Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas tentang asuhan keperawatan pada Tn.K dengan
diagnosa medis NSTEMI. Ruang lingkup dari pembahasan kasus ini adalah
proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan ( intervensi), pelaksanaan (implementasi) serta evaluasi.
NSTEMI yang terjadi pada Tn.K merupakan keadaan terjadinya
perubahan patologis dalam dinding arteri koroner, penurunan suplai darah akibat
penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total
arteri oleh emboli atau trombus yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada dada.
Ketika proses pengkajian yang dilakukan pada tanggal 03 Oktober 2019,
Tn. K mengeluhkan sesaat sebelum masuk RS, sesak nafas dibagian perut yang
menjalar ke dada kiri hingga punggung. Dan saat tanggal 3 hanya nyeri dibagian
perut kiri atas dengan tekanan darah rendah sehingga kami mengangkat diagnosa
keperawatan penurunan curah jantung, nyeri akut karena Tn. K belum ada 3
bulan mengalami nyeri. Dari hasil radiologi mendapat kesan bahwa Tn. K
mengalami Cardiomegaly dengan edema paru. Pasien juga mengalami DM tipe 2
dengan kadar glukosa darah tidak stabil. Pada kasus Tn.K dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam.

A. Poses pengkajian pada Tn. K dilakukan di ruangan Aster V RSUD


Dr.Moewardi pada 30 Oktober 2019. Pengkajian dilakukan dengan
wawancara langsung pada Tn.K dan observasi serta pemeriksaan fisik secara
langsung ke Tn.K. saat pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada Tn.K saat dikaji. Pada saat
pengkajian berlangsung Tn.K sangat terbuka sehingga memudahkan kami
mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya serta sejelas-jelasnya. Dari
data yang telah terkumpul maka dilakukan analisa data untuk mentukan data
fokus agar dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang sangat sesuai
dengan kondisi klien saat ini.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d kontratilitas ditandai dengan hipotensi,
takipnea, dan edema paru (kode:00029 hal: 229)
2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis ditandai dengan keluhan nyeri
(PQRST) (kode: 00132, hal: 445)
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d kurang kepatuhan pada
rencana manajemen diabetes t.d ketidakstabilan glukosa darah
(hiperglikemik) (kode: 00179, hal 174)
4. Ansietas b.d ancaman status terkini ditandai dengan khawatir tentang
perubahan dalam peristiwa hidup (kode: 00146, hal: 324)

C. Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul,
dikelompokan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan
disusun berdasarkan priolitas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.
Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan
keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang dan
jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis. Ditegaskan dalam
bentuk perubahan. Kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang
memacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan. Pada
penyusunan kriteria hasil penulis menyesuaikan dengan waktu pemberian
perawatan yang dilakukanoleh perawat yaitu selama 3x24 jam.
Perencanaan yang dibuat pada kasus Tn. K dengan diagnosa utama
Penurunan curah jantung b.d kontratilitas ditandai dengan hipotensi, takipnea,
dan edema paru dibuat sesuai dengan teori dengan menggunakan NANDA
2018-2020, NIC, dan NOC, namun disesuaikan dengan kondisi klien saat itu.

D. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dalam proses keperawatan. Tahap
evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif
dan data objektif yang akan menunjukan apakah tujuan asuhan keperawatan
sudah tercapai atau belum tercapai, serta menentukan masalah apa yang perlu
dikaji, direncanakan dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai, meningkatkan mutu, asuahan keperawatan melalui
perbandingan asuhan keperawatan, yang diberikan serta hasilnya dengan
standar yang telah ditetapkan lebih dulu.
Adapun evaluasi dari tindakan keperawatan di atas adalah karena
tindakan yang dilakukan hanya 3x24 jam, maka tujuan keperawatan ada yang
sudah tercapai namun ada yang belum tercapai juga.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan keadaan terjadinya
perubahan patologis dalam dinding arteri koroner, sehingga menyebabkan
iskemik miokardium dan menimbulkan Unstable Angina Pectoris (UAP)
serta Infark Miokard Akut (IMA) seperti Non ST Elevation Myocardial
Infarct (NSTEMI) dan ST Elevation Myocardial Infarct (STEMI).
Penyebab NSTEMI gangguan pada arteri koronaria berkaitan dengan
aterosklerosis, kekakuan, atau penyumbatan total pada arteri oleh emboli
atau trombus, Penurunan aliran darah system koronaria menyebabkan
ketidakseimbangan antara O2 suplai dan kebutuhan jaringan terhadap O2.
manifestasi Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus
terletak dibagian bawah sternum dan perut atas, nafas pendek, pucat,
berkeringat dingin, pusing mual, dan muntah. Penatalaksanaan yang dapat
diberikan pada penderita NSTEMI Morphine, aspirin, antikoagulan dan
antiplatelet, antitrombolitik. Asuhan keperawatan yang dapat diberikan
pasa penderita NSTEMI adalah pengkajian secara komprehensif
penurunan curah jantung, nyeri, dan tanda gejala.
Proses asuhan keperawatan yang dilakukan dimulai dengan
pengkajian dan mendapatkan diagnosa keperawatan Penurunan curah
jantung, Nyeri akut dan ansietas. Perencanaan dilakukan oleh kelompok
dengan pemberian intervensi sesuai shif kelompok. Dan dievaluasi serta
membuat planning selanjutnya.
B. Saran
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatanpada klien dengan
NSTEMI di perlukan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan
teori penyakit bagi seorang Perawat. Informasi yang adekuat dan Penkes
sangat bermanfaat bagi keluarga dan penderita NSTEMI. Agar asuhan
yang diberikan dapat diterapkan secara efektif di rumah sakit serta dapat
dilanjutkan di rumah.
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Madikal Bedah Edisi 8
volome 2. Jakarta EGC.
Corwin J. Elizabeth (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Krisanty Paula, dkw (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta.
Bulechek, G.M., Butcher H.K., Dotcherman J.M. (2016).Nursing Interventions
Classification (NIC)6th Indonesian Edition.Elsevier. Singapore
Herdman, T. H., Kamitsuru, S. Nanda Internasional Nurising Diagnosa Definisi
and classification 2018-2020. Jakarta; EGC
Smeltzer, C. S., & Bare, B. G. (2010).Buku Ajar Keperawatan Medikal
BedahBrunner & Suddart. Jakarta: EGC.
Moorhead, S.d.(2016). Nursing outcomes classification (Noc) ed. 6 .Singapore:
ElsevierGlobal Rights.
Tumade, B., Jim, E. L., Joseph, V. F. F., ( 2016). Prevalensi Sindrom Koroner
Akut di RSUPProf. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2014 –
31 Desember 2014.Jurnal e-Clinic. Universitas Sam Ratulangi Manado.
4(1):229.
Wijaya, A.S. & Putri.(2013).KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (keperawatan
dewasa).Yogyakarta: Nuha medika
PERKI.(2015). Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Jakarta: Centra
Communications
Tumade, B., Jim, E. L., dan Joseph, V. F. F.(2016). Prevalensi sindrom koroner
akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2014 –
31 Desember 2014. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, hal: 223-
230
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI.(2013). Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI.
Putri, R. N., Suryanti, dan Lestari, S.(2018). Gambaran Serum Elektrolit Pada
Pasien Acute Miocard Infark (AMI) Di Ruang Intensive Cardiovaskuler
Care Unit (ICVCU) RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. Jurnal
Keperawatan Global, Volume 3, No 2, Desember 2018 hlm 58-131

Anda mungkin juga menyukai