Anda di halaman 1dari 13

Fungsi Membran Sel

 Tempat berlangsungnya berbagai macam reaksi kimia.


 Melindungi bagian sel dan memberikan bentuk bagi sebuah sel
 Sebagai reseptor pada rangsangan yang ditujukan bagi sebuah sel.
 Membran sel bisa menjadi media komunikasi antar lingkungan dalam sel
dengan lingkungan luar sel
 Melakukan seleksi terhadap berbagai zat yang masuk maupun keluar dari sel.

Komponen penyusun membran sel antara lain yaitu :

fosfolipid
protein
glikolipid
oligosakarida
kolesterol.

Pengenalan Anatomi

Anatomi adalah ilmu tentang struktur tubuh manusia. Kata anatomi berasal dari bahasa yunani yang
artonya “memotong-motong”. Anatomi dipelajari melalui 3 cara pendekatan:

 Anatomi Sistematis
 Anatomi Regional
 Anatomi Klinis
A. Anatomi Sistematis
Anatomi sistematis mempelajari tubuh sebagai rangkaian berbagai system organ
Misalnya: - System integumenter (dermatology) →kulit, adneksa (rambut,kuku)
- System kerangka (osteology) → tulang
- System sendi (artrology) → sendi dan ligament
- System otot (miology)
- System saraf (neurology) → saraf pusat dan tepi
- System sirkulasi (angiology) → kardiovaskular dan limpatik
- System pencernaan (gastroenterology) → organ dalam pencernaan
- System pernapasan (respirology) → organ dalam pernapasan
- System kemih (urologi) → eksresi urin
- System reproduksi → organ genital yang mengurus reproduksi
- System endokrin (endikrinology) → krlrnjar penghasil hormone
B. Anatomi Regional
Anatomi regional adalah anatomi mengenai daerah tubuh
C. Anatomi Klinis
Anatomi klinis lebih memeperhatikan aspek struktur dan fungsi dari tubuh.

Terminologi Anatomi

A. Posisi Anatomis
Posisi anatomis adalah posisi khusus tubuh dimana orang erdiri tegak dengan kedua telapak
kaki parallel dan mendatar dilantai. Pandangan lurus dan mata melihan kedepan kearah
pengamat. Kedua lengan pada kedua sisi tubuh dengan telapak menghadap kedepan dan
jempol mengarah menjauhi tubuh.
B. BIdang Anatomis
Median : membagi tubuh menjadi dua bagian sama besar antara kiri dan kanan

Sagital : membagi tubuh menjadi dua bagian tidak sama besar antara kiri dan kanan

Koronal : membagi tubuh menhadi dua bagian yaitu depan dan belakang (tegak lurus
sumbu median
Horizontal : membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu atas dan bawah

Istilah Arti
Superior (kranial) Bagian atas tubuh
Inferior (kaudal) Bagian bawah tubuh
Anterior (ventral) Bagian depan tubuh
Posterior (dorsal) Bagian belakang tubuh
Medial Mendekati bidang median
Lateral Menjauhi bidang median
Proksimal Lebih dekat pada batang tubuh atau pangkal
Distal Lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal
Superfisial Lebih dekat ke permukaan
Profunda Lebih jauh dari permukaan
C. Anatomi Pergerakan
1. Fleksi : Mengecilkan sudut antara bagian-bagian tubuh
2. Ektensi : Menambah besarnya sudut antara 2 sudut antara bagian-bagian

tubuh
3. Hiper Ektensi : Gerakan melampaui posisi netral atau lebih dari nol derajat (lihat gambar)
4. Dorsifleksi : Gerak fleksi pada sendi pergelangan kaki ke arah atas, membawa
kaki
mendekati tungkai bawah.
5. Plantar fleksi : Gerak fleksi pada sendi pergelangan kaki ke arah bawah telapak kaki,
membawa kaki menjauhi tungkai bawah
6. Abduksi : Menjauhi bidang median tubuh pada bagian koronal
7. Adduksi : Menggerakkan kea rah bidang medial
8. Oposisi : Mendekatkan ibu jari ke jari lain
9. Reposisi : Mengembalikan Ibu jari ke posisi semula
10. Elevasi : Gerak bahu kearah telinga (menaikkan bahu)
11. Depresi : Menggerakkan kembali ke posisi anatomis
12. Feksi Lateral : Menekuk leher atau batang tubuh ke samping
13. Rotasi : Menggerakkan bagian tubuh mengelilingi porosnya
Rotasi lateral : Gerak memutar menjauhi garis tengah tubuh
Rotasi medial : Kebalikan rotasi lateral, gerak berputar ke arah garis tengah tubuh.
14. Sirkumduksi : Menyatukan gerak fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi.
15. Pronasi : Telapak tangan menghadap belakang (dorsal)
16. Supinasi : Telapak tangan menghadap depan (lateral)
17. Inversi : Memutarkan telapak kaki ke dalam (medial)
18. Eversi : Memutarkan telapak kaki ke luar (lateral)
19. Protaksi : Menggerakkan rahang bawah ke depan (ventral)
20. Etraksi : Menggerakkan rahang bawah ke belakang (dorsal)
21. Abduksi horizontal: Suatu gerak unik pada bidang transversal. Misalnya, berdiri dengan
lengan lurus terentang ke samping, lurus setinggi bahu dan sejajar
lantai. Pindahkan lengan ke arah depan tubuh, sepanjang garis bahu
dan sejajar lantai
22. Adduksi horizontal: Kebalikan abduksi horisontal. Misalnya, berdiri dengan kedua lengan
terjulur ke depan tubuh, sejajar lantai. Pindahkan lengan ke samping
tubuh, sepanjang garis bahu, sejajar lantai
Konsep Asam dan Basa Arrhenius
Konsep asam dan basa sudah dikenal sejak abad ke 18. Untuk pertama
kalinya, pada tahun 1884 seorang ilmuan Swiss, Svante August Arrhenius,
mengemukakan suatu teori tentang asam dan basa. Arrhenius berpendapat
bahwa

 Asam merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidrogen (
)
 Basa merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidroksida (
)

Konsep Asam dan Basa Bronsted-Lowry

Pada tahun 1923 Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry menyatakan bahwa reaksi asam basa
tidak hanya terbatas pada senyawa asam basa dalam pelarut air. Menurut Bronsteed-Lowry;

Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton ( H^{+}) kepada basa (donor proton).

Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton ( H^{+}) dari asam (akseptor proton).

Sisa asam dinyatakan sebagai basa konjugasi.

Jika suatu basa dapat menerima proton ( H^{+}), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan
sebagai asam dan disebut sebagai asam konjugasi.

Zat yang dapat bersifat sebagai asam dan basa disebut zat amfoter.

Konsep Asam dan Basa Lewis


Perkembangan konsep asam dan basa masih terus berlanjut, sampai akhirnya
pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis,
mengukakan konsep asam dan basa berdasarkan serah terima elektron. Lewis
berpendapat bahwa;

 Asam adalah partikel yang dapat menerima pasangan elektron (akseptor)


 Basa adalah partikel yang memberi pasangan elektron (donor).

Organel – Organel Sel

Organel – organel sel terdiri dari inti sel atau nukleus, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi,
mitokondria, lisosom, periksisom, sentrosom, membran plasma, dinding sel, plastida, vakuola, dan
vesikula. Masing –masing organel dapat dijelaskan sebagai berikut.

Inti sel atau nukleus. Inti sel ini diselubungi oeh selaput inti yang bermembran ganda dan berpori.
Pori pada inti berfungsi sebagai masuknya molekul yang memiliki ukuran besar. Inti memiliki anak
inti sel atau nukleolus yang memproduksi DNA dan ribosom.
Pada inti sel terdapat DNA dalam bentuk kromosom atau kromatin. Oleh sebab itu, inti sel ini
bermanfaat sebagai pembawa materi genetis. Di mana ini merupakan tempat terjadinya replikasi
DNA dan transkripsi DNA dan pengatur kerja sel.

Struktur Sel

Ribosom

Ribosom ini memiliki bentuk yang bulat. Ribosom tersusun dari RNA dan protein. Ribosom
membentuk dua sub unit yang tidak memiliki membran. Terdapat ribosom yang berada bebas di sel,
namun ada juga yang berikatan dengan RE.

Ribosom memiliki fungsi. Adapun fungsi dari ribosom yaitu translasi mRNA menjadi protein atau
sintesis protein.

Retikulum endoplasma

Retikulum edoplasma atau RE ini terbuat dari kantung – kantung pipih dengan membran tunggal
yang dinamakan dengan sisterna. RE terhubung dengan selaput inti sel.

RE berperan dalam transpor zat. RE dibedakan menjadi dua yaitu RE kasar dan RE halus. RE kasar
berhubungan dengan ribosom. RE kasar ini berperan untuk transpor protein yang disintesis di
ribosom. RE halus berperan dalam sitensis lipid, seperti fosfolipid, steroid, dan hormon.

Badan golgi

Badan golgi ini berbentuk tumpukan kantung – kantung pipih yang bermembran tunggal. Badan golgi
memiliki suatu reseptor protein dari RE kasar. Protein yang diterima pada bagian cis pada Golgi lalu
akan dimodifikasi sebelum akhirnya dilepaskan melalui bagian trans di golgi. Kemudian, protein ini
dikirimkan ke seluruh bagian sel dengan menggunakan vesikula.

Mitokondria

Mitokondria merupakan suatu organel bermembran ganda yang berperan untuk respirasi seluler.
Membran bagian dalam mitokondria ini melekuk- lekuk membentuk krista.

Membran dalam mitokondria ini memproduksi ATP. ATP merupakan energi seluler sehingga sering
dinamakan dengan The Power House. Bagian matriks mitokondria berfungsi untuk oksidasi asam
lemak dan katabolisme asetil koenzim. Matriks mitokondria ini juga mengandung DNA.

Lisosom

Lisosom merupakan suatu kantung bulat membran tunggal. Lisosom ini mengandung enzim
hidrolase yang bermanfaat untuk mencerna zat. Fungsi lisosom antara lain mencerna bagian sel yang
telah tua dan mencerna molekul makanan yang memiliki ukuran yang besar.

Peroksisom
Peroksisom ini memiliki bentuk kantung bulat dengan membran tunggal. Peroksisom ini
mengandung enzim oksidatif, seperti katalase. Peroksisom ini memiliki peran dalam proses oksidasi
asam lemak, etanol, dan senyama yang lain.

Sentrosom

Sentrosom terdiri dari dua setriol yang dibentuk dari protein mikrotubulus. Sentriol ini berperan
dalam membentuk benang – benang spindel pada saat pembelahan sel. Benang – benang spindel ini
memiliki peran untuk mengatur pergerakan dan pemisahan kromosom pada saat pembelahan sel.

Membran plasma

Membran plasma ini terdiri dari dua lapis fosfolipid dengan protein dan rantai karbohidrat.
Membran plasma ini memiliki peran sebagai pendukung bentuk sel, pelindung, pengatur pergerakan
zat keluar atau masuk sel. Selain itu, juga berperan untuk menjaga homeostatis sel.

Dinding sel

Dinding sel adalah pelapis terluar setelah membran sel pada beberapa bakteri, sel tumbuhan, dan
jamur. Dinding sel ini memiliki bentuk yang kaku, dan keras. Pada tumbuhan, komposisi utama dari
dinding sel yaitu selulosa.

Kemudian, pada jamur dinidng sel berupa zat kitin. Pada bakteri, dinding sel berupa peptidoglikan.
Adapun fungsi dari dinding sel yaitu melindungi sel, menjaga bentuk sel, dan difusi berbagai molekul
keluar atau masuk sel.

Plastida

Plastida pada umumnya ditemukan di sel tumbuhan dan ganggang. Plastida ini berperan sebagai
pembuat dan penyimpan berbagai senyawa kimia yang dibutuhkan oleh sel. Plastida juga
mengandung pigmen.

Pigmen ini dibutuhkan tumbuhan, seperti untuk proses fotosintesis. Keberadaan dari pigmen ini
membuat tumbuhan tampak menjadi berwarna – warni. Pada umumnya, plastida dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu kromoplas dan leukoplas.

Kromoplas ini mengandung berbagai pigmen. Sedangkan leukoplas ini tidak mengandung pigmen.
Kromoplas dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu kloroplas, faeoplas, dan rodoplas.

Kloroplas atau pigmen klorofil, warna hijau. Faeoplas atau pigmen fukosantin, warna coklat gelap.
Rodoplas atau pigmen fikoeritrin, warna merah.

Kloroplas merupakan suatu organel yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas memiliki
bentuk oval dan diselubungi oleh membran ganda. Bagian dalam kloroplas ini ada membran tilakoid
bertumbuk yang dinamakan dengan grana (tunggal dinamakan dengan granum).
Pada bagian dalam kloroplas ini terdapat matriks yaitu stroma. Kloroplas ini berperan dalam proses
fotosintesis. Leukoplas dapat dibedakan menjadi amiloplas, proteinoplas, dan elaioplas.

Amiloplas merupakan bagian yang menyimpan zat pati. Sedangkan elaioplas merupakan bagian yang
menyimpan lemak. Kemudian, proteinoplas ini merupakan bagian yang menyimpan protein.

Vakuola

Vakuola merupakan suatu kantung bermembran tunggal. Vakuola ini berisi cairan. Pada tumbuhan,
vakuola memiliki ukuran yang besar dan terlihat mencolok.

Adapun fungsi vakuola pada tumbuhan yaitu menyimpan air, makanan, sisa metabolisme, dan racun.
Vakuola ini memiliki membran atau tonoplas yang berperan untuk menjaga tekanan air atau tekanan
turgor yang ada di dalam sel.

Vesikula

Vesikula merupakan suatu kantung bermembran tunggal yang bermanfaat sebagai penyimpan atau
transpor zat di sel.

Demikian penjelasan tentang organel – organel di dalam sel. Selanjutnya akan dijelaskan tentang
perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan..

LARUTAN

Merupakan suatu campurandari dua atau lebih komponenyang membentuk suatu dispersimolekul
yang homogen

KELARUTAN

Konsentrasi zat terlarut didalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu

Satuan bagi kelarutan secara kuantitatif dapatdinyatakan dalam molalitas, molaritas,persentase

Jumlah mL pelarut dimana akan larut satu gramzat terlarut (USP)

Anda mungkin juga menyukai