Anda di halaman 1dari 4

PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Halaman
No. Dokumen No. Revisi 4 halaman

RSU Pengayoman
Cipinang

Ditetapkan,
Kepala,
Tanggal terbit
SPO 07-10-2019
Dr. Danial Rasyid, MPH
19630805 200112 1 001

Penanggulangan bahaya kebakaran adalah salah satu usaha untuk


PENGERTIAN mencegah terjadinya kebakaran yang terjadi di seluruh area RSU
Pengayoman Cipinang dalam rangka mengamankan Pasien, Staff,
Pengunjung, dokumen, material dll yang diakibatkan oleh sumber api.

Sebagai pedoman cara bertindak dalam menanggulangi apabila


terjadi kebakaran, agar anggota yang berada di seluruh area RSU
TUJUAN Pengayoman Cipinang dapat memahami dan mengetahui tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing dalam menanggulangi bahaya
kebakaran sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat ditekan sekecil
mungkin.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang


KEBIJAKAN
ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan
gedung.
I. Keadaan Umum.
1. Letak Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang
a. Sebelah Utara : Jalan Raya Bekasi Timur Raya
b. Sebelah Timur : Rutan Klas I Jakarta Timur
c. Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk
d. Sebelah Barat : Lapas Khusus Klas I Narkotika
2. Penunjang lain:
PROSEDUR
a. Alat pemadam yang ada di Ruang Rawat inap dan Ruang Rawat
Jalan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada adalah tabung
Pemadam Kebakaran Ringan.
b. Alat pemadam manual (pasir, karung goni, air dll).
3. Timbulnya Bahaya Kebakaran:
Kebakaran dapat berasal dari:
1) Cross Lighting peralatan listrik / elektronik yangdigunakan.
2) Kompor gas / kompor minyak tanah meledak.
3) Api rokok dll.
4. Kebakaran dapat disebabkan
1) Perbuatan yang disengaja.
2) Perbuatan yang tidak disengaja.
3) Bencana alam.

II. Obyek yang Diamankan


a. Personel.
1) Mengamankan personel/pasien yang berada di Gedung Rawat
inap dan gedung Rawat Jalan.
2) Mengamankan tamu yang datang.
b. Material.
1) Amankan material sesuai prioritas yang ditentukan oleh
masing-masing.
2) Menyiapkan tempat yang siap dipakai untuk material yang
perlu diselamatkan pada setiap bagian (karung plastik, tempat
lainnya yang kedap air).
3) Titik kumpul material untuk ditempatkan harus jauh dari sumber
api.
c. Dokumen.
Amankan surat-surat dan dokumen penting ke tempat yang lebih aman
atau tempat yang sudah disiapkan.

II. Pelaksanaan
1. Tahapan penanggulangan.
Tanda bahaya kebakaran berupa : sirine, peluit dan paging.
a. Tanda bahaya kebakaran berupa:
1) Sirine/pengumuman dari komando penanganan kebakaran.
2) Paging dengan kode merah dengan telepon ext 102/123
b. Tanda Aman berupa:
1) Sirine yang telah dimatikan/pengumuman aman.
2) Kode merah aman dari teleponis.
2. Penanggulangan kebakaran dalam jam kerja:
a. Setelah mendengar tanda bahaya kebakaran,semua personel yang
berada di area gedung segera meninggalkan tempat kerja untuk menuju
ke tempat berkumpul yang sudah ditentukan, kelompok pemadam
kebakaran langsung menuju ke tempat dimana terjadinya kebakaran,
apabila api sulit untuk dipadamkan dan diatasi maka anggota yang
pertama melihat terjadinya kebakaran segera menghubungi petugas Piket
dan selanjutnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jakarta
Timur.
b. Setelah seluruhnya berkumpul, Komandan segera memberikan
perintah dan petunjuk untuk mengatur dan memberikan tugas kepada
anggota kelompok masing-masing sesuai fungsinya yaitu:
1) Komando (Helm Kuning)
Sebagai Pemimpin Tim Kebakaran di ruangan Ybs
2) Penyingkir/evakuasi (Helm Biru)
Sebagai evakuasi pasien dan dokumen, materiil.
3) Pemadam (Helm Merah)
Sebagai Pemadam Api
4) Pengamanan (Helm putih)
Sebagai pengamanan ruangan, dokumen ,jalur evakuasi

3. Penanggulangan kebakaran diluar jam kerja:


a. Pada regu jaga melihat /Mendengar/mengetahui adanya bahaya
kebakaran, komamdo kebakaran tiap regu jaga bertindak sebagai
pemimpin dengan mengerahkan anggota jaga dan anggota
lainnya menuju tempat dimana terjadi kebakaran.

b. Petugas piket anggota jaga lainnya yang ditunjuk oleh komando


kebakaran regu jaga segera menghubungi Dinas Pemadam
Kebakaran Jakarta Timur dan melaporkan kepada Pimpinan
melalui sarana komunikasi yang ada.

c. Petugas Piket / Petugas lainnya segera mengambil tindakan


memperkuat penjagaan / pengawasan menurut pertimbangan
keadaan yang dihadapi dengan melibatkan unsur petugas jaga
yang ada.

4. Jalur Evakuasi
a. Lantai 1 Lobi, Poli Rawat Jalan dan Pendaftaran
Jika Kebakaran terjadi di area tersebut, jalur evakuasi menuju titik
kumpul di luar depan n RS.
b. IGD, Farmasi
Jika Kebakaran terjadi pada IGD atau farmasi, maka jalur evakuasi
menuju titik kumpul di lobby depan RS.
c. Laboratorium, rehabilitasi medis, radiologi, ruang maintenance, ruang
rekam medis
Jika kebakaran terjadi pada area tersebut jalur evakuasi menuju titik
kumpul di lapangan depan lobby RS
d. Rawat inap umum gedung 1
Jika kebakaran terjadi pada area tersebut maka jalur evakuasi menuju titik
kumpul di lapangan depan lobby RS
e. Lantai 2 ruang administrasi, ICU dan OK gedung 1
Jika kebakaran terjadi pada area tersebut, jalur evakuasi menuju lantai 1
dengan tangga ke titik kumpul di lapangan depan lobby RS.
f. Gedung 2 rawat inap lantai 1 dan 2
Jika kebakaran terjadi pada area tersebut maka jalur evakuasi menuju titik
kumpul di lapangan depan ruang penjangaan sayap kanan (dari arah pintu
masuk lobby utama).
g. Ruang laundry, IPSRS, Gizi
Jika terjadi kebakaran pada area tersebut maka jalur evakuasi menuju titik
kumpul lapangan depan ruang penjangaan sayap kanan (dari arah pintu
masuk lobby utama).

5. Tindak Lanjut Satuan:


a. Menginventarisir semua kerugian yang timbul.
b. Mengadakan pengusutan sebab terjadinya kebakaran.
c. Membuat laporan kepada pihak manajemen.
d. Mengantisipasi kemungkinan terulangnya kasus serupa.

6. Intruksi Koodinasi, melaksanakan Koordinasi dengan aparat


keamanan yang terkait seperti, Kodim Jakarta Timur, Polres Kota Jakarta
Timur, Dinas pemadam kebakaran kota Jakarta Timur.

Unit terakit Semua Unit

Anda mungkin juga menyukai