Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang harus
dipenuhi oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal
93 dan 94,dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan
gigi,pencegahan penyakit gigi,pengobatan penyakit gigi,dan pemulihan kesehatan gigi
yang dilakukan secara terpadu,terintergrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan
melalui pelayanan kesehatan gigi perorangan,pelayanan kesehatan gigi
masyarakat,usaha kesehatan gigi sekolah,serta pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menjamin ketersediaan tenaga,fasilitas pelayanan,alat dan obat kesehatan gigi dan
mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
aman,bermutu,dan terjangkau oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan
mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Puskesmas juga merupakan unit pelaksanateknis Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan.Pelayanan kesehatan tidak hanya mencakup
pelayanan kesehatan umum,tetapi juga mencakup pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.Penyakit gigi dan mulut di Puskesmas Segarau masih masuk dalam 10 besar
penyakit yang ada di Puskesmas Segarau.Dengan adanya pelayanan gigi dan mulut
diharapkan masyarakat memiliki perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan setinggi-tingginya,khususnya derajat kesehatan gigi dan mulut.
B. TUJUAN
Tujuan Pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi
pelaksanaan pelayanan poli gigi di Puskesmas Segarau.

C. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman pelayanan ruang kesehatan gigi dan mulut diperuntukan khusus
untuk kegiatan di poli gigi Puskesmas Segarau.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut

1
Ruang Kesehatan Gigi dan mulut adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas penanganan
dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien. Ruang keseahatan gigi
merupakan salah satu dari jenis layanan yang ada di Puskesmas Segarau yang memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar, seperti pemeriksaan gigi dan mulut, konsultasi
gigi dan mulut, premedikasi, pencabutan gigi anak-anak, pencabutan gigi dewasa,
penambalan dengan glass ionomer, pembersihan karang gigi.
Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan pribadi, serta
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut.
2. Standar Pelayanan Ruang Kesehatan Gigi & Mulut
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan gigi dan mulut.
3. Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada Ruang Kesehatan Gigi terdiri 3 perawat gigi.
4. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Adalah kumpulan instruksi, langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan, aktifitas dan
jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan pemeriksaan gigi dan
mulut. Ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah cukup.
6. Peralatan Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan
sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. Pada saat
instalasi alat maupun saat kerja rutin,peralatan harus diperhatikan menunjukkan kemampuan
atau memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai
untuk pemeriksaan yang berhubungan.
7.Pemantapan Mutu (Quality Assurance) kesehatan gigi dan mulut adalah semua
kegiatan yang ditujukkan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut. Pemantapan mutu terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)

2
adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing –
masing tenaga medis kesehatan gigi dan mulut secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar ruang
kesehatan gigi dan mulut yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu ruang kesehatan gigi dan mulut dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh
pihak pemerintah, swasta, atau internasional.
Setiap ruang kesehatan gigi dan mulut wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang
diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang
pemeriksaan gigi dan mulut

E.Landasan Hukum
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor:296/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pengobatan Dasar puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang Retribusi
6. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Untuk menjalankan pelayanan poli gigi dan mulut didukung oleh tenaga perawat gigi.
A. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Segarau
dilaksanakan oleh 3 orang tenaga perawat gigi sebagai penanggung jawab sesuai
kebutuhan. Tenaga Keperawatan gigi harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin
praktek untuk melaksanakan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah kebutuhan Perawat Gigi di Puskesmas Segarau dihitung berdasarkan rasio
kunjungan pasien, serta memperhatikan pengembangan Puskesmas Segarau.
C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Segarau beroperasi pada jam
dinas hari seni sampai kamis dimulai pukul 08.00 sampai pukul 13.00, hari jum’at dimulai
pukul 08.00 sampai pukul 11.00 dan hari Sabtu dimulai pukul 08.00 sampai pukul 11.30.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Ruangan yang berkaitan dengan kefarmasian di Puskesmas Segarau terdiri dari 2
yaitu ruang penyimpanan obat dan ruang farmasi :
Denah ruang penyimpanan obat

I J
F

A
B

D E

Keteranagan:

A : Meja petugas F : Kompresor


B : Kursi Petugas G : Dental Unit
C : Lemari Tempel H : Wastafel
D : Kursi Pasien I : Tong Sampah Infeksisius
E : Pintu Masuk J : Tong Sampah Non Infeksisius
B. STANDAR FASILITAS
Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
puskesmas Segarau meliputi:
Poli Gigi Puskesmas Segarau memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
 1 dental unit
 1 unit meja administrasi untuk meletakkan rekam medis yang masuk ke poli
gigi,melayani konsultasi pasien,mengisi rekam medis
 1 unit kursi duduk untuk pasien
 1 unit kursi untuk perawat gigi
 1 buah tempat sampah medis
 1 buah tempat sampah non medis
 1 unit wastafel

5
 1 unit almari
 1 buah dental unit
 1 unit kompresor
 1 unit tong sampah Infeksisius
 1 unit tong sampah non infeksisius

