Anda di halaman 1dari 14

SKENARIO 1

KEGELISAHAN PAK AMIR

Pak Amir dan keluarga sangat berbahagia karena hari ini istrinya akan melahirkan anak yang kedua.
Ketika anaknya lahir Pak Amir sangat sedih dan kecewa karena anaknya mengalami cacat lahir.
Anaknya laki-laki, berat badan lahir 3200 gram, dan kedua kaki anaknya bengkok. Bidan yang
menolong persalinan menganjurkan untuk segera dibawa ke RS.

Pak Amir adalah seorang PNS yang bertugas di RS sebagai peñata radiologi yang berisiko terhadap
paparan sinar X. Pak Amir memikirkan kelahiran anaknya yang mengalami cacat. Ia teringat kakeknya
yang juga mengalami cacat sejak lahir dengan kelainan pada telinganya. Telinga kakeknya tidak
simetris, telinga kiri lebih kecil dibanding kanan.

Anak pertama Pak Amir, perempuan lahir normal namun juga mengalami cacat fisik, jari tangan
kanan bertambah satu disamping ibu jarinya. Dokter waktu itu menganjurkan untuk diangkat, tapi
Pak Amir belum bersedia karena anaknya masih kecil. Sampai sekarang jari tambahan anaknya itu
masih belum diangkat.

Besok harinya Pak Amir langsung membawa anaknya yang baru lahir ke Rumah Sakit dan konsultasi
dengan dokter. Dari keterangan dokter dikatakan bahwa anaknya mengalami Club Foot atau CTEV.
Dokter mengatakan ada tiga bagian di daerah kaki yang mengalami perubahan bentuk yaitu pada
hindfoot, midfoot dan forefoot. Dokter menganjurkan agar pada anak Pak Amir segera dilakukan
Ponseti Method dengan melakukan pemasangan gips serial untuk mengantisipasi hal yang tidak
diinginkan.

Bagaimana Anda menjelaskan apa yang terjadi pada anak Pak Amir?

STEP 1 : TERMINOLOGI

1. cacat lahir
2. Club Foot / CTEV
3. hindfoot
4. midfoot
5. forefoot
6. Ponseti Method
7. gips serial

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH


1. Mengapa anak Pak Amir mengalami cacat lahir?
2. Bagaimana interpretasi kondisi anak Pak Amir yaitu laki-laki, BBL 3200 gram, dan kedua kaki
bengkok?
3. Mengapa bidan menganjurkan untuk segera dibawa ke RS?
4. Apa saja resiko terhadap paparan sinar X pada pak Amir?
5. Bagaimana hubungan pekerjaan Pak Amir sbg penata radiologi yang beresiko terhadap
paparan sinar X dengan kondisi kelahiran anaknya yang mengalami cacat?
6. Mengapa kakek Pak Amir mengalami cacat sejak lahir dengaj kelainan pada telinganya?
7. Bagaimana hubungan cacat sejak lahir pada telinga kakeknya Pak Amir dengan kondisi anak
Pak Amir yang lahir cacat?
8. Mengapa telinga kakek Pak Amir tidak simetris antara kiri dan kanan? (telinga kiri lebih kecil
dibanding kanan) apa diagnosisnya?
9. Apa diagnosis cacat fisik pada anak pertama Pak Amir? (Jari tangan kanan bertambah satu
disamling ibu jarinya)
10. Mengapa bisa terjadi cacat fisik, jari tangan kanan bertambah satu disamping ibu jari anak
pertama Pak Amir?
11. Mengapa dokter menganjurkan untuk mengangkat jari tambahan tersebut?
12. Bagaimana resikonya untuk anak pertama Pak Amir jika jari tangan tambahan tsb tidak
diangkat?
13. Mengapa bisa terjadi Club Foot atau CTEV?
14. Mengapa bisa terjadi perubahan bentuk pada 3 daerah kaki yaitu hindfoot, midfoot, dan
forefoot pada anak Pak Amir?
15. Apa indikasi dilakukannya Ponseti Method? Bagaimana manfaatnya?
16. Bagaimana mekanisme dilakukannya Ponseti Method?

STEP 3 : BRAIN STORMING

1. Mengapa anak Pak Amir mengalami cacat lahir?

Jenis Cacat Lahir

Cacat yang dibawa oleh bayi sejak dalam kandungan juga dikenal dengan nama cacat lahir. Bayi yang
lahir bisa mengalami beberapa jenis cacat termasuk cacat untuk bagian fisik dan juga mental. Jenis
atau tipe cacat lahir adalah sebagai berikut.

a. Cacat Lahir Struktural

Cacat lahir struktural adalah jenis cacat yang didapatkan bayi sejak dalam kandungan dan
berhubungan langsung dengan bagian tubuh dan menghalangi bayi dalam menggunakan anggota
tubuh tersebut. Beberapa jenis cacat lahir struktural adalah seperti kelainan perkembangan bibir (bibir
sumbing, langit-langit sumbing), kelainan jantung pada bayi, cacat pada jari tangan dan kaki, cacat
pada kaki dan tangan, kelainan spina bifida dan semua jenis cacat pada anggota tubuh.

b. Cacat Lahir Fungsional

Cacat lahir fungsional akan mempengaruhi cara tubuh dalam bergerak atau gangguan sistem kerja
tubuh. Beberapa jenis cacat yang termasuk adalah seperti kelainan sistem syaraf (autisme, sindrom
down, sindrom Fragile X, dan sindrom Prader – Willi), kelainan otak dan perkembangannya,
gangguan degeneratif dan gangguan sistem metabolisme.

Anda bisa memahami penyebab cacat lahir berikut ini.

1. Faktor Genetik

Faktor genetik atau berasal dari keturunan juga bisa menyebabkan cacat lahir. Pengaruh genetik bisa
berasal dari orang tua baik bapak maupun ibu. Kondisi ini bisa terjadi ketika dalam masa proses
pembuahan. Kelainan bisa muncul dari pengaruh genetik langsung dari orang tua terdekat maupun
orang yang hubungan darahnya lebih jauh. Tapi jenis cacat ini juga bisa terjadi pada orang tua yang
sehat dan tidak mewarisi gen cacat dalam darahnya.

Penyakit rhesus
Penyakit rhesus adalah sebuah penyakit dimana kondisi antibodiu yang dihasilkan oleh ibu hamil
justru bisa menghancurkan sel darah pada bayi. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi mengalami
penyakit hemolitik termasuk untuk bayi yang baru dilahirkan. Beberapa bayi bisa mengalami lahir
bayi kuning dan juga penyakit kelainan darah. Penyakit ini sama sekali tidak menyebabkan kondisi
berbahaya pada ibu tapi pada bayi yang akan dilahirkan termasuk penyebab keguguran berulang.
Awal mula penyakit ini disebabkan ketika ibu memiliki rhesus darah negatif dan bayi di dalam rahim
memiliki rhesus darah positif. Karena itu tes darah saat hamil sangat diperlukan untuk mengetahui
potensi penyakit ini.

2. Kelainan Kromosom

Proses pembuahan ketika sel telur dan sel sperma terjadi memberikan peran yang sangat penting
untuk genetika dari bayi yang akan lahir. Salah satu pengaruh yang sangat besar dalam proses ini
adalah kelainan kromosom yang terjadi karena beberapa kemungkinan seperti terhapusnya salah satu
atau sebagian kromosom, penggandaan salah satu atau beberapa jumlah kromosom. Biasanya ketika
kelainan kromosom terlalu parah maka zigot yang didapatkan dari hasil pembuahan tidak bisa
menjadi embrio.

Beberapa zigot yang bisa menjadi embrio akan menjadi bayi yang lahir dengan beberapa sindrom
seperti sindrom down, sindrom Patau, dan sindrom Edwards. Bayi yang lahir dengan sindrom Patau
dan sindrom Edwads biasanya akan meninggal setelah lahir. Hal ini disebabkan karena bayi
mengalami beberapa kelainan seperti kelainan fungsi jantung, mata, cacat pada bagian tulang
belakang, usus, ginjal dan hati.

3. Kelainan Cacat Gen

Kelainan pada gen biasanya terjadi karena warisan dari bapak atau ibu bayi. Bayi yang dilahirkan
dengan kondisi ini biasanya mengalami beberapa cacat seperti fenilketonuria, gangguan sistem
hemoglobin, kelainan syaraf, dan berbagai kelainan karena mutasi gen. Jenis kelainan ini biasanya
hanya muncul dalam ras tertentu karena warisan dari orang tua sejak awal.

4. Komplikasi Mutasi Gen dan Kromosom

Komplikasi yang terjadi karena masalah gen dan kromosom bisa menyebabkan jenis cacat lahit
multifaktoral. Pada dasarnya penyebab dari cacat lahir ini memang tidak bisa dipastikan. Namun
beberapa masalah tertentu bisa menyebabkan bayi terlahir dalam kondisi cacat seperti ibu hamil
kekurangan folat yang menyebabkan spina bifida dan anencephaly. Kelainan yang terjadi karena
penutupan tabung otak dan sistem syaraf sum-sum tulang belakang yang tidak tertutup dengan
sempurna.

5. Ibu Kurang Gizi

Gizi selama kehamilan memang sangat penting untuk ibu hamil. Gizi dari makanan yang mengandung
berbagai nutrisi seperti vitamin A, vitamin B,asam folat, zat besi, protein, omega 3 dan berbagai
nutrisi lain menyumbang peran penting untuk pembentukan perkembangan janin dan perkembangan
selama di dalam rahim ibu. Jika seorang ibu mengalami gangguan gizi seperti kurang yodium, kurang
folat, kurang vitamin A dan nutrisi lain maka bisa menyebabkan bayi terlahir cacat seperti spina bifida
dan kelainan lain.

6. Lingkungan Buruk untuk Ibu Hamil

Ibu hamil mengalami paparan berbagai jenis zat kimia dan obat-obatan juga mengembangkan bayi
terlahir cacat. Lingkungan yang buruk bisa berasal dari berbagai sebab misalnya obat – obatan
terlarang yang dikonsumsi ibu hamil, alkohol, paparan radiasi, pestisida dari makana, dan berbagai
jenis obat penyakit tertentu akan meningkatkan kelahiran bayi cacat. Bahkan ibu hamil yang tinggal di
lingkungan yang terkena bahan limbah seperti merkuri dan jenis logam lain maka bisa melahirkan
bayi cacat dan faktor penyakit lain untuk bayi.

Dampak paparan radiasi

Paparan sinar radiasi dari mesin x-ray, radioterapi dan beberapa jenis sumber sinar yang
menyebabkan radiasi juga bisa menyebabkan bayi terlahir cacat. Dalam prosedur medis biasa dokter
sangat melarang ibu hamil mendapatkan perawatan atau pemeriksaan yang menggunakan sinar x,
terutama ketika ibu sedang masuk trimester pertama dimana proses pembentukan organ dan jaringan
bayi dimulai. Sinar X bisa menyebabkan masalah cacat pada bayi seperti penyebab bibir sumbing
pada janin, kelainan pada kaki dan tangan, kebutaan, spina bifida, dan kelainan otak seperti
mikrosefali.

Berbagai jenis obat terlarang dan semua zat terlarang bisa menyebabkan masalah bayi yang lahir
cacat. Berikut ini beberapa jenis obat atau zat terlarang dan dampaknya pada bayi yang akan
dilahirkan.

 Ganja : ganja bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah, bayi mengalami
pendarahan intrakranial, rendah kalsium dalam tubuh hingga kelainan tulang, infeksi darah
yang menyebabkan sepsis dan masalah kelainan mental pada bayi.
 Amfetamin : obat ini bisa menyebabkan masalah bayi lahir prematur dan lahir dengan berat
badan rendah sehingga fungsi organ tidak lengkap.
 Opium : obat ini bisa menyebabkan bayi lahir dengan organ yang tidak lengkap dan prematur.
 Kokain: obat terlarang ini bisa menyebabkan masalah pertumbuhan janin, kelainan otak
seperti mikrocephaly, ganguan neurobehavioural, dan masalah kebiasan emosi ketika bayi
sudah lahir.

Sebaiknya wanita memang tidak merokok baik untuk sebelum hamil atau saat sudah hamil. Bahkan
ibu atau perempuan yang sering mengalami paparan asap rokok bisa menyebabkan bayi terlahir cacat.
Rokok menyebabkan dampak bahaya yang sangat serius untuk janin dalam kandungan. Salah satunya
adalah masalah bayi lahir prematur sementara semua organ bayi belum terbentuk sempurna.
Kemudian bayi yang dilahirkan dari ibu perokok pasif atau aktif bisa mengalami cacat jantung, cacat
pada sistem pernafasan, masalah tremor dan penyakit lain. Karena itu sebaiknya ibu tidak menjadi
perokok aktif maupun pasif.

Obat untuk ibu hamil memang harus mendapatkan resep dari dokter. Ketika beberapa obat digunakan
tanpa resep maka bisa menyebabkan bayi terlahir cacat. Kondisi ini sangat sering terjadi pada ibu
yang tidak memiliki cukup pengalaman. Obat mengandung bahan kimia tertentu yang akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan untuk bayi di dalam kandungan.

Berikut ini beberapa jenis obat yang sering menyebabkan cacat janin:

 Aminopterin : yaitu obat kanker yang bisa menyebabkan blok penyerapan asam folat pada ibu
dan bayi, sehingga bayi bisa mengalami resiko cacat tabung syaraf, kelainan otak
anencephaly (otak mengalami hidrocepalus), kelainan bibir sumbing dan cacat celah langit-
langit mulut.
 Obat anti epilepsi : termasuk obat seperti fenitonin, trimethadione dan asam valproat yang
bisa menyebabkan kelainan cacat langit-langit mulut, mikrosefali, dan kelainan jantung sejak
lahir.
 Obat pengencer darah seperti teratogen dan warfarin yang bisa menyebabkan bayi terkena
cacat sistem syaraf pusat, keterbelakangan mental dan gangguan syaraf optik.
 Obat ACE yang sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. obat ini bisa
menyebabkan kelainan mental, kelainan pertumbuhan janin, kelainan ginjal dan kematian
bayi dalam kandungan.
 Obat isotretionin yang sering digunakan untuk merawat jerawat. Obat ini bisa menyebabkan
kelainan jantung, bibir sumbing, kelainan bentuk telinga luar, kelainan bentuk rahang dan
cacat tabung syaraf.
 Obat penenang termasuk obat untuk mengatasi gangguan kecemasan yang bisa menyebabkan
kelainan bibir sumbing dan bentuk langit-langit.
 Obat untuk mengatasi depresi yang bisa menyebabkan beberapa dampak serius pada bayi
seperti gangguan emosi pada bayi, masalah pernafasan, dan bayi stres sejak dalam
kandungan.
 Obat untuk mengatasi masalah hormon termasuk androgen dan progestin yang bisa
menyebabkan kelainan pada organ intim pada bayi baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan
juga bisa menyebabkan kelainan bentuk rahim dan leher rahim pada anak perempuan.

7. Ibu Hamil Terinfeksi

Beberapa ibu hamil bisa melahirkan bayi cacat karena mengalami infeksi selama kehamilan. Salah
satunya adalah jenis infeksi rubella yang sering terjadi pada ibu hamil dalam kondisi lingkungan dan
gizi yang buruk. Bayi yang dilahirkan bisa mengalami berbagai gangguan seperti sindrom, cacat
anggota badan dan berbagai komplikasi penyakit lain.

Kemudian penyebab bayi lahir cacat juga bisa terjadi akibat penyakit yang terjadi pada ibu selama
hamil. Penyakit menular atau yang disebabkan oleh infeksi selama hamil bisa menyebabkan gangguan
tertentu pada bayi. Kondisi ini sebenarnya bisa dicegah namun infeksi yang terjadi pada ibu hamil
mungkin sulit untuk dicegah terlebih jika sumber infeksi berasal dari lingkungan. Beberapa penyakit
ini menyebabkan cacat tertentu seperti tuli, kelainan jantung pada bayi baru lahir, janin yang
meninggal dalam kandungan dan cacat struktur organ tubuh bayi.

Beberapa jenis penyakit yang sering menyebabkan bayi lahir cacat misalnya seperti:

 Penyakit cacar (baca: bahaya cacar air bagi ibu hamil)


 Penyakit campak jerman (baca: bahaya campak jerman bagi ibu hamil)
 Herpes zoster (baca: herpes zoster pada ibu hamil – bahaya herpes bagi ibu hamil)
 Penyakit hepatitis (A, B, C, D) (baca: bahaya hepatitis bagi ibu hamil)
 Penyakit enterovirus, termasuk polio
 Toxoplasmosis (baca: toxoplasma pada ibu hamil – gejala toxoplasma pada ibu hamil)
 Infeksi penyakit streptokokkus
 Infeksi rubella (baca: gejala rubella pada ibu hamil)
 Infeksi cytomegalovirus
 Penyakit herpes simplex
 Penyakit menular seksual (gonore, klamidia dan sifilis)
 Penyakit torch (baca: gejala torch pada ibu hamil – pemeriksaan torch pada ibu hamil)

8. Pengaruh Faktor Sosial dan Ekonomi

Berbagai jenis kelainan seperti kelainan kromosom, sindrom, cacat tubuh dan masalah mental pada
bayi yang dilahirkan juga bisa dipengaruhi dari faktor ekonomi dan sosial tempat ibu hamil. Ibu hamil
yang tinggal dalam lingkungan yang buruk, kurang gizi, kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan zat
psikotropika memiliki resiko yang tinggi untuk melahirkan bayi yang cacat. Bahkan pengaruh buruk
ini bisa terjadi pada bayi ketika anak-anak mereka sudah tumbuh atau menjelang remaja.

9. Makanan Tidak Sehat


Apa saja makanan yang dapat menyebabkan janin cacat sejak dalam kandungan ?

 Sayuran / buah yang di semprot peptisida


 Makanan yang mengandung MSG berlebihan (baca : bahaya msg bagi ibu hamil)
 Makanan berformalin dan boraks
 Makanan mengandung zat aditif berbahaya

Beberapa bahan kimia yang didapatkan dari lingkungan termasuk makanan juga bisa menyebabkan
bayi lahir cacat. Beberapa bahan ini misalnya seperti merkuri yang didapatkan dari ikan mentah atau
ikan laur seperti tuna, makarel dan ikan hiu. Merkuri bisa menyebabkan masalah yang sangat serius
untuk gangguan neurologis, cerebral palsy, dan gangguan keterbelakangan mental. Timbal juga bisa
menyebabkan masalah pertumbuhan janin yang sangat lambat sejak dalam kandungan sehingga
menyebabkan penyakit untuk organ dan sistem syaraf pada bayi

10. Pengaruh kesehatan dan usia ibu hamil

Penyebab cacat lain yang sering terjadi adalah masalah umum seperti pengaruh usia ibu saat hamil
dan kondisi kesehatan umum yang terjadi pada ibu hamil. Ketika ibu hamil mengalami beberapa
penyakit kronis maka menyebabkan kondisi kesehatan janin juga terpengaruh. Kemudian masalah
penyakit ini juga membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna. Karena itu kesehatan ibu
hamil menjadi prioritas yang sangat penting untuk mencegah bayi lahir cacat. Kemudian pengaruh
obat yang dikonsumsi selama ibu sakit untuk mencegah penyakit kronis juga bisa membuat bayi
terlahir cacat.

2. Bagaimana interpretasi kondisi anak Pak Amir yaitu laki-laki, BBL 3200 gram, dan
kedua kaki bengkok?

- Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran.
- Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu.
Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
- Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
- Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat.

BBL laki laki usia 0 bulan = 3200 Gram  Normal, karena idealnya usia 0 bulan itu berat
bayi lahir adalah 2,5 – 4,3 kg

Tabel perkembangan panjang dan berat normal bayi perempuan


Tabel perkembangan panjang dan berat normal bayi laki-laki

Tabel di atas merupakan rentang pengukuran antara persentil ke-3 dan ke-97 dari standar
pertumbuhan WHO untuk bayi perempuan dan laki-laki.

