antigen spesifik, maka darah akan menjendal sebagai proses

imun. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan golongan darah ABO dan Rh adalah dengan

menggunakan darah dari probandus dan larutan anti-serum, yaitu Anti-A, Anti-B, Anti-AB, dan Anti-D.

Ada 3 aktivator yang berbeda yang mendeteksi kuman dan mengaktifkan C3 yang merupakan

komplemen kunci. Sistem komplemen mengandung lebih dari 18 macam protein. Protein-protein ini

bertindak dalam suatu kaskade, dimana satu protein mengaktifkan protein berikutnya. Sistem

komplemen bisa diaktifkan melalui 2 cara yang berbeda:

1. Jalur alternatif : diaktifkan oleh produk mikroba tertentu atau antigen

2. Jalur klasik : diaktifkan oleh antibodi khusus yang terikat pada antigen (komplek imun).

Aktivasi jalur klasik dimulai dengan C1 yang dicetuskan oleh kompleks imun antibody dan antigen.

IgM memiliki sebanyak 5 Fc mudah diikat oleh C1 . meskipun C1 tidak mempunyai sifat enzim,

namun setelah dia berikatan dengan Fc dapat mengakifkan C2 dan C4 yang selanjtunya mengkatifkan

C3. IgM dan IgG1, IgG2, IgG3 (IgM lebih kuat dibandingkan dengan IgG) yang membentuk kompleks

imun dengan antigen, dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik, jalur klasik melibatkan 9

komplemen protein utama yaitu C1-C9. Selama aktivasi, protein-protein tersebut diaktifkan secara

berurutan. Produk yang dihasilkan menjadi katalisator dalam reaksi berikutnya. Jadi stimulus kecil

dapat menimbulkan reaksi aktivasi komplemen berantai.

Dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif :

Bakteri (endotoksin)

Jamur, virus, parasit

Zimosan

Agregat IgA (IgA1, IgA2) dan IgG4

Faktor nefritik
C3b dlm jumlah sedikit di dalam serum, dapat mengikat faktor serum yang disebut faktor B

Komplemen ini selanjutnya diaktifkan faktor D dalam serum yang mengikat C3bB membentuk

kompleks imun C3bBD yang berfungsi sebagai konvertase C3 yang melepas C3a dan C3b. Kompleks

C3bBD dengan cepat dipecah oleh protein serum tetapi pemecahan tersebut dicegah oleh protein lain

dalam serum yaitu Properdin

Anda mungkin juga menyukai