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Persiapan Pelayanan
 Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan, alat, obat dan
bahan habis pakai untuk menjamin kelancaran pelayanan di ruang kesehatan gigi
dan mulut.
B. Saat Pelayanan
• Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari rujukan internal
(apabila ada)
• Memanggil pasien sesuai nomer antrian
• Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat, petugas dapat
memanggil pasien berikutnya
• Melakukan pengecekan rekam medis dengan pasien yang dipanggil
• Apabila tidak sesuai, rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran, apabila
sudah sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis, pemeriksaan odontogram,
pemeriksaan sesuai keluhan pasien, inform concern sebelum dilakukan tindakan.
• Apabila membutuhkan rujukan internal dapat dilakukan ke poli lain untuk membantu
menegakkan diagnosis.
• Melakukan tindakan, pengobatan sesuai hasil diagnosa
• Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat spesialis atau
tidak tersedia alat dan bahan di poli gigi dan mulut
• Apabila sudah dilakukan pemeriksaan, konsultasi maupun tindakan, dibuatkan tanda
pembayaran.
• Apabila pasien mempunyai kartu jaminan, diperhatikan menggunakan kartu jaminan
apa(BPJS/Jamkesmas/Jamkesda), kemudian data pasien, penjaminan, diagnosis
dan tindakan dituliskan dalam form sesuai penjaminan masing-masing, pasien yang
bersangkutan menandatangani form tersebut.
• Untuk pemeriksaan caten(calon penganten) dan Bumil, jangan lupa ditulis di buku
register caten dan bumil.
C. Sesudah pelayanan
 Petugas gigi mencuci alat yang telah dipakai
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di poli gigi dan mulut

7
 Petugas gigi menginput data ke simpus/P-Care
 Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain yang menjadi
tugasnya

8
BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di poli gigi dan mulut meliputi bahan medis habis pakai yang ada di
instalasi farmasi Puskesmas Segarau.
I).Alur permintaan bahan medis dan non medis
2).Perencanaan
Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas maupun POAK,ada dan
tidaknya stok bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya,untuk
memperkirakan kebutuhan dalam satu tahun,melalui kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan
barang
3).Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang, segera
mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku permintaan
barang
4).Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan ada di
gudang obat.
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di poli gigi .
5)Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

9
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety)di Unit Pelayanan gigi adalah suatu sistem
dimana membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar
belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di Puskesmas
Segarau, salah satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu dilakukan,untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan terutama didalam melaksanakan keselamatan pasien
sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat
dicegah sedini mungkin.
A.Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
• Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien dan masyarakat
• Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
• Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.
• Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi didalam mengambil
keputusan terhadap keselamatan pasien.
• Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat meningkatkan
keselamatan pasien.
• Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.
C. MANFAAT :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang baik bagi
Unit Pelayanan Gigi

10
2. Agar seluruh personil Unit Pelayanan Gigi memahami tentang tanggung jawab dan
rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas Unit Pelayanan Gigi dan pasien
terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya KTD di Unit Pelayanan Gigi
Solusi Keselamatan Pasien di Unit Pelayanan Gigi
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat akan merujuk pasien ke Unit lain
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated) mis; penggunaan cairan bayclin
untuk merendam alat.
5. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
6. Hindari kesalahan dalam menggunakan alat yang berakibat fatal
7. Gunakan alat injeksi sekali pakai
8. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosokomial

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A.Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut merupakan bagian dari
pengelolaan poli gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu
kriteria standar pelayanan kedokteran gigi di Indonesia,yaitu melaksanakan
Kesehatan Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus dilaksanakan
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Perawat Gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus dapat
memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai
pengetahuan tentang Kesehatan Keselamatan Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3) kebijakan
pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard pelayanan K3 di
unit pelayanan gigi,standard sarana,program K3 di unit pelayanan gigi, pengelolaan
Jasa dan Barang berbahaya bagi manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina
pengawasan, pencatatan, dan pengawasan.
Unit pelayanan gigi Puskesmas Segarau merupakan salah satu unit pelayanan yang
wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter gigi, perawat gigi,
pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien serta masyarakat sekitar.
1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan Gigi
Setiap petugas unit poli gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan kesehatan
kerja seperti yang tercantum pada pasal 23 dalam undang – undang kesehatan tahun
1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di unit pelayanan gigi dalam menyesuaikan diri
baik fisik maupun mental terhadap pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau sarana yang terkait
dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SPO Kerja,SPO Peralatan,SPO Penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.

12
f. Melaksanakan pendidikan,pelatihan atau promosi/penyuluhan kesehatan kerja
secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan
budaya K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan fisik petugas.
B.Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi
Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, cara
menggunakan,dll) B3,setiap petugas di unit pelayanan gigi mengetahui betul jenis dan
bahan serta penanganan dengan melihat SPO dan MSDS yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pd ruangan sesuai petunjuk
e. Memperhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss
2. Penanganan berdasarkan lokasi
Penempatan tabung kompresor harus berada di luar ruangan unit pelayanan gigi
karena untuk menghindari kebocoran gas dan kebisingan suara.
3. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda sesuai
dengan potensi bahaya yang ada dan lokasi tersebut tersedia SPO untuk menangani
B3 antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Segarau
dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa
tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.
A.Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4) Mutu terkait dengan input,proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3
variabel,yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan,seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula.

14
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi
pada konsumen(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tsb.
B.Upaya Peningkatan Mutu
Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas Segarau secara efektif dan efisien agar tercapai derajat
kesehatan yang optimal. Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu
pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai
dengan target mutu poli gigi dan mulut, serta kepuasan pelanggan dapat selalu
ditingkatkan.
Pemantapan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Segarau melalui tahap pre
analitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan, menerima pasien.
Tahap analitik meliputi kegiatan pemeriksaan odontogram, anamnesis, pemeriksaan
keluhan utama, tindakan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil
pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan ke dalam SIK/Pcare.

15
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Poli gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya menjadi
dasar setiap SDM di poli gigi dan mulut khususnya, dan SDM Puskesmas Segarau
dalam menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. Pedoman ini
bertujuan pada akhirnya untuk kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal.
Seiring perjalanan waktu,sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan
organisasi ini akan direvisi apabila diperlukan.

16

Anda mungkin juga menyukai