Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proyek


Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Iman Soeharto,
(Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, 1999 : 2) Proyek
mempunyai ciri pokok sebagai berikut:
1. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir
atau hasil kerja akhir.
2. Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal
serta kriteria mutu.
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik
awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.
4. Non rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu
unik, membutuhkan sumber daya, dan membutuhkan organisasi (Ervianto,
2005:12).
1. Bersifat unik : tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis
(tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek
bersifat sementara, dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.
2. Membutuhkan sumber daya (resources): sumber daya yang terlibat di
proyek, yaitu pekerja (men), uang (money), mesin (manchines), metode
(methods) dan bahan (materialis).
3. Membutuhkan organisasi : setiap organisasi mempunyai beragam tujuan
dimana didalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang
bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan
ketidakpastian.

5
Gambar 2.1 Three dimentional objective.
Sumber : Ervianto (2006:12).

Kemudian kinerja proyek konstruksi dapat diukur berdasarkan tiga kendala


(triple constrain): sesuai biaya yang direncanakan (tepat biaya), sesuai sesuai time
schedule (tepat waktu), dan spesifikasi yang ditetapkan (tepat mutu).

Gambar 2.2 Triple Constrain.


Sumber: Ervianto (2006:12).

2.2 Manajemen Proyek


Menurut Kerzner dalam Soeharto (1999), manajemen proyek didefinisikan
sebagai : Project manajement is the planning, organizing, directing, and
controlling of company resources for a relatively short term objective that has
been establish to complete specific goals and objectives. Furthermore, project
management utilizes the systems approach to management by having functional
personnel (the vertical hierarchy) assigned to a specific project (the horizontal
hierarchy).
“Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek

6
yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan
sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal dan horisontal”.
Jelas di sini tidak terlihat diperlukannya unsur-unsur prasarana (dalam arti
bangunan dan jalan) untuk memulai sebuah proyek.
Lebih jauh O‟Brien dalam Soeharto (1999) mengatakan manajemen proyek
adalah : Project management accours when managemet gives emphasis and
special attention to the conduct of non repetitive activities for the purpose of
meeting a single set of goals.
Sedang menurut Cleland berpendapat manajemen proyek adalah : Project is a
combination of human and non human resources pulled together in a
“temporary” organization to achieve a specific purpose.
Dari definisi tersebut terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung
hal-hal pokok sebagai berikut :
1. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber
daya perusahaan yang berupa manusia, dan material.
2. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah
digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode
pengelolaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian.
3. Memakai pendekatan sistem (System approach to management)
4. Mempunyai hierarki (arus kegiatan) horisontal disamping hierarki
vertikal. (Soeharto, 1999)
Manajemen proyek memiliki peran yang khusus dan berbeda dalam struktur
organisasi tradisional yang sangat birokratis dan tidak dapat dengan cepat
merespon perubahan lingkungan. Dalam sebuah studi dilaporkan bahwa
dibandingkan dengan negara Barat, kebanyakan perusahaan Indonesia masih
menganggap manjemen proyek sebagai alat yang baru; meskipun para manajer
proyek sudah ada di Indonesia. Selama beberapa tahun, istilah manajemen proyek
masih membingungkan beberapa orang, banyak manajer proyek Indonesia yang
kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman bila dibandingkan dengan manajer
proyek dari negara Barat.
Dalam pendefinisian manajemen proyek selalu terdapat unsur-unsur :

7
1. Dilaksanakan dalam waktu tertentu.
2. Mempunyai tujuan yang jelas.
3. Manajemen proyek mengelola kegiatan yang tidak biasa dan tidak rutin
serta terasa asing. (Soeharto, 1999)

