MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kesehatan dan Penanggulangan Bencana
yang Dibina oleh bapak Drs. I Wayan Sumberatha., M. Si dan
bapak Agung Mulyo Setiawan., S.Pd, M.Si
Oleh :
Ariska Fatmaningrum (170351616527)
Kelompok 4/Offering C
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan,
rahmat, dan lindungan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Kesehatan dan Penanggulangan Bencana yang berjudul “Permasalahan Bencana
Gunung Meletus di Indonesia” dengan baik tanpa suatu halangan apapun.
Selesainya makalah ini, tentunya mendapat dukungan dari Drs. I Wayan
Sumberatha., M. Si dan Agung Mulyo Setiawan., S.Pd, M.Siselaku dosen
pembimbing mata kuliah dosen mata kuliah Kesehatan dan Penanggulangan
Bencana yang telah memberikan arahan, sehingga makalah ini selesai pada waktu
yang tepat.
Dengan sepenuh hati, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................. 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah
permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif,
istirahat, sebelumakhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun
gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah
menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya
daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam
keadaan istirahat atau telah mati.
Gunung meletus terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yangdidorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan
seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan
batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya
bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan
kilometer jauhnya dan bahkan nbis mempengaruhi putaran iklim di bumi ini .
1
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi
dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak
semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus
disebut gunung berapi aktif.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari gunung berapi.
2. Untuk mengetahui sebaran Gunung berapi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pembentukkan Gunung Api, tipe-tipe letusan, struktur
serta busur yang ada di Indonesia.
4. Untuk mengetahui skema terjadinya bencana gunung berapi.
5. Untuk mengetahui penyebab tejadinya bencana gunung meletus.
6. Untuk mengetahui permasalahan bencana gunung berapi di Indonesia.
2
7. Untuk mengetahui penanggulangan bencana gunung berapi di Indonesia.
8. Untuk mengetahui cara menghadapi bencana gunung berapi pada pra-saat-
pasca bencana.
9. Untuk mengetahui tindakan kesehatan pada pra-saat-pasca bencana
gunung berapi.
10. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat adanya bencana
gunung berapi ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya
bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan gunung
berapi atau erupsi, karena saat terjadi erupsi gunung berapi tersebut
mengeluarkan lava panas, awan panas atau dikenal dengan wedus gembel,
gas beracun dan lahar dingin (Bronto,2001)
5
di Indonesia merentang sepanjang 700 Km dari Aceh sampai di Sulawesi
utara melalui Bukit barisan, Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan
Maluku.Sejumlah 129 buah gunung api ini bergantian meletus sepanjang
sabuk gunung api ini dan menewaskan hampir 5 juta penduduk yang
bermukim di sekitar daerah bahaya. Letusan gunung api dapat berupa
awan pijar, bom pijar, pasir, debu dan lahar serta gas - gas beracun.
Pada umumnya suatau daerah yang terancam bahaya gunung api di
seluruh Indonesia dapat di perkirakan oleh jawatan Vulkanologi. Berikut
jumlah prakiraan jumlah penduduk yang terancam oleh gunung api. Dari
gambaran di atas tampak bahwa Pulau Jawa memiliki gunung api
terbanyak dan bila hal ini di bandingkan dengan luas Pulau Jawa yang
hanya 7 % dari seluruh dataran Indonesia serta jumlah penduduknya yang
padat yaitu lebih kurang 70 % dari seluruh penduduk Indonesia, maka
dapat di fahami bahwa tingkat bahaya gunung api di Pulau Jawa relatif
lebih besar.
Berikut adalah sebaran tipe gunung api yang berada di Indonesia:
Daerah Tipe - A Tipe – B Tipe - C Jumlah
Sumatera 13 12 6 21
Jawa 21 9 5 35
Lombok 2 - - 2
Sumbawa 1 - - 1
Flores 2 - - 2
Laut Banda 16 3 5 24
Sulawesi 8 1 - 9
Kep. Seribu 6 2 5 13
Halmahera 5 - - 5
5 2 - 7
6
Bali dan Nusa Tenggara: 30 buah
Maluku : 16 buah
Sulawesi : 18 buah
Jumlah : 129 buah
(Tyas,2008)
7
Gambar 1. Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS
NASA JPL. Vektor di sini menunjukkan arah dan magnitudo
gerakan,(Gatot Sulistyanto, 2009).
