Anda di halaman 1dari 28

Redoks

Reaksi Kimia

Ilustrasi sebuah reaksi redoks

Redoks adalah istilah yang menjelaskan


berubahnya bilangan oksidasi (keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah
reaksi kimia.
Hal ini dapat berupa proses redoks yang
sederhana seperti oksidasi karbon yang
menghasilkan karbon dioksida, atau
reduksi karbon oleh hidrogen
menghasilkan metana (CH4), ataupun ia
dapat berupa proses yang kompleks
seperti oksidasi gula pada tubuh
manusia melalui rentetan transfer
elektron yang rumit.

Istilah redoks berasal dari dua konsep,


yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat
dijelaskan dengan mudah sebagai
berikut:

Oksidasi menjelaskan pelepasan


elektron oleh sebuah molekul, atom,
atau ion
Reduksi menjelaskan penambahan
elektron oleh sebuah molekul, atom,
atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan


dalam berbagai tujuan, penjelasan di
atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan
reduksi tepatnya merujuk pada
perubahan bilangan oksidasi karena
transfer elektron yang sebenarnya tidak
akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi
lebih baik didefinisikan sebagai
peningkatan bilangan oksidasi, dan
reduksi sebagai penurunan bilangan
oksidasi. Dalam praktiknya, transfer
elektron akan selalu mengubah bilangan
oksidasi, namun terdapat banyak reaksi
yang diklasifikasikan sebagai "redoks"
walaupun tidak ada transfer elektron
dalam reaksi tersebut (misalnya yang
melibatkan ikatan kovalen).

Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan


perubahan muatan formal (formal
charge) dikenal sebagai reaksi metatesis.

Dua bagian dalam sebuah reaksi redoks


Besi berkarat

Pembakaran terdiri dari reaksi redoks yang


melibatkan radikal bebas

Oksidator dan reduktor


Senyawa-senyawa yang memiliki
kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif
dan dikenal sebagai oksidator atau agen
pengoksidasi. Oksidator melepaskan
elektron dari senyawa lain, sehingga
dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia
"menerima" elektron, ia juga disebut
sebagai penerima elektron. Oksidator
bisanya adalah senyawa-senyawa yang
memiliki unsur-unsur dengan bilangan
oksidasi yang tinggi (seperti H2O2, MnO−4,
CrO3, Cr2O2−
7 , OsO4) atau senyawa-
senyawa yang sangat elektronegatif,
sehingga dapat mendapatkan satu atau
dua elektron yang lebih dengan
mengoksidasi sebuah senyawa
(misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan
bromin).

Senyawa-senyawa yang memiliki


kemampuan untuk mereduksi senyawa
lain dikatakan sebagai reduktif dan
dikenal sebagai reduktor atau agen
pereduksi. Reduktor melepaskan
elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia
sendiri teroksidasi. Oleh karena ia
"mendonorkan" elektronnya, ia juga
disebut sebagai penderma elektron.
Senyawa-senyawa yang berupa reduktor
sangat bervariasi. Unsur-unsur logam
seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat
digunakan sebagai reduktor. Logam-
logam ini akan memberikan elektronnya
dengan mudah. Jenis reduktor lainnya
adalah reagen transfer hidrida, misalnya
NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini
digunakan dengan luas dalam kimia
organik[1][2], terutama dalam reduksi
senyawa-senyawa karbonil menjadi
alkohol. Metode reduksi lainnya yang
juga berguna melibatkan gas hidrogen
(H2) dengan katalis paladium, platinum,
atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya
digunakan pada reduksi ikatan rangkap
dua ata tiga karbon-karbon.

Cara yang mudah untuk melihat proses


redoks adalah, reduktor mentransfer
elektronnya ke oksidator. Sehingga
dalam reaksi, reduktor melepaskan
elektron dan teroksidasi, dan oksidator
mendapatkan elektron dan tereduksi.
Pasangan oksidator dan reduktor yang
terlibat dalam sebuah reaksi disebut
sebagai pasangan redoks.
Contoh reaksi redoks
Salah satu contoh reaksi redoks adalah
antara hidrogen dan fluorin:

Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini


sebagai dua reaksi setengah: reaksi
oksidasi

dan reaksi reduksi

Penganalisaan masing-masing reaksi


setengah akan menjadikan keseluruhan
proses kimia lebih jelas. Karena tidak
terdapat perbuahan total muatan selama
reaksi redoks, jumlah elektron yang
berlebihan pada reaksi oksidasi haruslah
sama dengan jumlah yang dikonsumsi
pada reaksi reduksi.

Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk


molekul, sering kali memiliki bilangan
oksidasi nol. Pada reaksi di atas,
hidrogen teroksidasi dari bilangan
oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan fluorin
tereduksi dari bilangan oksidasi 0
menjadi -1.

Ketika reaksi oksidasi dan reduksi


digabungkan, elektron-elektron yang
terlibat akan saling mengurangi:
Dan ion-ion akan bergabung membentuk
hidrogen fluorida:

Reaksi penggantian

Redoks terjadi pada reaksi penggantian


tunggal atau reaksi substitusi.
Komponen redoks dalam tipe reaksi ini
ada pada perubahan keadaan oksidasi
(muatan) pada atom-atom tertentu, dan
bukanlah pada pergantian atom dalam
senyawa.
Sebagai contoh, reaksi antara larutan
besi dan tembaga(II) sulfat:

Persamaan ion dari reaksi ini adalah:

Terlihat bahwa besi teroksidasi:

dan tembaga tereduksi:

Contoh-contoh lainnya

Besi(II) teroksidasi menjadi besi(III)


hidrogen peroksida tereduksi menjadi
hidroksida dengan keberadaan sebuah
asam:
 

Persamaan keseluruhan reaksi di atas


adalah:

 
denitrifikasi, nitrat tereduksi menjadi
nitrogen dengan keberadaan asam:
2NO−3 + 10e− + 12 H+ → N2 + 6H2O
Besi akan teroksidasi menjadi besi(III)
oksida dan oksigen akan tereduksi
membentuk besi(III) oksida (umumnya
dikenal sebagai perkaratan):
4Fe + 3O2 → 2 Fe2O3
Pembakaran hidrokarbon, contohnya
pada mesin pembakaran dalam,
menghasilkan air, karbon dioksida,
sebagian kecil karbon monoksida, dan
energi panas. Oksidasi penuh bahan-
bahan yang mengandung karbon akan
menghasilkan karbon dioksida.
Dalam kimia organik, oksidasi
seselangkah (stepwise oxidation)
hidrokarbon menghasilkan air, dan
berturut-turut alkohol, aldehida atau
keton, asam karboksilat, dan kemudian
peroksida.

Reaksi redoks dalam


industri
Proses utama pereduksi bijih logam
untuk menghasilkan logam didiskusikan
dalam artikel peleburan.

Oksidasi digunakan dalam berbagai


industri seperti pada produksi produk-
produk pembersih.

Reaksi redoks juga merupakan dasar dari


sel elektrokimia.

Reaksi redoks dalam biologi

 
Atas: asam
askorbat
(bentuk
tereduksi
Vitamin C)
Bawah:
asam
dehidroask
orbat
(bentuk
teroksidasi
Vitamin C)

Banyak proses biologi yang melibatkan


reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung
secara simultan karena sel, sebagai
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
biokimia, harus melangsungkan semua
fungsi hidup. Agen biokimia yang
mendorong terjadinya oksidasi terhadap
substansi berguna dikenal dalam ilmu
pangan dan kesehatan sebagai oksidan.
Zat yang mencegah aktivitas oksidan
disebut antioksidan.

Pernapasan sel, contohnya, adalah


oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2
dan reduksi oksigen menjadi air.
Persamaan ringkas dari pernapasan sel
adalah:

C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O


Proses pernapasan sel juga sangat
bergantung pada reduksi NAD+
menjadi NADH dan reaksi baliknya
(oksidasi NADH menjadu NAD+).
Fotosintesis secara esensial
merupakan kebalikan dari reaksi
redoks pada pernapasan sel:
6 CO2 + 6 H2O + light energy →
C6H12O6 + 6 O2

Energi biologi sering disimpan dan


dilepaskan dengan menggunakan reaksi
redoks. Fotosintesis melibatkan reduksi
karbon dioksida menjadi gula dan
oksidasi air menjadi oksigen. Reaksi
baliknya, pernapasan, mengoksidasi gula,
menghasilkan karbon dioksida dan air.
Sebagai langkah antara, senyawa karbon
yang direduksi digunakan untuk
mereduksi nikotinamida adenina
dinukleotida (NAD+), yang kemudian
berkontribusi dalam pembentukan
gradien proton, yang akan mendorong
sintesis adenosina trifosfat (ATP) dan
dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel
hewan, mitokondria menjalankan fungsi
yang sama. Lihat pula Potensial
membran.

Istilah keadaan redoks juga sering


digunakan untuk menjelaskan
keseimbangan antara NAD+/NADH
dengan NADP+/NADPH dalam sistem
biologi seperti pada sel dan organ.
Keadaan redoksi direfleksikan pada
keseimbangan beberapa set metabolit
(misalnya laktat dan piruvat, beta-
hidroksibutirat dan asetoasetat) yang
antarubahannya sangat bergantung pada
rasio ini. Keadaan redoks yang tidak
normal akan berakibat buruk, seperti
hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.

Siklus redoks

Berbagai macam senyawa aromatik


direduksi oleh enzim untuk membentuk
senyawa radikal bebas. Secara umum,
penderma elektronnya adalah berbagai
jenis flavoenzim dan koenzim-
koenzimnya. Seketika terbentuk, radikal-
radikal bebas anion ini akan mereduksi
oskigen menjadi superoksida. Reaksi
bersihnya adalah oksidasi koenzim
flavoenzim dan reduksi oksigen menjadi
superoksida. Tingkah laku katalitik ini
dijelaskan sebagai siklus redoks.

Contoh molekul-molekul yang


menginduksi siklus redoks adalah
herbisida parakuat, dan viologen dan
kuinon lainnya seperti menadion.
[3]PDF (2.76 MiB)

Menyeimbangkan reaksi
redoks
Untuk menuliskan keseluruhan reaksi
elektrokimia sebuah proses redoks,
diperlukan penyeimbangan komponen-
komponen dalam reaksi setengah. Untuk
reaksi dalam larutan, hal ini umumnya
melibatkan penambahan ion H+, ion OH-,
H2O, dan elektron untuk menutupi
perubahan oksidasi.

Media asam

Pada media asam, ion H+ dan air


ditambahkan pada reaksi setengah untuk
menyeimbangkan keseluruhan reaksi.
Sebagai contoh, ketika mangan(II)
bereaksi dengan natrium bismutat:

 
 
 

Reaksi ini diseimbangkan dengan


mengatur reaksi sedemikian rupa
sehingga dua setengah reaksi tersebut
melibatkan jumlah elektron yang sama
(yakni mengalikan reaksi oksidasi
dengan jumlah elektron pada langkah
reduksi, demikian juga sebaliknya).

 
 

Reaksi diseimbangkan:

Hal yang sama juga berlaku untuk sel


bahan bakar propana di bawah kondisi
asam:

 
 
 
Dengan menyeimbangkan jumlah
elektron yang terlibat:

 
 

Persamaan diseimbangkan:

Media basa

Pada media basa, ion OH- dan air


ditambahkan ke reaksi setengah untuk
menyeimbangkan keseluruhan
reaksi.Sebagai contoh, reaksi antara
kalium permanganat dan natrium sulfit:

 
 
 

Dengan menyeimbangkan jumlah


elektron pada kedua reaksi setengah di
atas:

 
 

Persamaan diseimbangkan:

Lihat pula
Oksidator
Reduktor
Reduksi organik
Hidrogenasi
Proses Bessemer
Bioremediasi
Siklus Calvin
Siklus asam sitrat
Sel elektrokimia
Elektrokimia
Sel galvani
Potensial membran
Adisi oksidatif dan eliminasi reduktif
Reduktor
Reaksi termik
Oksidasi parsial
Potensial reduksi
Deret elektrokimia
Referensi
1. ^ Hudlický, Miloš (1996). Reductions in
Organic Chemistry. Washington, D.C.:
American Chemical Society. hlm. 429.
ISBN 0-8412-3344-6.
2. ^ Hudlický, Miloš (1990). Oxidations in
Organic Chemistry. Washington, D.C.:
American Chemical Society. hlm. 456.
ISBN 0-8412-1780-7.
3. ^ "gutier.doc" (PDF). Diakses tanggal
2008-06-30.

Pranala luar
Penyeimbang persamaan kimia
Kalkulator reaksi redoks
Reaksi redoks di Chemguide
Penyeimbang reaksi redoks dalam
jaringan, menyeimbangkan persamaan
reaksi setengah dan reaksi penuh

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Redoks&oldid=14196401"

Terakhir disunting 6 hari yang lalu …

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai