Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kimia Mulawarman Volume 8 Nomor 1, November 2010 ISSN 1693-5616

Kimia F-MIPA Unmul

PENGARUH BERAT DAN WAKTU KONTAK


UNTUK ADSORPSI TIMBAL(II) OLEH ADSORBEN
DARI KULIT BATANG JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

THE INFLUENCE OF WEIGHT AND CONTACT TIME


TO ADSORB LEAD(II) BY ADSORBENT
FROM BARK OF GUAVA (Psidium guajava L.)

Sri Lestari
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Mulawarman
Jl. Muara Pahu Kampus Gn. Kelua Telp. 0541-743651 Fax. 0541-743929 Samarinda Kaltim

Abstract
Research about influence of weight and contact times of to adsorb lead(II) by adsorbent from bark of guava
has been done. The research was varied by series of adsorbent weight 0.5; 1.0; 1,5; 2.0; 2.5; and 3.0 gram
and the contact time 30, 60, 90, 120, 150, and 180 minutes. Concentration of lead(II) in sample is measured
by atomic absorption spectrophotometer. The result showed that optimum contact time is 90 minutes. It was
also found that higher adsorbent weight will increase the total amount of adsorbed lead(II).

Keywords: Adsorption, lead(II), bark, guava

A. PENDAHULUAN Salah satu logam yang erat hubungannya


Salah satu sumber daya hayati yang cukup dengan kehidupan kita adalah timbal. Logam timbal
potensial di Indonesia adalah tanaman jambu biji banyak digunakan pada industri baterai, kabel, cat
(Psidium guajava L.) dengan berbagai macam jenisnya. (sebagai zat pewarna), penyepuhan, pestisida dan yang
Jambu biji (Psidium guajava L.) dimanfaatkan selain paling banyak digunakan sebagai zat antiletup pada
sebagai makanan buah segar maupun olahan yang bensin. Timbal juga digunakan sebagai formulasi
memiliki zat gizi seperti vitamin A dan vitamin C. penyambung pipa yang mengakibatkan air untuk rumah
Jambu biji juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak
untuk batuk dan diare serta membantu penyembuhan dengan timbal. Hal ini disebabkan terjadinya korosi,
penderita demam berdarah dengue. yakni reaksi antara air dengan kandungan timbal yang
Seiring dengan perkembangan teknologi, jambu terdapat pada pipa-pipa air. Selain melalui air,
biji (Psidium guajava L.) telah ditingkatkan kontaminasi timbal bisa juga melalui tanah, udara dan
pemanfaatannya sehingga memberikan nilai yang lebih debu. Makanan yang terkontaminasi timbal, seperti
tinggi. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai makanan kaleng yang mengandung solder timbal,
adsorben dalam proses adsorpsi logam berat kristal timbal, makanan ringan yang dibungkus kertas
(Wisnubroto, 2002). koran atau majalah maupun buangan dari asap
Pada daun, kulit batang dan daging buah jambu kendaraan (Soetrisno, 2008).
biji dapat ditemukan zat tanin. Zat tanin inilah yang Menurut (Bryan dan Forstner, 1979), rata-rata
berperan dalam penyerapan logam berat dari limbah konsentrasi logam timbal yang terlarut di perairan
cair. Penelitian ini mengacu pada prinsip kerja yang sebesar 0,005 sampai 0,03 mg/L. Kadar timbal yang
sama dengan karbon aktif. Dimana karbon aktif diperbolehkan ada di dalam air yang dikonsumsi oleh
digunakan sebagai adsorpsi limbah logam sehingga masyarakat sebesar 0,005 ppm (SNI 01-3553-2006).
diharapkan bahwa tanin memiliki kemampuan untuk Dewasa ini penggunaan bahan biomaterial
menyerap logam. seperti tanin sebagai penyerap logam berat merupakan
Kandungan tanin pada kulit batang jambu biji alternatif yang memberikan harapan, mengingat
lebih banyak dibanding pada daun. Pada kulit batang metode ini murah serta tersedianya bahan baku yang
kadar tanin sebesar 12-30 % sedangkan pada daun banyak dan mudah didapatkan. Apalagi tanin pada kulit
sebesar 11-17 %. Sehingga digunakan kulit batang batang jambu biji dapat menyerap logam krom hingga
sebagai adsorben dalam mengadsorpsi logam berat. lebih dari 99% (Kartohardjono dkk., 2008).
Kandungan-kandungan yang terdapat dalam kulit Berdasarkan pertimbangan di atas dan untuk
batang jambu biji (Psidium guajava L.) adalah CaCO3, memperoleh adsorben yang cukup efesien ditinjau dari
tanin, dammar (Ticzon, 1997). kemampuan, kelimpahan dan biaya operasional, maka

Kimia F-MIPA Unmul 7


Sri Lestari
Kimia F-KIP Unmul

dilakukan penelitian pemanfaatan kulit batang jambu 60, 90, 120, 150, 180 menit. Masing-masing larutan
biji sebagai adsorben untuk logam timbal(II). Pb(II) yang telah dikontakkan dengan adsorben kulit
batang jambu biji (Psidium guajava L.) disentrifuge.
Filtrat hasil sentrifuge Pb(II) diambil 10 mL dan
B. METODE PENELITIAN selanjutnya dianalisa dengan menggunakan
2.1 Alat dan Bahan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Dilakukan hal
2.1.1 Alat yang sama dengan variasi berat adsorben yaitu 1,0
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini gram; 1,5 gram; 2,0 gram; 2,5 gram; 3,0 gram.
adalah seperangkat alat gelas, shaker, neraca analitik,
Spektrofotometer Serapan Atom, blender, dan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
sentrifuge. Penelitian ini memanfaatkan kulit batang
2.1.2 Bahan jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai adsorben
Bahan yang digunakan adalah kulit batang untuk mengadsorpsi Pb(II). Kulit batang jambu biji
jambu biji, timbal nitat, dan asam nitrat pekat. (Psidium guajava L.) dibersihkan dan dihaluskan
2.2 Prosedur Penelitian menggunakan blender. Setelah halus, kulit batang
2.2.1 Pembuatan Adsorben (Kartohardjono dkk, jambu biji (Psidium guajava L.) dikeringkan di dalam
2008) oven. Tujuan dari pengeringan adalah untuk
Dihaluskan kulit batang jambu tersebut menghilangkan uap air yang terkandung di dalam kulit
menggunakan blender, dikeringkan di dalam oven batang jambu biji. Suhu pengeringan yang digunakan
dengan suhu 50oC selama 3 jam dan diayak dengan adalah 50oC karena bila dikeringkan dengan suhu
ukuran 50-100 mesh. Adsorben yang telah diayak diatas 50oC dapat menyebabkan kerusakan adsorben
disimpan di dalam kotak kedap udara yang tertutup sehingga tidak dapat digunakan untuk mengadsorpsi.
rapat. Setelah kering, kulit batang jambu biji yang telah halus
2.2.2 Proses adsorpsi oleh adsorben tadi diayak dengan ukuran antara 80-100 mesh agar
Sebanyak 0,5 gram adsorben dari kulit batang besar molekul adsorben yang digunakan sama.
jambu biji (Psidium guajava L.) dikontakkan dengan Kemudian adsorben yang telah diayak tadi disimpan di
100 mL larutan Pb(II) 100 mg/L. Kemudian digojok dalam kotak yang tertutup rapat.
dengan shaker. Variasi waktu interaksi adalah 0, 30,

54
53
52
Pb teradsorpsi, mg/L

51 0,5 gram
50 1,0 gram
49 1,5 gram
48
2,0 gram
47
2,5 gram
46
3,0 gram
45
0 50 100 150 200
Waktu Kontak, menit

Gambar 1. Pengaruh berat adsorben dan waktu kontak terhadap adsorpsi timbal(II)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kimia (chemisorpsi) dan adsorpsi fisik (physisorpsi).
terjadi peningkatan kadar Pb(II) yang teradsorpsi. Adsorpsi kimia dapat terjadi karena adanya reaksi
Penambahan berat adsorben mempengaruhi kimia antara molekul-molekul adsorbat dengan
peningkatan kadar Pb(II) yang teradsorpsi. permukaan adsorben yang dapat diasumsikan berupa
Proses adsorpsi Pb(II) dari larutan sampel pembentukan kompleks. Menurut Hovart 1981 dalam
dengan adsorben kulit batang jambu biji (Psisdium Wisnubroto D. S., tanin merupakan senyawa yang
guajava L.) dapat berlangsung 2 proses yaitu adsorpsi mempunyai bobot molekul yang tinggi dan mempunyai

8 Kimia F-KIP Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume 8 Nomor 1, Nove ISSN 1693-5616
Kimia F-MIPA Unmul

banyak gugus hidroksil dan gugus lainnya (seperti juga dapat mengkhelat logam. Berdasarkan literatur
karboksil) sehingga dapat membentuk kompleks diatas, dapat diramalkan proses pembentukan kompleks
dengan logam krom, protein dan makromolekul lainnya antara Pb(II) dengan situs aktif (C=O dan -OH) yang
dibawah kondisi lingkungan tertentu. Salah satu sifat terdapat dalam adsorben kulit batang jambu biji
tanin yaitu sebagai pengkhelat logam yang kuat (Psisdium guajava L.) sebagai berikut
(Sulistiono, 2010). Sifat ini sama seperti EDTA yang
:

Gambar 2. Kompleks antara Pb(II) dengan situs aktif (C=O dan -OH) pada adsorben

Tanin merupakan ligan polidentat, dimana digunakan, semakin banyak pula situs aktif (C=O dan -
ligan polidentat menyumbang lebih dari dua pasang OH) yang terdapat dalam adsorben kulit batang jambu
elektron pada atom pusat (Pb(II)) (Wisnubroto, 2002). biji (Psisdium guajava L.) yang dapat mengadsorpsi
Situs-situs aktif dari adsorben dianggap sebagai ligan Pb(II). Situs aktif inilah yang digunakan untuk proses
yang terikat oleh Pb(II) secara kovalen koordinasi adsorpsi secara kimia melalui pembentukan kompleks
dengan mendonorkan pasangan elektronnya kepada antara Pb(II) dengan situs aktif dari adsorben.
Pb(II) yang memiliki 3 orbital p dan 5 orbital d kosong. Selain proses adsorpsi kimia, dalam proses ini
Pasangan elektron tersebut akan menempati orbital juga terjadi adsorpsi secara fisik (physisorpsi).
kosong yang dimiliki oleh Pb (II), sehingga terbentuk Adsorpsi fisik terjadi dimana Pb(II) terperangkap ke
hibridisasi p3d3. dalam rongga atau pori-pori dari adsorben.
Peningkatan kadar Pb(II) yang teradsorpsi
terjadi karena semakin banyak adsorben yang

Gambar 3. Proses adsorpsi Pb(II) ke dalam pori-pori adsorben

Kimia F-MIPA Unmul 9


Sri Lestari
Kimia F-KIP Unmul

Pada adsorpsi fisik, gaya yang mengikat (Psidium guajava L.) dalam mengadsorpsi Pb(II)
adsorbat oleh adsorben adalah gaya-gaya Van der mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena Pb(II)
Walls. Akibat adanya gaya-gaya yang bekerja antara teradsorpsi secara fisik (reversibel) yang menyebabkan
adsorbat dan adsorben menyebabkan proses adsorpsi semakin lamanya waktu kontak akan menyebabkan
logam dapat terjadi. Adsorpsi ini relatif berlangsung terlepasnya kembali Pb(II) ke dalam larutan sampel.
cepat dan bersifat reversibel. Adsorbat yang terikat Melalui perlakuan penambahan adsorben kulit
secara lemah pada permukaan adsorben, dapat batang jambu biji (Psidium guajava L.) dengan
bergerak dari suatu bagian permukaan ke bagian berbagai variasi berat dan variasi waktu kontak dapat
permukaan lain (Ambarita, 2008). menurunkan kadar Pb(II) pada sampel. Penurunan
Variasi waktu kontak dapat mempengaruhi terbesar yaitu pada perlakuan penambahan berat
daya adsorpsi yang baik oleh adsorben yang adsorben kulit batang jambu biji (Psidium guajava L.)
ditunjukkan dengan berkurangnya kadar Pb(II) dalam seberat 3 gram dengan waktu kontak 90 menit yaitu
sampel. Dari grafik terlihat rentang waktu kontak 30 53,04 mg/L. Berat dan waktu kontak tersebut
menit hingga 90 menit terjadi peningkatan kadar Pb(II) merupakan berat dan waktu kontak optimum, dimana
yang teradsorpsi secara signifikan yang menunjukkan terjadi penurunan kadar Pb(II) dalam sampel telah
bahwa kulit batang jambu biji (Psidium guajava L.) mencapai titik maksimalnya sehingga penambahan
mempunyai kecepatan adsorpsi yang baik. berat dan waktu kontak adsorben tidak akan
Kemampuan adsorben kulit batang jambu biji (Psidium memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses
guajava L.) dalam mengadsorpsi Pb(II) dalam sampel adsorpsi Pb(II).
masih tinggi, dimana kapasitas situs aktif (C=O dan -
OH) yang masih banyak dan Pb(II) yang ada pada D. KESIMPULAN
larutan sampel masih tinggi, sehingga kemampuan Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat
adsorben kulit batang jambu biji (Psidium guajava L.) disimpulkan bahwa :
dalam mengadsorpsi Pb(II) juga akan meningkat. 1. Berat adsorben kulit batang jambu biji (Psidium
Pada grafik dapat terlihat bahwa proses guajava L.) berpengaruh terhadap adsorpsi logam
adsorpsi mencapai waktu optimum pada rentang waktu timbal(II), dimana kenaikan berat adsorben akan
kontak 90 menit. Waktu optimum tercapai bilamana menaikkan adsorpsi timbal(II).
peningkatan kadar Pb(II) yang teradsorpsi mencapai 2. Waktu kontak adsorben kulit batang jambu biji
titik maksimalnya sehingga penambahan waktu kontak (Psidium guajava L.) berpengaruh terhadap
tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan adsorpsi logam timbale(II), dimana adsorpsi
terhadap pengurangan kadar Pb(II) dalam sampel. optimum terjadi pada waktu kontak 90 menit.
Pada rentang waktu 90 menit hingga 180
menit, kemampuan adsorben kulit batang jambu biji

DAFTAR PUSTAKA

1. Ambarita, N., 2008, Modifikasi Mesin Pendingin, (Online) (www.lontar.ui.ac.id), Diakses tanggal 17 Juni 2010
2. Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia Jilid 1, Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta.
3. Kartohardjono, S., dkk., 2008, Pemanfaatan Kulit Batang Jambu Biji (Psidium Guajava) Untuk Adsorpsi Cr(VI)
Dari Larutan, Depatemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok.
4. Meilita TS., dan Tuti SS., 2003, Arang aktif Pengenalan dan Proses Pembuatannya. www.library.usu.ac.id.19 Mei
2006
5. O’Neil, M.J., dkk., 2001, The Merck Index (An Encyclopedia Of Chemicals, Drugs, And Biologicals) Thirteenth
Edition, Merck & CO., INC., Whitehouse Station, NJ.
6. Soetrisno, 2008, Mengapa Timbal Beracun? Teori Kuantum Menjawabnya, (Online) (http://www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/kimia _anorganik/mengapa-timbal-beracun-teori-kuantum-menjawabnya/) Diakses tanggal
16 Januari 2010
7. Sukardjo, 1990, Kimia Anorganik, Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta
8. Wulansari, D.Y., 2007, Penetapan Kadar Tanin Pada Daun Jambu Biji (Psidii folium) Mudan Dan Tua Dengan
Metode Permanganometri, Karya Tulis Ilmiyah, Akademi Farmasi Samarinda, Samarinda.
9. Wisnubroto, D.S., 2002, Pengolahan Logam Berat Dari Limbah Cair Dengan Tannin, Banten, Pusat
Pengembangan Pengolahan Limbah Radioaktif

10 Kimia F-KIP Unmul

Anda mungkin juga menyukai