Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Metafisika

Istilah metafisika untuk pertama kali dipopulerkan Andronicos dari Rhodes. Usia ilmu
ini sudah cukup tua. Metafisika telah dipopulerkan sejak sekitar tahun 70 SM. Sosok ini telah
menafsirkan karya-karya Aristoteles tersusun sesudah (meta) buku physika. Menurut Hendrik,
metafisika sering diartikan sebagai filsafat kedua setlah fisika. Disebut demikian, karena kajian
ini lahir setelah berbagai kajian fisika digelutinya. Jadi, dalam nalar Jean Hendrik, metafisika
mengkaji keadaan sesuatu, yang eksistensinya patut diduga berada di luar jangkauan fisik biasa
manusia. Ia adalah murid cerdas Plato yang sering bertentangan dengan gurunya dalam
memahami bidang ini. Kenapa disebut murid cerdas? Sebab tokoh yang satu ini, bukan saja
mampu memahami pikiran gurunya, Plato, tetapi ia juga mampu mengembangkan dan
melahirkan teori baru yang lebih praksis dan bahkan terkadang bertentangan dengan pemikiran
gurunya. Namun harus diakui bahwa melalui pemikiran Aristoteles, filsafat terasa lebih hidup
dibandingkan dengan pengaruh pemikiran Plato. Contoh konkret atas kecerdasan Aristoteles
adalah ketika ia mengembangkan pemikiran Plato tentang keadaan atau eksistensi sesuatu.

Bagi Plato, eksistensi itu dapat dibagi pada dua kenyataan, yaitu kenyataan fisik yang
empiris dan kenyataan yang membelakanginya dan bersifat non fisik yang kemudian disebut
metafisik. Pemikiran Plato tadi kemudian disebut metafisika. Pemikiran Plato tadi,
dikembangkan Aristoteles yang hasilnya justru mengejutkan. pemikiran Aristoteles berbeda
dengan gurunya. Aristoteles lebih menitikberatkan pada aspek “dunia fisik” sebagai yang
sebenarnya keadaan. Jadi tidak ada eksistensi yang metafisik [immateril] di balik yang fisik.

Pengertian meta fisika menurut beberapa ahli

1. Junun S. Suriasumantri : Ilmu metafisika adalah suatu kajian yang membahas


mengenai hakikat keberadaan zat, hakikat fikiran dan hakikat tentang kaitan zat
dengan fikiran manusia.
2. Dr. Lorens Bagus : Metafisika sebagai ilmu pengetahuan memiliki objek formal
tersendiri,dan terlihat dalam metodologi nya sebagai suatu analisis science. Sebagai
suatu tuntutan ilmiah diperguruan tinggi, karyanya sudah cukup baik, namun ada
pendapatnya yang menjadikan keraguan bagi pembacanya adalah “Metafisika tidak
mempunyai objek materi tertentu , tetapi menyangkut semua yang ada”.

Uraian Metafisika Padapenciptaan Manusia Dalam Oreantasi Ajaran Agama

1. Menurut Agama Hindu Kitab Suci Bhagavadgita menjelaskan bahwa manusia dibumi
ini melalui pengulangan kelahiran yang sangat banyak dan telah lama sekali
(Reinkarnasi). Dalam ajaran Hindu, tidak dibicarakan siapakah manusia pertama
dibumi ini, dan kapan manusia mulai menghuni bumi ini.
2. Menurut Agama Budha Agama Budha hampir sama dengan agama Hindu, karena
agama Budha lahir sebagai reformasi dari agama Hindu. Bahwa menurut pandangan
Budhist; kehidupan atau kelahiran manusia bukan sekali saja, tetapi telah berulang-kali
hidup dibumi ini dan juga hidup dibumi-bumi yang lain. Manusia atau mahluk hidup
berpindah-pindah dari sebuah bumi kebumi yang lain Perpindahan kehidupan
manusia dari sebuah bumi ke bumi yang lain disebabkan karena bumi yang dihuninya
telah hancur lebur atau telah kiamat, maka setelah kematiannya tsb ia terlahir dialam
Abhassara (Alam Cahaya). Kelahiran dialam Abhassara ini dapat dicapai oleh orang
yang telah melakukan meditasi ketenangan bathin (Samatha Bhavaiir).
3. Menurut Agama Nasrani Penciptaan manusia menurut agama nasrani tertuang dalam
Surat Kejadian 2:7 : “Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya demikianlah manusia itu
menjadi mahkuk yang hidup”.
4. Menurut Agama Islam Didalam AlQuran konsep penciptaan manusia diceritakan sbb:
“Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya Dan dimulainnya
penciptaan manusia dari tanah” Qs 32:7. “Kemudian disempurnakan Nya kejadiannya,
lalu ditiupkanNya Ruh Nya kedalam badannya dan dianugrahinya pendengaran,
penglihatan dan hati” Qs32:9
Pandangan Islam, Hadist Nabi :
“Tiap-tiap manusia terjadi didalam perut ibunya dalam 40 hari, sesudah itu dia
segumpal darah selama itu pula, kemudian dia segumpal daging selama itu juga,
kemudian disuruh Allah, malaikat meniupkan ruh, membawa perintah 4 perkara yang
berhubungan dengan rezeki, umur, amalan, dan akan berbahagia atau tidak berbahagia”
(Sahih Bukhari - Muslim).
Eksistensi Dan Substansi Manusia Berdasarkan Ilmu Pengetahuan
Kata eksistensi berasal dari kata Latin Existere, dari ex keluar sitere = membuat berdiri. Artinya
apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa yang dialami. Eksistensi adalah milik pribadi.
Tidak ada dua individu yang identik. Oleh sebab itu, eksistensi adalah milik pribadi, yang
keberadaannya tidak bisa disamakan satu sama lain.
Eksistensi manusia.
Eksistensi manusia adalah keberdaan manusia yang sangat peribadi tak ada dua individu yang
identik, yang keberadaannya tidak bisa disamakan satu sama lain Oleh sebab itu manusia
jangan pernah mencoba untuk menjadi diri yaang lain pastikan saja anda benar-benar jujur
menjadi diri yang mandiri.
Substansi Manusia.
Substansi adalah awal dari adanya pengenalan manusia terhadap benda-benda pada dunia
realitas.Pengenalan manusia terhadap dunia relitas tersebut memungkinkan manusia dapat
memperoleh pengetahuan dari bagian bagian yang dikenalinya.
Substansi manusia dapat dikatakan merupakan sesuatu yang di dalamnya terwujud esensi.
Substansi dipandang sebagai sesuatu bagian yang adanya terdapat di dalam dirinya sendiri.
Konsep Substansi Menurut beberapa ahli
 Menurut Rene Descartes aku bukan hanya sebentuk kesadaran dan pikiran, tetapi juga
jasmani yang konkret. Kejasmanian bisa saja menipu dan tidak sempurna. Tapi bahwa
kesan tentang kejasmanian itu sebenarnya sudah ada semenjak lahir dan menunjukkan
bahwa kejasmanian adalah ide bawaan. Descartes menyebutnya sebagai res extensa.
Terakhir, Descartes menjelaskan bahwa aku yang berpikir dan berkesadaran ini juga
memiliki ide tentang yang maha sempurna. Itulah Tuhan. Pada Descartes Tuhan ini
menjadi penjamin bagi keberlangsungan aku yang berpikir. Tuhan adalah substansi
yang tak dapat ditolak. Ketiga idea bawaan inilah yang ia transformasikan ke dalam
konsep substansinya.
 Menurut Baruch Spinoza Baruch Spinoza lahir pada tahun 1632. Ia adalah seorang
filsuf berdarah Yahudi yang keluarganya bermigrasi ke Belanda. Sebagai seorang yang
berkebangsaan Yahudi, maka sudahlah barang pasti bahwa pemikirannya dipengaruhi
dengan pola pikir ala filsafat Yahudi, yang memiliki pendekatan korelasi antara agama
(agama yahudi) yang bersifat mistik dengan ilmu pengetahuan. Spinoza menerima
definisi Cartesian soal substansi, namun menurutnya hanya ada satu substansi. Karena
jika ada dua substansi, maka keduanya akan saling membatasi atau melimitasi
independensi masing masing karena tidak ada dualisme yang mungkin untuk konsisten.
Konklusinya, hanya ada satu substansi. Sebab selain Tuhan, segala sesuatu punya
atribut yang dapat direferensikan kepada Tuhan. Sebagaimana Descartes, Spinoza
menyamakan infinite substance dengan Tuhan; juga menyamakannya dengan alam.
Ungkapan terkenalnya, “Nature equals God.”
 Menurut Berkeley Berkeley adalah filsuf empiris yang filsafatnya sangat dipengaruhi
oleh Locke. Kualitas primer dan sekunder yang disebutkan Berkeley pun ia ambil dari
pemikiran Locke. Ia mengambil Kualitas Locke untuk menjelaskan konsep
substansinya. Yang mana kita tahu kualitas menurut Locke adalah kekuatan kekuatan
pada objek untuk menghasilkan idea-idea dalam diri kita. Locke membedakan dua
kualitas, yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas primer adalah hal yang
tidak berubah dan tidak dapat dilepaskan dari objek tersebut atau melekat pada objek
tersebut. Sedangkan kualitas sekunder adalah daya-daya yang memengaruhi subjek,
merupakan kenyataan subjektif dan tidak melekat pada objek tersebut sehingga dapat
berubah-ubah menurut persepsi subjek. Kualitas kualitas ini dikaitkan oleh Berkeley
menjadi satu substansi dalam relasinya dengan manusia yang mengamati dunia
sekitarnya dalam hidup sehari-hari. Berbeda dari aristoteles yang menempatkan relasi
pada urutan kesekian, namun menurut Berkeley, justru relasi itulah yang harus
diutamakan.
 Menurut Immanuel Kant Bagi Kant, substansi adalah kategori intelek yang memiliki
hubungan hanya kepada data-data yang bisa diindrai, dan akibatnya tidak berguna
dalam upaya menemukan pengetahuan tentang realitas yang melampaui pengindraan.
Substansi merupakan kategori pikiran. Kategori tersebut tidak dapat bekerja sendiri
tanpa adanya realitas disekeliling manusia yang dapat dikenali. Dalam konteks ini, Kant
memaknai substansi sebagai pengenalan manusia terhadap realitas yang melibatkan
kategori pikiran dan dunia realitas yang dapat ditangkap dan dikenali melalui
fenomena.

Penedekatan Sains
Manusia sangat cepat dan kaya menangkap dan mengumpulkan gambar dan informasi dari
sekelilingnya,jauh lebih hebat dari kamera yang paling mutakhir sekalipun. Jadi, sekalipun
bersifat insani,elemen fisikal- material yg ada dalam diri manusia sangat unik dan pasti
penciptanya sangat hebat dan super. Manusia dengan segala kemampuanya telah banyak
mencip takan dan menemukan berbagai temuan sains yg sangatmengagum kan ,pada thn 1953
struktur DNA ditemukan dan sejak saat itu penelitian yg bertujuan memecahkan mistri manusia
berkembang pesat, namun hingga saat ini belum mampu utk menjawab secara sempurna
tentang kebe radaanya hal ini karena manusia bukan sbg pencipta dirinya.
Konsep Yang Dikemukakan Oleh Berbagai Disiplin Ilmu Utk Mengetahui Eksistesi Dan
Substansi Manusia
TEORI CHARLES DARWIN
Pada abad 19 seorang naturalis dari Inggris Charles darwin yang dikenal sebagai pengarang
buku the origin of species atau yg dikenal dengan teori evolusinya mengatakan bahwa mahkluk
hidup bermula dari mikro organisme seperti protozoa yang berkembang menjadi mahluk yang
lebih kompleks dan kemudian berkembang atau ber evolusi menjadi mahluk kera dan
manusia,sehingga teori ini bisa jadi mengkaburkan bagi manusia yg terkena imbas naturalizem.
Darwin dalam bukunya The Descent Of Man mengemukakan teori Evolusi yang meyatakan :
“terdapat hubungan yang signifikan antara manusia (purba) dengan species primata”. Akan
tetapi dia juga mengatakan adanya “The Missing Link” (mata rantai yang hilang) antara
keterkaitan manusia dengan species primata. Observasinya tentang manusia hanya
menganalisis unsur bio-fisis semata. Dan pra-manusia yang mirip atau berasal dari species
primata, statusnya bukan manusia sempurna sepNabi(Adam AS) yang tersebut dalam firman
Tuhan, yang telah memberi petunjuk ,bahwa manusia, dijadikan tidak dapat dinilai dari unsur
fisik semata.
ARKEOLOGI
Hasil penelitian para Arkeolog tentang eksistensi manusia dibumi telah mencapai
tingkat memuaskan, yang dapat memberikan pemahaman secara ilmiah tentang adanya evolusi
bio-fisis pra manusia (manusia purba) sampai manusia modern (homoluden) walaupun
penelitian tersebut hanya meliputi sisa kerangka (tengkorak) yang ditemukan dalam penggalian
mereka.
Temuan para Arkeolog yang telah mendapatkan pengesahan dari konsorsium ilmu
pengetahuan Internasional (ISC) dapat kita ambil untuk dijadikan sumber informasi ilmiah.
Walaupun penelitian Arkeologi didasarkan kepada kerangka tengkorak pra-manusia hingga
manusia modern (melalui isi otak) bersifat bio-fisis, namun telah memberikan pemahaman bagi
manusia Yakni adanya suatu mata rantai pertumbuhan fisik dari pra-manusia hingga manusia
modern secara evolusi dan sekaligus adanya garis pisah yang nyata antara pra-manusia dengan
manusia modern atau manusia sempurna dari(kitab suci)
BIOLOGI DAN MEDIS
Biologi adalah bagian dari mikro organisme Seperti virus, bakteri , jamur yang selalu
dikenal dengan perang biologi Walaupun Ilmu pengetahuan bidang biologi anatomi manusia
sudah begitu sempurna, yang sudah sampai meliputi struktur organ tubuh manusia Walaupun
Ilmu pengetahuan bidang biologi anatomi manusia sudah begitu sempurna, yang sudah
sampai meliputi struktur organ tubuh manusia Sehingga belum membuka metodologi
ilmiah tentang eksistensi maupun substansi manusia secara menyeluruh menurut kodrat dan
fitrah manusia itu sendiri yang didominasi oleh metafisika sehingga bidang biologi medis ini
masih banyak kendala dalam menghadapi permasalahan manusia tertentu.
PSIKOLOGI DAN PARA PSIKOLOGI
Psikologi adalah ilmu jiwa (pribadi, personalitas manusia) sedangkan Para Psikologi adalah
ilmu jiwa dalam (Psiko Analisa) yang dikembangkan sebagai disiplin ilmu oleh Dr. Sigmund
Freud. Psikologi Adalah suatu disiplin ilmu yang masuk dalam lingkup ilmu Metafisika
khusus, tetapi karena telah memakai istilah tersendiri yaitu Psikologi, sehingga secara umum
seolah-olah kehilangan identitas aslinya sebagai ilmu Metafisika. Psikologi manusia cenderung
membahas masalah perilaku/kepribadian maupun personalitas manusia, sehingga lebih
cenderung memakai istilah Behaviorism
SOSIOLOGI
Menyimpulkan :
 Manusia pada taraf hewan (Homo Animal),
 Manusia pada taraf pribadi (Homo Individual),
 Manusia pada taraf kepercayaan agama (Homo Religious).
Sudut pandang sosiologi tentang manusia meliputi eksistensi total menurut sifat keadaan yang
utuh tidak membahas substansi (elemen, unsur) terciptanya manusia. Sehingga kompetensinya
tidak sempurna dan manusia tetap menjadi misteri dalam dirinya.
ANTROPOLOGI
Antropologi adalah studi manusia diambil dari Antropos Yunani yakni "belajar", ilmu manusia.
makna antropologi disebut juga sebagai suatu atau sisi lain dari sifat manusia . Penelitian
antropologi tentang manusia menitikberatkan masalah eksistensinya melalui peradaban
(civilization), budaya (culture),ras, bangsa, suku dll. Namun tidak membahas masalah
substansi sehingga untuk memahami manusia tetap belum mendapatkan suatu hasil yang
sempurna.
ILSAFAT
Dalam ilmu filsafat, pembahasan mengenai manusia disebut filsafat ontologi. Konsep dasarnya
sangat bergantung dari aksen dan sudut pandang sang filosof.,
Analisanya berdasarkan metode subjectif, radikal, difikirkan, direnungkan (akal budi) secara
mendalam, meluas dan spekulatif tentang eksistensi dan substansi manusia itu. Statement yang
diajukan sangat bervariasi. Para filosof memberikan pengertian serta pemahaman tentang
manusia berdasarkan makna yang hakiki dan universal menurut aspek filosofinya yang
melampaui batas metode science, sehingga realitas eksistensi dan substansinya kurang
bermakna dan objektif, sehingga kompetensinya kurang terukur bila ingin mengetahui apa,
siapa dan kemampuan apa pada manusia itu sesungguhnya secara ilmiah (scientific approach)
dengan benar, realitas, terpercaya dan sah, haruslah dengan sumber utama informasi dari sang
pencipta (Allah SWT).
Prof. DR. H. SS. Kadirun Yahya (1975) mengatakan : “Akhir dari naluri (insting) adalah
awal pengetahuan (knowledge), akhir dari pengetahuan adalah awal dari ilmu pengetahuan
(science), akhir dari ilmu pengetahuan adalah awal dari filsafat (philosophy) dan akhir dari
filsafat adalah awal dari Firman Tuhan Wahyu (firman Tuhan) berkedudukan sebagai “The
Highest dimension scientific” yang berarti bahwa wahyu merupa kan sumber dari ilmu
pengetahuan, jadi bukan hanya suatu tingkat keyakinan yang dogmatis yang difahami oleh
masyarakat ilmuwan barat pada umumnya

Anda mungkin juga menyukai