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Manajemen Proyek


Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, definisi menajemen adalah suatu
metode atau proses untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Adapun aspek-aspek penting yang dapat dicapai dengan menggunakan
teknik manajemen proyek yang baik yang meliputi (Ervianto, 2004: 3) :
1. Pembentukan situasi, di mana keputusan yang mantap dapat diambil pada
tingkat manajemen yang paling rendah dan didelegasikan kepada mereka
yang mampu.
2. Memotivasi orang-orang untuk memberikan yang terbaik dalam batas
kemampuannya dengan menerapkan hubungan manusiawi.
3. Pembentukan semangat kerja sama kelompok dalam organisasi sehingga
organisasi dapat berjalan secara utuh.
4. Penyediaan fasilitas yang memungkinkan orang yang terlibat dalam
proyek, untuk meningkatkan kemampuannya dalam cakupan
kemampuannya.
Jadi pencapaian tujuan-tujuan tersebut untuk mencapai tujuan proyek dari
pada pengertian triple constrain yaitu sesuai biaya yang direncanakan (tepat
biaya), sesuai sesuai time schedule (tepat waktu), dan spesifikasi yang
ditetapkan (tepat mutu).
Menurut para ahli Widiasanti dan Lenggogeni, (2013 : 23) manajemen
proyek disini memiliki fungsi antara lain:
1. Tahap Planning / Perencanaan
Planning / perencanaan merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan
data, informasi, asumsi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan
dilakukan di masa mendatang. Bentuk tindakan tersebut antara lain:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.

8
b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
c. Menyumbang strategi dan prosedur operasi.
d. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas
maupun pengendalian kegiatan, atau pedoman pelaksanaan kegiatan, serta
sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.
2. Tahap Pengorganisasian / Organizing
Pengorganisasian adalah suatu tindakan mempersatukan kumpulan
kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling
berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu. Tindakan tersebut
antara lain berupa:
a. Membagi pekerjaan ke dalam tugas operasional.
b. Menggabungkan jabatan ke dalam unit yang terkait.
c. Memilih dan menempatkan orang-orang pada pekerjaan yang sesuai.
d. Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
personel.
Manfaat dari fungsi organisasi metupakan pedoman pelaksanaan fungsi,
pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi
kewenangannya terlihat jelas.
3. Tahap Actuating / pelaksanaan.
Fungsi ini ditekankan pada hubungan dan kegiatan langsung para
organisasi, sementara perencanaan dan pengorganisasian lebih bersifat
asbtrak atau tidak langsung, adapun tindakan yang dilakukan dalam fungsi
actuating adalah:
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
b. Berkomunikasi secara efektif
c. Mendistribusikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
d. Memberikan pengarahan, penugasan dan motifasi
e. Berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya keseimbangan
tugas, hak dan kewajiban masing - masing bagian dalam organisasi, dan

9
mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaaan dalam bekerja sama
untuk tujuan bersama.
4. Controlling / Pengendalian
Pengendalian merupakan tindakan pengukuran kualitas dan evaluasi
kinerja. Tindakan ini juga diikuti dengan perbaikan yang harus diambil
terhadap terhadap penyimpangan yang terjadi, khususnya di luar batas-
batas toleransi. Tindakan tersebut meliputi:
a. Mengukur kualitas hasil
b. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas.
c. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
d. Memberikan saran-saran perbaikan.
e. Menyusun laporan kegiatan.
Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan
kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.

2.3 WBS ( Work Breakdown Structure )


Dalam lingkup kerja dalam konstruksi khususnya pada proses manajemen
proyek akan dimulai perlu di pertimbangkan terhadap rencana kerja dan rencana
lapangan. Rencana kerja dalam penyusunannya perlu dipertimbangkan hal-hal
sebagai berikut (Ervianto, 2005; 153 – 154) :
1. Keadaan lapangan atau lokasi proyek, hal ini dilakukan untuk
memperkirakan hambatan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan.
2. Kemampuan tenaga kerja, informasi detail tentang jenis dan macam-macam
kegiatan yang berguna untuk memperkirakan jumlah dan jenis tenaga yang
harus disediakan.
3. Pengadaan material konstruksi, hal ini diperlukan agar dapat mengetahui
macam, jenis dan jumlah material yang akan digunakan serta dimana akan
dilakukan pemesanannya untuk jenis barang yang memerlukan waktu dalam
pengadaannya.
4. Pengadaan alat pembangunan, hal ini digunakan untuk mendeteksi
pekerjaan-pekerjaan yang sekiranya menggunakan peralatan pendukung

10
meliputi penyesuaian jenis, kapasitas, kemampuan dan kondisi alat yang
akan digunakan pada kegiatan tersebut.
5. Gambar kerja, digunakan untuk beberapa bagian konstruksi yang
memerlukan gambar kerja selain dari gambar rencana, untuk mempermudah
perlaksanaan.
6. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan, pada bagian ini adalah bagian yang
terpenting dalam perencanaan sebuah proyek. Hal ini dikarenakan faktor
kontinuitas ini harus dijamin terhadap kelangsungan pelaksanaan.
Selain dari rencana kerja, penjabaran elemen-elemen pekerjaan perlu juga di
perhitungkan dalam proses awal, dikarenakan untuk mengoptimalkan tujuan
proyek serta penentuan elemen pekerjaan secara detail. Perincian elemen-elemen
pekerjaan dalam proyek konstruksi biasa disebut juga Work Breakdown Structur
atau WBS. Bisa dikatakan pula “WBS adalah bagan perincian pekerjaan yang
meliputi perlengkapan, tugas-tugas dan data yang dihasilkan dari usaha-usaha
teknik proyek selama pengembangan dan pelaksanaan, dan mendefinisikan
program secara menyeluruh” (Ervianto, 2004; 70).
Pada umumnya pula bentuk dari WBS seperti halnya sebuah piramida
semakin ke bawah akan semakin terperinci terhadap kegiatan-kegiatan yang lebih
kecil. Dan kegiatan kecil inilah yang merupakan hal paling penting yang berisikan
bagian terperinci dari pekerjaan dengan perlengkapan, data, atau tugas yang akan
dikerjakan. Begitu pula penyusunannya perlu juga diperhatikan beberapa hal
untuk dijadikan pedoman, sebagai berikut (Ervianto, 2004; 70) :
1. Susunan WBS dibuat bertingkat menurut ketelitian spesifikasi pekerjaan.
2. Susunan WBS dibuat atas dasar penguraian yang di gambarkan secara logis.
3. Jumlah tingkat hierarki sesuai dengan kebutuhan tingkat pengelolaannya.
4. Jumlah elemen pekerjaan tiap hierarki sesuai dengan kebutuhan
pengelolaannya.
5. Setiap elemen WBS diberi nomor, dengan penomoran yang sesuai dengan
tingkat hierarkinya.
6. Elemen pekerjaan dalam WBS merupakan pekerjaan yang terukur.

11
Gambar 2.3 Contoh WBS untuk pekerjaan rumah
Sumber: Santosa (2009:61).

WBS sangatlah penting hal ini juga disertai kegunaannya yang sangat
diperlukan dalam pengendaliannya. Ketelitian dan kelengkapan dalam WBS
menunjang proses pelaksanaan. Hal ini ditunjukkan pada tiga manfaat utama yang
di uraikan Ervianto pada bukunya (2004; 62-63) :
1. Selama analisis WBS manajer fungsional dan personel lain yang akan
mengerjakannya diidentifikasi sekaligus terlibat. Persetujuan mereka
terhadap WBS akan membantu memastikan tingkat akurasi dan kelengkapan
pendefinisian pekerjaan dan mendapatkan komitmennya terhadap proyek.
2. WBS akan menjadi dasar penganggaran dan penjadwalan. Dalam setiap
paket pekerjaan ditentukan biaya penyelesaiannya. Jumlah secara
keseluruhan paket pekerjaan ditambah ongkos kerja tidak langsung akan
menjadi biaya total proyek. Sedangkan waktu penyelesaian tiap paket
pekerjaan berguna untuk penjadwalan. Dari penganggaran dan penjadwalan
ini nantinya ukuran kemajuan proyek dan penggunaan biaya bisa di ukur.
3. WBS menjadi alat kontrol pelaksanaan proyek.

2.4 Metode Pelaksanaan Proyek


Perencanaan untuk pelaksanaan merupakan salah satu faktor kunci dalam
mencapai keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Penentuan metode pelaksanaan
akan sangat mempengaruhi biaya, waktu, dan mutu proyek. Dalam kaitannya
dengan manajemen proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan jawaban

12
dari pertanyaan bagaimana melaksanakan pekerjaan tersebut. Metode
pelaksanaaan merupakan kombinasi art, knowledge, dan pengalaman.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan. Sehingga target waktu, waktu lainnya, mutu dan zero
accident dapat tercapai. Untuk menentukan metode pelaksanaan suatu proyek
maka factor-faktor berikut perlu dipertimbangkan:
1. Biaya
2. Waktu
3. Teknologi yang tersedia.

2.4.1 Perkiraan Biaya atau Anggaran Proyek


Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek dapat mencapai jumlah yang
sangat besar dan tertanam dalam kurun waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu, perlu dilakukan identifikasi biaya proyek secara cermat agar biaya proyek
tidak melebihi anggaran yang disediakan.
1. Komponen Biaya Total Proyek.
Dalam menghitung estimasi biaya pada proyek ini memperkirakan dari
biaya-biaya yang akan digunakan nanti, sebagai acuan tender. Menurut
Iman Soeharto, (1995 : 127) beberapa pengertian dari biaya ada dua yaitu
biaya langsung biaya dan tidak langsung:
a. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi
komponen permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung terdiri dari:
1. Penyiapan Lahan (Site Preparation). Pekerjaan ini terdiri dari
clearing, grubbing, menimbun dan memotong tanah, mengeraskan
tanah, dan lain-lain. Di samping itu, juga pekerjaan-pekerjaan
membuat pagar, jalan, dan jembatan.
2. Pengadaan Peralatan Utama. Semua peralatan utama yang tertera
dalam gambar desain engineering harus disiapkan. Contoh untuk ini
adalah kolom destilasi, reaktor, regenerator, generator dapur, dan
lain-lain.

13
3. Biaya merakit dan memasang peralatan utama. Terdiri dari pondasi
struktur penyangga, isolasi, dan pengecatan.
4. Pipa. Terdiri dari pipa transfer, pipa penghubung antara peralatan,
dan lain-lain.
5. Alat-alat listrik dan instrumen. Terdiri dari gardu listrik, motor
listrik, jaringan distribusi, dan instrumen.
6. Pembangunan gedung perkantoran, pusat pengendalian operasi
(control room), gudang, dan bangunan sipil lainnya.
7. Fasilitas pendukung, seperti utility dan offsite. Terdiri dari
pembangkit uap, pembangkit listrik, fasilitas air pendingin, tangki,
dan dermaga.
8. Pembebasan tanah. Biaya pembebasan tanah seringkali dimasukkan
ke dalam biaya langsung.
b. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah pengeluaran untuk
manajemen, supervisor, dan pembayaran material serta jasa untuk
pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk
permanen, tetapi diperlukan dalam proses pembangunan proyek. Biaya
tidak langsung meliputi antara lain:
1. Gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen, gaji dan
tunjangan bagi tenaga bidang engineering, inspektor, penyedia
konstruksi lapangan, dan lain-lain.
2. Kendaraan dan Peralatan Konstruksi. Termasuk biaya
pemeliharaan, pembelian bahan bakar, minyak pelumas, dan
suku cadang.
3. Pembangunan Fasilitas Sementara. Termasuk perumahan
darurat tenaga kerja penyediaan air, listrik, fasilitas komunikasi
sementara untuk konstruksi, dan lain-lain.
4. Pengeluaran Umum. Butir ini meliputi bermacam keperluan
tetapi tidak dapat dimasukkan ke dalam butir yang lain, seperti
small tools, penggunaan sekali pakai (consumable), misalnya
kawat dan las.

