ATRAUMATIC CARE
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak
DISUSUN OLEH :
Andri Purwanto
Dea selvi Diana
Ernawati Nurparida
Ghaida Bilqis sopandi
Ima Rohima Hendayani
Neng Rika Sopiyanti
Ratu Dewiana Fadhila
Rima Isnaimun Sitompu
Septian Sahidayatulloh
Tantan Muhtar Hidayat
Makalah ini berjudul “ATRAUMATIC CARE PADA ANAK” mempunyai tujuan untuk
menjelaskan apa dan bagaimana tindakan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma
hospitalisasi pada anak dan keluarga. Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini
adalah menggunakan Metode Study Literatur atau mempelajari buku-buku Acuan, Jurnal, dan
Informasi Internet yang berkaitan dengan kajian penelitian yang penulis laksanakan.
Makalah ini mengulas tentang berbagai macam materi yang behubungan dengan
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan
InayahNya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keislaman sampai sekarang
ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah kami yang berjudul
“Atraumatic Care”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Keperawatan Anak
yang telah membimbing kami, dan tidak lupa Kedua Orang tua dan teman-teman yang senantiasa
mendukung dan memotivasi kami dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat
Kami menyadari tentunya makalah kami jauh dari sempurna, apalagi dalam
penyusunannya kami cukup mendapatan hambatan namun berkat dukungan semua pihak,
Sebagai bahan motivasi maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang dapat
membangun tentunya, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi
masyarakat umumnya. Terima Kasih, semoga Allah senantiasa membimbing kita bersama.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia populasi anak mencapai kurang lebih sekitar 40% dari populasi total
penduduk indonesi dan akan selalu meningkat setiap tahunnya (Arsianti, 2006 dalam
skripsi Resti Utami 2012).
Anak merupakan individu yang unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda dalam
setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangannya baik dalam kebutuhan fisik,
psikolofis, sosial dan spiritual (Supartini, 2012). Anak sama halnya dengan individu lain
yang akan selalu berada dalam rentang sehat sakit dalam setiap tumbuh kembangnya, bila
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak terpenuhi maka anak akan berada dalam
keadaan sehat, sedangkan saat salah satu kebutuhan pertumbuhan dan perkembangannya
tidak terpenuhi atau terganggu, anak akan berada pada rentang sakit. Tak jarang sakit
pada anak akan menyebabkan anak harus mengalami hospitalisasi (Shinta, 2011).
Hospitalisai merupaakan suatu proses yang karena alasan yang berencana ataupun
darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani perawatan samapi
proses pemulangan kembali ke rumah (Supartini, 2012). Hospitalisasi pada pasien anak
dapat menyebabkan kecemasan dan stres. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik dari petugas, lingkungan baru maupun keluarga yang mendampingi
selama perawatan (Marks, 1998 dalam Nursalam, 2008;1). Dua elemen yang dapat
menghancurkan anak sakit yang merupakan efek emosional hospitalisasi yaitu; pertama
perpisahan dengan lingkungan yang dikenal dan orang tua, yang kedua adalah stres akan
bertambah dengan adanya pengalaman nyeri yang dirasakan (Basford & Slevin,
2006;645).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hospitalisasi
B. Atraumatic Care
1. Pengertian
Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh
personel, dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil
distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan keluarganya dalam sistem
pelayanan kesehatan (Wong, et al., 2009).
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui penggunaan tindakan yang
dapat mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun
orang tua (Supartini, 2014). Asuhan terapeutik tersebut mencakup pencegahan, diagnosis,
atau penyembuhan kondisi akut atau kronis. Intervensi berkisar dari pendekatan
psikologis berupa menyiapkan anak-anak untuk prosedur pemeriksaaan, sampai pada
intervensi fisik seperti menyediakan ruangan untuk orang tua tinggal bersama anak dalam
satu kamar (rooming in). Distres psikologis meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan,
kekecewaaan, kesedihan, malu, atau rasa bersalah. Sedangkan distres fisik dapat berkisar
dari kesulitan tidur dan immobilisasi sampai pengalaman stimulus sensori yang
mengganggu seperti rasa sakit (nyeri), temperatur ekstrem, bunyi keras, cahaya yang
dapat menyilaukan atau kegelapan (Wong, et al., 2009).
Atraumatic care berkaitan dengan siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan
bagaimana setiap prosedur dilakukan pada anak untuk mencegah atau meminimalkan
stress fisik dan psikologis (Wong, 1989, dalam Wong, et al., 2009).
Maka dapat disimpulkan, atraumatic care adalah asuhan terapeutik seorang
perawat ataupun tenaga medis terhadap anak dan keluarga dalam bentuk perawatan yang
mampu meminimalkan atau mencegah timbulnya distres fisik maupun psikologis dalam
sistem pelayanan kesehatan sehingga tidak menimbulkan trauma hospitalisasi pada anak
dan keluarganya.
2. Manfaat atraumatic care
Anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh kembang perlu perhatian lebih,
karena masa anak merupakan proses menuju kematangan. Berbagai peristiwa yang
dialami anak, seperti sakit atau hospitalisasi akan menimbulkan trauma pada anak seperti
cemas, marah, nyeri, dan lain-lain. Kondisi tersebut jika tidak ditangani dengan baik,
akan menimbulkan masalah psikologis pada anak yang akan mengganggu perkembangan
anak. Oleh karena itu, manfaat atraumatic care adalah mencegah masalah psikologis
(kecemasan) pada anak, serta mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak
(Hidayat, 2012). Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa penerapan
atraumatic care memiliki pengaruh atau hubungan terhadap penurunan respon
kecemasan pada anak yang di hospitalisasi (Bolin, 2011 & Breving, et al., 2015).
3. Tujuan atraumatic care
Atraumatic care sebagai asuhan terapeutik memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. Jangan melukai, hal tersebut dinyatakan Wong dan koleganya (2009) sebagai tujuan
utama dari atraumatic care.
b. Mencegah dan mengurangi stres fisik (Supartini, 2014).
c. Mencegah dan mengurangi stres psikologis (Supartini, 2014).
d. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa prinsip atraumatic care sebagai
kerangka kerjanya (Wong, et al., 2009).