Anda di halaman 1dari 61

BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Teori-Teori Umum

2.1.1 Pengertian Data

Data adalah fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti (Navathe,

2000,p4). Sedangkan menurut Connolly dan Begg (2002,p20) data

merupakan jembatan yang menghubungkan komponen mesin dengan

komponen manusia.

2.1.2 Pengertian Basis Data

M enurut Connolly dan Begg (2002,p14), basis data adalah

sekumpulan koleksi data yang berhubungan secara logikal, dan sebuah

deskripsi dari data tersebut, didesain untuk menemukan keperluan informasi

pada sebuah perusahaan. M enurut James A. O’Brien (2005,p211) , basis

data adalah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling

berhubungan. M enurut Whitten (2004,p548), basis data adalah kumpulan

file yang saling terkait. M enurut Fathansyah (2004,p7), basis data adalah

kumpulan data yang terorganisir, relasi antar data, dan objektifnya.



 

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka basis data adalah

kumpulan data yang saling berhubungan secara logikal yang dapat

digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan pada sebuah

organisasi atau perusahaan.

2.1.3 Sistem Basis data

Sistem basis data menurut Connolly dan Begg (2002,p14) adalah

suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu sama lain dan deskripsi

dari suatu data yang dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan oleh

organisasi. Sedangkan sistem basis data menurut Date(1999,p5) adalah

suatu sistem yang pada dasarnya menyimpan record-record di dalam suatu

sistem yang dilakukan secara komputerisasi yang tujuannya adalah menjadi

suatu kumpulan data yang terhubung dan Database Management System

(DBMS) menjadi program yang mengatur dan mengontrol akses ke basis

data, serta memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia

berdasarkan permintaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem basis data adalah suatu

kumpulan data yang terhubung satu sama lain di dalam suatu sistem

komputerisasi yang bertujuan untuk menjadikan kumpulan data tersebut

terhubung satu sama lain di dalam suatu Database Management System

(DBMS).
10 
 

2.1.4 Database Management System (DBMS )

Database Management System adalah sebuah perangkat lunak yang

memungkinkan pengguna mendefinisi, membentuk dan mengatur basis data

dan yang mengendalikan akses ke basis data. DBM S berinteraksi dengan

pengguna aplikasi program dan basis data (Connolly & Begg, 2002, p16).

DBM S menyediakan fasilitas:

1. Data definiton language (DDL), yang berguna untuk menspesifikasikan

tipe data, struktur dan constraint data. Semua spesifikasi disimpan di

dalam basis data.

2. Data manipulation language (DM L), yang berguna untuk memberikan

fasilitas query data.

3. Pengendalian akses basis data, antara lain mengontrol:

• Keamanan sistem, mencegah user yang tidak memiliki hak akses

untuk mengakses basis data.

• Integritas sistem.

• Pengendalian share data.

• Backup dan recovery system.

• Katalog deskripsi data dalam basis data, terdiri dari deskripsi data

yang berada dalam basis data.


11 
 

4. M ekanisme view, yang berfungsi menampilkan kepada pengguna data

yang diperlukan dan digunakan saja.

Komponen DBMS

Ada lima komponen DBM S yaitu (Connolly & Begg, 2002, p18) :

Gambar 2. 1 Komponen DBMS

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p18)

1. Hardware (Perangkat Keras)

DBM S dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk dapat berjalan.

Perangkat kerasnya dapat berupa satu personal computer, satu mainframe,

maupun jaringan yang terdiri dari banyak komputer.

2. Software (Perangkat Lunak)

Komponen dari perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBM S itu

sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem aplikasi, termasuk

perangkat lunak jaringan jika DBM S digunakan melalui jaringan.

3. Data

Data pada sebuah sistem basis data baik itu single-user system maupun

multi-user system harus terintegrasi dan dapat digunakan bersama.


12 
 

4. Prosedur

Instruksi dan aturan yang harus disertakan dalam mendesain dan

menggunakan data dalam basis data dan DBM S.

5. M anusia

Orang-orang yang berhubungan dengan DBM S antara lain:

• Data Adminstrator, seseorang yang berwenang untuk membuat

keputusan strategis dan kebijakan mengenai data yang ada.

• Database Administrator, menyediakan dukungan teknis untuk

implementasi keputusan tersebut, dan bertanggung jawab atas

keseluruhan kontrol sistem pada level teknis.

• Database Designer, ada dua tipe dari basis data designer yaitu:

- Logical Database Designer, tugasnya berhubungan dengan

mengidentifikasi data, relasi antar data, dan batasan pada data yang

akan disimpan dalam basis data.

- Physical Database Designer, bertugas untuk memutuskan

bagaimana desain logikal basis data direalisasikan.

• Application Programmer, bertanggung jawab untuk membuat aplikasi

basis data dengan menggunakan bahasa pemrograman yang ada.

• End User, terdiri dari:


13 
 

- Naive, yaitu pengguna yang tidak perlu tahu mengenai basis data

dan DBM S.

- Shopisticated, yaitu pengguna yang familiar dengan struktur basis

data dan DBM S.

Keuntungan dan Kerugian DBMS

Keuntungan DBM S antara lain (Connolly & Begg, 2002, p25):

• Penggunaaan data bersama

• M engurangi kerangkapan data

• M enghindari ketidakkonsistenan data

• Integritas data terpelihara

• Keamanan terjamin

• Kebutuhan user yang kompleks dapat teratasi

• Pelaksanaan standardisasi

• M eningkatkan produktivitas

• Layanan back up dan recovery semakin baik

Kerugian DBM S antara lain (Connolly & Begg, 2002, p29):

• Rumit

• Ukuran
14 
 

• Biaya DBM S

• Biaya tambahan hardware

• Biaya konversi

• Performa

• Dampak yang lebih besar pada kegagalan

2.1.5 Model Relasional

M odel Relasional merupakan kumpulan tabel berdimensi dua (disebut relasi

atau tabel) dengan masing-masing relasi (relationship) tersusun atas tuple

(baris) dan atribut (kolom) pada suatu basis data.

2.1.6 Basis Data Relasional

Basis Data Relasional sebenarnya adalah salah satu konsep penyimpanan

data, sebelum konsep database relasional muncul sebenarnya sudah ada dua

model database yaitu Network Database dan Hierarchie Database. Dalam

basis data relasional, data disimpan dalam bentuk relasi atau tabel dua

dimensi, dan antar tabel satu dengan tabel lainnya terdapat hubungan atau

relationship, sehingga sering kita baca diberbagai literatur, basis data

didefinisikan sebagai “kumpulan dari sejumlah tabel yang saling hubungan

atau keterkaitan”.
15 
 

2.1.7 Entity Relationship Modeling

Tipe Entity

Konsep dasar dari model ER adalah tipe entity, yaitu kumpulan dari

objek-objek dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh enterprise

mempunyai eksistensi yang independen. Keberadaannya dapat berupa fisik

maupun abstrak (Connolly & Begg, 2002, p331). Entity occurence, yaitu

pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah tipe entity. Setiap entity

diidentifikasikan dan disertakan property-nya (Connolly & Begg, 2002,

p333).

Gambar 2. 2 Representasi diagram dari tipe entity

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p333)

Tipe Relationship

Tipe relationship merupakan kumpulan keterhubungan yang

mempunyai arti antara tipe entity yang ada (Connolly & Begg, 2002, p334).

Relationship occurence, yaitu keterhubungan yang diidentifikasi secara unik

yang meliputi keberadaan tiap tipe entity yang berpartisipasi.


