Laporan Pendahuluan Frakture Cervical
Laporan Pendahuluan Frakture Cervical
FRAKTUR CERVICAL
A. Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
Trauma servikal adalah suatu keadaan cedera pada tulang belakang servikal
dan medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi, subluksasi, atau fraktur
vertebra servikalis dan ditandai dengan kompresi pada medula spinalis daerh
servikal. Dislokasi servikal adalah lepasnya salah satu struktur dari tulang
lepas. Fraktur servikal adalah terputusnya hubungan dari badan tulang vertebra
untuk menjaga leher .Fraktur ini sering terjadi pada anak karena kondisi tulang
neurologis. Bahkan fraktur pada tulang leher bisa menyebabkan seorang anak
mengalami lumpuh.
a. Faktor Presipitasi
1) Kekerasan Langsung
kekerasan.
1) Faktor ekstrinsik adalah gaya dari luar yang bereaksi pada tulang serta
tergantung dari besarnya, waktu atau lamanya dan arah gaya tersebut
dari sendi, daya elastisitas, daya terhadap kelelahan dan aktivitas atau
2. Manifestasi Klinis
sebagai berikut:
a. Lesi C1-C4
Pada lesi C1-C4. Otot trapezius, sternomastoid dan otot plastisma masih
b. Lesi C5
atas mengalami rotasi ke arah luar sebagai akibat kerusakan pada otot
levator skapula dan otot trapezius. setelah fase akut, refleks di bawah lesi
menjadi berlebihan. Sensasi ada pada daerah leher dan triagular anterior
c. Lesi C6
intestinal dan edema asenden dari medulla spinalis. Bahu biasanya naik,
dengan lengan abduksi dan lengan bawah fleksi. Ini karena aktivitasd tak
d. Lesi C7
mengambil posis yang sama seperti pada lesi C6. Fleksi jari tangan
terjadi disekitar tempat patah dan kedalam jaringan lunak disekitar tulang
peradangan hebat timbul setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mati
terbentuk bekuan fibrin (hematom fraktur) dan berfungsi sebagai jalan untuk
remodeling untuk tulang sejati. Tulang sejati menggantikan kalus dan secara
4. Komplikasi
a. Syok neurogenik
terjadi hipotensi.
b. Syok spinal
Syok spinal adalah keadaan flasid dan hilangnya refleks, terlihat setelah
c. Hipoventilasi
d. Hiperfleksia autonomic
5. Penatalaksanaan Medis
headtil, chin lift, jaw thrust. Jangan memutar atau menarik leher ke
nasofaring.
b. Stabilisasi tulang servikal dengan manual support, gunakan
kemudian mengikatnya.
pulse oksimetri.
poikilothermy.
kejadian.
1) Memantau status neurologi pasien untuk mengetahui tingkat
kesadaran pasien.
dekubitus.
penyembuhan.
6. Pemeriksaan Penunjang
yaitu:
1. Sinar X spinal
2. CT scan
3. MRI
4. Mielografi
Untuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral) jika faktor
anterlektasis).
6. GDA
cervical)
cervical)
Tabel 1.2 Intervensi Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
NIC Rasional
NIC: manajemen nyeri
1. Kaji nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi
mukuloskeletal.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta :
EGC
Cowin, J Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
Emma. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Ganggaun Persyarafan. Jakarta:
Salemba Medika
Hudak, Gallo. 2006. Keperawatan Kritis Holistik Edisi VI. Jakarta: EGC
Ivones, J Hidayat.2011. Buku Ajar Orthopedi dan fraktur. Jakarta: Widya Medika
Keliat, Budi Anna, dkk . 2015. Diagnosis Keperawaan Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arief. 2003. Kapita Selecta Kedokteran Edisi ke III. Jakarta: Media
Aesculapius
Muttaqin, Arif. 2013. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal: Aplikasi pada Praktik
Klini Keperawaatan. Jakarta: EGC
Sjamsuhidayat, Win De Jang. 2005. Buku Ajar ilmu Bedah Edisi II. Jakarta: EGC