Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH SEJARAH ARSITEKTUR I

Dosen: Ir. Dwi Suci Sri Lestari, MT.

IDENTIFIKASI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI SELATAN


Studi Kasus: Desa Adat Panglipuran di Bangli

Disusun Oleh :

Rizqy Ardiyansyah A0218020

Indra Kurniawan A0218007

Suci Ratnasari A0218012

Rika Adha Dewani A0218015

Sigit Prasetyo A0218028

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN

SURAKARTA

Juni, 2019
DAFTAR ISI
Halaman Judul Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................................1

1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................................................................1

1.4 Metode Pembahasan .....................................................................................................................1

1.4.1 Macam Metode .....................................................................................................................1

1.4.2 Langkah-langkah Pembahasan ..............................................................................................2

1.5 Manfaat Pembahasan ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

1.5.1 Manfaat Keilmuan ................................................................................................................2

1.5.2 Manfaat Praktis ....................................................................................................................2

1.5.3 Manfaat di Bidang Arsitektur...............................................................................................2

BAB II DATA DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

2.1 Non Fisik.......................................................................................................................................4

2.2 Fisik Arsitektural ..........................................................................................................................5

2.2.1 Lokasi dan Massa Bangunan.…… …...13


2.2.2 Denah Bangunan …. …………...16
2.2.3 Tampak-tampak Bangunan………. …...17
2.2.4 Interior .….. …...20
. 2.2.5 Detail Arsitektur….. …...22
2.3 Karakteristik Ruang Tradisional Desa Adat Penglipuran .............. Error! Bookmark not defined.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 10

3.2 Saran .......................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... ii

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam ras dan tradisi, sehingga
karya arsitektur vernakular banyak terdapat di Indonesia. Karya yang dimaksud kini merupakan
warisan budaya (heritage) yang harus di lestarikan. Pada masa kini, karya arsitektur tradisional
telah mengalami perubahan-perubahan, baik bentuk, tata ruang, maupun fungsinya. Karya
arsitektur yang dimaksud juga terdapat di Bali Selatan, yaitu Desa Adat Panglipuran. Sebagai
bangunan warisan budaya (heritage) yang harus dipertahankan kelestarian dan keindahannya.

Desa Tradisional Penglipuran adalah salah satu desa wisata di Bali yang terletak di
Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Sebagai salah satu objek wisata pedesaan,
Desa Penglipuran memiliki daya tarik wisata berupa pola tata ruang dan arsitektur bangunan
tradisional yang unik, tradisi dan kehidupan sosial budaya masyarakat yang khas, serta keberadaan
hutan bambu yang asri. Namun belakangan ini muncul kekhawatiran terhadap kelanjutan
perkembangan pariwisata di desa Penglipuran, eksistensi bangunan rumah tradisonal penduduk
sudah mulai terancam seiring dengan perkembangan modernisasi dan peningkatan taraf
perekonomian masyarakat lokal, dan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya masyarakat
tradisional kearah masyarakat modern, serta eksistensi tanaman bambu di sekitar pekarangan
penduduk yang rentan akan alih fungsi lahan untuk lahan pemukiman
.Berdasarkan uraian tersebut, identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi rumah-
rumah tradisional di Desa Adat Panglipuran dan hubungannya dengan sosial masyarakat di Desa
Adat Panglipuran serta struktur rumah tradisional di Desa Adat Panglipuran.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana kondisi rumah-rumah tradisional di Desa Adat Panglipuran dan hubungannya
dengan kondisi sosial kegiatan masyarakat di desa tersebut ?
b. Bagaimana struktur rumah tradisional di Desa Adat Panglipuran ?
1.3 Tujuan Pembahasan
Dari perumusan masalah di atas, dapat dituliskan tujuan dari pembahasan adalah :
a. Untuk mengetahui kondisi rumah-rumah tradisional di Desa Adat Panglipuran dan
kondisi sosial kegiatan masyarakat Desa Adat Panglipuran.
b. Untuk mengetahui struktur rumah tradisional di Desa Adat Panglipuran.
1.4 Metode Pembahasan
1.4.1 Macam Metode
Metode pembahasan yang digunakan disini adalah menguraikan, meneliti, dan
memaparkan informasi yang berkaitan dengan bangunan atau karya arsitektur

1
tradisional Desa Adat Panglipuran di Bali Selatan. Terkait denngan hal-hal yang
relevan dan hal yang tidak terukur (kuantitatif).

1.4.2 Langkah-langkah Pembahasan


a. Pengumpulan Data
a) Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh dari mengamati secara
langsung ke lokasi dengan menemui narasumber yang paham
mengenai obyek studi. Dalam hal ini pencarian data primer karena
keterbatasan jarak dan waktu digantikan dengan data sekunder.
b) Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Dalam hal
ini data sekuder yang digunakan yaitu data – data yang diperoleh
dengan cara browsing internet seperti e-jurnal.
b. Kompilasi Data
Menyusun dan memilah data sesuai dengan kebutuhan.
c. Menganalisis Data
Menganalisis Data adalah menguraikan data ke dalam bagian-bagian kemudian
dipelajari untuk mencari keterikatan masing-masing.
d. Kesimpulan

1.5.1 Manfaat Keilmuan


Manfaat Keilmuan dari hasil tugas ini adalah tugas ini dapat digunakan sebagai
informasi yang dapat menambah perbendaharaan penelitian karya arsitektur tradisional Bali
Selatan . Juga, hasil dari identifikasi ini dapat digunakan untuk pembahasan tugas sejenisnya.
1.5.2 Manfaat Praktis
Manfaat Praktis dari hasil tugas ini adalah tugas ini dapat digunakan sebagai informasi
untuk Pemerintahan Provinsi atau Kabupaten setempat dalam pengenbangan perencanaan daerah.

1.5.3 Manfaat di Bidang Arsitektur


Merupakan dampak dari pencapain tujuan identifikasi seandainya tujuan dapat
dicapai dan rumusan masalah akurat.

a. Menambah wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori yang


telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam identifikasi
sebenarnya.

2
b. Hasil pembahasan dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan rumah-rumah
di Desa Adat Panglipuran sebagai karya arsitektur tradisional di Bali Selatan
c. Hasil pembahasan dapat dijadikan saran pembelajaran dalam mata kuliah sejarah
arsitektur.

3
BAB II DATA DAN PEMBAHASAN
2.1 Non Fisik
2.1.1 Nama Desa Adat Panglipuran
a. Nama Desa Adat Panglipuran

Mengenai asal mulai kata Desa Penglipuran, ada 2 persepsi berbeda yang
diyakini oleh masyarakatnya. Yang pertama adalah Penglipuran berarti “pengeling
pura” dengan “pengeling” berarti ingat dan “pura” berarti tempat leluhur. Presepsi
yang kedua mengatakan bahwa penglipuran berasal dari kata “pelipur” yang berarti
hibur dan “lipur” yang berarti ketidakbahagiaan. Jika digabungkan maka penglipuran
berarti tempat untuk penghiburan. Persepsi ini muncul karena Raja Bangli pada saat
itu dikatakan sering mengunjungi desa ini untuk bermeditasi dan bersantai.

b. Fungsi Desa Adat Panglipuran

Fungsi Desa Adat Panglipuran adalah adat dari Kabupaten Bangli, Provinsi
Bali, Indonesia. Desa ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata di Bali karena
masyarakatnya yang masih menjalankan dan melestarikan budaya tradisional Bali di
kehidupan mereka sehari-hari. Arsitektur bangunan dan pengolahan lahan masih
mengikuti konsep Tri Hita Karana, filosofi masyarakat Bali mengenai keseimbangan
hubungan antara Tuhan, manusia dan lingkungannya. Mereka berhasil membangun
pariwisata yang menguntungan seluruh masyarakatnya tanpa menghilangkan budaya
dan tradisi mereka. Pada tahun 1995, Desa Penglipuran juga mendapatkan
penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Indonesia atas usahanya melindungi Hutan
Bambu di ekosistem lokal mereka.

c. Pemilik Desa Adat Panglipuran

Pemilik dari Desa Adat Panglipuran adalah para warga desa yang memiliki
rumahnya sendiri – sendiri. Dalam hal ini obyek wisata Desa Adat Panglipuran dikelola
bersama oleh warga desa dengan status kepemilikan wilayah mereka masing – masing.

2.1.2 Sejarah Singkat Desa Adat Panglipuran

Desa Penglipuran dipercaya mulai berpenghuni pada jaman pemerintahan I Dewa


Gede Putu Tangkeban III. Hampir seluruh warga desa ini percaya bahwa mereka
berasal dari Desa Bayung Gede. Dahulu orang Bayung Gede adalah orang-orang yang
ahli dalam kegiatan agama, adat dan pertahanan. Karena kemampuannya, orang-orang
Bayung Gede sering dipanggil ke Kerajaan Bangli. Tetapi karena jaraknya yang
cukup jauh, Kerajaan Bangli akhirnya memberikan daerah sementara kepada orang
Bayung Gede untuk beristirahat. Tempat beristirahat ini sering disebut sebagai Kubu
4
Bayung. Tempat inilah kemudian yang dipercaya sebagai desa yang mereka tempati
sekarang. Mereka juga percaya bahwa inilah alasan yang menjelaskan kesamaan
peraturan tradisional serta struktur bangunan antara desa Penglipuran dan desa
Bayung Gede.

2.2 Fisik Arsitektural


2.2.1 Lokasi dan Masa Bangunan Desa Adat Panglipuran

Desa Adat Penglipuran secara administratif tepatnya terletak di wilayah Kelurahan Kubu,
Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa Penglipuran ini dapat dicapai dari sisi
timur melalui jalan raya Bangli - Kintamani, setelah sampai di Desa Kubu belok ke kiri dan dari
sisi utara melalui jalan Kintamani-Kayuamba Bangli. Adapun batas-batas wilayah Desa
Penglipuran adalah sebagai beikut:

1). sebelah utara berbatasan dengan Desa Adat Kayang


2). sebelah timur berbatasan dengan Desa Adat Kubu
3). sebelah selatan berbatasan dengan Desa Adat Cempaga
4). sebelah barat berbatasan dengan Desa Adat Cekeng. Desa Adat Penglipuran terhubung
dengan jalan kolektor menuju pusat Kota Bangli sehingga memudahkan akses penduduk
desa menuju kota yang berjarak kurang lebih 5 km.

Gambar 2.2.1.1 Lokasi Desa Adat Panglipuran


Sumber: www.googlemaps.com

5
2.2.2 Denah Desa Adat Panglipuran

Gambar 2.2.2.1 Denah Desa Adat Panglipuran

Sumber: www.google.com

6
2.2.3 Tampak – tampak Desa Adat Panglipuran

Gambar 2.2.3.1Tampak Jalan Lingkungan Desa Adat Panglipuran


Sumber: www.google.com

Gambar 2.2.3.2 Tampak Jalan Lingkungan Desa Adat Panglipuran sebelum Hari Raya
Galungan, yang dipasang penjor di depan setiap rumah

7
2.2.4 Interior
Jalan (Sumbu Utama)

Keterangan :
Dapur Tradisional
Lingkup Sikut
satak Bale Saka Enam
Bangunan
Sanggah D Bangunan Loji

Gambar 2.2.4.1 tata ruang pada Rumah Adat Desa Panglipuran

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_Penglipuran

a. Dapur Tradisi Penglipuran, terletak di sebelah Utara dan sekaligus sebagai tempat
tidur bagi yang sudah jompo.
b. Bale Saka Enem, terletak di sebelah Selatan sebagai tempat upacara yadnya
(manusia yadnya, pitra yadnya, dll).
c. Loji, terletak di sebelah Barat sebagai tempat tidur keluarga, tempat menerima
tamu dan ruang bermain anak-anak.

2.2.5 Detail Arsitektur

Gambar 2.2.5.1 Pura Sanggah yang ada disetiap rumah warga

8
Gambar 2.2.4.2 Bagian Pura Sanggah dekat pintu masuk rumah

Gambar 2.2.5.3 Gapura Rumah Adat Desa Panglipuran

9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Karakteristik ruang tradisional Desa Adat Penglipuran, adalah :

1. Ruang Utama, merupakan ruang dengan tingkat kesucian paling tinggi, yang terletak di
bagian Utara yaitu pada dataran tinggi desa. Penggunaan lahan pada ruang ini adalah pura
sebagai fasilitas peribadatan dan hutan bambu sebagai kawasan konservasi.
2. Ruang Madya, merupakan ruang dengan tingkat kesucian sedang, yang terletak di tengah-
tengah desa. Ruang ini dikatagorikan menjadi dua, yaitu Ruang Madya Pekarangan
dengan penggunaan lahan perumahan, peribadatan, fasilitas umum dan sosial yang
merupakan ruang dengan fungsi permukiman; Ruang Madya Tegalan dengan penggunaan
lahan tegalan dan kebun yang berfungsi sebagai tempat aktivitas perekonomian warga.
3. Ruang Nista, merupakan ruang dengan tingkat kesucian paling rendah yang terletak di
bagian Selatan/ bawah desa. Ruang ini dikatagorikan menjadi dua, yaitu Ruang Nista
Sakral dengan penggunaan lahan pura dan kuburan yang berfungsi sebagai kawasan
sakral penghubung manusia dengan alam tidak suci; Ruang Nista Tegalan dengan
penggunaan lahan kebun dan tegalan yang berfungsi sebagai tempat aktivitas
perekonomian warga.
3.2 Saran

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk merumuskan konsep tata
ruang Desa adat Penglipuran yang ideal yang mampu mengakomodasi kebutuhan masa kini
tanpa menyalahi nilai tradisional yang ada. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
data dasar dalam menyusun suatu regulasi aturan ruang tradisional pada desa Adat
Penglipuran khususnya dan desa-desa tradisional Bali umumnya.

Perlu dilakukan identifikasi mengenai karakter budaya masyarakat adat Penglipuran serta
persepsi masyarakat terkait aturan tata ruang yang diinginkan mengingat masyarakat
sendirilah yang berperan sangat penting dalam keberlanjutan nilai-nilai tradisional yang
dimilikinya.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_Penglipuran

Acwin Dwijendra, Ngakan Ketut. 2003. Perumahan dan Permukiman Tradisional Bali. Jurnal
Permukiman Natah Vol. 1.

Andhika, I Made. 2004. Pola Penataan Ruang Unit Pekarangan Di Desa Bongli Tabanan.
Program Studi Arsitektur Universitas Udayana.

Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar. 2008. Laporan Akhir:


Pengembangan Model Ecoarchitecture dan Ecotourism pada Lingkungan Permukiman
Tradisional.

Buku Monografi Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu, Bangli Tahun 2001.

Kasuma, I Putu Agus Wira. 2009. Persepsi Masyakarat Adat sebagai Dasar Perumusan Konsep
Tata Ruang Desa Adat Penglipuran, Bali. Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Kota ITS. Surabaya.

Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kabupaten Bangli Tahun 2005-2015.

Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.

Suyasa, I Nyoman. 2006. Strategi Pelestarian Pusat Kota Bangli Berdasarkan Prinsip-Prinsip
Ruang Tradisional Bali. Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS,
Surabaya.

Stasistik Lingkungan Penglipuran Tahun 2007-2008.

Udiyana, Artha. 2008. Hubungan Sosial Budaya Ekonomi Dalam Pembentukan Ruang
Permukiman Tradisional Baliaga Di Desa Adat Pengotan Kabupaten Bangli. Skripsi. Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya.

ii
3

Anda mungkin juga menyukai