14
5. Laba Kontinjensi, Kontinjensi dimaksudkan untuk menutupi
hal-hal yang belum pasti.
6. Overhead, butir ini meliputi biaya untuk operasi perusahaan
secara keseluruhan, terlepas dari ada atau tidak adanya kontrak
yang sedang ditangani. Misalnya, biaya pemasaran, advertensi,
gaji eksekutif, sewa kantor, telepon, atau komputer.
7. Pajak, pungutan / sumbangan, biaya perijinan, dan asuransi.
Berbagai macam pajak, seperti PPN, PPh, dan lainnya atas
hasil operasi perusahaan.
2. Analisa Biaya Total Proyek
Untuk menentukan biaya suatu unit pekerjaan sebagai bagian dari kegiatan
proyek, dilakukan estimasi biaya berdasarkan analisis harga satuan
pekerjaan. Harga satuan pekerjaan tersebut hanya berdasarkan upah dan
bahan sebagai biaya langsung (direct cost) yang dihitung untuk suatu item
pekerjaan dalam satuan volume. Untuk biaya tidak langsung (indirect
cost) seperti over head ataupun adanya pekerjaan penggunaan peralatan
dan subkontraktor dapat dihitung 10% dari biaya item pekerjaan tersebut
(Husen, 2009 : 102).

Biaya suatu item pekerjaan = harga satuan pekerjaan x volume …….(2.1)

2.4.2 Jadwal Pelaksanaan


Seperti halnya yang sudah diketahui secara umum penjadwalan proyek
sangatlah penting pada saat perencanaan khususnya pada pelaksanaan. Hal ini
dikarenakan penggunaan perencanaan yang efisien akan mempermudah
pelaksanaan dan pengontrolan serta untuk dapat mengetahui tentang tingkat
keberhasilan sebuah proyek. Pada penjadwalan pada umumnya terdapat istilah
lintasan kritis pada urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang mana
lintasan kritis adalah sebuah urutan item pekerjaan yang tidak dapat diubah-
ubah urutan pekerjaan dengan pekerjaan yang lain.
Secara umum yang sudah diketahui dalam penjadwalan proyek ini yang
diperlukan bukan hanya penjadwalan dari durasi pekerjaan saja meliputi semua

15
aspek yang menyangkut pekerjaan secara keseluruhan baik dalam penjadwalan
alat, penjadwalan bahan, penjadwalan tenaga kerja dan penjadwalan biaya.
Berikut adalah manfaat penyusunan dan batasan dalam menentuka
penjadwalan pelaksanaan proyek.
1. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek
Jadwal pelaksanaan proyek berguna untuk menentukan waktu dan urutan
kegiatan – kegiatan proyek, dan dibuat berdasarkan daftar perincian
kegiatan. Peringkat manajemen yang berupa jadwal ini menunjukkan
kapan suatu kegiatan harus dimulai dan diselesaikan, serta memberikan
landasan dalam penyususunan sistem monitoring dan pelaporan secara
terus menerus.
Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja, serta waktu
yang dibutuhkan oleh setiap aktifitas.
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
b. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara
sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap
sumber daya dan waktu.
c. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
d. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan
harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
e. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
f. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek. (Husen, 2009:
133-134).
2. Batasan dalam Penjadwalan Proyek
Menurut (Husen 2009 : 147) ada dua jenis batasan (constraints) yang
harus diperhatikan dalam penjadwalan proyek, batasan ini berpengaruh
terhadap waktu kerja dari suatu kegiatan, yaitu:
a. Logical constraint, yaitu batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar
kegiatan.

16
b. Resources constraint, yaitu batasan yang diakibatkan oleh ketidak
tersediaan sumber daya.

2.5 Metode Penjadwalan Proyek


Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk penjadwalan waktu
pelaksanaan proyek, diantaranya adalah:

