1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi umum dari kerusakan
material!
Jawab :
Menurut ASM Handbook Vol.11, kerusakan adalah ketidakmampuan suatu komponen untuk
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Namun perpatahan (fracture) tidak perlu harus terjadi.
Kerusakan juga dapat dikatakan sebagai loss of function atau loss of service life.
Kondisi umum kerusakan material antara lain:
• Suatu komponen atau sistem yang tidak dapat dioperasikan (dijalankan)
• Suatu komponen atau sistem yang masih dapat beroperasi, tetapi tidak berfungsi
semestinya.
• Kerusakan serius sehingga komponen atau sistem tersebut tidak aman untuk digunakan.
2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu material teknik!
Jawab :
Penyebab kerusakan yang umum terjadi :
No Penyebab Contoh Gambar
1. Salah disain Desain awal produk terdapat lubang
atau bentuk yang runcing yang
menyebabkan adanya stress
concentration pada material
tersebut.
5. Di bidang material (manufacture), ada istilah Failure Modes and Effects Analysis (FMEA).
Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari FMEA dan kegunaannya, berilah contoh di lapangan
berikut resikonya!
Jawab :
FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak
mungkin mode kegagalan (failure mode). Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk
dalam kecacatan, kondisi diluar spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang
menyebabkan terganggunya fungsi dari produk (Gaspers, 2002).
Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik yang
mengidentifikasi tiga hal, yaitu:
• Penyebab kegagalan potensial dari sistem, desain produk, dan proses selama siklusnya
• Efek dari kegagalan tersebut
• Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan proses.
Jenis-jenis FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri manufaktur, yaitu:
• System, berfokus pada fungsi sistem secara global
• Concept, berfokus pada analisa sistem / subsistem pada tahap awal desain konsep
• Equipment, berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum pembelian
• Design, berfokus pada desain produk
• Process, berfokus pada proses produksi, dan perakitan
• Service, berfokus pada fungsi jasa Software, berfokus pada fungsi software
Kegunaan FMEA antara lain:
• Meningkatkan kualitas, keandalan, dan keamanan produk
• Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan
• Meningkatkan citra baik dan daya saing perusahaan
• Mengurangi waktu dan biaya pengembangan produk
• Memperkirakan tindakan yang dapat mengurangi resiko
Tahapan proses FMEA:
1. Mengidentifikasi berbagai jenis kegagalan dan akibatnya,
2. Menentukan nilai Severity,
3. Mencari penyebab,
4. Menentukan nilai Occurrence,
5. Mengidentifikasi sistem kontrol yang sudah ada (sudah ditetapkan),
6. Menentukan nilai Detection,
7. Menentukan nilai RPN (Risk Priority Number)
8. Menentukan tindakan perbaikan bila nilai RPN tinggi.
• Severity: tingkat bahaya atau kerugian yang timbul. Nilai tinggi bila bahaya tinggi atau
kerugian besar
• Occurance: seberapa banyak atau sering kegagalan mungkin akan terjadi. Nilai tinggi bila
sering atau banyak.
• Detection: tingkat deteksi, kemampuan sistem yang dalam mendeteksi terjadinya
kegagalan. Nilai tinggi bila kemampuan mendeteksi rendah.
Ketiga nilai tersebut dikalikan dan menghasilkan RPN (Risk Priority Number) RPN = Severity x
Occurrence x Detection Makin tinggi RPN, makin besar kebutuhan untuk melakukan tindakan
perbaikan. FMEA baik sekali digunakan pada sistem manajamen mutu untuk jenis industri
manapun. Standar ISO/TS-16949 (standar sistem manajemen mutu untuk industri automotive)
mensyaratkan dilakukannya FMEA pada saat perancangan produk maupun perancangan proses
produksi. ISO-9001 tidak secara eksplisit mensyaratkan dilakukannya FMEA. Meski begitu, baik
sekali bila perusahaan menerapkannya untuk memenuhi persyaratan tentang tindakan
pencegahan.
6. Di bidang korosi, ada istilah yang disebut dengan Ris Based Inspection(RBI). Jelaskan konsep dan
ruang lingkup dari RBI dan kegunaannya, berilah contoh di lapangan berikut resikonya!
Jawab :
Inspeksi Berbasis Risiko: Penilaian risiko dan proses manajemen yang difokuskan pada kerugian
penahanan peralatan bertekanan dalam pemrosesan fasilitas, karena kerusakan material. Risiko-
risiko ini dikelola terutama melalui inspeksi peralatan.
• Manajemen Risiko: Kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi terkait dengan risiko. Manajemen risiko biasanya mencakup penilaian risiko,
risiko perawatan, penerimaan risiko dan komunikasi risiko
• Pengendalian Risiko: Tindakan yang menerapkan manajemen risiko keputusan.
Pengendalian risiko dapat melibatkan pemantauan, evaluasi, dan kepatuhan terhadap
keputusan
Risiko adalah kombinasi dari probabilitas beberapa peristiwa yang terjadi dan akibatnya,
(umumnya negatif) yang terkait dengan acara tersebut. Dalam istilah matematika, risiko dapat
dihitung dengan persamaan:
Risiko = Kemungkinan x Konsekuensi
Manajemen risiko adalah proses untuk menilai risiko, untuk menentukan apakah pengurangan
risiko diperlukan dan untuk mengembangkan rencana untuk mempertahankan risiko pada suatu
tingkat yang dapat diterima. Dengan menggunakan manajemen risiko, beberapa risiko dapat
diidentifikasi sebagai hal yang dapat diterima bahwa tidak diperlukan pengurangan risiko
(mitigasi).
Mengenai konsep RBI, dapat digambarkan dari sebuah grafik dibawah
Contoh :
Kerusakan yang terjadi pada sepatu. Umumnya kerusakan ini terjadi pada bagian ujung atau
bagian depan sepatu. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan bagian depan sepatu lebih sering
mengenai beban didepannya, seperti terkena lemari, tidak sengaja menendang barat berat,
dsb.