Proposal Usaha Dan Analisis Pasar Kopi Hutan R o B U S T A
Proposal Usaha Dan Analisis Pasar Kopi Hutan R o B U S T A
DAN
ANALISIS PASAR KOPI HUTAN
ROBUSTA
LATAR BELAKANG
PELUANG
Sejak dikembangkannya budidaya kopi pada tahun 1994 yang lalu Pasar Kopi
Jawa belum pernah Ekspor ke luar negeri padahal kuantitas kopi Jawa Barat sudah
sangat besar hasil panennya tiap tahunnya mengalami peningkatan yang terus
menerus membaik hingga tahun 2012 tercatat untuk Kabupaten Bandung saja.
Menurut Dinas Kehutanan Kab. Bandung Hasil Panen kopi se Jawa Barat
mencapai ± 6000 ton per tahun, angka ini cukup besar. Daerah komulatif tersebut
seperti Kabupaten Bandung kabupaten Garut, Kab. Bogor, Kab. Cianjur, Kab.
Purwakarta, Kab Sukabumi Kab. Tasik, Kab. Majalengka, dan Kab. Kuningan ini
adalah daerah –daerah yang Produktif hasil kopi di Jawa barat. Sementara untuk
Jawa Barat sendiri Belum ada sebuah Organisasi Eksportir Kopi ( AEKI ) seperti
daerah – daerah lain yaitu : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan. Sementara jika kita melihat sejarah Jawa Barat adalah tempat
pertama kali di kembangkan penanaman Kopi di Indonesia.
1. Pembukaan Kedai Kopi
Budaya minum kopi kini tak lagi didominasi oleh segelintir orang. Kebiasaan
meminum kopi kini telah bertransformasi menjadi sebuah tren dan gaya hidup. Tua
atau muda, pria atau wanita, menggemari minuman berwarna hitam pekat itu.
Sebagian orang menjadikan kopi sebagai teman setia di pagi hari sembari
membaca koran. Ada pula yang menjadikan minuman kopi sebagai minuman wajib
tatkala berbincang bersama temantemannya.
Tren penikmat kopi yang semakin meluas ini tentu saja menjadi ladang bisnis
basah bagi sebagian orang yang jeli melihat peluang. Tak heran, bisnis coffee shop
pun mewabah di mana-mana.
Umumnya, para pelaku usaha hanya menjual varian rasa Cappuccino, Black
Coffee, Espresso, dan Coffee Latte dengan rasa yang standar. Jika ingin dikenal
pasar dan digemari, Heri menyadari satu-satunya langkah yang harus dilakukan
adalah menciptakan sesuatu yang berbeda.
.
2. Pasar Kopi dunia
Pasar ekspor biji kopi Kabupaten Bandung masih terbuka lebar. Selain
kualitas kopi yang bagus dan diperhitungkan, banyak kecamatan di Kabupaten
Bandung yang cocok untuk ditanami kopi.
Selain meningkat dalam kebutuhan dalam negeri secara aggregate, konsumsi kopi
per kapita juga meningkat dengan meningkatnya pendapatan per kapita dan
bertumbuhnya industri olahan kopi dan menjamurnya coffee shop dimana-mana.
Pada tahun 2010 konsumsi kopi per kapita per tahun adalah 0.80, di tahun 2016
diperkirakan konsumsi kopi perkapita pertahun adalah 1.54.
Jumlah industri pengolahan kopi di Indonesia juga terus bertambah dari tahun ke
tahun sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Pada tahun 2007 ada 77 perusahaan pengolahan kopi. Pada tahun 2012 sudah ada
84 industri pengolahan kopi di Indonesia.
PT. Kapal Api Group: Kopi Kapal Api, Kopi ABC, dll
PT. Mayora: Torabika
PT. Nestle: Nescafe
PT. Wings Food: Top Coffee
PT. Sari Indofood: Indocafe
Berbagai produk kopi olahan di Indonesia di antaranya adalah kopi bubuk, kopi
instan, white coffee, kopi 3 in 1, kopi 2 in 1, brown coffee, kopi racik, kopi dengan
berbagai rasa.
