Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rah-mat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ RUMAH SEHAT “. Makalah ini berisikan
informasi tentang pengertian rumah sehat atau yang lebih khususnya membahas syarat-syarat
dan karakteristik rumah sehat, standar dan peraturan untuk rumah sehat, untuk rumah tinggal.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang rumah sehat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala urusan kita. Amin.

Jakarta, April 2019

Penyusun
( Kelompok 6 )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari
zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di
gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon.
Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi
dengan peralatan yang serba modern.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi
perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal
berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu
bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan
guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis
lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada
kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80%
dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih
rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Rumah sehat ?
2. Apa fungsi Rumah Sehat bagi Manusia ?
3. Apa saja yang menjadi Syarat dan Kriteria rumah sehat?
4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian rumah sehat.
2. Untuk mengetahui fungsi rumah.
3. Untuk mengetahui persyaratan dan Kriteria rumah sehat.
4. Untuk mengetahui bagaimana penilaian rumah sehat.
5. Sebagai syarat tugas mata kuliah kesehatan Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rumah Sehat
1. Pengertian Rumah
Runah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni,
sarana pembinaan keluarga cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta asset bagi
pemiliknya (UU RI NO. 1, 2011), sedangkan menurut WHO Rumah adalah suatu struktur fisik
di mana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, di mana lingkungan dari struktur
tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang
berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan
individu (WHO 2001). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah
sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga
menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.

2. Pengertian sehat
Menurut UU RI NO.36 Tahun 2009 Tentang kesehatan Sehat adalah keadaan sehat baik
secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan stiap orang untuk hidup
produktif secara social dan ekonomis. Menurut WHO Mendefenisikan pengertian sehat lebih
terperinci sebagai keadaan kesehatan jasmani, rohani dan social yang baik dan lengkap, bukan
hanya berarti terhindar dari penyakit atau kelemahan (Health is a state of complete physical,
mentan and social wellbeing, not merely the absence of disease or infirmity).

3. Pengertian rumah sehat


Rumah sehat diartiakan sebagai Sebuah rumah yang dekat dengan air bersih berjarak
lebih dari seratus meter dari tempat pembuangan sampah, dekat dengan sarana pembersihan
serta berada ditempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang (Wahid dan Chayatin
2009). Menurut Depkes RI (2003) bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikuti
dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.
Rumah merupakan salah satu Dari beberapa kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang pangan dan kesehatan. Oleh karena itu Rumah harus direncanakan dengan
memenuhi kriteria rumah sehat, aman dan nyaman agar penghuninya tidak mendapatkan
masalah terutama masalah kesehatan, sehingga mereka lebih produktif dalam menjalani
kehidupan sehari-harinya. Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting
bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar tempat untuk melepaskan lelah stetelah
bekerja namun didalamnya terkandung arti yang bpenting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat, aman dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus
berwujud rumah mewah dan besar, rumah yang dibangun secara sederhana dapat juga menjadi
rumah yang sehat karena Rumah sehat adalah rumah yang dibangun dengan memperhatikan
kondisi fisik, kimia, Biologi didalam Rumah atau didalam kawasan perumahan sehingga
penghuni memperoleh Derajat kesehatan yang Optimal.

B. Ciri-ciri Rumah sehat


- Lantai tidak tembus air dan bersih.
- Memiliki jendela dan Lubang angina permanen .
- Halaman Bersih dan rapih.
- Memiliki sarana air bersih, jamban saluran limbah dan tempat sampah.
- Memiliki phhon pelindung dan peneduh.
C. Fungsi Rumah
Fungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang dikutip
dari Azwar adalah :

1. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan


kewajiban sehari-hari.
2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi
segenap anggota keluarga yang ada.
3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
4. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
5. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki,
yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

D. Persyaratan Rumah Sehat


Secara Garis Besar Syarat Rumah sehat adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat kebutuhan fisik Dasar Penghuninya : meliputi Temperatur,
penerangan, ventilasi dan kebisingan.
b. Memenuhi syarat kebutuhan kejiwaan dasar penghininya : Health is begun athome.
c. Memenuhi syarat melindungi penghuninya dari penularan penyakit : air bersih,
pembuangan sampah, terhindar dari pencemaran lingkungan, tidak jadi sarang vector
dan penularan penyakit.
d. Memenuhin syarat melindungi penghuni dari kemungkinan bahaya dan kecelakaan :
kokoh, tangga tak curam, bahaya kebakaran, listrik, keracunan, kecelakaan lalu lintas,
dsb.
E. Kriteria Rumah Sehat

Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes RI,
2007).

a. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,


komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah,
adanya ruangan khusus untukistirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni.
b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan pe
nyediaan air bersih, pengelolaan tinjadan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit d
an tikus,kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindu
ngnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan pengha
waan yang cukup.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
pengaruh luar dan dalam rumah,antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksibangunan rumah, bahaya kebakaran
dan kecelakaan di dalam rumah.
Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham Machfoedz,
2008) adalah sebagai berikut :
a. memenuhi kebutuhan physiologis, yang meliputi :
- Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehinggadapat dipelihara atau
dipertahankan temperatur lingkungannya.Sebaiknya
temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4°C dari
temperatur udara luar untukdaerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22°C -
30°C sudahcukup segar.
- Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya
matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya
(penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasasilau.
- Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurnasehingga aliran udara
segar dapat terpelihara. Luas lubangventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai
ruangan,sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka danditutup)
minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanyamenjadi 10% dari luas lantai.
- Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuktidak terlalu deras dan
tidak terlalu sedikit.
- Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni darigangguan bising yang
berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung
maupundalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapatmuncul antara l
ain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti
mudah marah danapatis.
- Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untukaktivitas dan untuk anak-
anak dapat bermain. Hal ini pentingagar anak mempunyai kesempatan bergerak,
bermain denganleluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik,
juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalanatau tempat lain yang
membahayakan.
b. Memenuhi kebutuhan psychologis, yang meliputi :
- Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masingpenghuni, seperti
kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anakberumur di bawah 2 tahun masih
diperbolehkan satu kamartidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-
lakidan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun
mempunyai kamar tidur sendiri.
- Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makankeluarga, dimana anak-
anak sambil makan dapat berdialoglangsung dengan orang tuannya.
- Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitartetangga yang memiliki
tingkat ekonomi yang relatif sama,sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih
kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin.
Dalammeletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampaimenghalangi lalu lintas
dalam ruangan.
- W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan
terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa
ingin buang airbesar tapi tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antridi W.C.
orang lain atau harus buang air besar di tempatterbuka seperti sungai atau kebun.
- Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanamanhias, tanaman bunga yang
kesemuanya diatur, ditata, dandipelihara secara rapi dan bersih, sehingga
menyenangkan biladipandang.
c. Mencegah penularan penyakit, yang meliputi.
- Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan
- Bebas dari kehidupan serangga dan tikus
- Pembuagan sampah
- Pembuangan air limbah.
- Pembuangan Tinja
- Bebas pencemaran makanan dan minuman.
d. Mencegah terjadinya kecelakaan yaitu
rumah harus dibangunsedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni
dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasukdalam persyaratan
ini antara lain bangunan yang kokoh,tangga yang tidak terlalu curam dan licin,
terhindar daribahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidakmenyebabkan
keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain
sebagainya (Azwar, 1990;CDC, 2006; Sanropie, 1991).
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek yaitu :

1) Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara,kebi singan dan getaran, kualit
as tanah, kualitas air tanah, saranadan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit danpe
nghijauan.
2) Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen danpena taan
ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi,binatang penular
penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatanhunian ruang tidur.

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurut Keputusan Menteri


Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut :
1) Lokasi
- Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar,
tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
- Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang; Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.
2) Kualitas udara
- Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun
dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
- Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
- g/m3 ;mg maksimum 150 mDebu dengan diameter kurang dari 10
- Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
- Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
3) Kebisingan dan getaran
- Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
- Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
4) Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
- Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
- Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
- Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
- Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg
5) Prasarana dan sarana lingkungan
- Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan;
- Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
- Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan
mata;
- Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
- Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan;
- Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
- Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
- Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
- Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan
yang dapat menimbulkan keracunan.
6) Vektor penyakit
- Indeks lalat harus memenuhi syarat.
- Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7) Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1) Bahan bangunan
- Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5
serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;
- Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2) Komponen dan penataan ruangan
- Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
- Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan;
- Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
- Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
- Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
- Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3) Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi
seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
4) Kualitas udara
- Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C;
- Kelembaban udara 40 – 70 %;
- Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
- Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
- Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
- Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
5) Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6) Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7) Penyediaan air
- Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;
- Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8) Pembuangan Limbah
- Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
- Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan air tanah.
9) Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
10) Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.
Persyaratan tersebut diatas berlaku juga
terhadapkondominium, rumah susun (rusun), rumah took (ruko), rumah kantor (rukan) pada zo
na pemukiman. Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan li
ngkungan pemukiman menjadi tanggungjawab pengembang atau
penyelenggara pembangunan perumahan, danpemilik atau penghuni rumah tinggal
untuk rumah.

D. PENILAIAN RUMAH SEHAT


Menurut Munif Arifin (2009), kriteria rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis
penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan. Sedangkan
pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi, dan kelompok
perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap Lingkungan (45%), Perilaku
(35%), Pelayanan Kesehatan (15%), Keturunan (5%).
Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan,
sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentulan sebagai berikut :
- Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) : 31
- Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) : 25
- Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan hasil
perkalian antara nilai dengan bobot, dengan criteria sebagai berikut :
- Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor.
- Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.
Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan
Indikator komponen sebagai berikut :
- Langit-langit
- Dinding
- Lantai
- Jendela kamar tidur
- Jendela ruang keluarga
- Ventilasi
- Lubang asap dapur
- Pencahayaan
- Kandang
- Pemanfaatan Pekarangan
- Kepadatan penghuni.
Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan
Indikator sarana sebagai berikut :
- Sarana air bersih
- Jamban
- Sarana pembuangan air limbah
- Sarana pembuangan sampah.
Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut :
- kebiasaan mencuci tangan.
- keberadaan tikus.
- keberadaan jentik.
Contoh Denah Rumah sehat
1. Ventilasi udara yang bagus

2. Pecahayaan yang alami


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rumah merupakan salah satu Dari beberapa kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang pangan dan kesehatan. Oleh karena itu Rumah harus direncanakan dengan
memenuhi kriteria rumah sehat, aman dan nyaman agar penghuninya tidak mendapatkan
masalah terutama masalah kesehatan, sehingga mereka lebih produktif dalam menjalani
kehidupan sehari-harinya. Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting
bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar tempat untuk melepaskan lelah stetelah
bekerja namun didalamnya terkandung arti yang bpenting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat, aman dan sejahtera.
Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar, rumah
yang dibangun secara sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat karena Rumah sehat
adalah rumah yang dibangun dengan memperhatikan kondisi fisik, kimia, Biologi didalam
Rumah atau didalam kawasan perumahan sehingga penghuni memperoleh Derajat kesehatan
yang Optimal.

B. SARAN
1. Sebagai Petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat dalam
pengadaan rumah sehat merupakan suatu Tanggung jawab Bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan.Jakarta:EGC Budiman
Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC
Depkes RI – Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit. Jogyakarta.
Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. diakses dari
environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-
prinsipDasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suhadi, 2007. Penyakit Tuberkolosis Paru. Diakses
dariwww.clubpenakita.blogspot.com/2009/06/penyakit-tuberkulosis-paru.html, November 2011.
Sanropie, D. 1991. Pengawasan Penyeharan LingkunganPemukiman. Jakarta: Dirjen PPM dan PL
P.
Soedjajadi Keman, Kesehatan Lingkungan Pemukiman.http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-
soedjajadikeman.ppt. Universitas Air Langga, 2006.
UU RI No.4 Tahun 1992 ttg Perumahan dan Pemukiman.

Anda mungkin juga menyukai