2.5.1 Barchart
Barchart adalah sekumpulan aktifitas yang ditempatkan dalam kolom
vertikal, sementara waktu ditempatkan dalam baris horizontal. Waktu mulai dan
selesai setiap kegiatan beserta durasinya ditunjukkan dengan menempatkan balok
horizontal di bagian sebelah kanan dari setiap aktifitas. Perkiraan waktu mulai dan
selesai dapat ditentukan dari skala waktu horizontal pada bagian atas bagan.
Panjang dari balok menunjukkan durasi dari aktifitas dan biasanya aktifitas-
aktifitas disusun berdasarkan kronologi pekerjaannya. (Callahan,1992 pada
Widiasanti dan Lenggogeni,2013:77-78)
Barchart atau Gant chart digunakan secara luas sebagai teknik penjadwalan
dalam konstruksi. Hal ini karena Barchart memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Mudah dalam pembuatan dan persiapannya.
2. Memiliki bentuk yang mudah dimengerti.
3. Bila digabungkan dengan metode lain, seperti Kurva S, dapat dipakai lebih
jauh sebagai pengendalian biaya. (Widiasanti dan Lenggogeni, 2013 :78)
Dalam pembuatan barchart sendiri bisa dilakukan dengan cara manual
dengan Microsoft Excel atau dengan otomatis dengan aplikasi Microsoft
Project. Dalam pembuatan barchart itu sendiri memerlukan beberapa data
meliputi Work Breakdown Struktur, durasi dari setiap pekerjaan, bobot
pekerjaan dan urutan-urutan pekerjaan untuk dapat mengetahui beberapa durasi
total dalam sebuah proyek

17
Gambar 2.4 Contoh Barchart Pekerjaan Rumah Sederhana
Sumber: Widiasanti dan Lenggogeni (2013 : 150)

2.5.2 Kurva “S”


Kurva “S” adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T.
Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal
hingga akhir proyek. (Husen, 2009 : 135).
Kurva “S” adalah kurva yang menggambarkan komulatif progress pada
setiap waktu pelaksanaan pekerjaan. Visualisasi kurva S dapat memberikan
informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkan terhadap jadwal
rencana. Dari sini akan diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan
jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informas, guna melakukan
tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal.
Menurut Husen (2009 : 144) Untuk membuat kurva S, jumlah persentase
kumulatif bobot masing-masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi
proyek diplotkan terhadap sumbu vertical sehingga bila hasilnya dihubungkan
dengan garis akan membentuk kurva “S”.
Untuk perhitungan bobot pekerjaan dapat menggunakan rumus:
Biaya Per item pekerjaan
Bobot (%) = x 100%
Total anggaran
Bobot (%)
Sedangkan untuk persebarannya menggunakan rumus = Durasi
Volume Pekerjaan
Untuk menghitung durasi digunakan rumus : Durasi = Produktifitas

Berikut contoh gambar kurva S sederhana :

18
Gambar 2.5 Contoh Kurva S Pekerjaan Pondasi
Sumber: http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-kurva-s

2.5.3 Network Planning


Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang
diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang
logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang
lainnya.
Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan
penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.
Adapun keuntungan menggunakan analisis network adalah sebagai berikut :
1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis.
2. Penentuan urutan pekerjaan.
3. Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan
terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari
pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya.
4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan
tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat
mengakibatkan tertundanya penyelesaian secara keseluruhan.
5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak
sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal.
6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus
dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di sub-
kontrak-kan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai
dengan permintaan konsumen.

19
Dari berbagai keuntungan penggunaan Network sebagai perencanaan
tersebut, maka jelaslah bahwa Network sangat membantu manajemen untuk
menyusun perencanaan.
Untuk setiap kegiatan harus diketahui kegiatan pendahuluannya
(predecessor) dan kegiatan berikutnya (successor). Untuk membentuk jaringan
kerja harus diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Semua kegiatan yang ada dalam suatu proyek.
2. Durasi atau waktu untuk kegiatan dalam proyek.
3. Ketergantungan atau keterkaitan antar kegiatan.
Ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai data penyusunan
network planning:
1. Perlu data lengkap mengenai bagian-bagian pekerjaan yang meliputi
seluruh proyek.
2. Telah diketahui taksiran waktu untuk setiap kegiatan.
3. Bila terdapat beberapa tahap kegiatan dan masing-masing memiliki
“event” atau kegiatan yang berurutan, perlu ditetapkan mana mendahului
satu dengan lainnya.
4. PDM (Precedence Diagram Method)
Penyajian metode PDM ini secara grafis, PDM merupakan salah satu
penjadwalan yang menunjukkan visualisasi dari rencana kerja proyek yang
digambarkan dalam bentuk:
1. Segi empat sebagai kegiatan

2. Panah / arrow sebagai hubungan ketergantungan

3. Cara menyusun PDM sebagai berikut:


Semua kegiatan digambarkan dengan segi empat yang dibagi dalam 5 kolom
Contoh:

20
EST

a b LST
1 Kegiatan
c 2 Durasi

TF

Gambar 2.6 Activity Node pada PDM

Keterangan dari kejadian-kejadian diatas:


a. EST (Earliest Start Time)
Dilakukan perhitungan kedepan, harga terbesar yang dipakai, waktu
memulai kegiatan paling awal dari kegiatan yang bersangkutan.
b. LST (Lastest Start Time) dilakukan perhitungan kebelakang, harga
terkecil dipakai, waktu memulai kegiatan paling lambat dari kegiatan
yang bersangkutan
1. Kegiatan / Aktifitas
Menunjukkan kegiatan yang terjadi pada fase tersebut.
2. Menunjukkan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
kegiatan tersebut, satuan waktu yang digunakan dapat berupa jam, hari
atau minggu, menyesuaikan semakin besar.
3. TF (Total Float)
Didefinisikan sebagai waktu senggang yang terdapat pada setiap
kegiatan. TF ini didapatkan dengan cara mengurangkan LST dengan
EST.
Ciri-ciri dari kegiatan yang dikatakan kritis adalah LST = EST dan TF= 0

21
2.6 Kebutuhan Sumberdaya
Menurut (Ervianto 2004 : 83), sukses dan tidaknya proyek konstruksi
tergantung dari efektifitas penggunaan sumber daya. Perencanaan sumber daya
yang cermat dapat membantu terselenggaranya proyek efektif dan efisien.
Adapun tujuan penjadwalan sumber daya menurut (Husen : 146) adalah untuk
memastikan jumlah dan jenis sumber daya yang akan digunakan dan akan tersedia
bila dibutuhkan.
Pelaksanaan proyek, diperlukan dukungan sumber daya yang efektif, sumber
daya yang digunakan selama proses pelaksanaan suatu konstruksi bangunan
terdiri dari 5M, yaitu man, material, machine, money, dan method.
Dalam proyek konstruksi, rencana kebutuhan sumber daya sangat dibutuhkan
dalam penyelesaian pelaksanaan proyek untuk mencapai target yang diinginkan.

2.6.1 Keperluan Tenaga Kerja


Kebutuhan pekerja dan SDM yang ahli sangatlah penting dalam pelaksanaan
konstruksi, karena tukang/pekerja tersebutlah yang akan mewujudkan fisik
pekerjaan dilapangan. Tukang yang ahli dan professional akan memperkecil
kesalahan dalam pelaksanaan dilapangan. Tukang minimal harus bisa membaca
dan menginterprestasikan gambar kerja. Untuk perhitungan kebutuhan
tukang/pekerja dapat dihitung melalui perhitungan produktifitas dari analisis
atau berdasarkan pengalaman.
1. Produktifitas Tenaga Kerja
Produktifitas adalah kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan (satuan volume pekerjaan) yang dibagi dalam satuan waktu, jam
atau hari. (Husen, 2009: 105).
Produktifitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1
Produktifitas = Nilai Koefisien tenaga kerja terkecil

2. Rencana Keperluan Alat


Melaksanakan sebuah proyek berarti menggabungkan berbagai sumber
daya untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan. Tugas seorang kepala
proyek disini adalah untuk menentukan jumlah yang tepat. Dari tiap sumber

22
daya yang tersedia, kemudian menggunakannya dengan baik agar dapat
digabungkan dengan cara yang paling efisien untuk menghasilkan proyek
yang diinginkan.
Salah satu sumber daya yang terpenting yang harus tersedia pada saat
melaksanakan kegiatan proyek adalah peralatan konstruksi. Berbagai jenis dan
ukuran peralatan yang hendak digunakan harus tersedia yang tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Bila peralatan konstruksi dipilih secara tepat, digunakan secara efisien
serta dioperasikan dan dipelihara secara benar maka akan memungkinkan
kepala proyek untuk melaksanakan suatu proyek dengan waktu yang
direncanakan dengan penggunaan biaya yang minimal.

23

Anda mungkin juga menyukai