Lempeng-lempeng utama
8
superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua.
Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu
dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah
menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini
selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut
Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang
menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua
sisanya).
Berdasarkan konsep tersebut pemunculan gunungapi dapat dibagi menjadi
5 yaitu :
1. Gunung api yang muncul di pemekaran kerak tengah
samudera.
2. Gunung api di daerah pemekaran kerak benua,
3. Gunung api di daerah penunjaman kerak samudera dibawah
kerak samudera.
4. Gunung api di daerah penunjaman kerak benua dibawah
kerak benua.
5. Gunung yang muncul sebagai akibat penipisan samudera.
9
Gambar 3. Dareah persebaran gunung api di Indonesia,
(Simkim&siebert,1994).
10
tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di
daerahLaetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia
tertua, Homo babilisberdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur
1,75 juta tahun di daerah Olduvai.Penemuan fosil yang diduga sebagai
manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5juta tahun di
Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang
terbuat darilava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana,
Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana
kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan
kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya,
terbuat dariobsidian yang berumur Paleolitik Atas. (Magetsari,1998)
11
2.4 Skema Terjadinya Bencana Gunung Berapi
12
Getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi mampu mempengaruhi
strutur tanah bumi. Karena getaran yang sangat keras menyebabkan
dinding dalam retak.
3. Terjadi Peningkatan Suhu di Dalam Perut Bumi
Suhu panas dalam bumi ini, saking panasnya mampu melelehkan
semua batuan-batuan di dalam perut bumi menjadi magma, karena
suhu panas lah batuan-batuan yang menyususun struktur lapisan bumi
itu meleleh. Melelehnya batuan tersebut terbentuklah gas dan
tercampur bersama magma karena dalam bentuk gas maka ia memiliki
massa atau berat yang lebih ringan hingga sedikit demi sedikit
terdorong untuk keluar dari perut bumi ke permukaan.
4. Meningkatnya Volume Magma
Awal mula proses terjadinya gunung meletus adalah karena magma
yang berada di perut bumi, buat kalian yang ngga tahu magma itu apa,
magma adalah batu yang berbentuk cairan dan terbentuk akibat suhu
panas yang ada di perut bumi. Proses terdorongnya sendiri di
karenakan massa magma yang ringan mendapat dorongan dari batuan-
batuan berat.
5. Munculnya Gaya Sentripetal di Dalam Kawah Gunung
Gaya sentripental adalah gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar dengan arah selalu menuju pusat lingkaran. Gaya
sentripental berfungsi untuk mengubah arah gerak benda tanpa
mengubah besar kecepatan linearnya. Lalu apa hubunganya dengan
gunung berapi? Gaya sentripetal yang terjadi didalam kawah mampu
membuat magma terus menerus meluap sehingga mempercepat proses
terjadinya gunung meletus. Tekanan yang terjadi dalam proses
terjadinya gunung meletus tersebut menyebabkan erupsi sehingga
magma meluap keluar dari mulut gunung atau yang biasa kita sebut
gunug meletus. (Departemen Kesehatan, 2006)
13
yang terjadi didalam perut bumi yang mendapat tekanan dan menghasilkan
gaya sentripetal mendapat dorongan dari gas dalam bumi yang bertekanan
tinggi sehingga letusan terjadi. Tapi ini tidak terjadi disemua gunung berapi,
letusan hanya akan terjadi ketika gunung berapi tersebut masih aktif, beda
halnya dengan yang sudah tidak aktif lagi.
Selain terdapat skema terjainya gunung berapi berikut terdapat
skema mengenai peringan gunung berapi yang dinyatakan oleh Geologi
Kementrian ESDM, yaitu:
1. AWAS
-Merupakan tanda gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau
terdapat keadaan kritis yang membuat bencana.
-Sebuah letusan pembukaan diawali dengan abu dan asap.
-Letusan sangat mungkint terjadi pada waktu 24 jam.
Tindakan:
-Wilayah yang terancam bahaya sangat dianjurkan untuk dikosongkan
atau melakukan evakuasi.
-Melakukan koordinasi secara harian.
-Piket penuh.
2. SIAGA
-Merupakan tanda gunung berapi sedang bergerak menuju arah letusan
atua timbulnya bencana.
-Meningkatnya intensif aktivitas seismik
-Seluruh data menjelaskan bahwa kegiatan bisa segera berlanjut ke
letusan atau mengarah pada keadaan yang bisa membuat terjadinya
bencana.
-Apabila tren peningkatan terus berlanjut, letusan bisa terjadi dalam
waktu 2 minggu.
Tindakan:
-Melakukan sosialisasi pada area atau wilayah yang terancam.
-Menyipan sarana darurat.
-Melakukan koordinasi harian.
-Piket penuh.
14
3. WASPADA
-Terdapat aktivitas apapun bentuknya.
-Adanya kenaikan aktivitas pada level diatas normal.
-Meningkatnya aktivitas seismik dan terjadi vulkanis lainnya.
-Sedikut perubahan aktivitas yang disebabkan oleh aktivitas magma,
tektonik dan hidrotermal.
Tindakan:
-Melaksanakan penyuluhan atau sosialisasi.
-Menilai suatu bahaya.
-Mengecek sarana.
-Melaksanakan piket terbatas.
4. NORMAL
-Tidak adanya gejala aktivitas tekanan magma.
-Level aktivitas dasar.
Tindakan:
-Mengamati secara rutin.
-Melakukan survei dan penyelidikan. (Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, 2006)
15
2.6 Permasalahan Bencana Gunung Berapi Di Indonesia
Alam memang selalu menyimpan pesonanya, termasuk juga
gunung berapi di Indonesia. Gunung berapi selain menyimpan keindahan
dengan pesona alamnya dapat juga menjadi bencana bagi manusia. Letusan
atau erupsi gunung berapi menimbulkan berbagai bencana, tidak hanya area
sekitar letusan. Bahaya dari debu vulkanik juga sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia. Berikut adalah gunung berapi yang ada di Indonesia:
1. Gunung Merapi
16
Letusan ini terjadi secara tiba-tiba dan terlihat jelas asap dari puncak Merapi
karena langit yang begitu cerah.
2. Gunung Kelud
3. Gunung Toba
17
Gunung Toba yang berada di Sumatera Utara adalah gunung aktif
yang termasuk dalam kategori sangat besar. Gunung Toba tergolong ke tipe
gunung supervulkanik, karena Gunung Toba memiliki kantong magma yang
besar. Danau Toba yang sebegitu indahnya di Sumatera Utara, menyimpan
sejarah masa lampau dari letusan Gunung Toba yang sangat dahsyat.
4. Gunung Agung
5. Gunung Tambora
18
Gambar 11. Gunung Tambora (BNPB, 2016)
Gunung strato vulkaknik yang berada di Pulau Sumbawa masih
berstatus aktif. Letusan Gunung Tambora yang sangat dahsyat terjadi pada
bulan April Tahun 1815. Letusan ini merupakan letusan gunung berapi
terbesar yang tercatat dalam sejarah
6. Gunung Sinabung
19
kembali meletus pada Tahun 2013-2014, letusan ini melepaskan awan panas
dan abu vulkanik. Gunung Sinabung kembali meletus pada 21 Mei 2016
dengan mengeluarkan awan panas.
7. Gunung Galunggung
8. Gunung Krakatau
20
Gambar 14. Gunung Krakatau (Rahman, Dhohir dan Tarsisius, 2000)
9. Gunung Ijen
21
Gunung Ijen yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi
dan Bondowoso mengeluarkan gas beracun saat mengalami erupsi tanggal
21 Maret 2018 yang lalu. Letupan kawah Ijen berlangsung selama 15 menit
sejak pukul 19.13 WIB. Sejak itu, jalur pendakian ke Gunung Ijen ditutup.
Sekitar 30 orang warga menjadi korban gas beracun. Warga sekitar daerah
Watu Capil, Margahayu, dan Kali Pait di Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen,
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur diungsikan agar tidak terpapar gas
beracun.
22
Gambar 17. Gunung Merapi (Rahman, Dhohir dan Tarsisius, 2000)
Setelah Gunung Soputan, erupsi Gunung Gamalama pun terjadi
pada tanggal 04 Oktober 2018, pukul 11.52 WIT. Gunung yang terletak di
daerah Ternate, Maluku Utara ini mengalami delapan kali gempa vulkanik
sejam sebelum erupsi. Erupsi ini menimbulkan kolom abu kelabu ke arah
barat laut setinggi kurang lebih 250 meter di atas puncak gunung.
23
- Mengirimkan Tim ke lokasi
- Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis
dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah
penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penggulangan
bencana
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi,
Geofisika, dan Geokimia.Hasil penyelidikan ditampilkan dalam
bentuk buku, peta dan dokumen lainnya
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta
masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.Bentuk
sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan
penyuluhan langsung kepada masyarakat (Yayasan IDEP, 2007)
24
g. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan
bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika
diperlukan
h. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
i. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan
perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi.
25
-Gunakan Label / Tag
-Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda
-Memenuhi kebutuhan dasar
-Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana
-Perlindungan dan pengurusan pengungsi
i. Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung
api antara lain :
-Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran
sungai kering dan daerah aliran lahar
-Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
-Masuk ruang lindung darurat
-Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
-Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya
-Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata
-Jangan memakai lensa kontak
-Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
-Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.
26
7. Pemulihan social ekonomi budaya
8. Pemulihan keamanan dan ketertiban
9. Pemulihan fungsi pemerintahan
10. Pemulihan fungsi pelayanan publik
b. Rekonstruksi
1. Pembangunan kembali prasarana dan sarana
2. Pembangunan kembali sarana social masyarakat
3. Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
4. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan
yang lebih baik
5. Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan
duniausaha dan masyarakat
6. Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
7. Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
8. Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat. (Susilo, 2014)
27
standar teknis penanggulangan bencana (kesiapsiagaan, peringatan dini dan
mitigasi bencana).
2. Tanggap darurat
Tahapan ini mencakup pengkajian terhadap lokasi, kerusakan dan sumber
daya, penentuan status keadan darurat, penyelamatan dan evakuasi korban,
pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan psikososial dan kesehatan.
3. Paskabencana
Tahapan ini mencakup kegiatan rehabilitasi (pemulihan daerah bencana,
prasarana dan sarana umum, bantuan perbaikan rumah, sosial, psikologis,
pelayanan kesehatan, keamanan dan ketertiban) dan rekonstruksi
(pembangunan, pembangkitan dan peningkatan sarana prasarana, termasuk
fungsi pelayanan kesehatan).
Penanggulangan masalah kesehatan merupakan kegiatan yang harus
segera diberikan baik saat terjadi dan paskabencana disertai pengungsian.
Upaya penanggulangan bencana perlu dilaksanakan dengan memperhatikan
hak-hak masyarakat, antara lain hak untuk mendapatkan bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan sosial, pendidikan dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana serta hak untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 53 UU
No 24 tahun 2007, pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi pada kondisi bencana, di samping kebutuhan-
kebutuhan dasar lainnya seperti air bersih dan sanitasi, pangan, sandang,
pelayanan psikososial, penampungan dan tempat hunian.
Penanggulangan masalah kesehatan dalam kondisi bencana ditujukan
untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi korban akibat
bencana dan pengungsi sesuai dengan standar minimal. Secara khusus, upaya
ini ditujukan untuk memastikan:
1. Hindari tempat yang terkena hujan abu karena partikel-partikel dari abu
tersebut dapat merusak paru-paru
2. Hindari aliran sungai saat baru selesai erupsi gunung berapi
28
3. Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu
vulkanik karena jika tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan
yang berisiko merubuhkan rumah. Lakukan dengan hati-hati
4. Hindari menyalakan AC jika ruangan rumah belum bersih dari abu
vulkanik. Mesin mobil dapat rusak jika terkena paparan abu vulkanik,
sebisa mungkin menggunakan kendaraan lain saat keluar rumah.
