Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Terapi Relaksasi Otot Progresif di Rawat Inap Jantung”

RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

Oleh :

Kelompok 4

Kelas III A

Fadhilatul Husna (173110162)

Fadillah Fauzana 173110163)

Fauzyiah Adilhah (173110164)

Febri Trismayola (173110165)

Fitria Hasni (173110166)

Hasri Rahmayati (173110168)

Heru Mulianse (173110169)

Dosen Pembimbing :

Ns. Yossi Suryarinilsih, M.Kep,Sp.Kep.MB

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKKES KEMENKES RI PADANG

TA 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Teknik Relaksasi Otot Progresif


Waktu Pertemuan : 40 menit
Tanggal : 19 September 2019
Tempat : Rawat Inap Jantung
Sasaran : Klien di ruangan Rawat Inap Jantung
Metode : Ceramah dan tanya jawab

A. LATAR BELAKANG
Dalam jurnal pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila
Ramdhani dan Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan
salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem
syaraf simpatetis dan parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering
dilakukan karena terbukti efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan,
membantu orang yang mengalami insomnia, dan asma.
Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup
banyak dilakukan. Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik.
Efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi
kecemasan berbicara di muka umum, selanjutnya relaksasi juga efektif
dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan, dan
menurunkan ketegangan pada siswa penerbang.
Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
ketegangan pikiran dan otot - otot akibat stres karena ketegangan dapat
mempengaruhi keseimbangan tubuh. Bila ketegangan terjadi maka tubuh
akan menjadi lemah dan akibatnya tubuh tidak dapat melakukan fungsinya
secara optimal. Kelompok dalam praktik keperawatan kardiovaskuler
memberikan terapi relaksasi otot progresif pada pasien yang mengalami
hipertensi, ansietas, nyeri dan ketegangan otot.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Agar klien dapat memahami dan mengaplikasikan materi
penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian relaksasi progresif
b. Menjelaskan tujuan relaksasi progresif
c. Menjelaskan indikasi relaksasi progresif
d. Menjelaskan kontra indikasi relaksasi progresif
e. Menjelaskan hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan relaksasi
progresif
f. Menjelaskan langkah-langkah relaksasi progresif

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Teknik Relaksasi Otot Progresif

2. Sasaran dan Target


a. Sasaran : Klien di Rawat Inap Jantung
b. Target : Klien yang mengikuti penyuluhan.

3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi

4. Media dan alat


a. Lembar balik
b. Leaflet
5. Waktu dan Tempat
a. Hari / Tanggal : Sabtu/19 September 2019
b. Waktu : 11.00 – 11.30 WIB

6. Tempat : Rawat Inap Jantung

7. Pengorganisasian
a. Struktur
1) Penyaji : Fadhilatul Husna
2) Moderator : Hasri Rahmayati
3) Fasilitator : Fadhila Fauzana
Fitria Hasni
Heru Mulianse
4) Observer : Fauziyah Adilhah
5) Notulen : Febry Trismayola

b. Penugasan
1) Penyaji
Tugas :
a) Mempresentasikan materi penyuluhan.
b) Bersama audiens menyimpulkan materi penyuluhan.
c) Ikut serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien.
2) Moderator
Tugas :
a) Membuka acara.
b) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c) Menjelaskan tujuan dan topik.
d) Menjelaskan kontrak waktu.
e) Mengarahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f) Mengarahkan alur diskusi.
g) Memimpin jalannya diskusi.
h) Menutup acara.
i) Ikut serta Menjawab pertanyaan yang muncul.
3) Observer
Tugas :
a) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai
akhir.
b) Mengobservasi prilaku semua anggota kelompok
4) Fasilitator
Tugas :
a) Meminta persetujua/mengontrak klien.
b) Berdiri disamping klien untuk mendampingi klien.
c) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
d) Mempersiapkan absen.
e) Berdiri disamping klien untuk mendampingi klien.
f) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
g) Mempersiapkan ruangan.
h) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
i) Mempersiapkan ruangan, infokus, dan laptop.
j) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
5) Notulen
Tugas :
a) Mencatat semua pertanyaan yang diajukan oleh klien.
b) Mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok..
c) Mencatat hasil kesimpulan dari observer.
8. Setting Tempat