Industri pengolahan kopi kelas menengah dan home industry juga tumbuh di
beberapa daerah dan di sentra produksi kopi di Indonesia seperti di Gayo, Lampung,
Palembang, Medan, Aceh, Surbaya, Jakarta dan Bali.
Robusta dapat tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk
membudidayakan tanaman ini pada ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal
bagi perkembangan kopi robusta berkisar 24-30oC dengan curah hujan 2000-3000
mm per tahun
Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang basah. Dengan budidaya
intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Agar berbuah dengan baik,
tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa
kali turun hujan.
Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang gembur dan kaya bahan organik.
Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini 5,5-6,5. Kopi robusta
dianjurkan dibudidayakan dibawah naungan pohon lain.
Karaktersitik tanaman
Cabang reproduksi atau wiwilan pada kopi robusta tumbuh tegak lurus. Buah kopi
dihasilkan dari cabang primer yang tumbuh mendatar. Cabang primer ini cukup
lentur sehingga membentuk tajuk seperti payung.
Bentuk daun membulat seperti telur dengan ujung daun runcing hingga tumpul.
Daun-daunnya tumbuh pada batang, cabang dan ranting. Pada batang dan cabang
tumbuhnya tegak lurus dengan susunan daun berselang-seling. Sedangkan pada
ranting dan cabang-cabang mendatar pasangan daun tumbuh pada bidang yang
sama. Robusta lebih relatif tahan terhadap penyakit karat daun.
Tanaman kopi robusta sudah mulai berbunga pada umur 2 tahun. Bunga tumbuh
pada ketiak cabang primer. Setiap ketiak terdapat 3-4 kelompok bunga. Bunga
biasanya mekar diawal musim kemarau. Berbeda dengan arabika, bunga kopi
robusta melakukan penyerbukan secara silang.
Buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak berubah menjadi merah.
Meski telah matang penuh, buah kopi robusta menempel dengan kuat pada
tangkainya. Jangka waktu dari mulai berbunga hingga buah siap panen berkisar 10-
11 bulan.
Tanaman kopi robusta memiliki perakaran yang dangkal. Oleh karena itu
membutuhkan tanah yang subur dan kaya kandungan organik. Tanaman ini juga
cukup sensitif terhadap kekeringan.
Keadaan mulai berubah ketika terjadi kenaikan produksi kopi robusta. Saat ini
dimana pangsa pasarnya naik diatas 30%, harganya anjlok dibawah arabika hingga
hampir setengahnya. Tentu saja ini sangat mengkhawati
ANALISIS USAHA
PERENCANAAN USAHATANI KOPI ROBUSTA
Penanaman kopi Robusta akan di tanam pada lahan semi marjinal seluas 1
Htr, secara Poliklonal menggunakan klon BP 42, BP 358 dan SA 237 dengan
tanaman clereside sebagai tanaman pelindung. Jarak tanam kopi yang digunakan
adalah 2 x 3 m dengan populasi 1 666 batang, persediaan sulaman untuk kematiaan
benih adalah 10% dri jumlah populasi yaitu 166 batang. Dalam perencanaan ini
untuk menunjang kegiatan nantinya tidak terlepas dari alat pertanian pokok yang
harus disiapkan sebagai tahapan awal kegiatan.
e) Penanaman
Penanaman akan di laksanakan bulan September/Oktober 2014. Setelah
pohon pelindung diperkirakan sudah dapat melindungi tanaman kopi. Sebelum
menanam diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang 5 kg/lubang sebagai
pupuk dasar 1 minggu sebelum penanaman. Benih diperoleh dari penangkar
benih setempat.
f) Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah 1 bulan penanaman, dimana tanaman mati
sudah kelihatan
g) Pemeliharaan
Pemeliharaaan yang di lakukan adalah pembubunan yang di lakukan 1 kali
dalam setahun. Pengendalian gulma di lakukan dengan penyemprotan
herbisida 1 kali dalam setahun , pengendalian hama dan penyakit di sesuaikan
kebutuhan lapangan, serta pembentukan cabang pada umur tanaman 3 tahun.
h) Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah NPK dengan dosis anjuran sebelum tanaman
menghasilkan yaitu 100 kg Urea, 50 kg TSP dan 50 kg KCL. Pemupukan di
lakukan 2 kali dalam 1 tahun, pemupukan pertama bersamaan dengan
pembumbunan sedangkan pemupukan kedua disetiap tahun nya dengan sistim
lubang 3 titik di sekitar pohon. Dosis pemupukan setelah tanaman
menghasilkan adalah 2 kali lipat dari sebelum menghasilkan.
i) Panen
Kopi akan berbuah setelah berummur 4 tahun dengan masa produktif pada
umumnya 15 tahun. Penanganan pasca panen akan dilaksanakan dengan
pengolahan basah agar kualita biji kopi bermutu dan bernilai jual tinggi.
Dari tahapan perencanaan tersebut, selain dari pembukaan dan persiapan
lahan yang dilaksanakan dengan sistim borongan, pelaksanaan metode/teknik
budidaya lainya akan digunakan sistim penggunaan upah tenaga kerja dalam
HOK.
Pengujian Rencana Usahatani
Penguji rencana ini berkaitan dengan sumberdaya yang diminta dan apakah
konsisten dengan kendala-kendala sumberdaya yang ada dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh seperti institusional, kelembagaan, sosial dan kebudayaan. Dalam
rencana yang tersususn pada perencanaan usaha ini, maka dapat diperkirakan
kendala-kendala yang akan muncul yaitu:
a. Kondisi geografis
Kondisi geografis lokasi usaha dengan ketinggian tempat 100 dpl dengan ikolim
panas berkemungkinan akan berdampak bagi produksi yang akan dihasilkan, bila
pemeliharaaan tanaman pelindung kurang diperhatikan.
c. Keterbatasan benih
Berdasarkan perencanaan tanam secara poliklonal dengan 3 klon anjuran
dimungkinkan persediaan benih pada penangkar akan terbatas.
d. Tenaga kerja
Sebagai pelaku usaha tentu kita menginginkan tenaga kerja yang profesional. Dalam
pemilihan dan penggunaan tenaga kerja ini tentu akan menimbulkan kecemburuan
di masyarakat, sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan tenaga kerja begitu
banyak.
Buah
4 Pupuk dasar
1.pupuk kandang 5,5 ton 250 1 250 000
Dari tabel analisis diatas dapat dilihat bahwa untuk melaksanakan usaha
tanaman kopi di butuhkan biaya Rp28722 000,- untuk 1 htr lahan, bila prediksi
produktifitas rata-rata 1 ton/hektar dengan harga prediksi 20 000/kg dari
rekomendasi 2 ton/hektar maka dapat ditentukan:
1) Pendapatan petani di tahun pertama setelah berproduksi hanya Rp 20 000
000,artinya pada tahun ini modal awal petani belum kembali
2) Keuntungan rata-rata petani/tahun di tahun berikutnya,dapat di lihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Tabel analisis keuntungan rata-rata petani/tahun
NO URAIAN BIAYA KEGIATAN VOLUME HARGA JUMLAH BIAYA
SATUAN
SATUAN(RP)
1 2 3 4 5
A Sarana produksi
Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa keuntungan yang akan diperoleh
petani/tahun adalah Rp 15 416 000
3) Petani dapat mengembalikan modal awal pada tahun ke dua setelah tanaman
tanaman menghasilkan.
Kesimpulan
Dari uraian perencanaaan usaha tani di atas maka dapat di tarik kesimpulan
1. Perencanaan usaha tani dimulai dari penyusunan rencana secara terperinci,
pengujian perencanaan untuk mengetahui kendala-kendala yang akan dihadapi dan
evaluasi perencanaan guna pelaksanaan sesuai urutan alternatif sesuai standar.
2. Modal usaha dalam budidaya kopi robusta sesuai dengan perencanaanhampir
mencapai kisaran Rp 29 juta/hektar
3. Bila dilihat dari pendapatan/keuntungan yang diperoleh dari perencanaan
tersebut, maka usaha tani kopi robusta secara poliklonal layak untuk dilaksanakan.
Saran
Dalam pembuatan perencanaan usaha tani, perhitungan biaya sebaiknya di
sesuaikan dengan situasi ekonomi tempat usaha tani akan dijalankan