Anda di halaman 1dari 6

M.

Deko Alfarizi (17311418)


Tugas Manajemen Keuangan Internasional

1. TRANSLATION EXPOSURE

1.1 Pendahuluan Translation Exposure


Translation exposure, atau disebut juga exposure akuntansi, terjadi karena laporan
keuangan dari anak perusahaan diluar negeri yang dinyatakan dalam suatu mata
uang asing, harus dinyatakan kembali dalam mata uang yang digunakan dalam
laporan perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Tujuan
utama Translation exposure adalah mempersiapkan laporan konsolidasi, namun
laporan keuangan yang sudah ditranslasikan itu juga digunakan oleh manajemen
untuk mengkaji kinerja anak perusahaan di luar negeri.
1.2 Pengertian Translation Exposure
Eksposur translasi yang juga disebut sebagai accounting exposure, timbul karena
laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri – yang dinyatakan dalam mata
uang asing – harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan
induk agar perusahaan dapat menyusun laporan keuangan konsolidasi. Proses
akuntansi untuk translasi mencakup perubahan (konversi) laporan keuangan
perusahaan anak di luar negeri menjadi laoran keuangan yang berdenominasi
rupiah.
Eksposur translasi juga merupakan potensi kenaikan atau penurunan kekayaan
bersih dan laba bersih perusahaan induk, yang disebabkan oleh perubahan kurs
nilai tukar sejak tanggal terakhir dilakukannya translasi.
1.3 Metode Translasi
Ada dua metode dasar bagi translasi laporan keuangan anak perusahaan di luar
negeri yang digunakan yaitu :
a. Metode nilai tukar saat ini (current rate method)
Metode nilai tukar saat ini merupakan metode yang paling lazim di dunia
saat ini. dengan metode ini, lini item pada laporan keuangan ditranslasikan
menurut nilai tukar saat ini dengan beberapa pengecualian. Lini item-item
ini mencakup :
 Aset dan kewajiban, seluruh aset/aktiva dan kewajiban
ditranslasikan pada nilai tukar saat ini, yakni nilai tukar yang
berlaku pada tanggal neraca.
 Item laporan laba rugi, seluruh item, termasuk penyusutan dan
harga pokok penjualan ditranslasikan pada nilai tukar actual
menurut tanggal ketika berbagai pendapatan, beban, keuntungan
dan kerugian terjadi atau pada suatu nilai tukar rata-rata tertimbang
untuk periode itu.
 Distribusi, dividen yang dibayarkan ditranslasikan pada nilai tukar
yang berlaku pada saat tanggal pembayaran.
 Item ekuitas, akun saham biasa dan modal disetor ditranslasikan
pada nilai tukar historis. Laba ditahan akhir tahun terdiri dari laba
ditahan awal tahun, plus atau minus laba atau rugi untuk tahun
tersebut.
b. Metode temporal (temporal method)
Dengan metode temporal, aset dan kewajiban tertentu ditranslasikan pada
nilai tukar yang konsiste dengan waktu penciptaan item-item keuangan.
Metode temporal mengasumsikan bahwa sejumalah lini item aset
individual seperti persediaan dan peralatan pabrik bersih dinyatakan ulang
secara berkala untuk mencerminkan nilai pasar. Lini item termasuk :
 Aset moneter (terutama kas, sekuritas yang dapat diperdagangkan,
piutang dagang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban
moneter (terutama kewajiban lancar dan utang jangka panjang)
ditranslasikan pada nilai tukar saat ini.
 Aset dan kewajiban nonmoneter (terutama persediaan dan aset
tetap) ditranslasikan pada nilai tukar historis
 Item laporan laba rugi ditranslasikan pada nilai tukar rata-rata
untuk periode itu, kecuali untuk item-itemseperti penyusutan dan
harga pokok penjualan yang secara langsung terkait dengan aset
dan kewajiban nonmoneter. Akun-akun ini ditranslasikan pada
nilai tukar historis.
 Distribusi, dividen yang dibayarkan ditranslasikan pada nilai tukar
yang berlaku pada tanggal pembayaran.
 Item ekuitas, saham biasa dan modal disetor ditranslasikan pada
nilai tukar historis. Laba ditahan akhir tahun terdiri dari laba
ditahan awal tahun asli ditambah (atau dikurangi) laba (atau rugi)
untuk tahun berjalan, ditambah (atau dikurangi)
ketidakseimbangan dari translasi.
1.4 Perbandingan Translation Exposure dan Operating Exposure
Eksposur operasi bergantung pada:
1. Depresiasi/apresiasi mata uang
Apabila mengalami depresiasi, maka cenderung menimbulkan kerugian kurs
2. Peningkatan volume
Volume yang meningkat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
3. Peningkatan harga jual
Harga jual yang meningkat juga meningkatkan keuntungan perusahaan

Sebaliknya eksposur translasi, selain dipengaruhi oleh depresiasi/apresiasi kurs,


juga bergantung pada metode yang digunakan dalam translasi. Selisih kurs yang
timbul dalam metode kurs berjalan berpengaruh terhadap nilai ekuitas, bersifat
akumulatif, sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Perbandingan ini dilihat dari konseptual antara Translation Exposure dengan


operating exposure yaitu sebagai berikut :
Translation Exposure menganalisis masalah-masalah akuntansi yang timbul dari
perusahaan yang beroperasi sebagai perusahaan multinasional. Dimana tujuan
Tujuan utama Translation exposure adalah mempersiapkan laporan konsolidasi,
namun laporan keuangan yang sudah ditranslasikan itu juga digunakan oleh
manajemen untuk mengkaji kinerja anak perusahaan di luar negeri.

Operating exposure yaitu mengkaji tentang rentang waktu dan lintas berbagai arus
kas masa depan yang membentuk nilai dari perusahaan multinasiona. Operating
exposuremengukur setiap perubahan dalam nilai sekarang sebuah perusahaan
sebagai akibat dari berbagai perubahan dalam arus kas oprasi masa depan yang
disebabkan oleh perubahaan yang tak diharapkan dalam nilai tukar. Analisis
Operating exposure mengakji dampak perubahan nilai tukar dalam beberapa bulan
atau tahun mendatang terhadap operasi perusahaan itu sendiri maupun posiss
kompotitif perusahaan terhadap perusahaan lain.

Berdasarkan penjelasan diatas maka Translation Exposure berbicara tentang


berbagai perubahan dalam ekuitas pemilik yang dilaporkan dalam laporan
keuangan konsolidasi yang disebabkan oleh perubahan dalam nilai tukar,
sedangkan Operating exposure berbicara tentang perubahan dalam arus kas masa
depan yang diharapkan dalam nilai tukar.
1.5 Pengelolaan Translation Exposure
Translation Exposure merupakanpotensi bagi kenaikan atau penurunan dalam
kekayaan bersih dan laba bersih perusahaan induk yang dilaporkan yang
disebabkan oleh perubahaan dalam nilai tukar sejak translasi terkahir. Secara
prinsip, translasi sangat sederhana. Laporan keuangan mata uang asing harus
dikonversikan menjadi mata uang yang digunakan dalam pelaporan perusahaan
induk untuk tujuan konsolidasi. Bila digunakan nilai tukar yang sama untuk
mengukur kembali setiap lini item pada masing-masing laporan (laporan laba rugi
dan neraca), tentu tidak akan terjadi ketidakseimbangan yang ditimbulkan dari
pengukuran kembali itu. Namun bila digunakan suatu nilai tukar yang berlainan
untuk lini item yang berbeda pada masing-masing laporan, akan terjadi
ketidakseimbangan.
2. Managing Economic Exposure
2.1 Pengertian Managing Economic Exposure
Pengertian Eksposur Ekonomi Resiko nilai tukar (exchange risk) merupakan
sesuatu yang berbeda dari eksposur. Resiko nilai tukar merupakan variabilitas
nilai perusahaan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan mata uang yang
tidak terantisipasi (resiko nilai tukar mencakup keberadaan perubahan-
perubahan yang tidak pasti dari nilai perusahaan/variabilitas future cash flows
perusahaan). Jika perusahaan tidak memiliki eksposur perusahaan, berarti
perusahaan tidak memiliki resiko nilai tukar. Madura (2000:243)
mendefinisikan bahwa eksposur ekonomi adalah seberapa jauh nilai
perusahaan (diukur dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas) akan
berubah bila kurs valuta asing berubah kearah yang tidak diharapkan. Risiko
ekonomi (Economic exposure) mengacu pada dampak fluktuasi nilai tukar
mata uang terhadap masa depan arus kas perusahaan. Arus kas perusahaan
dapat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar dengan cara yang tidak terkait
langsung dengan transaksi luar negeri. Perubahan kurs sering dikaitkan dengan
keragaman tingkat pertumbuhan, inflasi, suku bunga, tindakan pemerintah, dll.
Sebuah perusahaan dapat menilai economic exposure yang dihadapinya
dengan cara menentukan tingkat sensitivitas pengeluaran dan pendapatan
dalam berbagai skenario nilai tukar yang mungkin terjadi. Perusahaan
tersebut kemudian dapat mengurangi exposure dengan melakukan
restrukturisasi kegiatan operasionalnya untuk menyeimbangkan antara nilai
tukar dengan tingkat sensitivitas arus kasnya.
2.2 Metode Mengukur Economic Exposure
Assessing Economic Exposure Metode analisis regresi yang diterapkan untuk
mengukur eksposur ekonomi suatu perusahaan adalah:
 Data historis aliran kas dan kurs, yaitu dinyatakan dalam persamaan
regresi:

PCF = ao + al PER + e

Keterangan: – PCF : Persentase perubahan aliran kas yang telah disesuaikan dengan
inflasi yang diukur dalam mata uang lokal selama periode t – PER : Persentase
perubahan kurs selama periode t – al : Koefisien Regresi menunjukkan adanya
derajat sensitivitas PCF dan PER

Exposure ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas di masa
depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh pergerakan nilai
tukar dengan cara – cara yang tidak langsung berkaitan dengan transaksi – transaksi valuta
asing. Jadi perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada hedging hutang atau piutang valas
mereka, tetapi juga harus berusaha menentukan bagaimana arus kas mereka secara
keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar di masa depan.
Untuk menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan
beban operasi ke dalam beban operasi tetap dan beban operasi variable. Nilai dari beban
operasi tetap dapat ditentukan sesuai dengan sejarah laporan perusahaan, sedangkan beban
operasi variable di tentukan oleh tingkat penjualan perusahaan. Laba sebelum bunga dan
pajak dihitung dengan mengurangi laba kotor dengan beban operasi total. Bunga yang
terhutang pada bank-bank di Negara yang tidak sensitive terhadap pergerakan nilai tukar.
Namun, jumlah yang akan di butuhkan untuk membayar bunga untuk kredit yang di ambil di
Negara yang sensitive terhadap pergerakan nilai tukar tergantug pada scenario nilai tukar
yang terjadi. Laba sebelum pajak adalah laba sebelum bunga dan pajak di kurangi dengan
total beban bunga.
Kebijakan untuk menaikkan penjualan di Negara yang sensitive terhadap nilai
tukar atau mengurangi pemakaian bahan baku dari Negara yang sensitive terhadap nilai
tukar akan menghasilkan dampak yang lebih seimbang.

3. Transaction exposure
Transaction exposure merupakan risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika
melakukan transaksi dengan pihak lain, baik itu supplier, pelanggan, ataupun pihak lainnya
dengan menggunakan mata uang asing. Sehingga, perusahaan yang terlibat transaksi ini
terekspos terhadap risiko perubahan nilai valas di masa depan. Perusahaan yang melakukan
jual beli dengan denominasi mata uang asing menghadapi transaction exposure ini.
Misalnya, perusahaan importir A yang berbasis di Indonesia, punya utang ke suppliernya
perusahaan B yang berbasis di AS dalam mata uang dollar. Perusahaan A mengalami
ketidakpastian karena ketika mereka harus membayar utangnya di masa depan nilai tukar bisa
berubah.
Menerapkan transaction exposure yaitu melakukan kebijakan berupa perlakuan pendapatan
dan biaya (cost) dalam valas dalam tahun buku yang akan datang dan selanjutnya melakukan
analisa pengaruhnya terhadap laba bersih atas potensi kemungkinan timbulnya perubahan-
perubahan dalam kurs valuta asing.
Menurut Eitman, beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan suatu transaction exposure
diantaranya adalah:
a. Membeli/menjual dalam kredit dengan harga dalam valas
b. Meminjam/ memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan valas
c. Masuk ke dalam kontrak forward valas
d. Memperoleh asset atau liabilities dalam valas
3.1 MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE TRANSAKSI
Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan
antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/
dipenuhi. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan.
Fluktuasi nilai transaksi kas di masa yang akan datang karena perubahan kurs valuta asing
akan memberikan eksposur transaksi bagi perusahaan. Eksposur transaksi antara lain
disebabkan oleh beberapa hal :

1. Pembelian atau penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana harga dinyatakan
dalam mata uang asing.
2. Pinjam-meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing.
Eksposur transaksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu eksposur kuotasi,
eksposur pra pemenuhan pesanan dan eksposur penagihan. Eksposur transaksi pertama
kali timbul saat penjual menyatakan harga dalam mata uang asing dan menyampaikannya
kepada calon pembeli, baik secara verbal atau tertulis. Pada saat pembeli memesan barang
atau jasa, eksposur potensial berubah menjadi eksposur transaksi aktual. Eksposur transaksi
berakhir saat pembayaran diterima penjual.
Sumber
http://ericagusti.blogspot.com/2017/11/manajemen-keuangan-internasional.html

https://bagiilmubagirizeki.wordpress.com/2014/12/28/mengukur-exposure-terhadap-fluktuasi-nilai-
tukar/

https://www.e-akuntansi.com/2015/12/translation-exposure.html
https://gideonsubagyo.wordpress.com/2013/11/05/managing-economic-exposure-and-translation-
exposure/

Anda mungkin juga menyukai