Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia menyumbang 20% dari seluruh kematian ibu. Diperkirakan

41,8% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia, paling tidak

setengahnya disebabkan kekurangan zat besi (WHO, 2016). Sedangkan di

Indonesia diperkirakan 37,1% ibu hamil mengalami anemia (Astuti, 2016).

Ibu hamil dinyatakan anemia jika hemoglobin kurang dari 11 mg/L.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,1% ibu hamil di

Indonesia mengalami anemia dengan prevalensi diperkotaan sebesar 36,4%

dan dipedesaan sebesar 37,8% dengan capaian pemberian tablet Fe sebesar

89,1%. Kejadian anemia pada ibu hamil di Provinsi Riau terakhir tercatat

30,89% pada tahun 2010, capaian pemberian Fe tahun 2013 sebesar 82,7%

(Kemenkes RI, 2016; Riskesdas, 2013). Sedangkan data anemia di Kabupaten

Indragiri Hilir sebanyak 537 orang pada tahun 2017 (Dinkes Kab. Inhil,

2017).

Target pencapaian meningkatnya status gizi masyarakat salah

satunya adalah menurunkan prevalensi anemia ibu hamil dari 37,1% pada

tahun 2013 menjadi 28% pada tahun 2019 (BPPN, 2014).

Ibu hamil dengan anemia meningkatkan risiko kematian pada saat

melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu

mudah terkena infeksi, keguguran dan meningkatkan risiko bayi lahir

prematur. (Dinkes Prov Riau, 2015). Perdarahan antepartum dan post partum

1
2

lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat

fatal karena wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Anemia pada ibu hamil sangat erat kaitannya dengan keberadaan Fe didalam

tubuh karena Fe berperan dalam produksi hemoglobin dan sel darah merah.

Persediaan Fe minimal pada setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe

tubuh dan pada akhirnya anemia pada kehamilan terjadi. Pada kehamilan

darah ibu mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume

30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 minggu sampai 34

minggu. Jumlah peningkatan sel darah 13% sampai 30% dan hemoglobin

sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 mg/L maka

dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis

dan hemoglobin ibu akan 9,5 mg/L, sehingga seluruh tablet darah yang

dibutuhkan oleh ibu hamil sebanyak 900 mg (Citrakesumasari, 2012).

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk

mengatasi masalah anemia, namun prevalensi anemia masih cukup tinggi dan

dikategorikan sebagai masalah kesehatan masyarakat yang berat menurut

WHO meskipun sudah megalami penurunan. Terdapat tiga strategi utama

termasuk promosi makanan kaya zat besi, integrasi ke pengendalian penyakit

menular seperti pencegahan kecacingan, dan penyediaan Tablet Tambah

Darah (TTD). Persentase ibu hamil yang mengkonsumsi minimal 90 tablet

tambah darah hanya ada 33,3%. (Kemenkes RI, 2015).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel

darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
3

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh (Proverawati, 2011).

Kekurangan zat besi dalam diet merupakan penyebab anemia yang

umum dialami oleh ibu hamil. Keperluan akan besi bertambah dalam

kehamilan terutama pada trimester akhir. Apabila masuknya zat besi tidak

ditambah selama hamil, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi

(Wiknjosastro, 2010).

Program pemberian tablet besi merupakan salah satu program

pemerintah dalam mencegah anemia dengan memberikan tablet besi secara

cuma-cuma yang diprioritaskan untuk ibu hamil, ibu nifas, dan wanita usia

subur termasuk remaja putri. Jumlah tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil

adalah minimal 90 tablet selama kehamilan (Waryana, 2010). Menurut

Gallagher (2008), absorbsi zat besi yang efektif dan efisien memerlukan

suasana asam dan adanya reduktor seperti vitamin C. Sifat yang dimiliki

vitamin C adalah sebagai promotor terhadap absorbsi besi dengan cara

mereduksi besi ferri menjadi ferro.