5. Tetaplah waspada, pentingkan keselamatan diri dan keluarga, siapkan fisik
dan mental, lakukan segala persiapan dengan matang sebelum bencana
datang.
6. Terpenuhinya pelayanan kesehatan bagi korban bencana dan pengungsi
sesuai standar minimal
7. Terpenuhinya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular bagi
korban bencana dan pengungsi sesuai standar minimal
8. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi korban bencana dan
pengungsi sesuai standar minimal
9. Terpenuhinya kebutuhan papan dan sandang bagi korban bencana dan
pengungsi sesuai standar minimal.
Dalam upaya memaksimalkan peran jajaran kesehatan pada
penanggulangan bencana, termasuk didalarnnya Puskesmas, Kementerian
Kesehatan telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan No.
145/Menkes/SK/112007 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang
Kesehatan. Dokumen tersebut mengatur berbagai hal, termasuk kebijakan,
pengorganisasian dan kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
masing-masing jajaran kesehatan. Dalam Kepmenkes tersebut juga
disebutkan bahwa pada prinsipnya dalarn penanggulangan bencana bidang
kesehatan tidak ada kebijakan untuk membentuk sarana prasarana secara
khusus. Upaya lebih difokuskan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana
yang telah ada, hanya saja intensitas kerjanya ditingkatkan dengan
memberdayakan semua surnber daya pemerintah, masyarakat dan unsur
swasta terkait (Departemen Kesehatan, 2006).
Pengorganisasian sektor kesehatan dilakukan berjenjang mulai dari
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai dengan lokasi kejadian. Di
29
lokasi kejadian misalnya, penanggung jawab pelayanan kesehatan
penanggulangan bencana adalah Kepala Dinas Kabupaten/Kota, sedangkan
yang bertindak sebagai pelaksana tugas adalah Kepala Puskesmas di lokasi
kejadian. Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan dikelompokkan pada fase
Prabencana, Saat bencana dan Paskabencana. Pada masing-masing fase
tersebut, telah dikelompokkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan
oleh Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
30
Dampak positif
Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga
sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di
sekitar. Apa saja? Berikut uraiannya:
1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi
pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan
bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi
penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat
menguntungkan.
2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang
telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik
berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung
berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bangungan warga sekitar gunung.
4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan
tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem
yang juga baru.
5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air
panas yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik.
Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit
6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan
kandungan mineral yang sangat melimpah
7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini
potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik
8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik
didirikan pembangkit listrik (Badan Lingkungan Hidup, 2012)
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai saat ini belum
bisa diprediksikan dengan tepat kapan dan dimana akan terjadi maka dapat
dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya
tsunami dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi tsunami
terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.
2. Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi dan aman jika terjadi
tsunami.
3. Menyediakan persediaan makanan dan air minum untuk keperluan darurat
dan pengungsian.
4. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang
sangat dibutuhkan di tempat pengungsian seperti perlengkapan P3K atau
obat-obatan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius. 2000. Indonesia : Negara Bencana. Jakarta
: Yudhistira
Sarimo, Eko. 2006. Geografi Semester Genap. Surakarta: CV Citra Pustaka
Simkin T., and Siebert L. (1994). “Volcanoes of the world, 2nd edition.
Geoscience Press in association with the Smithsonian Institution.
Global Volcanism Program : Tuscon AZ.
Susilo, Ariyadi N. dan Rudiarto, Iwan. 2014. Analisis Tingkat Risiko Erupsi
Gunung Merapi Terhadap Permukiman di Kecamatan Kemalang,
Kabupaten Klaten. Fakultas Teknik : UNDIP.
33
Tranggono, Bambang. 2004. Geografi Semester Gasal. Klaten : CV Gema
Nusa.
Tyas,C. Dewayani. 2008.Gunung Meletus dan Antisipasinya.Semarang:CVAneka
Ilmu
Yayasan IDEP. 2007. Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.
Bali: Yayasan IDEP.
34