Keterangan :

= Penyaji = Klien = Ci klinik

= Moderator = Fasilitator = Dosen pembimbing

= Notulen = Observer
D. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN :
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. 30 menit KEGIATAN INTI
 Menyampaikan tujuan  Mengemukakan
penyuluhan pendapat
 Menjelaskan pengertian  Memperhatikan dan
relaksasi progresif mendengarkan
 Menjelaskan tujuan relaksasi  Memperhatikan dan
progresif mendengarkan
 Menjelaskan indikasi  Memperhatikan
relaksasi progresif  Memperhatikan dan
 Menjelaskan kontra indikasi mendengarkan
relaksasi progresif  Memperhatiakan dan
 Menjelaskan hal-hal yang mendengarkan
diperhatikan dalam  Memperhatikan dan
melakukan relaksasi progresif mendengarkan
 Menjelaskan langkah-
langkah relaksasi progresif  Memperhatiakan dan
 Memberi kesempatan untuk mendengarkan
bertanya
 Memberikan jawaban  Mengajukan
 Reinform consent pertanyaan
 Mendengarkan
 Mendengarkan
3. 5 menit PENUTUP
 Bersama peserta  Bersama – sama
menyimpulkan apa yang telah menyimpulkan
disampaikan
 Evaluasi materi Non STEMI  Menjawab
dengan mengajukan pertanyaan
pertanyaan
 Melakukan terminasi  Memperhatikan dan
mendengarkan
 Memberikan salam untuk  Menjawab salam
menutup pertemuan

E. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. 100% klien menghadiri penyuluhan.
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

2. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
b. 100 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan teknik relaksasi
otot progresif
c. 100 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan kembali pengertian relaksasi progresif
b. Menyebutkan tiga dari tujuh tujuan relaksasi progresif
c. Menyebutkan dua dari lima indikasi relaksasi progresif
d. Menyebutkan sat dari dua kontra indikasi relaksasi progresif
e. Menyebutkan tiga dari hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan
relaksasi progresif
f. Menyebutkan lima dari lima belas langkah-langkah relaksasi
progresif
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Pengertian Relaksasi Progresif


Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk
mengurangi ketegangan dan kecemasan. Relaksasi progresif merupakan
suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan
otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi. Teknik ini dapat digunakan oleh
pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk
mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah.
Istilah relaksasi sering digunakan untuk menjelaskan aktifitas yang
menyenangkan. Rekreasi, olahraga, pijat, dan menonton bioskop. Semua
bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suasana rileks
merupakan contoh yang banyak diaggap sebagai relaksasi (Gerald
Corey,2005).
Oleh karena itu efek yang dihasilkan adalah perasaan senang,
relaksasi mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan psikis yang
berkaitan dengan permasalahan kehidupan.Terdapat banyak macam teknik
relaksasi yang bisa dilakukan. Terdapat empat macam tipe relaksasi, yaitu:
1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)
2. Pernafasan (diaphragmatic breathing)
3. Meditasi (attention-focussing exercises)
4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)

Terapi Relaksasi Otot Progresif / Progressive Muscle Relaxation


(PMR) merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada klien
dengan menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi. Relaksasi
progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasikan latihan napas dalam dan serangkaian seri kontraksi
dan relaksasi otot tertentu (abu ahmad dan Widodo, 2008).
Teknik relaksasi otot progresif memusatkan perhatian pada suatu
aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan relaks (Herodes, 2010).

B. Tujuan Relaksasi Progresif


Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam
Setyoadi dan Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
2. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.
4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan, dan
7. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. Indikasi Relaksasi Progresif


Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) bahwa indikasi dari terapi
relaksasi otot progresif, yaitu:
1. Klien yang mengalami gangguan tidurr (insomnia)
2. Klien yang sering mengalami stress
3. Klien yang mengalami kecemasan
4. Klien yang mengalami depresi
5. Klien yang mengalami nyeri dan ketegangan otot

D. Kontra indikasi Relaksasi Progresif


1. Klien yang mengalami keterbatasan gerak misalnya tidak bisa
menggerakkan badannya
2. klien yang menjalani tirah baring (bed rest)
E. Hal-Hal yang Diperhatikan Dalam Melakukan Relaksasi Progresif
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
kegiatan terapi relaksasi otot progresif.
1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri
sendiri.
2. Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks.
3. Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari
dengan posisi berdiri.
4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri
dua kali.
6. Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.
7. Terus-menerus memberikan instruksi.
8. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

F. Langkah-langkah Relaksasi Progresif


Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk
melakukan teknik ini yaitu:
1. Persiapan
a) Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan
yang tenang dan sunyi.
b) Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
c) Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata
tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau
duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
d) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan
sepatu.
e) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya
mengikat.
2. Prosedur
a) Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
Gerakan 1: Mengepalkan
jari-jari tangan

1) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.


2) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
3) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10
detik.
4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
relaks yang dialami.
5) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

b) Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.


Gerakan 2: Menekuk
pergelangan tangan ke atas

1) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan


sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang.
2) Jari-jari menghadap ke langit-langit.
c) Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar
padabagian atas pangkal lengan).
Gerakan 3: Menekuk siku

1) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.


2) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot
biseps akan menjadi tegang.

d) Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya


mengendur.
Gerakan 4: Mengangkat
kedua bahu

1) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga


menyentuh kedua telinga.
2) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang
terjadi di bahu punggung atas, dan leher.
e) Gerakan 5 dan 6 : ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah
(seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
Gerakan 5: Mengerutkan
dahi dan alis gerakan 6: Menutup mata
sekencang-kencangnya

1) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis


sampai otot terasa kulitnya keriput.
2) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

f) Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang


dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.
Gerakan 7: Mengatupkan
gigi bawah dan atas

g) Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar


mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan
dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gerakan 8: Memonyongkan
bibir

h) Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan


maupun belakang.
Gerakan 9: Menekankan
kepala pada sandaran kursi

1) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru


kemudian otot leher bagian depan.
2) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher
dan punggung atas.

i) Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.


Gerakan 10: Menekuk dagu ke arah dada
1) Gerakan membawa kepala ke muka.
2) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan
di daerah leher bagian muka.
j) Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
Gerakan 11: Membusungkan
dada

1) Angkat tubuh dari sandaran kursi.


2) Punggung dilengkungkan
3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian relaks.
4) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.

k) Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


Gerakan 12: Menariknapas
dalam-dalam sampai dada
terasa penuh

1) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara


sebanyak-banyaknya.
2) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
3) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
4) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara
kondisi tegang dan relaksasi

l) Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut

Gerakan 13: Menarik perut


ke arah dalam

1) Tarik dengan kuat perut ke dalam.


2) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
3) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
m) Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti
paha dan betis).

Gerakan 14: Meluruskan Gerakan 15: Meluruskan


kaki daan menegakkan telapak kaki dan jari-jari ke
telapak kaki depan

1) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.


2) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
3) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
4) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta.

Corey, Gerald. 2005. Teori dan praktek dari konseling dan psikoterapi.
Terjemahan oleh E. Koeswara. Jakarta: ERESCO.

Herodes. (2010). Teknik Relaksasi Progresif Terhadap Insomnia Pada Lansia.


[Online]. Diakses dari: http://herodessolution.blogspot.com/2010/11/
teknik-relaksasi-progresif.

http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2008/05/relaksasi-
otot.pdf

Setyoadi dan Kushariyadi, 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien.


Psikogeriatrik. Penerbit: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai