Praktikum 1 Analisis Pangan
Praktikum 1 Analisis Pangan
ANALISIS PANGAN
“PENETAPAN KADAR AIR DENGAN METODE OVEN”
1.2 TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan kadar air bahan pangan kering
yaitu tepung, roti tawar dan kacang tanah, dan untuk mengetahui prinsip kerja
penetapan kadar air dengan metode oven.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 HASIL
Tabel 1. Hasil Perhitungan Kadar Air Sampel Bahan
No Sampel Berat Berat Berat Berat Persen Persen Total
cawan sampel cawan + sampel kadar kadar padatan
basah berat kering air/dry air/ wet (%)
sampel basis basis
kering
1 Tepung 6.6 gr 5 gr 11.6 gr 5 gr 0% 0% 100%
2 Roti 6.6 gr 5 gr 11.1 gr 4.5 gr 11% 10% 90%
3 Kacang 6.6 gr 5 gr 10.6 gr 4 gr 25% 20% 80%
tanah
4.2 PEMBAHASAN
Kadar air merupakan sejumlah air yang terkandung dalam suatu bahan
termasuk bahan pangan. Kadar air merupakan presentase kandungan air suatu bahan
yang dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) dan berat kering (dry basis) kadar
air ini adalah parameter penentu mutu bahan. Air dalam bahan pangan sangat
berpengaruh terhadap kualitas dan daya simpan. Selain itu juga sebagai penentu dalam
proses pengolahan dan pendistribusian agar ditangani secara tepat. Penentuan kadar air
dalam suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya
metode pengeringan atau Oven (thermogravimetri), metode oven vakum, metode
destilasi, metode kemis, metode fisis, metode khusus dengan kromatografi, rapid
mosture dilakukan dengan metode Oven. Metode pengeringan untuk penentuan kadar
air prinsipnya adalah penguapan air atau menguapkan air yang ada dalam bahan
dengan jalan pemanasan, kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang
berarti semua air telah di uapkan.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel.
Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung, roti tawar dan kacang
tanah. Penetapan kadar air dalam sampel-sampel tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode oven pengering, yang mana pengeringan tersebut dengan cara
memasukkan sampel ke dalam oven pengering pada suhu 105˚C selama 8 jam atau
sampai beratnya konstan atau tetap. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan
adalah banyaknya air yang diuapkan (kadar air).
Dari data yang diperoleh dan dimasukkan dalam perhitungan maka didapatkan
kadar air pada sampel tepung adalah 0%, roti tawar 10% dan kacang tanah 20%. Dari
data kadar ini diketahui bahwa kadar air tertinggi yaitu pada sampel kacang tanah
sebesar 20% sedangkan yang terendah adalah pada sampel tepung sebesar 0% yang
artinya tidak ada kadar air dalam tepung. Dari kadar air ini dapat dicari besarnya berat
kering dan didapatkan data bahwa berat kering pada sampel tepung adalah 100%, roti
tawar 90% dan kacang tanah 80%. Dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa kadar
air berbanding terbalik dengan berat kering.
Perbedaan kadar air dalam suatu bahan disebabkan karena perbedaan bahan,
metode dan suhu serta proses penyimpanannya Selain itu perbedaan ini dapat
disebabkan karena pengaruh alat-alatnya seperti timbangan analitik yang sulit stabil
dan karena bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan lain ketika
penyimpanan atau ketika berada dalam desikator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
1. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering
Yang termasuk golongan ini antara lain suhu yaitu makin tinggi suhu udara
maka pengeringan akan semakin cepat, kecepatan aliran udara pengering yaitu
semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat, kelembaban udara yaitu
makin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat dan arah aliran udara
yaitu makin kecil sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan semakin cepat
kering.
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan
Yang termasuk golongan ini adalah ukuran bahan yaitu makin kecil ukuran
benda, pengeringan akan makin cepat dan kadar air yaitu makin sedikit air yang
dikandung, pengeringan akan makin cepat.
Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang
menyebabkan terjadinya air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan maka dapat
dilakukan pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan
dihasilkan kadar air yang sebenarnya.
Untuk bahan-bahan yang mengandung kadar gula tinggi maka pemanasan
dengan suhu yang tinggi dapat mengakibatkan pergerakan pada permukaan bahan.
Sehingga terlihat masih memiliki berat kering yang cukup tinggi.
Penentuan kadar air dengan metote pengeringan atau oven ini cukup mudah
dan murah namun memiliki kelemahan diantaranya bahan air selain air juga ikut
menguap dan ikut hilang bersama uap air. Selain itu, dapat terjadi reaksi selama
pemanasan yang menghasilkan air dan zat mudah menguap lain. Dengan metode ini
bahan yang mengandung senyawa yang dapat mengikat air secara kuat sulit
melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar air suatu bahan pangan adalah daya simpan bahan, air bebas dan air terikat,
kadar air basis basah dan kering, aktifitas air, kelembaban relatif dan kelembaban
mutlak serta sifat fisik dari bahan.penentuan kadar air suatu bahan pangan bergantung
pada sifat bahan pangan itu sendiri. Penentuan ini terkadang tidak mudah dilakukan
karena terdapat bahan yang mudah menguap. Dari bahan yang telah di uji kadar airnya
maka bahan yang kadar airnya rendah memiliki daya simpan yang lebih baik. Kedelai
adalah bahan yang kadar airnya rendah dan daya simpanya lebih lama.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagi berikut:
1. Kadar air merupakan sejumlah air yang terkandung dalam suatu bahan termasuk
bahan pangan.
2. Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan metode pengeringan atau oven, oven
vakum, destilasi, kemis, fisis, rapid mosture analyzer dan nuclear magnetic
resonance.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan diketahui bahwa kadar air tepung
yaitu 0%, roti tawar yaitu 10% dan kacang tanah yaitu 20%.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air bahan pangan yaitu daya simpan
bahan, air bebas dan air terikat, aktifitas air, kelembaban relatif dan kelembaban
mutlak serta sifat fisik bahan.
5.2 SARAN
Pada praktikum selanjutnya disarankan praktikan pada saat melakukan
praktikum harus dilakukan dengan teliti dan lebih hati-hati agar tidak terjadi kesalahan
dan mendapatkan hasil yang tepat sesuai prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi U. F., 2001. Peranan Air dalam Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.
Disampaikan dalam Peringatan Hari Air Sedunia No. 4 Tahun XXVIII 2001.
Jakarta: Departemen Kimpraswil.
Amin, Jaksen. 2015. Penuntun Praktikum Teknologi Pangan. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Asfawi Supriyono. 2004. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis
Air Minum Isi Ulang di Tingkat Produsen di Kota Semarang. Thesis. Magister
Kesehatan Lingkungan. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro.
AOAC, 1984. Official Methods of Analysis. Association of Official. Agricultural Chemists.
Crampton, E.W., and L.E. Lloyd. 1959. Fundamental of Nutrition. San Fransisco, W.H.
Freeman and Company. pp 216 – 231
Effendy. 2007. Kimia Koordinasi Jilid I. Malang: Jurusan Kimia Fakultas. Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri.
Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Jakarta: Gramedia
Kodoatie, Robert J., dan Hadimoeljono. 2005. Kajian Undang – Undang Sumber Daya Air.
Yogyakarta: Andi.
Malangi, L.P. 2015. Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktifits Antioksidan Ekstrak Biji
Buah Alpukat (persea americana mill). JURNAL MIPA UNSRAT vol. 1 (1):
5-10.
Nanawi. 2001. Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan
Energi Matahari. Bogor: Universitas Gajah Mada.
Salmin. 2002. Kualitas Air dan Struktur Komunitas Phytoplankton. Pekanbaru: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar
=0%
2. % Kadar Air (wet basis)
w3
= x 100 %
w1
0 gr
= x 100 %
5 gr
=0%
3. Total Padatan
w2
= x 100 %
w1
5 gr
= x 100 %
5 gr
= 100 %
b. Roti Tawar
Dik: Sampel awal (w1) = 11,6 gr – 6,6 gr = 5 gr
Sampel kering (w2) = 11,1 gr – 6,6 gr = 4,5 gr
Kehilangan berat (w3) = 5 gr – 4,5 gr = 0,5 gr
1. % Kadar Air (dry basis)
w3
= x 100 %
w2
0,5 gr
= x 100 %
4,5 gr
= 11 %
= 10 %
3. Total Padatan
w2
= x 100 %
w1
4,5 gr
= x 100 %
5 gr
= 90 %
c. Kacang Tanah
Dik: Sampel awal (w1) = 11,6 gr – 6,6 gr = 5 gr
Sampel kering (w2) = 10,6 gr – 6,6 gr = 4 gr
Kehilangan berat (w3) = 5 gr – 4 gr = 1 gr
1. % Kadar Air (dry basis)
w3
= x 100 %
w2
1 gr
= x 100 %
4 gr
= 25 %
2. % Kadar Air (wet basis)
w3
= x 100 %
w1
1 gr
= x 100 %
5 gr
= 20 %
3. Total Padatan
w2
= x 100 %
w1
4 gr
= x 100 %
5 gr
= 80 %