Anda di halaman 1dari 11

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS GROSS

DELAY DEVELOPMENT e.c MICROCEPHALUS DENGAN


MODALITAS NEURO SENSO DAN NEURO
DEVELOPMENT TREATMENT DI RS PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III
pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

INDRI RATNANINGDYAH KUSUMANINGSIH


J100150072

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN

iii
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS GROSS
DELAY DEVELOPMENT e.c MICROCEPHALUS DENGAN
MODALITAS NEURO SENSO DAN NEURO
DEVELOPMENT TREATMENT DI RS PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL

ABSTRAK
Latar Belakang: Gross Delay Developmental adalah kondisi seorang
anak yang terlambat dalam tahap perkembangan dan kemampuan pada
usianya.
Tujuan: Untuk mengetahui apa manfaat penatalaksanaan fisioterapi dengan
meteode Neuro Senso dan Neuro Development Treatment (NDT) pada kasus
Gross Delay Development.
Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapatkan hasil
pemeriksaan kekuatan otot, dengan XOTR belum mengalami peningkatan
dari FT 1: T menjadi FT 6: T, Kemampuan fungsional dasar dengan
DDST mendapatkan hasil questionable, Pemeriksaan refleks
mendapatkan hasil belum mengalami perubahan pada refleks di level
spinal dan brainsteam, Pemeriksaan motorik kasar dengan GMFM
mendapatkan hasil akhir yaitu 11,37%, Pemeriksaan tonus dengan palpasi
dari FT 1: belum meningkat menjadi FT 6: sedikit meningkat.
Kesimpulan: Neuro Senso dapat memberikan stimulasi sensoris berupa taktil,
melatih proses persepsi integrasi, dan asosiasi sensosris melalui aktivitas gerak,
dan mengurangi permasalah emosi terhadap perkembangan anak. NDT dapat
mencegah terjadinya gangguan pada postural, dan mengajarkan postur serta pola
gerakan yang baik dan benar.
Kata Kunci: Gross delay development e.c microcephalus, NS, NDT.

ABSTRACT
Background: Gross Delay Developmental is the condition of a child who is late
in the developmental stage and ability at his age.
Objective: To find out what is the benefit of physiotherapy management with
Neuro Senso methode and Neuro Development Treatment (NDT) in case of gross
delay development e.c microcephalus.
Results: After 6 weeks of therapy, the results of the muscle strength examination,
with XOTR not yet increased from FT 1: T to FT 6: T, Basic functional ability
with DDST get questionable result. Reflex examination result has not changed at
reflex level spinal and brainsteam, gross motor examination with GMFM get final
result that is 11,37%, examination of tone with palpation from FT 1: not increased
to FT 6: slightly increased.
Conclusion: Neuro Senso can provide tactile sensory stimulation, train the
integration perception process, and sensory associations through motion activity,
and reduce the emotional problems to child development. NDT can prevent the
occurrence of postural disorders, and teach the posture and movement patterns are
good and right.
Keywords: Gross delay development e.c microcephalus, NS, NDT.

1
1. PENDAHULUAN

Delay Developmental adalah kondisi seorang anak yang terlambat


dalam tahap perkembangan dan kemampuan pada usianya. Hal ini
dibuktikan dengan adanya fungsi intelektual yang rendah serta hambatan
berkomunikasi, keterbatasan terhadap diri sendiri, keterbatasan
kemampuan sosial, kesehatan, akademik, dan keamanan terhadap dirinya
sendiri. (Walters, 2010). Keterlambatan perkembangan di Amerika Serikat
saat ini pada anak usia dibawah 5 tahun, sekitar 15% sampai 17% (Boyle
et al., 2011).
Menurut penelitian Deborah M dkk, prevelensi Delay
Developmental di Poli Anak RSUP Sanglah sekitar 1,8% sedangkan pada
anak usia lebih dari 12 bulan sekitar 67%.
Program Fisioterapi yang dapat diberikan adalah berupa pemberian
modalitas Neuro Senso dan Neuro Development Treatment yang bertujuan
untuk memberikan stimulasi sensoris berupa taktil, melatih proses persepsi
integrasi, dan asosiasi sensosris melalui aktivitas gerak, dan mengurangi
permasalah emosi, sedangkan Neuro Development Treatment untuk
memperbaiki dan mencegah adanya gangguan pada postur dan pola gerak
yang abnormal, serta mengajarkan postur dan pola gerakan yang baik dan
benar.

2. METODE
Penatalaksanaan Fisioterapi yang diberikan kepada pasien atas
nama A.n A.F., usia 2 tahun dengan diagnosa Gross Delay Development
e.c Microcephalus dilakukan sebanyak 6 kali di RS PKU Muhammadiyah
Bantul. Modalitas Fisioterapi yang diberikan berupa Neuro Senso dan
Neuro Development Treatment. Modalitas tersebut digunakan untuk untuk
memberikan stimulasi sensoris berupa taktil, melatih proses persepsi
integrasi, dan asosiasi sensosris melalui aktivitas gerak, dan mengurangi
permasalahan emosi, serta untuk memperbaiki dan mencegah adanya

2
gangguan pada postur dan pola gerak yang abnormal, serta mengajarkan
postur dan pola gerakan yang baik dan benar.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan laporan status klinis, pemeriksaan awal yang telah
dilakukan pada A.n A.F., umur 2 tahun dengan diagnosa Gross Delay
Development e.c Microcephalus didapat problematika berupa adanya
hipotonus pada postural, instable joint, potensi atrofi, adanya
deformitas dan potensi kontraktur. Setelah dilakukan tindakan
Fisioterapi menggunakan modalitas Neuro Senso dan Neuro
Development Treatment sebanyak 6 kali, didapatkan hasil sebagai
berikut:
3.1.2 Hasil pengukuran XOTR
Tabel 4.1 Nilai kekuatan otot dengan XOTR
Region T1 T2 T3 T4 T5 T6
Shoulder T T T T T T
Elbow T T T T T T
Wrist T T T T T T
Hip T T T T T T
Knee T T T T T T
Ankle T T T T T T

Setelah mendapatkan 6 kali tindakan terapi dan evaluasi, belum


ada peningkatan kekuatan otot pada semua regio.

Tabel 4.2 Pemeriksaan Refleks


Level Refleks T1 T2 T3 T4 T5 T6
Spinal Flexor with drawl - - - - - -
Ekxtensor thrust - - - - - -
Crosseo ekstension - - - - - -
Palmar graps, plantar + + + + + +
graps

Brainsteam ATNR + + + + + +
STNR - - - - - -
Tonic labrinthine - - - - - -
supine
Tonic lobyrintrine - - - - - -
prone

3
Supporting reaction - - - - - -
Negatif supporting - - - - - -

Midbrain Neck righting - - - - - -


Body righting acting - - - - - -
on the body
Reaksi kesimbangan - - - - - -
pada kepala
Optical righting

Cortical Reaksi keseimbangan - - - - - -


Merangkak, duduk,
berdiri disangga lutut
Berdiri

Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas, refleks di level spinal pada


palmar graps dan plantar graps masih muncul, dan di level brainsteam
refleks ATNR masih muncul. Oleh karena itu, belum mengalami
perubahan pada refleks di level spinal dan brainsteam.
Tabel 4. 3 Pemeriksaan Motorik Kasar dengan GMFM
DIMENSI TOTAL
A. Berbaring dan Berguling 29 x 100
51
= 58,86%

B. Duduk 0 x 100
60
= 0%

C. Merangkak dan Berlutut 0 x 100


42
= 0%

D. Berdiri 0 x 100
39
= 0%

E. Berjalan, Berlari, dan 0 x 100


Melompat 72
= 0%

Total nilai = %A + %B + %C + %D + %E X 100


5

4
= 58,86% + 0% + 0% + 0%+ 0% X 100%
5
= 11, 37%
Pemeriksaan GMFM didapatkan hasil akhir yaitu 11,37% dari awal
sampai akhir belum mengalami peningkatan.

3.2 Pembahasan
Tindakan terapi yang diberikan berupa Neuro Senso dilakukan
sekitar 20 sampai 30 menit yang bertujuan untuk memberikan
stimulasi sensoris berupa taktil, melatih proses persepsi integrasi, dan
asosiasi sensoris melalui aktivitas gerak, dan mengurangi
permasalahan emosi (Village, 2012). Sedangkan, Neuro Development
Treatment yang meliputi fasilitasi postural bertujuan untuk
meningkatkan kontrol postural, mengajarkan postur dan pola gerakan
yang normal terhadap anak, meningkatkan koordinasi atau
keseimbangan tubuh pada anak (Lee, 2017). Neuro Senso dan Neuro
Development Treatment yang meliputi fasilitasi postural bisa sedikit
memberikan atau mengurangi permasalahan yang ada pada anak
seperti, mengurangi adanya hipotonus pada postural, mencegah
terjadinya atrofi, dan potensi kontraktur pada postural anak.
Pemberian terapi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan
anak pada seusianya, bisa memberikan dampak positif terhadap
perkembangannya. Dampak yang bisa didapatkan berupa peningkatan
kesehatan secara jasmani maupun rohani terhadap perkembangan anak,
personal sosial, dan perkembangan pada sensorisnya.

4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan tentang
penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus Gross Delay Development e.c
Microcephalus dengan pasien atas nama A.n A.F., umur 2 tahun
memiliki beberapa permasalahan yakni 1) adanya hipotonus pada

5
postural, 2) instable joint, 3)potensi atrofi, 4) adanya deformitas dan
5) potensi kontraktur.

4.2 Saran
Berdasarkan kasus Gross Delay Development e.c Microcephalus
yang telah dilakukan pemeriksaan serta penanganannya, maka penulis
dapat menyampaikan beberapa saran berikut:
4.2.1 Kepada Orangtua
Rutin untuk melakukan terapi kepada anaknya agar
mendapatkan penanganan dari fisioterapis sehingga bisa
meningkatkan perkembangan anak seusianya, memberikan
motivasi atau dukungan kepada anak, dan selalu memperhatikan
asupan gizi yang diberikan terhadap anak agar kesehatannya
tetap terjaga.
4.2.2 Kepada Fisioterapi
Memberikan pelayanan yang sesuai terhadap kebutuhan
pasien, agar bisa tercapainya tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang diharapkan.
4.2.3 Kepada Masyarakat

Selalu memperhatikan keadaan di lingkungan sekitar mulai


dari keluarga, kerabat, tetangga serta anak-anak seusainya,
apabila ada yang mengalami permasalahan pada perkembangan
anak segera konsultasikan kepada tenaga medis, baik itu dokter
maupun fisioterapi, agar segera diberikan penanganan sesuai
yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Darbeda, S., Falissard, B., Orri, M., Barry, C., Melchior, M., Chauvin, P., &
Vandentorren, S. (2018). Adaptive Behavior of Sheltered Homeless Children
in the French ENFAMS Survey. American Journal of Public Health, 108(4),
503–510. https://doi.org/10.2105/AJPH.2017.304255

6
De-andrés-beltrán, B., & Rodríguez-fernández, Á. L. (2015). Evaluation of the
psychometric properties of the Spanish version of the Denver Developmental
Screening Test II American Academy of Pediatrics, 325–329.
https://doi.org/10.1007/s00431-014-2410-7

Deborah Melati, Suwarba, Ignm., SutrianiM, D., & Kari, K. (2014). First
Unprovoked Seizure in Children. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 93–99.

De Moura, D. R., Costa, J. C., Santos, I. S., Barros, A. J. D., Matijasevich, A.,
Halpern, R., … Barros, F. C. (2010). Risk factors for suspected
developmental delay at age 2 years in a Brazilian birth cohort. Paediatric
and Perinatal Epidemiology, 24(3), 211–221. https://doi.org/10.1111/j.1365-
3016.2010.01115.x

Desilva, M., Munoz, F. M., Sell, E., Marshall, H., Tse, A., Kachikis, A., …
Group, W. (2017). Congenital microcephaly : Case definition & guidelines
for data collection , analysis , and presentation of safety data after maternal
immunisation, 35, 6472–6482.

Hwang, A. W., Liao, H. F., Granlund, M., Simeonsson, R. J., Kang, L. J., & Pan,
Y. L. (2014). Linkage of ICF-CY codes with environmental factors in studies
of developmental outcomes of infants and toddlers with or at risk for motor

Lee, E.-J. (2017). Effect of Neuro-Development Treatment on motor development


in preterm infants. Journal of Physical Therapy Science, 29(6), 1095–1097.
https://doi.org/10.1589/jpts.29.1095

Reus, L., van Vlimmeren, L. A., Staal, J. B., Janssen, A. J. W. M., Otten, B. J.,
Pelzer, B. J., & Nijhuis-van der Sanden, M. W. G. (2013). Objective
evaluation of muscle strength in infants with hypotonia and muscle
weakness. Research in Developmental Disabilities, 34(4), 1160–1169.
https://doi.org/10.1016/j.ridd.2012.12.015

Richards, C. L., & Malouin, F. (2013). Cerebral palsy: Definition, assessment and
rehabilitation. Handbook of Clinical Neurology (1st ed., Vol. 111). Elsevier
B.V. https://doi.org/10.1016/B978-0-444-52891-9.00018-X

Village, E. G. (2012). Sensory Integration Therapies for Children With


Developmental and Behavioral Disorders. Pediatrics, 129(6), 1186–1189.
https://doi.org/10.1542/peds.2012-0876

Wei, Q. W., Zhang, J. X., Scherpbier, R. W., Zhao, C. X., Luo, S. S., Wang, X.
L., & Guo, S. F. (2015). High prevalence of developmental delay among
children under three years of age in poverty-stricken areas of China. Public
Health, 129(12), 1610–1617. https://doi.org/10.1016/j.puhe.2015.07.036

Anda mungkin juga menyukai