16 
 

Gambar 2. 3 Representasi diagram dari relationship

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p335)

Derajat Relationship

Yaitu jumlah entity yang berpartisipasi dalam suatu relationship

(Connolly & Begg, 2002, p335). Derajat relationship terdiri dari :

• Binary relationship, keterhubungan antar dua tipe entity.

Gambar 2. 4 Contoh binary relationship

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p336)


17 
 

• Ternary relationship, keterhubungan antar tiga tipe entity.

Gambar 2. 5 Contoh ternary relationship

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p336)

• Quaternary relationship, keterhubungan antar empat tipe entity.

Gambar 2. 6 Contoh quaternary relationship

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p337)

• Unary relationship, keterhubungan antar satu tipe entity, dimana tipe

entity tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang

berbeda
18 
 

Gambar 2. 7 Contoh unary relationship

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p337)

Atribut

Atribut merupakan sifat-sifat dari sebuah entity atau tipe relationship

(Connolly & Begg, 2002, p338). Attribute domain adalah himpunan nilai

yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. M acam-macam atribut

antara lain :

• Simple attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal

dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi

bagian yang lebih kecil lagi (Connolly & Begg, 2002, p339).

• Composite attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen,

dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen.

• Single-valued attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk

setiap kejadian.

• Multi-valued attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai

untuk setiap kejadian.


19 
 

• Derived attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari

satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entity.

Keys

Candidate key adalah kumpulan attribute minimal yang unik untuk

mengidentifikasikan suatu entity types (Connolly & Begg, 2002, p340).

Primary key adalah key yang telah menjadi candidate key yang dipilih

secara unik untuk mengidentifikasi suatu entity types. Composite key adalah

candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.

Alternate key adalah key yang digunakan sebagai alternatif dari key

yang telah didefinisikan (Fathansyah,1999,p104). Foreign key adalah

primary key pada sebuah entity yang digunakan pada entity lainnya untuk

mengidentifikasikan sebuah relationship (Navathe & Elmasri, 2000, p28).

Strong Entity dan Weak Entity

Strong entity (entity kuat) : entity yang mandiri, yang keberadaannya

tidak bergantung pada keberadaan entity yang lainnya (Connolly & Begg,

2002, p342). Instansiasi entity kuat selalu memiliki karakteristik yang unik

disebut identifier (sebuah atribut tunggal atau gabungan atribut-atribut yang

secara unik dapat digunakan untuk membedakannya dari entity kuat yang

lain).

Weak entity (entity lemah) : entity yang keberadaannya sangat

bergantung pada keberadaan entity yang lainnya (Connolly & Begg, 2002,
20 
 

p343). Entity lemah tidak memiliki arti apa-apa dan tidak dikehendaki

kehadirannya dalam diagram ER tanpa kehadiran entity di mana mereka

bergantung.

Gambar 2. 8 Contoh strong entity dan weak entity

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p343)

Structural Constraints

Multiplicity adalah jumlah occurence yang mungkin terjadi pada

sebuah entity yang berhubungan ke sebuah occurence dari tipe entity lain

pada suatu relationship (Connolly & Begg, 2002, p379-409).

Relationship yang terjadi diantara dua himpunan entity (misalnya A

dan B) dalam satu basis data yaitu (Abdul Kadir, 2002: 48) :

• One-to-one (1:1) Relationships

Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entity pada himpunan entity A

berhubungan paling banyak dengan satu entity pada himpunan entity B.


21 
 

Gambar 2. 9 Contoh one-to-one (1:1) relationships

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p337)

• One-to-many (1:*) Relationships

Setiap entity pada himpunan entity A dapat berhubungan dengan

banyak entity pada himpunan entity B, tetapi setiap entity pada entity B

dapat berhubungan dengan satu entity pada himpunan entity A.

Gambar 2. 10 Contoh one-to-many (1:*) relationships

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p337)

• Many-to-many (*:*) Relationships

Setiap entity pada himpunan entity A dapat berhubungan dengan

banyak entity pada himpunan entity B.


22 
 

Gambar 2. 11 Contoh many-to-many (*:*) relationships

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p337)

2.1.8 Normalisasi

Proses normalisasi pertama kali dikembangkan oleh E.F.Codd.

M enurut Connolly & Begg (2002, p376), normalisasi adalah teknik untuk

menghasilkan sejumlah relations dengan property yang diperlukan,

memberikan data yang dibutuhkan perusahaan.

M enurut Connolly & Begg (2002, p379-409) ada beberapa tipe

dependency yaitu:

1. Functional dependency

M enggambarkan relationship antara atribut-atribut dalam sebuah relasi.

Contohnya jika A dan B adalah atribut dari relasi R, B bergantung

secara fungsional kepada A. Dinyatakan dengan A Æ B, jika setiap

nilai A hanya berhubungan tepat dengan satu nilai B.


23 
 

2. Full functional dependency

M engindikasikan jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi, B

bergantung fungsional penuh pada A jika B bergantung secara

fungsional kepada A, tetapi bukan merupakan bagian dari A.

3. Transitive dependency

Sebuah kondisi dimana A, B, dan C adalah atribut dari sebuah relasi

sehingga jika A Æ B dan B Æ C, maka C tergantung secara transitif

pada A melalui B.

4. Multi-valued dependency

M ewakili ketergantungan antara atribut (contohnya A, B, dan C) dalam

sebuah relasi, sehingga untuk setiap nilai A ada sejumlah nilai untuk B

dan sejumlah nilai untuk C. nilai untuk B dan C tidak terikat satu sama

lain. Dinyatakan dengan notasi:

• AÆB

• AÆC

5. Loss-less dependency

M emastikan tidak ada tuple palsu yang terbentuk ketika relasi disatukan

dengan operasi natural join.


24 
 

Gambar 2. 12 Diagram ilustrasi hubungan antara normal forms

(sumber : Connolly & Begg, 2002, p387)

Berikut ini adalah tahap-tahap dalam melakukan normalisasi:

1. Unnormalized form (UNF)

M erupakan bentuk dimana sebuah table berisi satu atau lebih repeating

group. Untuk mengubah unnormalized table menjadi 1NF, repeating

group dalam table diidentifikasi dan dihilangkan. Repeating group

adalah sebuah atau sekelompok atribut di dalam sebuah table yang

memiliki banyak nilai untuk sebuah kejadian dari atribut key. Ada dua

pendekatan untuk menghilangkan repeating group dari unnormalized

table yaitu:

• repeating group dihilangkan dengan memasukkan data yang tepat

pada baris kolom kosong yang berisi data yang berulang.

• repeating group dihilangkan dengan menempatkan data yang

berulang bersama dengan salinan key atribut asli.


25 
 

2. First normal form (1NF)

Relasi yang dimana di tiap persimpangan baris dan kolomnya hanya

berisi satu nilai saja. Dalam 1 NF ini, repeating group dihilangkan

dengan cara memasukkan data yang benar ke dalam kolom yang kosong.

3. Second normal form (2NF)

Relasi yang berada di dalam normal form dan setiap atribut non-

primary key nya bergantung secara fungsional kepada primary key.

Normalisasi relasi 1NF menjadi 2NF dengan menghilangkan partial

dependency. Jika terdapat partial dependency, atribut yang bergantung

secara fungsional dihilangkan dari relasi dengan meletakkannya pada

relasi baru bersama dengan salinan determinannya.

4. Third normal form (3NF)

Relasi yang ada di 1NF dan 2NF dan atribut yang tidak mempunyai

non-primary key mempunyai ketergantungan transitif kepada primary

key. Normalisasi 2NF menjadi 3NF menghilangkan transitive

dependency. Jika terdapat transitive dependency, atribut yang

bergantung secara transitif dihilangkan dari relasi dengan meletakkan

atribut pada relasi baru bersama dengan salinan determinan.

5. Boyce-Codd normal form (BCNF)

Yang disebut relasi dalam BCNF adalah jika dan hanya jika setiap

determinan adalah candidate key. BCNF ini berdasarkan

ketergantungan fungsional yang memasukkan semua candidate key ke


26 
 

dalam sebuah relasi. Perbedaan antara 3NF dan BCNF terletak kepada

functional dependency A Æ B. 3NF memperbolehkan ketergantungan

ini dalam relasi jika B adalah atribut primary key dan A bukan

candidate key, sebaliknya BCNF menetapkan agar ketergantungan ini

tetap ada dalam relasi, A harus merupakan candidate key. Boyce-Codd

Normal Form merupakan bentuk 3NF yang lebih kuat, sehingga setiap

relasi pada BCNF juga terdapat dalam 3NF. Tetapi relasi dalam 3NF

tidak semuanya ada pada BCNF.

6. Fourth normal form (4NF)

Relasi yang berasal dari BCNF dan tidak berisi nontrivial multi-valued

dependencies. 4NF lebih kuat dari BCNF karena dapat mencegah relasi

dari nontrivial Multi-Valued Dependency (MVD) dan adanya redudansi

data. Normalisasi relasi BCNF menjadi 4NF dengan menghilangkan

M VD dari relasi dengan meletakkan atribut pada relasi baru bersama

dengan salinan determinan.

7. Fifth normal form (5NF)

Relasi yang tidak mempunyai join dependency. 5NF (disebut juga

Project-Join Normal Form (PJNF)) menentukan bahwa 5NF tidak

memiliki join dependency.


27 
 

2.1.9 Database Application Lifecycle

Gambar 2.13 Tahapan dari Database Application Lifecycle

(sumber : Connolly&Begg, 2002, p272)

Database application lifecycle terdiri dari sebelas tahapan yaitu

• Perencanaan Basis data (Database Planning)

Perencanaan basis data merupakan aktivitas manajemen yang

memungkinkan tahapan dari database lifecycle direalisasikan se-efektif

dan se-efisien mungkin (Connolly, Begg, 2002, p273). Perencanaan basis


28 
 

data harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dari

organisasi. Tahap perencanaan basis data juga harus menjelaskan :

- Mission statement merupakan sasaran utama sistem basis dara.

Mission statement ini menjelaskan tujuan sistem basis data dan

menyediakan maksud yang lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basis

data secara efektif dan efisien (Connolly, Begg, 2005, p286).

- Mission objectives. Selain merumuskan tujuan dari sebuah proyek

basis data, harus diperhatikan juga mengenai tugas apa saja yang

harus didukung oleh basis data tersebut. Setiap mission objective akan

menjelaskan tugas tertentu yang harus didukung oleh basis data,

dengan asumsi jika basis data mendukung mission objectives, maka

mission statementnya juga akan sesuai (Connolly & Begg, 2005,

p286).

• Definisi Sistem (System Definition)

M enjelaskan batasan-batasan dan cakupan dari aplikasi basis data

dan sudut pandang user (user view) yang utama (Connolly & Begg, 2002,

p274). User view mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasi

basis data dari perspektif aturan kerja khusus atau area aplikasi enterprise.

Aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih user view (Connolly,

Begg, 2005, p287).


29 
 

• Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirements Collection and

Analysis)

Suatu proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian

organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan

informasi tersebut untuk identifikasi kebutuhan user akan sistem baru.

Banyak teknik yang digunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta tentang

sistem dan kebutuhan-kebutuhannya dinamakan teknik fact-finding

(Connolly, Begg, 2002, p276). Informasi yang dikumpulkan dari setiap

sudut pandang user yang utama meliputi :

- Deskripsi dari data yang digunakan atau dihasilkan.

- Detail bagaimana data digunakan.

- Kebutuhan-kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.

Informasi yang telah dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk

mengidentifikasi kebutuhan atau fitur yang akan disertakan dalam

aplikasi basis data. Aktivitas penting lainnya yang berhubungan dengan

tahapan ini adalah memutuskan bagaimana mengatur aplikasi basis data

dengan lebih dari satu user view. Ada tiga pendekatan untuk mengatur

kebutuhan terhadap aplikasi basis data dengan user view yang banyak,

yaitu :
30 
 

- Pendekatan terpusat (centralized approach)

Kebutuhan dari setiap user view digabungkan menjadi satu kesatuan

kebutuhan untuk aplikasi basis data yang baru.

- Pendekatan integrasi sudut pandang (view integration approach)

Kebutuhan dari setiap user view digunakan untuk membangun

sebagian model data yang merepresentasikan user view. Hasil model

data dari setiap user view digabungkan pada tahap perancangan basis

data.

- Kombinasi kedua teknik

• Perancangan Basis data (Database Design)

M erupakan suatu proses pembuatan sebuah desain basis data yang

akan mendukung tujuan dan operasi suatu enterprise.

Pendekatan dalam perancangan basis data antara lain

- Top-down

Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa high-

level entity dan relationship, yang kemudian menggunakan

pendekatan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasikan

lower-level entity, relationship dan atribut lainnya.


31 
 

- Bottom-up

Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entity dan relationship),

dengan analisis dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokkan

ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entity dan

relationship antar entity.

- Inside-out

Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda

dengan identifikasi awal entity utama dan kemudian menyebar ke

entity, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu

diidentifikasi.

- Mixed

M enggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian

yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.

Perancangan basis data terdiri dari tiga tahapan yaitu

- Perancangan basis data konseptual (Conceptual Database Design)

Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan

dalam enterprise, independen dari keseluruhan aspek fisik. M odel data

dibangun dengan menggunakan informasi dalam spesifikasi

kebutuhan user. M odel data konseptual merupakan sumber informasi

untuk fase desain logikal.


32 
 

Langkah-langkah yang terdapat dalam perancangan basis data

konseptual antara lain :

9 Langkah pertama : Buatlah local conceptual data model untuk

setiap user view.

Bertujuan untuk membagi rancangan menjadi tugas-tugas yang

dapat diatur dengan memeriksa sudut pandang yang berbeda dari

pengguna di dalam organisasi (Connolly, Begg, 2002, p421). Hasil

dari langkah ini berupa pembuatan satu atau lebih local conceptual

data model yang merupakan penggambaran yang tepat dan lengkap

dari suatu organisasi dilihat dari para pengguna yang berbeda.

Tugas-tugas yang dilakukan dalam langkah ini antara lain :

a. M engidentifikasikan tipe-tipe entity

Bertujuan untuk menentukan tipe-tipe entity utama yang

dibutuhkan. M enentukan entity dapat dilakukan dengan memeriksa

spesifikasi kebutuhan pengguna. Setelah terdefinisi, entity

diberikan nama yang tepat dan jelas dengan menggunakan kata

benda atau frase kata benda pada spesifikasi kebutuhan pengguna.

b. M engidentifikasikan tipe-tipe relationship

Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang penting

yang ada antar entity yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu

relationship menggunakan kata kerja atau suatu kata yang

berhubungan dengan kata kerja.


33 
 

c. M engidentifikasikan dan menghubungkan atribut-atribut

dengan tipe entity dan relationship

Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan entity atau

relationship yang tepat. Atribut yang dimiliki setiap entity atau

relationship memiliki identity atau karakteristik yang sesuai dengan

memperhatikan atribut berikut : simple atau composite attribute,

single atau multi-valued attribute dan derived attribute.

d. M enentukan domain atribut

Domain adalah sekumpulan nilai dimana satu atau lebih atribut

memperoleh nilainya (Connolly, Begg, 2002, p430).

Bertujuan untuk menentukan atribut domain pada conceptual data

model. Contohnya yaitu menentukan nilai atribut jenis_kelamin

pada entity mahasiswa dangan ‘M ’ atau ‘F’ atau nilai atribut sks

pada entity mata_kuliah dengan ‘1’, ’2’, ‘3’ dan ‘4’.

e. M enentukan atribut-atribut candidate key dan primary key

Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap entity

dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate key.

Pemilihan primary key didasari pada panjang dari attribute dan

keunikan key di masa datang.


34 
 

f. M empertimbangkan penggunaan enhanced modelling

(optional)

Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization,

generalization, aggregation, composition. Dimana masing-masing

pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Specialization dan generalization adalah proses dalam

mengelompokan beberapa entity dan menghasilkan entity yang

baru (Connolly, Begg, 2002, p363). Beda dari keduanya adalah

cara prosesnya, dimana spesialisasi menggunakan proses top-down

dan generalisasi menggunakan proses bottom-up.

Aggregation menggambarkan sebuah tipe entity dengan sebuah tipe

relationship dimana suatu relasi hanya akan ada jika telah ada

relationship lainnya.

g. M emeriksa model dari redudancy

Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk menghindari

dari adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan pada

langkah ini adalah :

ƒ M emeriksa kembali one-to-one relationship.

ƒ M enghilangkan relasi yang redundansi.

h. M emvalidasi local conceptual model dengan transaksi-

transaksi user

Bertujuan untuk menjamin bahwa conceptual data model

mendukung kebutuhan transaksi. Dengan menggunakan model


35 
 

yang telah divalidasi tersebut, dapat digunakan untuk

melaksanakan operasi secara manual. Ada dua pendekatan yang

mungkin untuk mejamin bahwa local conceptual data model

mendukung kebutuhan transaksi yaitu :

ƒ M endeskripsikan transaksi

M emeriksa seluruh informasi (entities, relationship, dan attribute)

yang diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan oleh model

dengan mendokumentasikan penggambaran dari tiap kebutuhan

transaksi.

ƒ M engunakan transaksi pathways

Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model dengan

keperluan transaksi yang melibatkan diagram yang mewakili

pathways diambil dari tiap transaksi secara langsung yang terdapat

pada ER diagram menggambarkan komponen-komponen dari entity

dan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan attribute-

attribute yang merepresentasikan seluruh fakta dari real-world

yang kita tinjau (Fathansyah,1999,p79). Sedangkan menurut

Silberschartz (2002,p42), ER diagram dapat menyatakan

keseluruhan struktur logikal dari basis data dengan menggunakan

bagan.

i. M eninjau kembali local conceptual model dengan pengguna

Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan

memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.


36 
 

- Perancangan basis data logikal (Logical Database Design)

Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan

dalam enterprise berdasarkan model data tertentu, tetapi independen

terhadap DBM S tertentu dan aspek fisik lainnya. M odel data

konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan ke

dalam model data logikal. Tugas-tugas yang dilakukan dalam langkah

ini antara lain :

9 Langkah kedua : Buat dan validasikan Logal Logical Data Model

bagi setiap pandangan pengguna

a. M enghilangkan fitur yang tidak compatible dengan model

relasional (optional)

Bertujuan untuk menghasilkan model yang kompatibel dengan

model relasional. Yaitu dengan :

ƒ M enghilangkan many-to-many (*:*) binary relationship types

ƒ M enghilangkan many-to-many (*:*) recursive relationship

types

ƒ M enghilangkan complex relationship types

ƒ M enghilangkan multi-valued attributes

b. M emperoleh relasi untuk local logical data model

Bertujuan untuk membuat hubungan logical model yang mewakili

entity, relationship dan attribute yang telah didefinisi.

M endeskripsikan komposisi tiap hubungan memakai Database

Definition Language (DDL) untuk relasi yang diikuti dengan daftar


37 
 

dari relasi attribute yang mudah lalu mengidentifikasikan primary

key dan foreign key dari suatu relasi. Untuk memperoleh relasi

untuk local data model, maka diperlukan penjelasan untuk

mendeskripsikan struktur yang mungkin dalam data model saat ini.

c. M emvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Dengan menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan

mendekati model dari kebutuhan perusahaan, konsisten dan

memiliki sedikit redundansi dan stabilitas yang maksimum.

d. M emvalidasi relasi dengan transaksi pengguna

Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi dalam model logikal

tersebut mendukung spesifikasi kebutuhan pengguna secara detail.

Selain itu juga untuk meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang

muncul sewaktu membuat suatu relasi.

e. M endefinisikan integrity constraints

Bertujuan untuk mendefinisikan integrity constraints yang

disampaikan dalam pandangan. Terdapat lima tipe integrity

constraints yang harus diperhatikan, yaitu :

ƒ Required data

Beberapa atribut harus selalu berisi nilai yang benar (valid), tidak

dapat bernilai null. Constraint ini harus diidentifikasikan pada saat

pemilihan atribut domain untuk data model.


38 
 

ƒ Attribute domain constraints

Setiap atribut memiliki domain, yaitu himpunan nilai yang

dibolehkan. Constraint ini harus diidentifikasikan pada saat

pemilihan atribut domain untuk data model.

ƒ Entity integrity

Primary key dari sebuah entity tidak boleh bernilai null. Constraint

ini harus dipertimbangkan pada saat penentuan primary key bagi

setiap tipe entity.

ƒ Referential integrity

Jika suatu foreign key memiliki nilai, maka nilai tersebut harus

menunjuk ke sebuah baris yang ada pada relasi ‘parent’.

ƒ Enterprise constraints

Kegiatan update entity dibatasi oleh peraturan atau kebijakan

organisasi yang mengatur transaksi yang diwakilkan oleh update

yang dilakukan.

f. M elihat kembali local logical data model dengan pengguna

Bertujuan untuk menjamin local logical data model dan

mendukung dokumentasi yang menggambarkan model yang sudah

benar.

9 Langkah ketiga : Buat dan validasikan global logical data model.

a. M enggabungkan local logical data model menjadi global

model
39 
 

Pada langkah ini, setiap local logical data model menghasilkan ER

diagram, skema relasional, kamus data dan dokumen pendukung

yang mendeskripsikan constraints dari model. Beberapa tugas yang

harus dikerjakan adalah sebagai berikut :

ƒ M emeriksa lembali nama dan isi dari entities dari relationships

dan candidate key.

ƒ M emeriksa kembali nama dan isi dari relationships atau

foreign keys.

ƒ M enggabungkan entities atau hubungan dari local data model.

ƒ M engikutsertakan (tanpa menggabungkan) entities atau

relationships yang unik pada tiap local data model.

ƒ M enggabungkan relationships atau foreign key dari local data

model.

ƒ M engikutsertakan (tanpa menggabungkan) relationships atau

foreign key unik pada tiap local data model.

ƒ M emeriksa untuk entities (hubungan) dan relationships atau

foreign key.

ƒ M emeriksa integrity constraints.

ƒ M enggambarkan ER diagram.

ƒ M elakukan update dokumen.


40 
 

b. M emvalidasi global logical data model

Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari global logical

data model dengan teknik normalisasi dan menjamin bahwa model

tersebut mendukung kebutuhan transaksi.

c. M engecek pertumbuhan yang akan datang

Bertujuan untuk menentukan apakah ada perubahan yang

signifikan seperti keadaan yang tidak terduga dimasa mendatang

dan menilai apakah model logikal tersebut dapat menampung atau

menyesuaikan perubahan yang terjadi.

d. M elihat kembali global logical data model dengan pengguna

Bertujuan untuk menjamin model data logikal yang bersifat global

telah tepat untuk perusahaan.

- Perancangan basis data fisikal (Physical Database Design)

Suatu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data

pada pemyimpanan sekunder. M enggambarkan struktur penyimpanan

dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien

terhadap data. Dapat dikatakan juga desain fisikal merupakan cara

pembuatan menuju sistem DBM S tertentu. Tugas-tugas yang

dilakukan dalam langkah ini antara lain :

9 Langkah keempat : Terjemahkan global logical data model untuk

target DBM S

a. M erancang basis relasional


41 
 

Dalam memulai merancang physical design, diperlukan untuk

mengumpulkan dan memahami informasi tentang relasi yang

dihasilkan dari logical database design. Informasi yang penting

bisa didapatkan dari kamus data dan DDL.

b. M erancang representasi dari data yang diperoleh

Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh

mewakili global logical data model ke dalam DBM S.

c. M erancang enterprise constraints

Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang

ada pada perusahaan.

9 Langkah kelima : Desain representasi fisikal

a. M enganalisis transaksi

Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang dijalankan

pada basis data dan menganalisis transaksi yang penting. Kriteria

kemampuan yang harus diidentifikasikan dalam menganalisis

transaksi adalah :

ƒ Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai

dampak yang signifikan pada performa.

ƒ Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.

ƒ Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada

permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.


42 
 

b. M emilih file organisasi

Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat

penyimpanan data. Ada beberapa pilihan struktur penyimpanan

(Silberschatz,2002,p422), yaitu :

ƒ Heap

ƒ Hash

ƒ Sekuensial berindeks

ƒ Clusters

c. M emilih indeks

Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem basis

data. Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang

cocok untuk relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak

disimpan dan dibuat sebanyak secondary Indexes sebagaimana

diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan adalah:

ƒ Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk

membuat lebih efisien.

ƒ Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu

relasi didalam urutan yang menunjukkan atribut.

Ada tiga jenis indeks yaitu :

ƒ Primary Index

Pengindeksan dilakukan pada kolom kunci (key field), yang

diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial.

ƒ Clustering Index
43 
 

Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci (non-key field),

yang diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial (Connolly, Begg,

2002, p1155).

ƒ Secondary Index

Pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang tidak terurut di

dalam file data (Connolly, Begg, 2002, p1155)

d. M emperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan

Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang

akan diperlukan dalam basis data. Perkiraannya didasari pada

ukuran setiap tabel dalam suatu relasi. Contohnya dalam lima tahun

mendatang berapa kapasitas hard disk yang dibutuhkan untuk

menampung data.

9 Langkah keenam : M erancang pandangan pengguna

Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang telah

diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis

langkah dari relasional Database Application Lifecycle.

9 Langkah ketujuh : M erancang keamanan

Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen yang

sangat penting mengingat isi dari basis data berupa informasi yang

sangat penting. menurut Silberschatz (2002,p239) ukuran

keamanan yang dapat diambil untuk melindungi basis data antara

lain dari segi :


44 
 

a. Sistem basis data : ada beberapa pengguna berwenang yang

dizinkan untuk mengakses bagian basis data tertentu dan ada para

pengguna yang lain hanya diizinkan untuk membaca data yang

diinginkannya, tetapi tidak punya hak untuk mengubahnya.

Kewajiban dari sistem basis data ini adalah menjaga batasan seperti

di atas tetap terjaga.

b. Sistem operasi : tidak peduli betapa aman sistem basis datanya,

apabila terjadi kelemahan dalam sistem operasi. Hal ini sama

artinya dengan adanya akses yang tidak diinginkan dalam basis

data. Jadi tingkat keamanan perangkat lunak dalam sistem operasi

sangatlah penting seperti halnya keamanan yang dilakukan secara

fisik.

c. Jaringan : seluruh sistem basis data memperbolehkan untuk

mengakses lewat terminal atau jaringan, keamanan software-level

dalam software jaringan sangat penting sebagai keamanan fisik,

keduanya dibutuhkan dalam internet dan jaringan pribadi.

d. Fisik : situs yang mengandung sistem komputer harus secara

fisik aman dari entri secara diam-diam dan bahaya oleh para

penyelundup.

e. M anusia : otorisasi pada pengguna harus dilakukan secara hati-

hati untuk mengurangi adanya kejadian dimana pengguna yang

berwenang memberikan akses kepada orang lain dengan imbalan

suap atau lainnya.


45 
 

9 Langkah kedelapan : M empertimbangkan pengenalan dan

redundansi kontrol

Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan

denormalisasi skema relational untuk meningkatkan performa.

Hasil dari normalisasi adalah perancangan basis data logikal secara

structural, konsisten, dan menekan jumlah redudansi. Faktor yang

perlu dipertimbangkan adalah :

ƒ Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks

ƒ Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas

ƒ Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi

lambat dalam update.

Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapat dilihat

dari sudut pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data

(normalisasi) atau pendekatan efisiensi proses (denormalisasi).

Efisiensi data dimaksudkan untuk meminimalkan kapasitas disk,

dan efisiensi proses dimaksudkan untuk mempercepat proses saat

retrieve data dari basis data.

9 Langkah kesembilan : M emonitor dan memasang sistem operasi

Bertujuan untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan performa

dan menentukan perancangan sistem yang tepat atau

menggambarkan perubahan kebutuhan.


46 
 

• Pemilihan DBMS (DBMS Selection)

Pemilihan DBM S yang tepat untul mendukung aplikasi basis data.

Tahap-tahap utama untuk memilih DBM S antara lain (Connolly & Begg,

2002, p284):

- M endefinisikan terminologi studi referensi

Dibuat dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup pembelajaran,

tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria (berdasarkan

spesifikasi kebutuhan pengguna) yang akan digunakan dalam

mengevaluasi produk-produk DBM S, daftar produk-produk yang

dimungkinkan, semua batasan-batasan dan skala waktu yang

dibutuhkan untuk proses pembelajaran.

- M endaftar dua atau tiga produk

Kriteria yang dianggap penting dalam keberhasilan implementasi apat

digunakan untuk membuat daftar produk-produk DBM S dalam evaluasi,

seperti dana yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kecocokan dengan

perangkat lunak lainnya, dan apakah produk hanya berjalan pada

perangkat keras tertentu.

- Evaluasi produk

Fitur-fitur yang digunakan dalam evaluasi produk-produk DBM S

dikelompokkan menjadi definisi data, definisi fisik, kemampuan akses,

penanganan keperluan-keperluan, pengembangan, dan fitur lainnya.

- Rekomendasi pilihan dan laporan produk


47 
 

Langkah terakhir dari pemilihan DBM S adalah mendokumentasikan

prosesnya dan membuat pernyataan dalam penemuan dan rekomendasi

atas produk DBM S tertentu.

• Desain Aplikasi (Application Design)

Desain basis data dan aplikasi merupakan aktivitas paralel yang

meliputi dua aktivitas penting, yaitu (Connolly & Begg, 2002, p287):

- Perancangan transaksi (transaction design)

Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh

pengguna tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah

isi dari database. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk

menetapkan dan keterangan karakteristik high-level dari suatu transaksi

yang dibutuhkan pada database, diantaranya :

ƒ Data yang akan digunakan oleh transaksi

ƒ Karakteristik fungsional dari suatu transaksi

ƒ Output transaksi

ƒ Keuntungannya bagi user

ƒ Tingkat kegunaan yang diharapkan

Terdapat tiga tipe transaksi yaitu :

ƒ Retrieval transaction, digunakan untuk pemanggilan data untuk

ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan,

ƒ Update transaction, digunakan untul menambahkan record baru,

menghapus record lama, atau memodifikasi record yang sudah ada di

dalam basis data.


48 
 

ƒ Mixed transaction, meliputi pemanggilan dan perubahan data.

- Perancangan antarmuka pengguna (user interface design)

• Prototyping (optional)

M embuat model kerja suatu aplikasi basis data. Tujuan utama dari

pembuatan prototyping adalah (Connolly & Begg, 2002, p291):

- Untuk mengidentifikasi feature dari sistem yang berjalan dengan baik

atau tidak

- Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan feature baru

- Untuk klarifikasi kebutuhan user

- Untuk evaluasi kemungkinan yang terjadi dari desain sistem khusus

Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan saat ini :

- Requirements prototyping, menggunakan prototype untuk menentukan

kebutuhan dari aplikasi database yang diinginkan dan ketika kebutuhan

itu terpenuhi maka prototype akan dibuang.

- Evolutionary prototyping, digunakan untul tujuan yang sama.

Perbedaannya protoype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan

lanjutan menjadi aplikasi database yang digunakan.

• Implementasi (Implementation)

Implementasi merupakan realisasi secara fisik dari basis data dan

desain aplikasi (Connolly,2002, p292). Implementasi basis data dilakukan

dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBM S yang

dipilih atau Graphical User Interface (GUI). Aplikasi program


49 
 

diimplementasikan menggunakan third or forth generation language (3GL

atau 4GL). Bagian dari aplikasi program dan transaksi basis data, yang

diimplementasikan menggunakan Data Manipulation Language (DM L),

kemungkinan sudah ada dalam host pemrograman.

• Data Conversion and Loading

Pemindahan data yang ada dalam basis data yang baru dan

mengubah aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis

data yang baru (Connolly, 2002,p293) langkah ini diperlukan hanya ketika

suatu sistem basis data baru sedang menggantikan suatu sistem basis data

yang lama.

• Testing

Testing adalah suatu proses melaksanakan progaram aplikasi dengan

tujuan menemukan kesalahan (Connolly, 2002, p293). Sebelum diterapkan

dalam suatu sistem, basis data harus dilakukan testing terlebih dahulu.

• Operational Maintenance

Suatu proses untuk memonitor dan merawat sistem aplikasi setelah

instalasi. Dalam langkah-langkah yang sebelumnya, aplikasi basis data

telah secara penuh diterapkan dan diuji. Sistem sekarang pindah kesuatu

langkah pemeliharaan yang melibatkan aktivitas yang berikut (Connolly,

2002, p293) :
50 
 

- Monitoring performance dari sistem. Jika performance jatuh dibawah

suatu tingkatan yang bisa diterima penyetelan atau reorganisasi basis

data mungkin diperlukan.

- Maintaining dan meningkatkan mutu aplikasi basis data (ketika

diperlukan).

2.1.10 Teknik Penemuan Fakta (Fact-Finding Techniques)

Ada lima kegiatan yang dipakai dalam teknik ini yaitu (Connolly &

Begg, 2002, p305)

Memeriksa Dokumentasi

Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat diperoleh dengan

memeriksa dokumen-dokumen, formulir, laporan, dan file yang

berhubungan dengan sistem yang sedang berjalan.

Wawancara

Bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta, memeriksa kebenaran

fakta yang ada dan mengklarifikasinya, membangkitkan semangat,

melibatkan pengguna akhir, dan mengumpulkan ide-ide dan pendapat

(Connolly & Begg, 2002, p305). Tujuan kegiatan ini yaitu menemukan

fakta baru, verifikasi fakta, klarifikasi fakta, generalisasi antusias,

memperoleh sampai pada end-user, identifikasi requirements, dan

pengumpulan ide dan opini.


51 
 

Keuntungan menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg

(2002, p306) adalah

• M emungkinkan orang yang diwawancara untuk menjawab secara bebas

dan secara terbuka terhadap masalah.

• M emungkinkan orang yang diwawancara untuk merasakan bagian dari

proyek.

• M emungkinkan pewawancara untuk menindaklanjuti komentar-

komentar yang menarik dari orang yang diwawancara.

• M emungkinkan pewawancara untuk observasi bahasa tubuh orang yang

diwawancara.

Kerugian menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg (2002,

p306) adalah

• Waktu terbatas dan memakan biaya, sehingga kurang praktis.

• Kesuksean tergantung pada cara komunikasi dari wawancara.

• Kesuksesan dapat tergantung pada kemauan dari orang yang

diwawancara untuk berpartisipasi pada wawancara.

Observasi

Observasi memungkinkan berpartisipasi , atau menonton kegiatan tiap

orang dalam produksi saat mempelajari sistem. Observasi mudah digunakan


52 
 

untuk memvaliditas data terkumpul terhadap berbagai pertanyaan dan

kompleksitasnya sesuai kebutuhan sistem berdasarkan penjelasan end-users.

Keuntungan menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg

(2002, p307) adalah

• M emungkinkan memvalidasi dan mengecek data berdasarkan fakta

• Observer dapat secara pasti melihat apa yang harus dilakukan.

• Observer dapat memperoleh penjelasan mengenai task lingkungan fisik

data

• Observer dapat mencoba peralatan secara langsung

• Relatif murah

Kerugian menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg (2002,

p307) adalah

• Orang belum tentu mengetahui adanya perbedaan atau masalah saat

melakukan observasi

• Saat observasi bisa terjadi kehilangan informasi atau adanya perbedaan

dengan kondisi normal

• Beberapa task yang diinginkan belum tentu terekam saat observasi.

• Tidak praktis.
53 
 

Penelitian

M enggunakan informasi terkini seperti jurnal komputer, buku

referensi, dan internet. Selain itu juga menggunakan informasi bagai mana

orang lain memecahkan masalah yang sama, termasuk dalam penggunaan

paket software atau partially solve (Connolly & Begg, 2002, p307).

Keuntungan menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg

(2002, p308) adalah

• Dapat menghemat waktu jika solusi telah tersedia.

• Penelitian dapat melihat bagaimana orang lain memecahkan masalah

yang serupa atau menemukan kebutuhan yang serupa.

• M enjaga penelitian tetap up-to-date dengan perkembangan terakhir.

Kerugian menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg (2002,

p308) adalah

• Dapat memakan waktu.

• M embutuhkan akses untuk mencocokkan sumber informasi.

• Dapat saja tidak membantu memecahkan masalah karena tidak

didokumentasikan.
54 
 

Kuesioner

Kuesioner adalah dokumen dengan tujuan khusus yang memungkinkan

fakta-fakta dikumpulkan dari banyak orang sambil menjaga kontrol terhadap

tanggapan yang diberikan (Connolly & Begg, 2002, p307). Ada dua tipe

pertanyaan yang dapat ditanyakan pada kuesioner, yaitu free-format dan

fixed-format. Free-format questions menyediakan kebebasan kepada

responden dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan fixed-format questions

menyediakan respon yang spesifik dari tiap responden.

Keuntungan menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg

(2002, p308) adalah

• Orang-orang dapat menyempatkan waktu untuk mengisi dan

mengembalikan kuesioner.

• M erupakan cara yang relatif murah untuk mendapatkan data dari

sejumlah besar orang.

• Responden lebih mudah untuk memberikan jawaban yang benar karena

jawaban yang diberikan dapat dijaga kerahasiaannya.

• Tanggapan dapat ditabulasikan dan dianalisis secara cepat.

Kerugian menggunakan teknik ini menurut Connolly dan Begg (2002,

p308) adalah

• Jumlah responden dapat saja rendah, sekitar 5% sampai 10 %.


55 
 

• Kuesioner dapat saja dikembalikan dengan tidak lengkap.

• Tidak menyediakan kesempatan untuk mengubah pertanyaan yang

disalah artikan.

• Tidak dapat mengamati dan menganalisis bahasa tubuh responden.

• M emakan waktu untuk menyiapkan kuesioner.

2.1.11 Web

Web adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal

untuk menyimpan, menelusuri, memformat, dan menampilkan informasi

melalui arsitektur klien atau server. Web bisa menerima semua jenis

informasi digital, termasuk teks, hipermedia, grafis, dan suara. Web

menggunakan antarmuka pengguna grafis, sehingga sangat mudah

digunakan. Teknologi World Wide Web diciptakan oleh Timothy Berners-

Lee, yang pada tahun 1989 mengusulkan jaringan global dari dokumen

hiperteks yang akan memungkinkan para peneliti fisika bekerja sama

(Turban, Rainer & Potter, 2006, p680).

Web didasari oleh bahasa hiperteks standar yang disebut Hypertext

Markup Language (HTM L), yang memformat dokumen dan memadukan

link hiperteks dinamis ke dokumen-dokumen lainnya yang disimpan di

dalam komputer yang sama atau yang berbeda.


56 
 

Penawaran informasi melalui web memerlukan adanya homepage,

yang merupakan tampilan layar grafis dan teks yang biasanya menyambut

pengguna dan menjelaskan organisasi yang membuat halaman tersebut.

2.1.12 Internet

Internet adalah jaringan yang menghubungkan sekitar satu juta

jaringan komputer organisasional internasional di lebih dari 200 negara di

semua benua, termasuk Antartika (Turban, Rainer & Potter, 2006, p674).

Contoh-contoh dari jaringan komputer organisasional ini mencakup sistem

komputer universitas, sistem komputer perusahaan atau sistem komputer

rumah sakit. Sistem komputer yang berpartisipasi, yang disebut node,

mencakup PC, LAN (local area network), basis data, dan mainframe. Di

Internet, node dapat mencakup beberapa jaringan dari suatu organisasi, yang

mungkin dihubungkan oleh WAN (wide area network). Sebagai satu atau

beberapa jaringan, Internet memungkinkan orang untuk mengakses data di

organisasi lainnya dan untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan bertukar

informasi di hampir seluruh dunia. Jadi Internet telah menjadi keharusan

dalam melaksanakan bisnis modern.

Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defence) pada

tahun 1969 melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advance

Research Project Agency Network). Proyek yang dikerjakan dengan


57 
 

menghubungkan komputer melalui saluran telepon untuk merancang bentuk

jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi yang dapat dipndahkan, dan

akhirnya semua standar yang telah ditentukan menjadi cikal bakal

pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal TCP/IP (Transmission

Control Protocol/Internet Protocol). Tujuan awalnya adalah keperluan

militer untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk

menghindari terjadinya informasi terpusat yang dapat dihancurkan dengan

mudah.

2.1.13 Web Security

Web Security adalah mekanimse yang memprotek semua transaksi

melalui web. Tantangan yang terdapat dalam Web Security :

• Privacy, M emastikan bahwa data tidak bisa diakses kecuali oleh

pengirim dan penerima

• Integrity, M emastikan data tidak berubah selama pengiriman

• Authenticity, M emastikan penerima bahwa data yang dikirim benar-benar

dari user asli

• Non-Fabrication, M emastikan pengirim bahwa data akan dikirim ke

penerima yang asli


58 
 

• Non-Repudiation, M emastikan pengrim tidak dapat menyangkal bahwa

dia yang mengirimkannya.

Tiga area utama dalam Web security :

• Identitas dari yang terlibat

• Tidak ada seorang pun yang bisa mengakses data

• Tidak ada satupun yang dapat menggelapkan atau turut campur terhadap

data

2.1.14 Flowchart

Berikut ini merupakan simbol-simbol standar Flowchart (M ulyadi,

2001, p60)

Tabel 2. 1 Simbol-simbol Flowchart

Simbol Deskripsi

Dokumen. Simbol ini digunakan untuk


menggambarkan semua jenis dokumen, yang
merupakan formulir yang digunakan untuk
rekam data terjadinya suatu transaksi

Dokumen dan tembusannya. Simbol ini


digunakan untuk menggambarkan dokumen
asli dan tembusannya. Nomor lembar
dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.
59 
 

Simbol Deskripsi

Berbagai dokumen. Simbol ini digunakan


untuk menggambarkan berbagai jenis
dokumen yang digabungkan bersama di
dalam satu paket

Catatan. Simbol ini digunakan untuk


menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang direkam
sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.

Penghubung pada halaman yang sama.


Dalam menggambarkan bagian alir, arus
dokumen dibuat mengalir dari atas kertas ke
bawah dan dari kiri ke kanan. Karena
keterbatasan ruang halaman kertas untuk
menggambar, maka diperlukan simbol
penghubung untuk memungkinkan aliran
dokumen berhenti di suatu lokasi pada
halaman dan kembali berjalan di lokasi lain
pada halaman yang sama

Akhir arus dokumen dan mengarahkan


pembaca ke simbol penghubung halaman
yang sama yang bernomor seperti yang
tercantum di simbol tersebut.

Akhir arus dokumen dan mengarahkan


pembaca ke simbol penghubung halaman
yang sama yang bernomor seperti yang
tercantum di simbol tersebut.
60 
 

Simbol Deskripsi

Penghubung pada alamat yang sama. Jika


untuk menggambarkan bagan alir sistem
akuntansi diperlukan lebih dari satu halaman,
simbol ini harus digunakan untuk
menunjukkan kemana dan bagaimana bagian
alir terkait satu dengan yang lainnya.

Kegiatan manual. Uraian singkat kegiatan


manual dicantumkan dalam simbol ini

Keterangan, komentar. Simbol ini


memungkinkan ahli sistem menambahkan
keterangan untuk memperjelas pesan yang
disampaikan dalam bagan alir.

Arsip sementara. Simbol ini digunakan


untuk menunjukkan temoat penyimpanan
dokumen.

Arsip permanen. Simbol ini digunakan


untuk menggambarkan arsip permanen yang
merupakan tempat penyimpanan dokumen
yang akan diproses lagi

On-line computer process. Simbol ini


menggambarkan pengolahan data dengan
komputer secara on-line.

Keying (typing, veryfying). Simbol ini


menggambarkan pemasukan data ke dalam
komputer melalui on-line terminal.
61 
 

Simbol Deskripsi

Pita magnetik. Simbol ini menggambarkan


arsip komputer yang berbentuk pita
magnetik.

On-line storage. Simbol ini menggambarkan


arsip komputer yang berbentuk on-line

Keputusan. Simbol ini menggambarkan


keputusan yang harus dibuat dalam proses
pengolahan data.

Garis alir (flowline). Simbol ini


menggambarkan arah proses pengolahan
data.

Persimpangan garis alir. Jika dua garis alir


bersimpanagan, untuk menunjuk arah
masing-masing alir garis, salah satu garis
dibuat sedikit melengkung tepat pada
persimpangan kedua garis tersebut.

Pertemuan garis alir. Simbol ini digunakan


jika dua garis alir bertemu dan salah satu
garis mengikuti arus garis lainnya.

M ulai atau berakhir (terminal). Simbol ini


menggambarkan awal dan akhir sebuah
sistem.
62 
 

2.1.15 PHP

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan script untuk membuat

suatu aplikasi yang dapat diintegrasikan ke dalam html sehingga suatu

halaman web tidak lagi bersifat statis namun menjadi dinamis.

Keunggulan dari PHP antara lain

• Source program tidak dapat dilihat menggunakan fasilitas view html

source yang ada pada browser.

• Script tersebut dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang

dimiliki oleh server, seperti untuk keperluan database connection.

• Aplikasi tidak memerlukan kompabilitas browser atau harus

menggunakan browser tertentu karena server yang akan mengerjakan

script PHP dan hasilnya akan dikirim kembali ke web browser.

• PHP dapat melakukan semua aplikasi program CGI, seperti mengambil

nilai form, mengirim dan menerima cookie.

2.1.16 MyS ql

MySQL (My Structured Query Language) adalah salah satu jenis

basis data server yang sangat terkenal. Hal tersebut dikarenakan M ySQL

menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses basis data. SQL

adalah suatu bahasa permintaan terstruktur yang telah distandarkan untuk

semua program pengakses basis data. Pada MySQL, sebuah basis data
63 
 

mengandung satu atau sejumlah tabel. Setiap tabel terdiri atas sejumlah

baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom (Kadir, 2004).

2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas

2.2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia diartikan sebagai semua manusia yang terlibat

di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan

organisasi tersebut. Bilamana organisasi tersebut diartikan sebagai suatu

perusahaan ekonomi, maka SDM diartikan semua orang yang terlibat

termasuk yang bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Pembeli hasil-

hasil produk atau jasa, supplier input dan pemegang saham disebut juga

SDM perusahaan ( Hasibuan, 2000, p3).

2.2.2 Pengertian Perekrutan

M enurut Sondang (1997, p102), perekrutan adalah proses mencari,

menemukan, dan menarik para pelamar yang mampu untuk dipekerjakan

dalam dan oleh suatu organisasi. Proses perekrutan dimula pada waktu

diambil langkah mencari pelamar dan berakhir ketika para pelamar

mengajukan lamarannya.

Berikut adalah berbagai sumber rekrutment :

• Pelamar Langsung (applications at the gates)


64 
 

Para pencari pekerjaan datang sendiri ke suatu organisasi untuk

melamar. Ada kalanya para pelamar tidak mengetahui apakah di

perusahaan tersebut ada atau tidak ada lowongan yang sesuai dengan

keterampilan, pengetahuan, atau pengalaman pelamar tersebut.

• Lamaran Tertulis

Para pelamar yang mengirimkan lamaran secara tertulis mungkin

hanya mencoba saja tanpa mengetahui secara pasti apakah dalam

perusahaan yang menjadi alamat lamarannya ada lowongan atau tidak.

Biasanya para pelamar melengkapi surat lamarannya dengan dokumen

lainnya yang dianggap perlu oleh perekrut tenaga kerja baru yang

akan menerima dan meneliti surat lamara tersebut.

• Lamaran Berdasarkan Informasi Orang Dalam

Biasanya para anggota suatu oraganisasi atau perusahaan mengetahui

ada tidaknya lowongan di berbagai satuan kerja dalam perusahaan

dimana mereka kerja.

• Iklan

Pemasangan iklan merupakan salah satu jalur perekrutan yang paling

sering dan paling banyak digunakan. Suatu iklan perekrutan biasanya

berisikan berbagai jenis informasi seperti jenis lowongan, jumlah

lowongan, persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pelamar, dan

berbagai informasi lainnya termasuk nama, kegiatan, dan alamat

perusahaan pencari tenaga kerja.

• Instansi Pemerintah
65 
 

Di setiap pemerintahan dapat dipastikan adanya instansi yang tugas

fungsionalitasnya adalah mengurus ketenagakerjaan secara nasional

dengan nama atau instansi tersebut yang dikenal seperti Departemen

Tenaga Kerja, Departemen Perburuhan, Departemen Sumber Daya

M anusia, atau departemen lain yang mempunyai cakupan tugas yang

sejenis.

2.2.3 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah perbuatan, pelaksanaan, pekerjaan, prestasi kerja,

pelaksanaan pekerjaan yang berdaya guna, atau pencapaian prestasi

seseorang berkenaan dengan tugas yang diberikan kepadanya (Sedarmayanti,

2009, p86).

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya untuk mencapi tujuan

organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika (Sedarmayanti, 2009, p86).

Istilah-istilah yang terdapat dalam kinerja, antara lain :

a. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah uraian sistematis tentang kekuatan atau

kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang

atau kelompok (Sedarmayanti, 2009, p86).

b. M anajemen kinerja
66 
 

M anajemen kinerja adalah proses menyeluruh untuk mengamati

kinerja kayawan dalam hubungannya dengan persyaratan, jabatan,

jangka waktu tertentu, kemudian membuat penilaian kinerja tersebut

(Sedarmayanti, 2009, p86).

c. Periode penilaian

Periode penilaian adalah lamanya waktu untuk mengobservasi kinerja

karyawan, kemudian observasi tersebut dibuat menjadi laporan formal

(Sedarmayanti, 2009, p86).

2.2.4 Pengertian Training

Training adalah sekumpulan kegiatan yang bertujuan untuk

memperbaiki pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) seseorang

dengan berdasar pada pertimbangan bahwa kegiatan tersebut bisa diterapkan

dalam pekerjaan.

Berdasarkan pelaksanaannya training memiliki metode yang terdiri

dari 2 jenis yakni on the job training dan off the job training. Agar

pelaksanaan on the job training dapat terlaksana dengan efektif serta

membuktikan prinsip P3 + E yakni sebagai berikut :

a. Present

Pada tahap ini instruktur memberikan penjelasan secara terperinci

tentang cara-cara melaksanakan pekerjaan. Pada awalnya untuk memberikan

gambaran besarnya tentang proses kegiatan, kemudian menjelaskan

langkah-langkah yang harus dilakukan sedikit demi sedikit, lalu instruktur


67 
 

memberikan contoh cara melakukan pekerjaan sambil mengulangi

penjelasan yang disampaikan.

b. Practice

Pada tahap ini penyelia memberikan kesempatan kepada karyawan

untuk mencobanya selangkah demi selangkah. Penyelia memberi semangat

dan memperbaiki kesalahan yang terjadi. Penyelia meminta karyawan untuk

mencoba berulang-ulang sampai lancar.

c. Performe

Pada tahap ini penyelia memberi kesempatan kepada karyawan untuk

melakukannya sendiri dan membiarkan mereka untuk melakukannya dalam

beberapa saat.

d. Evaluate

Setelah selesai masa pelatihan penyelia melakukan evaluasi. Penyelia

memeriksa keberhasilannya, dan memperbaiki kesalahan yang terjadi secara

konstruktif.

2.2.5 Mutasi

M utasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang

dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal dalam suatu organisasi

(Faustino, 1995, p197). Tujuan mutasi adalah

a. M eningkatkan produktivitas pegawai.

b. M enciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi

pekerjaan atau jabatan.


68 
 

c. M emperluas pengetahuan pegawai.

d. M emberikan perangsangan agar pegawai dapat meningkatkan karir.

e. Sebagai tindakan pengamanan yang lebih baik.

2.2.6 Promosi

Apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke

pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam

hierarkhi jabatan lebih tinggi dan penghasilannya lebih besar. Setiap

karyawan mengharapkan promosi karena dipandang sebagai penghargaan

atas keberhasilan seseorang menunjukan prestasi kerja yang tinggi sekaligus

sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk

menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi.

2.2.7 Cuti

Jenis cuti yang merupakan hak dari setiap karyawan adalah

• Cuti tahunan

• Cuti melahirkan

• Cuti menjalankan ibadah agama

• Cuti diluar tanggungan perusahaan

• Ijin kepentingan keluarga

Anda mungkin juga menyukai