Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN CANCER MAMMAE

DIRUANG CENDANA 3 IRNA I RSUP DR. SARDJITO


YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Anna Fauziah
2520142576

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2017
A. Pengertian

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang

terus tumbuh berupa ganda.Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan

dipayudara.Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,sel-sel kanker

bisa menyebar (metastase) pada bagian bagian tubuh lain.Metastase bisa terjadi

pada kelenjar getah bening (Limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat .Selain itu

sel-sel bisa bersarang ditulang,paru-paru,hati,kulit dan bawah kulit (Erik T,2005)

Kanker payudara adalah kanker yang relatif sering dijumpai pada wanita

merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia antara 45 dan 64 tahun

(Elizabeth J. Corwin, 2009)

Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang

mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang

biak tanpa dapat dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui

pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar

getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui

pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru-paru,hati dan otak

(Elaiene Magee, 2008).

Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari

jaringan payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk

mengontrol poliferasi maturasi sel ( Brunner and Suddart,2005)

1
Kesimpulan dari pengertian-pengertian diatas bahwa kanker payudara

adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh dan

akibatnya menjadi bentuk benjolan pada payudara, dan apabila benjolan tersebut

tidak dibuak maka sel-sel kanker akan menyebar (metastase) ke bagian tubuh lain.

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Presipitasi dan Predisposisi

Faktor presipitasi dan faktor predisposisi dari Ca Mammae adalah :

1. Faktor presipitasi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti.

2. Faktor predisposisi

Para peneliti telah mengidentifikasikan sekelompok faktor resiko.

Faktor-faktor resiko meliputi:

1) Riwayat keluarga dan gen terkait kanker payudara penelitian menemukan

pada wanita dengan saudara primer menderita kanker payudara, resiko

terkena payudara lebih tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat

penyakit keluarga. Penelitian ini menunjukan gen utama yang terkait dengan

timbulnya kanker payudara adalah BRCA I (breast cancer suceptibility gene

1) dan BRCA 2 (breast cancer suceptibility gene 2) (Wan, Desen 2008)

2) Radiasi Pengion kelenjar mammae relatife peka terhadap radiasi pengion,

paparan berlebih menyebabkan peluang kanker lebih tinggi (Wan, Desen

2008)

2
3) Menarche dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang

mengalami menstruasi sebelurn usia 12 tahun (Brunner and Suddarth

2005)

4) Nulipara (belum rnenikah) dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak

pertama. Umur, Wanita berumur > 30 tahun mempunyai kemungkinan lebih

besar mendapat kanker payudara dan kemungkinan tersebut bertambah

setelah menopause.Ini di karenakan adanya rangsangan pematangan dan sel-

sel payudara (Brunner and Suddarth 2005)

4) Menopause pada usia lanjut. Menoupouse setelah usia 50 tahun

meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara (Brunner and

Suddarth 2005)

5) Riwayat penyakit kanker jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara

disertai perubahan epitel ploriferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk

mengalami kanker payudara, wanita mengalami dengan hyperplasia tipikal

mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit mi (Brunner

and Suddarth 2005)

6) Obesitas resiko terendah diantara wanita pasca menopause. Bagaimanapun,

wanita gemuk yang di diagnose penyakit kanker payudara mempunyai

angka kematian lebih dengan diagnosis yang lambat (Brunner and Suddarth

2005)

7) Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko

tinggi untuk mengalami kanker payudara. Bagaimanapun resiko tinggi ini

3
menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi (Brunner and Suddarth

2005)

9) Terapi penggantian hormone. Wanita didapatkan ternyata resiko kanker

meningkat pada pengguna TSH estrogen tunggal atau dengan kombinasi

estrogen-progesteron (Iman, Rasjidi 2009)

10) Masukan alcohol. Study menunjukan bahwa resiko kanker payudara

meningkat berkaitan dengan asupan alcohol jangka panjang. Hal ini

disebabkan karena alcohol mempengaruhi aktifitas estrogen. Study

menemukan bahwa setelah mengkonsumsi alcohol, akan terdapat

peningkatan jumlah estrogen (Iman, Rasjidi 2009)

2. Patofisiologi

Patofisiologi menurut Linda J, Heffner (2005) :

Kanker terjadi kerena buah dan perubahan sel yang mengalami pertumbuhan

tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini

umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua

tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas,

sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak.

Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam

suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian

lain pada tubuh penderita.

Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor ganas

dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian

lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di

4
tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau

kanker baru. Proses ini disebut metastasis. Kanker juga memproduksi racun dan

melepas sel-sel kanker dan induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu

akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker

yang tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Keganasan kanker

payudara ini akan menyerang sel-sel normal disekitarnya, terutama sel sel yang

lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan

membesar tidak seperti biasanya.

3. Klasifikasi

Pada sistem TNM dinilai tiga faktor utama, yaitu “T” yaitu tumor size atau

ukuran tumor, “N” yaitu Node atau kelenjar getah bening regional, dan “M” yaitu

metastasis atau penyebaran jauh. Untuk menganalisa faktor „T‟ yaitu tumor size,

citra inputan yang digunakan adalah hasil mamogram.

Stadium klinis kanker payudara menurut Aru Sudoyo W., dkk (2009)

Tabel. 1. 1 Stadium Klinis Kanker Payudara


Stadium T N M
0 Tis NO MO
I TI NO MO
IIA TO N1 MO
T1 N1 MO
T2 NO MO
IIB T2 N1 MO
T3 N2 MO
IIIA TO N2 MO
T1 N2 MO
T2 N2 MO
T3 N1.N2 MO

IIIB T4 Semua N3 MO
Semua T MO
IV Semua T Semua N M1

5
Keterangan:

a. Tumor primer (T)

1) To : Tidak terbukti adanya tumor primer

2) Tis : Karsinoma In Situ; karsinoma intraduktal, karsinoma lobular in

situ, atau penyakit Paget”s putting susu dengan atau tanpa tumor

3) T1 : Tumor < 2 cm dalarn dimensi terbesarnya

4) T2 : Tumor > 2 cm tetapi tidak> 5 cm dalam dimensi terbesarnya

5) T3 : Tumor > 5 cm dalam dimensi terbesamya.

6) T4 : Tumor sembarangan ukuran dengan ukuran perluasan ke dinding

dada/kulit.

b. Nodus limfe regional (N)

1) N0 : Tidak teraba kelenjar axila.

2) N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.

3) N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu

sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.

4) N3 : Terdapat kelenjar mamaria internal homolateral.

c. Metastase jauh (M)

1) M0 : Tidak ada metastase jauh.

2) MI : Terdapat metastase jauh, (termasuk metastasis ke nodus limfe

supraklavikular).

Stadium Kanker Payudara menurut Imam Rasjidi (2009)

a. Stage 0 : tahap sel kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa

invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.

6
b. Stage 1 : adalah 2 cm atau kurang dan balas yang jelas ( kelenjar getah bening)

c. Stage IIA : tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-se kanker ditemukan

kelenjar getah bening ketiak, atau tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan

telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak/aksila atau tumor yang Iebih

besar dari 2 cm tapi tidak lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke

kelenjar getah bening ketiak.

d. Stage IIB : tumor yang lebih besar dan 2 cm, tetapi tidak lebih besar dan 2 cm

dan telah menyebar ke kelenjar getah bening yang berhubungan dengan

ketiak, ATAU tumor yang Iebih besar dan 5 cm tapi belum menyebar ke

kelenjar getah bening ketiak.

e. Stage IIIA: kanker di temukan di kelenjar getah bening ketiak yang melekat

bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kalenjar getah

bening di dekat tulang dada, ATAU tumor dengan ukuran berapapun dimana

kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi pelekatan

dengan struktur lainnya. atau kanker di temukan di kelenjar getah bening di

dekat tulang dada.

f. Stage IIIB : tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada

dan / atau kulit payudara dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah

bening ketiak yang berlengketan dengan struktur lainya atau kanker mungkin

telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

g. Stage IIIC : kanker rnungkin telah menyebar ke dinding dada dan /atau kulit

payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik

di atas di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar ke

7
kelenjar getah bening ketiak atau ke kelenjar getah bening di dekat tulang

dada.

h. Stadium IV : kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.

4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari kanker payudara adalah terdapat benjolan pada

payudara, perubahan kulit pada payudara, puting susu yang tertarik, keluar cairan

dari puting susu, atau benjolan pada ketiak (Perhimpunan Onkologi Indonesia,

2010)

Menurut Dannielle Gale dan Jane Charette (2005) fase awal kanker payudara

asimtomatik (tanpa ada tanda dan gejala ) tanda dan gejala yang paling umum

adalah benjolan atau penebalan pada payudara.Kebanyakan kira-kira 90%

ditemukan oleh wanita itu sendiri. Akan tetapi kebanyakan ditemukan secara

kebetulan, tidak dengan pemeriksaan payudara sendiri ( sadari ), karena itu

yayasan kanker menekanan pentingnya deteksi dini dengan sendiri. Mayoritas

benjolan yang ditemukan bukan merupakan kanker payudara. Hanya 25% dari

semua benjolan itu ditemukan ganas.

Tanda dan gejala lanjut dari kanker payudara meliputi kulit cekung ( lesung ),

nyeri tekanan atau rabas khususnya daerah puting. Kulit peau d‟orange, kulit

tebal dengan pori-pori membenjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada

payudara, keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit. Jika ada keterlibatan

nodul, mungkin menjadi keras, pembesaran nodul limfa aksilaris membesar dan /

nodus supraklavikula pada daerah leher. Tanda dan gejala dari metastase yang

luas meliputi nyeri pada bahu, pinggang, punggung bagian bawah atau pelvis,

8
bentuk menetap, anoreksia atau berat badan menurun, gangguan pencernaan,

pusing, penglihatan kabur, dan sakit kepala.

5. Komplikasi

Komplikasi kanker payudara menurut Sjamsuhidayat (2005) :

a. Gangguan neurovaskuler

b. Metastase : otak, pleura, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang

c. Fraktur Patologi

d. Fibrosis payudara

e. Kematian

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostic menurut Michael D (2005) ada beberapa pemeriksaan

penunjang, anatara lain :

a. Mammografi yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dan

payudara, hal mi mendeteksi secara dini tumor atau kanker.

b. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan

kista

c. CT, Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada

organ lain.

d. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

e. Pemeriksaan hematologi yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel

tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

9
7. Penatalaksanaan Medis

a. Pembedahan

Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae (Tapan, 2005)

i. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran).Mulai dari

lumpektomi sampai pengangkatan segmental pengangkatan jaringan yang

luas dengan kulit yang terkena karung

ii. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara semua

kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.

iii. Mastektomi radikal yang dimodifikasi.

Seluruh payudara semua atau sebagian besar jaringan aksial

i. Mastektomi radikal

Seluruh payudara otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya seluruh ini

aksial

ii. Mastektomi radial yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria

internal

b. Non pembedahan

i. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direksi pada

kanker lanjut ; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila

ii. Kemoterapi

Adjuvan systematik stelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak

10
seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal kemoterapi merupakan

terapi sistemik yang berarti menyebar jauh dan menyebar keseluruh tubuh

dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase

ketempat lain (Imam Rasjidi, 2009)

Tujuan penggunaan kemoterapi

a) Terapi adjuvant : kemoterapi yang di berikan setelah operasi, dapat

sendiri atau bersama dengan radiasi yang bertujuan untuk

membunuh sel yang bermetastase

b) Terapi noendjuvan : kemoterapi yang diberikan sebelum operasi

untuk mengecilkan massa tumor biasanya dikombinasikan dengan

radioterapi

c) Kemoterapi primer : digunakan sendiri dalam penatalaksanaan

tumor yang kemungkinan kecil untuk diobati dan kemoterapi

digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya

d) Kemoterapi induksi : Digunakan sebagai pertama dari beberapa

terapi berikutnya

e) Kemoterapi kombinasi : menggunakan 2 atau lebih agen

kemoterapi persiapan dan syarat kemoterapi

Sebelum pengobatan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaan yang meliputi:

a) Darah tepi, Hb, Leukosit, hitung jenis, trombosit

b) Fungsi hepar, bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phospat

11
c) Fungsi ginjal, ureum,creatinin

d) Audiogram

e) EKG

Syarat kemoterapi :

a) Keadaan umum cukup

b) Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang terjadi

c) Faal ginjal ginjal dan hati baik

d) Diagnosis patologi

e) Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi

f) Riwayat pengobatan ( radioterapi/kemoterapi) sebelumnya

g) Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10

gram/dL, Leukosit > 5000/mm2, trombosit,

150.000/mm2(Hendra,Utama 2010)

Efek samping kemoterapi : terjadi penurunan sel-sel darah anemia

pendarahan seperti mimisan, rambut rontok, kadang ada keluhan seperti

keluhan seperti gatal, mual dan muntah, dehidrasi, tekanan darh rendah,

kontipasi, diare, gangguan system syaraf (Sri utami, 2012)

iii. Terapi hormone dan endokrin

Kanker yang telah menyebar memakai estrogen androgen antriestrogen,

coferektomi adrenal ektomi hipofisektomi.(Smeltzer, dkk, 2002 )

12
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kanker payudara menurut

NANDA NIC NOC (2012) antara lain:

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

2. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh

3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi

4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan yang mungkin muncul pada kanker payudara menurut

NANDA NIC - NOC (2012) antara lain :

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

Definisi : sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang

muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau

menggambarakan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri

Internasional) : serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari

ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang

dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Tujuan : kebutuhan rasa nyaman pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil :

a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan

teknik non farmakologoi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

13
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajeman

nyeri.

c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)

d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

e. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Tekanan darah 120/80 mmHg,

R: 16-24 x/menit, N: 80-100 x/menit

Tabel. 1. 2 Intervensi dan Rasional


Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri secara komprehensif 1. Lokasi, karakteristik, durasi,
termasuk lokasi, karakteristik, frekuensi, berat nyeri digunakan
durasi, frekuensi, kualitas dan dalam merumuskan intervensi.
faktor presipitasi.
2. Ajarkan penggunaan teknik non 2. Membantu mengurangui tingkat
farmakologi ( seperti teknik nafas nyeri dengan teknik non
dalam dan distraksi) farmakologi.
3. Kontrol lingkungan yang dapat 3. Membantu pasien untuk
mempengaruhi nyeri seperti suhu istirahat lebih efektif dan
ruangan, pencahayaan, dan memfokuskan kembali sehingga
kebisingan. mengurangi nyeri dan ketidak
nyaman.
4. Kolaborasi dengan dokter tentang 4. Analgetik mengurangi nyeri.
pemberian analgetik.
5. Tingkatkan istirahat. 5. Meningkatkan relaksasi dan
membantu mefokuiskan
kembali perhatian.

2. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

Definisi: perasaan gelisah yang tak jelas dan ketidaknyamanan atau ketakutan

yang disertai respon autonom (sumber tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu) perasaan keprihatinan disebabkan dari

antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya

14
ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk

mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan.

Tujuan : menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya

rasa takut.

Kriteria hasil :

a. Mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.

b. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukan teknik untuk

mengontrol cemas

c. Tanda –tanda vital dalam batas normal

d. Postur tubuh, ekpresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas

menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Tabel. 1. 3 Intervensi dan Rasional


Intervensi Rasional
1. Identifikasi tingkat 1. Identifikasi membuktikan
kecemasan tingkat kecemasan yang
pernah dialami berdasarkan
pada pengalaman .
2. Dorong pasien untuk 2. Memberikan kesempatan
mengukapkan untuk memeriksa rasa takut,
perasaan,ketakutan, realitas, serta konsep
persepsi. diagnosa.
3. Bantu pasien mengenal 3. Dukungan dan konseling
situasi yang menimbulkan sering perlu untuk
kecemasan. memungkinkan individu
mengenal dan menghadapi
rasa takut.
4. Berikan informasi faktual 4. Dapat menurunkan kecemasan
mengenai diagnosis, dan memungkinkan pasien
tindakan prognosis. membuat keputusan atau
pilihan berdasarkan relita.

15
Intervensi Rasional
5. Instruksikan pasien 5. Teknik relaksasi mengurangi
menggunakan teknik tingkat kecemasan pasien.
relaksasi
6. Berikan obat untuk 6. Pemberian obat mengurangi
mengurangi kecemasan perasaan dan menurunkan
kecemasan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

Definisi: peningkatan risiko masuknya organisme patogen.

Tujuan : mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk

mencegah atau mengurangi risiko infeksi.

Kriteria hasil :

a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi

penularan serta penatalaksanaannya.

c. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

d. Jumlah leukosit dalam batas normal

e. Menunjukan perilaku hidup sehat

16
Tabel. 1. 4 Intervensi dan Rasional
Intervensi Rasional

1. Monitor tanda dan gejala 1. Digunakan untuk mengidentifikasi


infeksi. infeksi.
2. Cuci tangan setiap sebelum dan 2. Lindungi pasien dari sumber-
sesudah tindakan keperawatan. sumber infeksi.
3. Pertahankan teknik apsesis 3. Membantu potensial sumber
pada pasien yang berisiko infeksi dan atau pertumbuhan
sekunder.
4. Lakukan perawatan luka 4. Melindungi pasien dari
kontaminasi selama pergantian
balutan.
5. Dorong pasien untuk istirahat 5. Membatasi keletihan, mendorong
gerakan yang cukup untuk
mencegah komplikasi.
6. Intrusikan pasien untuk minum 6. Mungkin digunakan untuk
antibiotik sesuai resep mengidentifikasi infeksi atau
diberikan secara profilaktik pada
pasien imunosupresi.

4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Definisi: tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan

dengan topik spesifik.

Tujuan : mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnosa dan aturan

pengobatan.

17
Kriteria Hasil :

a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,kondisi,

prognosis dan program pengobatan.

b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara

benar.

c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan lainnya.

Tabel. 1. 5 Intervensi dan Rasional


Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien 1. Dengan mengkaji pengetahuan
tentang proses penyakit yang diharapkan pasien dan keluarga
spesifik dan cara perawatan dapat mengerti dan memahami
luka. sehingga lebih kooperatif

2. Berikan informasi pada pasien 2. Diharapkan pasien dan keluarga


tentang kondisi, dengan cara mengungkapkan
perawatan luka yang benar. ketidaktahuannya dan semuanya
yang ingin diketahuinya.
3. Hindari harapan yang kosong. 3. Informasi yang akurat membantu
menghilangkan rasa takut dan
asietas.
4. Gambarkan tanda dan gejala 4. Untuk mencegah komplikasi dan
yang biasa muncul pada menangani sedini mungkin.
penyakit, dengan cara yang
tepat.

18
Daftar Pustaka

Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media
Brunner & Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah.(edisi 8). Jakarta : EGC

19

Anda mungkin juga menyukai