Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perkembangan di industri transportasi berkembang dengan

sangat pesat. Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah kendaraan baik

kendaraan mobil penumpang, mobil bis maupun sepeda motor. Masih banyak

orang-orang yang tergantung dengan angkutan umum. Angkutan umum yang

diharapkan oleh masyarakat adalah angkutan umum yang memadai, kapasitas

angkut yang pas dan aman. Namun, kenyataannya beragam masalah yang

timbul seperti minimnya pelayanan, kondisi angkutan umum yang masih belum

memenuhi harapan masyarakat dan masih ditemukan tindak kriminal pada

angkutan umum, sehingga semakin menambah ketidaknyamanan masyarakat

akan angkutan umum konvensional seperti bis, mikrolet dan angkot (Fitriyah

Nurhidayah, 2018)

Kemajuan teknologi di bidang transportasi melalui internet juga sangat

berpengaruh kepada warga masyarakat dalam menjalani kehidupan

masyarakat. Maraknya pengguna smartphone, baik sistem andorid maupun iOS

menjadikan masyarakat bergantung pada smartphone serta internet. Peluang

tersebut yang menjadikan pendiri bisnis Ojek Online (Go-Jek) menghadirkan

transportasi umum yang berbasis online. Bagi sebagian besar orang,

transportasi online merupakan solusi atas sistem transportasi yang masih buruk

1
karena transportasi online menawarkan kemudahan, biaya yang lebih murah,

kenyamanan dan keamanan yang terjamin (Riswanto Tumuwe, 2018)

Fenomena transportasi online saat ini sedang hangat diperbincangkan,

karena pemesanan berbasis aplikasi yang mudah didownload oleh pengguna

smartphone baik sistem android maupun iOS. Pemesanan melalui aplikasi yang

mudah membuat ojek online diterima dengan cepat dikalangan masyarakat,

serta berbagai macam pilihan layanan yang diberikan sehingga mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang jasa dan diangap sebagai salah

satu inovasi terbaik saat ini.

Menurut Ramadhyanti (2016), Go-Jek merupakan salah satu

transportasi online yang banyak diminati oleh masyarakat. Go-Jek snediri

adalah pelopor ojek online di Indonesia dan menjadi yang terbesar untuk saat

ini dan bernaung di bawah perusahaan PT. Go-Jek Indonesia. Perusahaan ini

bergerak di bidang jasa layanan transportasi sebagai perantara yang

menghubungkan antara para pengendara ojek dengan pelanggan. Go-Jek

merupakan model transportasi yang harus dipesan melalui aplikasi Go-Jek

pada smartphone.

Di dalam jurnal yang ditulis oleh Fitriyah Nurhidayah (2018)

mengatakan, saat ini banyaknya perusahaan yang mendirikan transportasi

umum yang berbasis online membuat persaingan bisnis antar perusahaan

penyedia jasa transportasi online di Indonesia juga semakin sengit. Perusahaan-

perusahaan ini berusaha untuk menghadirkan berbagai inovasi yang dapat

menarik calon konsumen atau pengguna untuk menggunakan jasa layanan


transportasi mereka seperti pemberian pemotongan tarif layanan, jasa

pembelian makanan dan jasa pengiriman barang.

Kualitas pelayanan sumber daya manusia yang maksimal terhadap

konsumen sangat diperlukan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas

perusahaan serta kinerja mitra transportasi online. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja mitra transportasi online, yaitu

motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan kecerdasan emosional.

Di dalam International Journal of Human Resource Studies yang ditulis

oleh Pamela Akinyi Omollo (2015) berjudul “Effect of motivation on employee

performance of commercial banks in Kenya: A case study of Kenya

Commercial Bank in Migori County” mengatakan motivasi kerja merupakan

penggerak atau pendorong dalam diri seseorang untuk mau berprilaku dan

bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang

ditekuninya. Motivasi kerja juga bertujuan untuk meningkatkan moral dan

kepuasan kerja, meningkatkan produktivitas kerja, mempertahankan loyalitas

dan kestabilan kinerja, meningkatkan tanggung jawab pekerja terhadap tugas-

tugasnya serta menciptakan hubungan suasana dan hubungan kerja yang baik.

Fonna Mahdani (2017) mengatakan perilaku kerja seseorang itu pada

hakekatnya ditentukan oleh keinginannya untuk mencapai beberapa tujuan.

Keinginan itu istilah lainnya ialah motivasi. Dengan demikian motivasi

merupakan pendorong agar seseorang itu melakukan suatu kegiatan untuk

mencapai tujuannya. Motivasi sebagai proses dimana perilaku yang diarahkan

pada tujuan sebagai arah seseorang untuk perilaku atau apa yang menyebabkan
seseorang ingin mengulangi perilaku atau sebaliknya. Jadi, motivasi

merupakan apa yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu

atau setidaknya mengembangkan kecenderungan untuk perilaku tertentu.

Didalam jurnal yang ditulis oleh Fakhrian Harza Maulana, dkk (2015)

mengatakan Marjani (2005) mengemukakan bahwa ada hubungan positif

antara motivasi dengan kinerja pegawai. Dalam penelitian tersebut ditemukan

hasil bahwa tingginya kondisi motivasi kerja pegawai berhubungan dengan

kecenderungan pencapaian tingkat kinerja pegawai yang cukup tinggi. Pegawai

yang memiliki motivasi yang tinggi, mereka akan berupaya untuk melakukan

semaksimal mungkin tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Fakhrian Harza Maulana, dkk (2015) juga mengemukakan terdapat 2

sumber motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut

Siagian (2004) motivasi instrinsik bersumber dari dalam individu. Motivasi ini

menghasilkan integritas dari tujuan-tujuan, baik tujuan organisasi maupun

tujuan individu dimana keduanya dapar terpuaskan. Sedangkan menurut

Permana (2009) mengutip dari Nawawi memberikan pendapat bahwa motivasi

Intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja

sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya pekerjaan yan

dilaksanakan.

Didalam jurnal yang ditulis oleh Arfiany (2015) mengemukakan bahwa

motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul karena adanya faktor dari luar

diri manusia dan tidak tergantung pada tugas yang dilaksanakan tetapi

dikendalikan pihak lain, faktor ini dapat berupa gaya kepemimpinan seorang
atasan, dorongan atau bimbingan seseorang, perkembangan situasi dan

sebagainya. Misalnya: Insentif, tunjangan hari raya, jaminan kesehatan,

kebutuhan keamanan, kebutuhan aktualisasi diri dan sebagainya.

International Journal Studies in Asian Social Science yang ditulis oleh

Arooj Makki dan Momina Abid (2017) berjudul “Influence of Intrinsic and
Extrinsic Motivation on Employee’s Task Performance” mengatakan hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara motivasi intrinsik

dan ekstrinsik dan kinerja tugas karyawan. Hasil digambarkan dalam penelitian

ini menjelaskan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik dan kinerja tugas

karyawan berpengaruh.

Sebagai seorang yang berorientasi melayani konsumen dengan pelayanan

prima, maka mitra driver Go-Car juga harus ditunjang dengan kecerdasan

emosional yang dimiliki, maka akan berdampak pada kinerja kerja yang

dijalankan dan diperkirakan akan berdampak positif terhadap komitmen kerja.

Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang mitra dirver Go-Car untuk

memainkan peran emosi dalam menjalankan kerjanya. Namun, kebanyakan

para mitra driver belum terlalu menyadari dan menghargai peran penting dari

emosi dan terkadang menyikapi arti dari emosi sebagai makna konvensional,

dalam arti emosi adalah suatu kelemahan dan tidak boleh ada dalam kegiatan

kerja. Padahal emosi menurut praktisi wirausaha merupakan sumber energi dan

bisa dikatakan energi adalah bahan bakar (Riswanto tumuwe, 2018)

Di dalam International Jurnal of Islamic Business Ethics (IJIBE) yang

ditulis oleh Erika Bestyasamala ( 2018 ) berjudul “The influence of emotional


intelligence and organizational citizenship behavior towards officer

performance with the organization and religiosity as a moderating variable

(study on the employees of the education and culture department in demak)”

Goleman (2000) menyatakan bahwa untuk mencapai sukses di dunia kerja

tidak hanya kemampuan kognitif (kecerdasan kognitif) saja yang dibutuhkan

tetapi juga kemampuan emosional (kecerdasan emosional). Dan Ginanjar

Agustian (2005) berpendapat bahwa keberadaan kecerdasan emosional,

semakin baik akan membuat karyawan menunjukkan kinerja yang lebih baik.

Menurut Nggermanto (2013) IQ hanya menentukan kesuksesan seseorang

hanya sebesar 20%, sedangkan EQ memberikan kontribusi sebesar 80%. yang

artinya EQ lebih dominan dibandingkan IQ, orang yang memiliki EQ yang

tinggi cenderung akan mudah membangun relasi sosial dengan lingkungan

keluarga, kantor, bisnis maupun sosial. Dengan demikian, seseorang yang

memiliki kecerdasan emosional yang optimal akan peka terhadap peluang

usaha serta dapat mengatasi konflik, lebih mampu untuk mengatur strategi

bisnis, memiliki kepekaan, kreatif dan inovatif serta komitmen yang tinggi

dalam menjalankan bisnis.

Dalam penelitian Daus dan Glomb dalam King (2011) mengatakan bahwa

kecerdasan emosional mempengaruhi kinerja karyawan. Kecerdasan emosional

juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap dan dapat

berubah- ubah setiap saat. Oleh karna itu kecerdasan emosional bukan hanya

harus dimiliki oleh seorang pimpinan akan tetapi pada level karyawan juga,

yang akan mempermudah dalam membina hubungan kerja dengan sesama


karyawan maupun atasan dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik,

didalam maupun di luar perusahaan.

Transportasi online muncul ditengah kondisi sistem transportasi di

Indonesia yang belum tertata dengan baik. Diawali dengan kehadiran

perusahaan PT Go-Jek Indonesia pada tahun 2011 yang didirikan oleh Nadiem

salah satunya adalah Go-car. Nadiem menciptakan Go-car sebuah layanan antar

jemput dengan mobil modern berbasis pesanan dan menjadi transportasi yang

sangat efektif. Aplikasi ini memungkinkan para user untuk memesan ojek

secara online dan dikenal sebagai transportasi modern dan professional. Para

driver yang bermitra telah dilengkapi dengan handphone berbasis android

dengan tujuan memudahkan para driver dalam berhubungan dengan para

konsumen dan dapat dengan mudah memperoleh rute terbaik untuk melakukan

pengantaran maupun penjemputan penumpang (Fitriyah Nurhidayah, 2018)

PT Go-Jek Indonesia menerapkan sistem skema poin serta bonus-bonus

tertentu yang didapat oleh mitra diluar penghasilan mengantar penumpang

terutama untuk mitra driver Go-Car. Di bulan Desember tahun 2018 untuk

mitra dirver Go-Car, PT Go-Jek Indonesia mengubah dan menetapkan

peraturan baru mengenai skema poin dan bonus Go-Car dengan tujuan agar

lebih banyak mitra Go-Car yang bisa mendapatkan bonus dalam melakukan

kegiatan setiap harinya. Di tahun sebelumnya poin dipatok sama untuk seluruh

mitra driver Go-Car. Namun sekarang PT Go-Jek Indonesia memberlakukan

system yang berbeda untuk masing-masing mitra driver Go-car.


Aplikasi nantinya secara otomatis akan menghitung rata-rata pencapaian

poin mitra driver Go-car dalam 2 minggu terakhir baik dihari biasa dan diakhir

pekan. Namun, dihari libur nasional tidak akan dimasukkan ke dalam

perhitungan riwayat poin harian, mengingat jumlah order yang pastinya

berbeda dengan hari-harinormal lainnya. Nantinya poin target yang harus

dikejar oleh mitra driver Go-Car bisa jadi berbeda dengan rekan mitra lainnya

dan juga dengan bonus yang didapatkan. Untuk mendapatkan poin-poin

tersebut perhitungan poin dilakukan dengan cara satu kali mitra driver Go-Car

menjalankan orderan, maka akan mendapatkan satu poin.

Selama ini berbagai tarif promosi atau potongan harga yang diberikan

perusahaan tidak mempengaruhi pendapatan para mitra driver, karena

perusahaan akan membayarkan kekurangan tarif yang mendapatkan promosi

atau potongan biaya. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan

pendapatan dari bonus pengemudi. Namun sayangnya perusahaan seringkali

merubah kebijakan terkait dengan bonus, sehingga mempengaruhi pendapatan

yang didapatkan oleh driver. Peningkatan skema poin sekarang yang dijadikan

target oleh perusahaan juga mengakibatkan driver taksi online (Go-car)

bekerja lebih lama setiap harinya. (Fitriyah Nurhidayah, 2017).

Menurut Fitriyah Nurhidayah (2017), salah satu kebijakan baru yang

ditetapkan terkait bonus adalah penerapan sistem performa atau yang disebut

juga dengan rating. Sistem performa diketahui merupakan sistem terbaru yang

akan menentukan pendapatan bonus driver. Jika performa tidak terpenuhi,

maka mereka terancam tidak akan mendapatkan bonus, dimana bonus tersebut
menjadi tulang punggung untuk mendongkrak pendapatan serta bonus yang

diberikan oleh perusahaan menjadi motivasi bagi mitra driver taksi online (Go-

car).

Hasil survey awal peneliti yang dilakukan di komunitas mitra driver taksi

online (Go-Car) Yogyakarta dengan cara wawancara untuk mengetahui kinerja

mitra taksi nline (Go-Car). Dari hasil survey tersebut menemukan beberapa

masalah kesejahteraan yang dialami mitra driver Go-car antara lain:

1. Meningkatnya pesaing antar mitra driver untuk mencapai poin dan bonus

yang maksimal akibat perubahan system poin.


2. Masalah jam kerja yang terlalu tinggi demi mengejar poin dan bonus. 39%

mitra bekerja selama satu minggu penuh tanpa libur. Sementara dari

jumlah jam kerja, 30% pengemudi menghabiskan lebih dari 8 jam perhari.

Sedangkan menurut UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, bekerja

lebih dari 40 jam dalam seminggu dianggap sebagai jam kerja yang lama.

Apalagi jika 48 jam per minggu maka dianggap kerja berlebihan.


3. Perkara pendapatan yang rupanya tak sebesar yang digembor-gemborkan.

Meski mengalami peningkatan, pendapatan mitra driver Go-car

dibandingkan dengan pangkalan tidak signifikan. Apalagi jika

dibandingkan dengan jam kerja yang panjang. Hal tersebut karena

pengeluaran untuk operasional mendapatkan konsumen ternayat cukup

tinggi dan harus ditanggung sendiri oleh mitra driver Go-car. Jika mitra

driver Go-car melakukan cicilan kendaraan, maka pengeluarannya

semakin tinggi pula.


4. Mitra driver Go-car mengalami kesenjangan hubungan kerja karena tidak

dianggap sebagai pegawai PT Go-Jek Indonesia. Mereka mengaku tidak


mendapatkan hak sebagai pekerja meski setiap hari berperang dengan

resiko pekerjaan yang tinggi. Hubungan mitra membuat perusahaan bebas

dari kewajiban untuk memenuhi upah minimum, uang lembur, jaminan

social ( kesehatan, pensiun dan ketenagakerjaan ) dan tunjangan hari raya

keagamaan (THR). Mitra driver Go-car juga tidak punya kekuatan

menawar untuk kebijakan. Mitra driver Go-car merasakan bahwa

pembuatan kebijakan selalu sepihak dan tidak transparan sehingga tidak

ada hubungan saling menguntungkan antara dua belah pihak yang bermitra

ini.
5. Jaminan ketenagakerjaan dan social yang harus dibayar sendiri oleh mitra

driver Go-car. Hampir separuh dari mitra driver Go-car akhirnya tak

memiliki asuransi apapun. Hanya sebesar 23% mitra driver Go-car yang

memilikinya. Mitra driver Go-car hanya mendapatkan asuransi kecelakan

dari asuransi hanya ketika mereka sedang mengantar penumpang atau

menjemput pesanan. Jika berkendara sendiri mereka tidak mendapatkan

asuransi apapun.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka peneliti bermaksud menguji

bagaimana pengaruh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja

mitra taksi online (Go-car) dengan kecerdasan emosional sebagai variabel

mediasi di komunitas mitra driver taksi online (Go-Car) Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian ini adalah:

a. Apakah motivasi intrinsik berpengaruh terhadap kinerja mitra driver taksi

online (Go-car) di Komunitas mitra driver taksi online (Go-car)

Yogyakarta ?
b. Apakah motivasi ekstrinsik berpengaruh terhadap kinerja mitra driver taksi

online (Go-car) di Komunitas mitra driver taksi online (Go-car)

Yogyakarta ?
c. Apakah kecerdasan emosional dapat memediasi motivasi intrinsik terhadap

kinerja mitra driver taksi online (Go-car) di Komunitas mitra driver taksi

online ( Go-car ) Yogyakarta ?


d. Apakah kecerdasan emosional dapat memediasi motivasi ekstrinsik terhadap

kinerja mitra driver taksi online (Go-car) di Komunitas mitra driver taksi

online ( Go-car) Yogyakarta ?


C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik terhadap

kinerja mitra driver taksi online (Go-car) di Komunitas mitra driver taksi

online (Goc-car) Yogyakarta.


b. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap

kinerja mitra driver taksi online (Go-car) di Komunitas mitra driver taksi

online (Goc-car) Yogyakarta.


c. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik terhadap

kinerja mitra driver taksi online (Go-car) yang dimediasi oleh kecerdasan

emosional di Komunitas mitra driver taksi online (Goc-car) Yogyakarta.


d. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap

kinerja mitra driver taksi online (Go-car) yang dimediasi oleh kecerdasan

emosional di Komunitas mitra driver taksi online (Goc-car) Yogyakarta.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Sebagai tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh variabel

motivasi inyrinsik dan motivasi ekstrinsik mitra driver taksi online ( Go-

car ) terhadap variabel kinerja dengan kecerdasan emosional sebagai

variabel mediasi.
b. Sebagai wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan di bidang

manajemen sumber daya manusia khususnya tentang teori kinerja dengan

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik serta kecerdasan emosional

mitra kerja.
2. Bagi komunitas mitra driver taksi online (Go-car)
Hasil temuan dari penelitian ini nantinya dapat menjadi masukan untuk

menentukan kebijakan selanjutnya dalam peningkatan kerja sumber daya

manusia.
13

Anda mungkin juga menyukai