Pemberian tablet besi bersamaan dengan zat gizi mikro lain (multiple

micronutrients) lebih efektif dalam meningkatkan status besi, dibandingkan

dengan hanya memberikan suplementasi besi dalam bentuk dosis tunggal.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan penyerapan besi di dalam tubuh,

suplementasi besi yang diberikan perlu dikombinasi dengan mikronutrien

lain, seperti vitamin A, vitamin C dan asam folat. Menurut Depkes RI dalam

Wirawan dkk, (2015), vitamin C mempunyai peranan yang sangat penting

dalam penyerapan besi terutama dari besi nonheme yang banyak ditemukan
4

dalam makanan nabati. Bahan makanan yang mengandung besi hem yang

mampu diserap sebanyak 37% sedangkan bahan makanan golongan besi

nonhem hanya 5% yang dapat diserap oleh tubuh. Penyerapan besi nonhem

dapat ditingkatkan dengan kehadiran zat pendorong penyerapan seperti

vitamin C dan faktor-faktor pendorong lain seperti daging, ayam, ikan.

Penelitian yang dilakukan Sharma dan Bajpai (2016) diperoleh hasil

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian tablet Fe

terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu hamil setelah satu bulan

pemberian. Hasil penelitian Wirawan et al (2015) terdapat perbedaan

hemoglobin yang signifikan sebelum dan setelah diberikan tablet tambah

darah. Selisih kadar hemoglobin antara ibu yang diberikan tablet Fe dan ibu

yang diberikan tablet Fe ditambah dengan vitamin C juga menunjukkan

perbedaan yang signifikan.

Desa Sialang Panjang merupakan salah satu Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Tembilahan Hulu, pada tahun 2016 capaian pemberian tablet Fe

sebesar 50% dari seluruh ibu hamil sedangkan pada tahun 2017 capai

pemberian tablet Fe sebesar 48% dari seluruh ibu hamil, sedangkan kejadian

anemia pada ibu hamil dengan hemoglobin 8 – 11 gr% pada tahun 2017

sebanyak 27 orang (56%). Berdasarkan hasil studi awal dengan melakukan

pemeriksaan hemoglobin terhadap 7 orang ibu hamil trimester III diperoleh

hasil bahwa 5 orang memiliki hemoglobin <11 gr% dan hanya 4 orang yang

mengkonsumsi tablet tambah darah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh kepatuhan pemberian tablet tambah


5

darah dan vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu hamil di

Desa Sialang Panjang Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir

tahun 2018”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh kepatuhan pemberian tablet

tambah darah dan vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu

hamil di Desa Sialang Panjang Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten

Indragiri Hilir Tahun 2018?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah

darah dan vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu hamil di Desa

Sialang Panjang Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir

tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifiksi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi table Fe dan

Vitamin C di Desa Sialang Panjang Kecamatan Tembilahan Hulu

Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2018.

b. Diketahuinya rata-rata hemoglobin pada ibu hamil sebelum diberikan

tablet tambah darah dan vitamin C di Desa Sialang Panjang Kecamatan

Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2018.


6

c. Diketahuinya rata-rata hemoglobin pada ibu hamil sesudah diberikan

tablet tambah darah dan vitamin C di Desa Sialang Panjang Kecamatan

Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2018.

d. Diketahuinya pengaruh kepatuhan pemberian tablet tambah darah dan

vitamin C terhadap peningkatan rata-rata hemoglobin pada ibu hamil di

Desa Sialang Panjang Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri

Hilir tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai penambah bahan pustaka/referensi dan pengembangan ilmu

pengetahuan serta menjadi bahan masukan bagi Bapak/Ibu Dosen dalam

penyampaian materi kepada mahasiswa.

1.4.2 Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan

pendidikan kesehatan dan motivasi bagi ibu hamil akan pentingnya

konsumsi tablet tambah darah dan vitamin C untuk menghindari dan

mengatasi anemia selama kehamilan. Hal dilakukan karena anemia selama

kehamilan dapat mengakibatkan meningkatnya kelahiran prematur,

kematian ibu dan anak, penyakit infeksi, perdarahan dan gagal jantung.

1.4.3 Bagi Responden

Menjadikan suatu hal yang berharga untuk dapat menyampaikan

kepada teman temannya tentang manfaat dan pengaruh konsumsi tablet

tambah darah dan vitamin C untuk mencegah anemia selama kehamilan.


7

1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah

darah dan vitamin C bagi ibu hamil.

1.4.5 Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi masyarakat untuk

memotivasi ibu hamil agar mengkonsumsi tablet tambah darah dan vitamin

C untuk meminimalkan risiko terjadinya anemia pada kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai