MAKALAH
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan, waktu, dan kelancaran sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Dengan Model Inkuiri, Problem Based Learning, Project Based Learning Pada Pembelajaran Abad
21”. Terima kasih kami ucapkan kepada Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc. dan Dr. Avia Riza Dwi
Kurnia, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Pembelajaran Biologi Abad 21.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan terutama tentang pembelajaran inovatif. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih ditemukan kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap bagi
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang konstruktif dan logis agar tercipta makalah yang
baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi wawasan baru yang menambah
ilmu pengetahuan. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan. Kami mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian
proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan (Kemdikbud, 2014, hlm. 35) yaitu:
1. Kemampuan pengelolaan : kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2. Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3. Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan
tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Sumber-sumber
data penilaian tersebut meliputi (Kemdikbud, 2014, hlm. 85):
1. Self-assessment (penilaian diri) penting dilakukan untuk merefleksikan diri siswa
sendiri, tidak hanya menunjukkan apa yang siswa rasakan dan apa yang seharusnya
siswa berhak dapatkan. Siswa merefleksikan dirinya seberapa baik mereka bekerja
dalam kelompok dan seberapa baik siswa berkontribusi, bernegosiasi, mendengar dan
terbuka terhadap ide-ide teman dalam kelompoknya. Siswa pun mengevaluasi hasil
proyeknya sendiri, usaha, motivasi, ketertarikan dan tingkat produktivitas.
2. Peer Assessment (penilaian antar siswa) merupakan element penting pada penilaian
PjBL: guru tidak akan selalu bersama semua siswa di setiap waktu dalam proses
pengerjaan proyek, dan peer assessment akan memudahkan untuk menilai siswa secara
individu dalam sebuah kelompok. Siswa menjadi kritis terhadap kerja temannya dan
berupaya untuk saling memberikan umpan balik.
3. Rubrik penilaian produk, Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan
dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta
didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik,
dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana. Pengembangan produk
meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
- Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
- Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
- Tahap penilaian produk (appraisal) meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Delapan (8) hasil belajar penilaian, dan laporan nilai harus dipertimbangkan dalam
instruksi guru PJBL. Mereka termasuk (1) konten standar, (2) kolaborasi, (3) pemikiran kritis, (4)
lisan komunikasi, (5) komunikasi tertulis, (6) karier persiapan, (7) kewarganegaraan dan etika, dan
(8) Literasi teknologi tertanam di semua proyek
7. Pengembangan Model Project Based Learning (PjBL)
Perangkat pembelajaran merupakan rencana tahap awal seorang guru sebelum melakukan
proses belajar mengajar. Rencana mengajar guru tersebut merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan seorang guru. Hal tersebut membuat betapa pentingnya melakukan perencanaan
sebelum memulai proses belajar mengajar melalui pengembangan perangkat pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas maka diketahui bahwa perangkat pembelajaran adalah kegiatan
perencanaan dan persiapan pembelajaran yang sangat penting dilakukan oleh seorang guru untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang baik (Daryanto & Dwicahyono, 2014).
Perangkat pembelajaran yang berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
modul, jobsheet, dan tes evaluasi. (a) Silabus merupakan salah satu produk pengembangan
kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan
penilaian.(b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu panduan langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam scenario kegiatan. (c)
Modul adalah satu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan.
(d) Job sheet yang disebut pula lembaran kerja adalah suatu media pendidikan yang dicetak
membantu instruktur dalam pengajaran keterampilan, terutama di dalam laboratorium (work shop),
yang berisi pengarahan dan gambar-gambar tentang bagaimana cara membuat atau menyelesaikan
job atau pekerjaan. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu mata rantai proses pembelajaran
yang perlu mendapat perhatian sebab menjadi entri point dalam upaya meningkatkan kualitas,
terutama dalam bidang soft skill pebelajar.
Pemilihan model pembelajaran perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kondisi
siswa. Setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Sehingga diperlukan model
pembelajaran yang tepat untuk siswa agar bisa melakukan proses belajar mengajar yang efektif,
dapat diketahui bahwa dalam pembelaja-ran berbasis proyek, siswa akan dapat belajar dari
pengalaman langsung terjun ke lapangan, dalam hal ini adalah sekolah mengenai pentingnya
perencanaan pem-belajaran, apa saja yang harus dibuat/ direncanakan guru sebelum melakukan
proses pembelajaran dan bagaimana mekanisme dalam menyusun perangkat pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran berbasis proyek dalam mengembangkan karakter siswa tidak terlepas
dari prinsip pembelajaran dalam PjBl tersebut. Prinsip dalam Pembelajaran Berbasis Proyek selain
dapat mengembangkan nilai karakter siswa juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyusun perangkat pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran berbasis proyek ini
menyajikan hal-hal yang nyata sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga apa yang di peroleh
siswa juga bermakna.
Dalam pembelajaran biologi perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), modul, jobsheet, dan tes evaluasi. Salah satu contohnya RPP yang dirancang
untuk materi sistem pencernaan didasarkan pada karakteristik pembelajaran Proyek. Ciri mendasar
dari RPP yang dikembangkan dengan pembelajaran Proyek adalah kegiatan guru dan kegiatan
Peserta didik dideskripsikan secara detail, sedangkan RPP yang ada sebelumnya deskripsi kegiatan
guru dan Peserta didik masih bersifat umum, Buku Peserta didik berisi konsep Biologi yang
disajikan secara sederhana dan ringkas untuk menghilangkan kesan bahwa mempelajari Biologi
adalah sulit dan banyak menghapal, selain itu deskripsi materi ajar diberikan dengan konsep
Biologi yang tidak terpisahkan dari kehidupan nyata dari Peserta didik, dan Penyajian materi
diawali dari suatu permasalahan terkait dengan topik bahasan. Hal ini dimaksudkan untuk
membangkitkan minat dan motivasi Peserta didik pada awal pembelajaran. Selanjutnya
permasalahan diselesaikan melalui kegiatan informasi dan diskusi kelompok, sehingga Peserta
didik menemukan konsep pembelajaran. Konsep yang tertanam pada diri Peserta didik diperoleh
dari proses berpikir hierarki dan akhirnya sampai pada kesimpulan hasil belajar.
BAB III
KESIMPULAN