Kedua kaki usia 0 bulan = bengkok  Normal pada awal kelahiran, tapi dalam waktu 1-2
tahun masih bengkok maka terdapat kelainan pada bayi

Sebenarnya semua bayi lahir ke dunia dengan lutut bengkok, yaitu kedua tumit saling mendekat dan
kedua lutut saling menjauh sehingga terlihat seperti huruf O. Normalnya, bayi terlahir dengan keadaan
lutut bengkok sampai usia 3 tahun. Orang tua biasanya menyadari bahwa lutut anaknya bengkok saat
anak berusia 12-18 bulan yaitu ketika anak mulai belajar berjalan.

dr Yoyos Dias Ismiarto, SpOT(K), staf Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RS Hasan Sadikin
Bandung menjelaskan kaki bayi saat lahir memang berbentuk menyerupai huruf 'O'. Ini dikarenakan
saat berada di rahim ibu, bayi berada dalam posisi meringkuk. Posisi meringkuk ini merupakan bagian
adaptasi janin pada rahim ibu yang sempit agar terasa nyaman.

Dijelaskan dr Yoyos, lama-kelamaan tulang kaki bayi akan lurus dengan sendirinya saat berusia 1-2
tahun. Nah, perhatikan baik-baik perkembangan kaki si kecil, jika lebih dari dua tahun tapi kakinya
belum lurus, maka bisa jadi mengindikasikan kelainan. Namun, ada juga lutut bengkok pada bayi
yang disebabkan oleh kelainan medis, misalnya blount disease,cerebral palsy, penyakit riketsia, atau
skeletal dysplasia yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut. Oleh karena itu, orang tua
harus mengetahui tanda bahaya lutut bengkok pada bayi.

Mengapa ada bayi yang lahir dengan kaki bengkok?

Kaki bengkok pada bayi baru lahir bisa merupakan kondisi postural atau bisa juga merupakan
kelainan struktural. Menurut H. Robert Tuten, MD dari Tuckahoe Orthopaedic, AS, kekurangan
kalsium serta vitamin D akan menyebabkan tulang bayi tidak mengeras dan membentuk huruf O yang
tidak wajar. Jadi, pastikan Si Kecil memiliki berat sewajarnya, dan mendapatkan kalsium dan vitamin
D.

Pada clubfoot postural kaki bengkok pada bayi disebabkan oleh karena posisi bayi di dalam rahim si
ibu. Biasanya bayi yang lahir sebagai anak pertama dengan ukuran besar. Pada keadaan ini tidak ada
kelainan struktural pada kaki bayi. Jika tidak ada kelainan struktural, kaki bengkok akan membaik
dalam waktu 2 sampai 3 minggu.

Pada kasus clubfoot yang merupakan kelainan structural dibutuhkan pertolongan medis. World Health
Organization (WHO) telah menyatakan bahwa penatalaksaan structural clubfoot yang mengikuti
metode Ponseti dapat mencapai angka keberhasilan 98% bila dilakukan secara dini, dilakukan oleh
dokter yang kompeten, tidak ada gangguan tumbuh kembang dan dilakukan dengan melaksanakan
seluruh protokal metode Ponseti dengan paripurna. Protokol Ponseti adalah koreksi kelainan bentuk
pada kaki depan dan tengah dengan menggunakan gips serta bila perlu melakukan operasi dengan
sayatan 1 cm untuk koreksi kaki belakang. Protokol Ponseti juga mensyaratkan pemakaian sepatu
Dennis Browne selama 23 jam pada 3 bulan pertama dan pemakaian sepatu Dennis Browne selama 12
jam sejak usia 4 bulan sampai 4 tahun. Pemakaian sepatu 12 jam artinya sepatu hanya dipakai malam
hari si anak tidur, sedangkan siang hari si anak bebas beraktifitas tanpa sepatu khusus.

Bagaimana cara membedakan kaki bengkok pada bayi yang disebabkan oleh kelainan struktur
dan yang bukan karena kelainan struktur?

Pada kaki bengkok akibat posisi dalam rahim, ketika telapak kaki bayi disentuh dengan halus atau
dirangsang maka bengkoknya akan berkurang sedangkan pada kelainan struktur, bengkok tidak akan
berkurang walaupun diberikan rangsangan pada telapak kaki bayi.

Terdapat 4 Jenis Kelainan Kaki Bengkok yang paling sering terjadi :

1. CTEV (Congenital Talipes Equino Varus ) / Club Foot.

Suatu kelainan kaki bengkok yang merupakan kelainan yang didapat sejak lahir. Gambarannya adalah
bentuk telapak kaki yang menekuk keatas dan terpuntir kearah dalam. Kelainan ini bisa mengenai
pada satu atau dua kaki. Bila dibiarkan sampai besar maka anak akan berjalan dengan bertapak pada
sendi Ankle nya. CTEV merupakan kelainan kaki bengkok yang paling sering didapatkan. Banyak
teori tentang penyebabnya, antara lain akibat kelainan kromosom, kelainan otot, kelainan saraf
maupun kelainan perkembangan intra uterine (kandungan).

Penangannya harus sesegera mungkin dilakukan sejak bayi dilahirkan, berupa koreksi pasif pada kaki
CTEV dengan menggunakan teknik gips bertahap. Prinsipnya adalah memposisikan bentuk kaki ke
keadaan normal, mempertahankan koreksi sampai keseimbangan otot dan jaringan tendon membaik
/stabil, dan evaluasi jangka panjang untuk mencegah kembalinya posisi kaki membengkok.

Kelainan kaki CTEV juga harus ditentukan apakah kelainan tersebut bersifat fleksibel, dalam arti
sendi2 yang terlibat masih mobile dan mudah diposisikan ke keadaan yang normal dan ada juga
CTEV yang rigid / kaku dimana terjadi kekakuan yang berat pada sendi2 kaki yang terlibat sehingga
koreksi bentuk lebih sulit dilakukan, dimana dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan pembedahan
setelah kondisi bayi/anak memungkinkan.

2. Kaki “Toeing – In“ / terpuntir.

Merupakan kelainan bentuk kaki yang sering ditemukan pada anak yang mulai belajar berdiri dan
berjalan. Gambarannya adalah bentuk talapak kaki yang terpuntir kearah dalam, paha dan betis yang
terpuntir kearah depan dan sebelah dalam.

Kelainan ini biasanya simetris, anak sering terjatuh saat berjalan atau berlari karena lutut yang sering
bersinggungan dan telapak kaki yang tidak menapak lurus kedepan sehingga sering tersandung. Anak
juga bila duduk dilantai sering dengan posisi seperti huruf “ W “, dimana kedua kaki dan lutut terlipat
kearah luar. Kelainan bentuk kaki Toeing – In biasanya membaik dengan sendirinya. Orang tua tidak
perlu terlalu cemas. Tetapi bila sampai umur 2 tahun atau lebih masih tetap belum membaik bahkan
sampai mengganggu gaya berjalannya maka diperlukan pemeriksaan yang seksama oleh dokter yang
ahli. Pada kasus yang lebih berat maka diperlukan tindakan koreksi dengan menggunakan alat serupa
palang / bar yang dikaitkan pada kaki kanan dan kiri untuk memposisikan kaki pada kondisi yang
normal dan digunakan sampai kaki bertumbuh sesuai dengan bentuk yang normal. Alat koreksi ini
adalah Denis Browne bar

3. Kaki “Knock – Knee” atau kaki “ X “

Adalah bentuk kaki bengkok pada anak dengan gambaran kedua lutut yang menekuk kedalam dan
sampai bersinggungan, telapak kaki justru saling menjauh dari sumbu tegak lurus tubuh. Orang awam
sering menyebutkan sebagai kaki bentuk “ X “. Anak sering berjalan dengan telapak kaki di putar
kearah luar untuk menghindari lutut bersinggungan, gaya berjalan tampak aneh (kepleh), dan anak
sering mengeluh nyeri pada betis atau paha akibat otot yang terpuntir saat berjalan.

Penanganan ditentukan oleh berat ringannya deformitas (kecacatan). Bila masih ringan biasanya akan
membaik dengan sendirinya. Aplikasi tindakan fisioterapi berupa teknik manipulasi dan masase terapi
akan memberikan hasil yang cukup memuaskan.

Terapi pembedahan dilakukan pada anak dengan problem rotasi yang berat dan menetap. Diperlukan
pemantauan beberapa tahun untuk memutuskan dengan yakin bahwa penanganan deformitas yang
sudah dilakukan tidak memberikan perbaikan yang signifikan.

4. Kaki Bow Legs / Kaki “ O “

kelainan tungkai pada anak bisa terjadi antara lain karena posisi janin dalam rahim maupun pola
kebiasaan sikap tubuh dalam kehidupan sehari-hari si anak. Janin berumur lanjut yang berada dalam
rahim sempit, kemungkinan akan mengalami pelengkungan tungkai. Akibatnya, putaran dan sudut
kemiringan pada tulang panjang tidak vertikal dan akan membentuk tungkai janin berbentuk huruf
"0".

Kelainan tungkai "0" - posisi kedua tumit saling mendekat, sementara lutut saling menjauh -
cenderung terjadi pada anak laki-laki, sedangkan bentuk "X" pada anak perempuan. Perbedaan itu
dikarenakan kondisi pertumbuhan bentuk panggul anak perempuan yang akan lebih besar daripada
anak laki-laki. Kaki “O” bila ringan biasanya disebabkan akibat proses pembentukan dan
pertumbuhan tulang tibia / tulang kering yang tertekuk kearah dalam pada janin. Pada beberapa kasus
kaki “O” merupakan kelainan keturunan atau kromosom. Kaki “O” memang tidak terlalu
mengganggu proses berjalan anak tetapi justru memberikan gangguan secara estetika. Bila gambaran
bengkok tidak terlalu ekstrim biasanya kaki akan tumbuh menjadi lurus kembali dalam jangka waktu
sekitar 3 tahun.
3. Mengapa bidan menganjurkan untuk segera dibawa ke RS?

Nah, jadi jika Anda memiliki bayi dengan lutut bengkok kemungkinan besar merupakan hal yang
normal. Namun, ada juga lutut bengkok pada bayi yang disebabkan oleh kelainan medis, misalnya
blount disease,cerebral palsy, penyakit riketsia, atau skeletal dysplasia yang membutuhkan
penanganan medis lebih lanjut. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui tanda bahaya lutut
bengkok pada bayi. Jika terdapat salah satu tanda bahaya lutut bengkok pada bayi, sebaiknya orang
tua datang ke dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut.

Perhatikan tumbuh kembang bayi, termasuk memantau pertumbuhan kakinya. Waspadai jika kaki
anak masih terlihat bengkok ketika sudah berusia lebih dari tiga tahun. Bila hal itu terjadi, periksakan
kepada dokter spesialis anak untuk menjalani pemeriksaan tulang dan gizi.

Adalah penting bahwa bayi yang memiliki kelainan kaki dirujuk ke dokter yang mengkhususkan diri
dalam mengobati masalah ini sesegera mungkin setelah lahir. Semakin cepat Ponseti pengobatan
metode dimulai, secara umum, semakin mudah koreksi deformitas kaki harus.
diskusi terkait

Apa saja tanda bahaya lutut bengkok pada bayi?

1. Lutut bayi masih bengkok sampai di atas usia 3 tahun


2. Bengkok lututnya tidak simetris, yaitu ada sisi baik kanan maupun kiri yang lebih bengkok.
3. Progresif, yaitu semakin bertambahnya usia, semakin terlihat bengkok. Mengetahui apakah
lutut bayi semakin bengkok atau tidak, dapat dilakukan oleh orang tua. Caranya adalah
dengan merekam anak saat berjalan. Anak direkam saat berjalan mendekati dan menjauhi
orang tuanya. Video berfokus pada gerakan ibu jari kaki, lutut dan panggul. Orang tua
sebaiknya merekam cara berjalan anak ini minimal 6 bulan sekali. Anak memakai pampers
atau celana pendek saat direkam sehingga terlihat ibu jari dan lututnya.
4. Lutut bayi terlihat sangat bengkok, yaitu sudut antara tulang paha dan betis lebih dari 15
derajat.
5. Adanya gangguan aktivitas, misalnya terlihat anak lebih dominan menggunakan kaki kanan.
6. Lutut bengkok disertai dengan perawakan pendek.
7. Jika bayi Anda dengan lutut bengkok dan memiliki salah satu tanda bahaya dari 6 hal yang
disebutkan di atas disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

4. Apa saja resiko terhadap paparan sinar X pada pak Amir?

Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio,
panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek sehingga
dapat menembus benda-benda. Sinar X ditemukan oleh sarjana fisika berkebangsaan Jerman yaitu W.
C. Rontgen tahun 1895.

Dan Sinar X Mempunyai Sifat- sifat sebagai berikut


1. Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan daya tembus yang
sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi.
2. Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang gelombang yang kelihatan
3. Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses di kamar
gelap.
4. Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan
menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut.
5. Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan.
Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.

Efek-efek yang timbul akibat radiasi pengion :


1. Efek Genetik

Merupakan efek radiasi yang dirasakan oleh keturunan orang yang menerima radiasi, karena
perubahan kode genetik terjadi pada sel pembawa keturunan.

2. Efek Somatik

Merupakan efek radiasi yang langsung dirasakan oleh orang yang menerima radiasi tersebut. Terdapat
2 macam efek somatik, antara lain :

1. Efek Stokastik

Adalah efek yang timbul karena perubahan pada sel normal akibat radiasi pengion. Dosis radiasi
serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik,
baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi
mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk
lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat
proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek
stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama.
Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat
keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan
adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya
sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut
dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat
toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi
dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat
dideteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.

2. Efek Non-Stokastik (Deterministik)

Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi
jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh
tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang
(threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek
deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi
bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan
terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang
terjadinya efek ini menjadi 100%.

C. Radiasi dengan DNA

Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula atau
basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah
adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau putusnya kedua untai
DNA yang disebut double strand breaks. Secara alamiah sel mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan yang timbul dengan menggunakan beberapa jenis
enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat berlangsung terhadap kerusakan yang terjadi tanpa
kesalahan sehingga struktur DNA kembali seperti semual dan tidak menimbulkan perubahan struktur
pada sel. Tetapi dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagai mana mestinya
sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak sempurna sehingga menghasilkan DNA
yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi.

D. Radiasi dengan Kromosom


Sebuah kromosom terdiri dari dua lengan yang dihubungkan satu sama lain dengan suatu
penyempitan yang disebut sentromer. Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah
maupun struktur kromosom yang disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya
menjadi 47 buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic. Kerusakan
struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dengan peluang yang
semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi.

Aberasi kromosom yang mungkin timbul adalah :

1. Fragmen Asentrik, yaitu patahnya lengan kromososm yang tidak mengandung sentromer,
2. Kromosom cincin,
3. Kromosom Disentrik, yaitu kromosom yang memiliki dua sentromer
4. Translokasi, yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran fragmen dari dua atau lebih
kromosom. Kromosom disentri yang spesifik terjadi akibat paparan radiasi sehingga jenis
aberasi ini biasa digunakan sebagai dosimeter biologic yang dapat diamati pada sel darah
limfosit, yang merupakan salah satu jenis sel darah putih. Frekuensi terjadinya kelainan pada
kromosom bergantung pada dosis, energi dan jenis radiasi, laju dosis dan lainnya..

E. Radiasi dengan Sel

Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang
berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan
sel tidak terlalu parah, maka sel bisa kembali normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel tetap
hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan sel sangat parah atau perbaikan tidak
berlangsung dengan baik, maka sel akan mati. Sel yang paling sensitive terhadap pengaruh radiasi
adalah sel yang paling aktif melakukan pembelahan dan tingkat differensiasi (perkembangan/
kematangan sel) rendah. Sedangkan sel yang tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi adalah sel
dengan tingkat differensiasi yang tinggi.

Terdapat dua jenis radiasi, yaitu radiasi ion dan radiasi non-ion.

Radiasi ion

Radiasi ion dapat mempengaruhi atom yang terdapat dalam makhluk hidup, sehingga paparan radiasi
ion ini dapat menimbulkan risiko kesehatan dengan merusak jaringan dan DNA dalam gen. Dengan
cara merusak DNA dalam sel tubuh inilah bagaimana radiasi ion dapat menyebabkan kanker.

Radiasi ion dapat menyebabkan kematian atau kelainan pada sel, dalam waktu sementara maupun
permanen. Paparan radiasi dalam jumlah besar dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian dalam
hitungan jam atau hari. Tanda-tanda Anda terkena penyakit akibat radiasi adalah mual, lemas, rambut
rontok, kulit terbakar, dan berkurangnya fungsi organ. Radiasi ion juga dapat menyebabkan mutasi
pada gen Anda, sehingga Anda dapat menurunkannya kepada anak Anda. Radiasi ion ini dapat
ditemukan dalam unsur-unsur radioaktif, partikel kosmik dari luar angkasa, dan mesin sinar-x.

Radiasi non-ion

Anda setiap hari pasti menggunakan dan terpapar oleh radiasi non-ion ini. Barang-barang elektronik
yang Anda gunakan ternyata menghasilkan radiasi non-ion. Kita dapat menemukan radiasi non-ion ini
dalam microwave, telepon seluler, stasiun televisi, radio, telepon nirkabel, termasuk medan magnet
bumi, kabel rumah tangga, dan peralatan listrik lainnya.

Berbeda dengan radiasi ion, radiasi non-ion tidak mampu untuk memindahkan elektron atau
mengionisasi atom atau molekul, sehingga radiasi ini tidak sebahaya radiasi ion. Radiasi ini juga
memiliki frekuensi yang jauh lebih rendah dari radiasi ion, sehingga mungkin tidak dapat
membahayakan kesehatan. Namun, teori lain mengatakan bahwa paparan radiasi non-ion dalam
frekuensi tinggi dan cukup kuat juga dapat menyebabkan masalah yang serius.

Penyusun tubuh mahluk hidup terkecil adalah sel. Saat sel berinteraksi dengan radiasi ion, energi dari
radiasi akan terserap ke dalam sel dan mampu mengakibatkan perubahan kimiawi pada molekul yang
terkandung dalam sel. Perubahan kimiawi inilah yang dapat memicu terjadinya kelainan genetik yang
lain. Bahaya radiasi terhadap tubuh manusia sendiri berbeda-beda, bergantung dari:

Sumber radiasi

Paparan yang bersumber dari sinar kosmik biasanya cenderung bisa diabaikan, karena sebelum
mencapai tubuh mahluk hidup, radiasi tersebut telah lebih dulu berinteraksi dengan atmosfer bumi.

Radiasi neutron biasanya hanya ditemukan pada reakton nuklir. Sedangkan radiasi beta hanya mampu
untuk menembus kertas tipis, begitu pula dengan radiasi alfa yang hanyak mampu menembus
beberapa milimeter udara. Namun sinar-X dan sinar gamma, selain terdapat di sekitar manusia, sinar
ini berbahaya bila berhasil memapari mahluk hidup.

Hal ini juga dapat dibedakan dengan radiasi yang Anda terima saat Anda melalui mesin scan tubuh di
bandara (yang intensitasnya lebih rendah), dengan radiasi yang Anda terima bila Anda tinggal
dekat wilayah yang mengalami peristiwa nuklir, karena perbedaan jenis radiasinya.

Banyaknya dosis radiadi yang diterima tubuh

Pada dosis rendah, sel tubuh yang terpapar radiasi masih mampu memulihkan dirinya sendiri dalam
waktu yang tak begitu lama. Sel yang rusak hanya akan mati dan digantikan oleh sel yang baru.

Namun pada dosis yang tinggi, sel yang rusak akan memperbanyak diri hingga menjadi sel
kanker (terlebih bila pola hidup Anda mendukung untuk terpapar penyakit kanker seperti perilaku
merokok, konsumsi makanan rentan karsinogen, dan sebagainya).

Lama paparan

Paparan radiasi pada dosis yang tinggi dalam satu waktu atau jangka pendek juga akan menimbulkan
beberapa gejala (yang disebut sindrom radiasi akut) pada tubuh Anda seperti mual, muntah, diare,
demam, lemas hingga pingsan, kerontokan rambut, kulit memerah, gatal, bengkak hingga terasa
terbakar, nyeri hingga kejang-kejang. Gejala ini tentu akan berbeda bila Anda terpapar dalam jangka
waktu lama.

Terkadang kepekaan tubuh seseorang juga mempengaruhi dampak paparan radiasi pada tubuh
seseorang. Contohnya, radiasi gamma sebanyak 400 rem akan menyebabkan kematian kepada
seseorang bila dipapari sebanyak dua waktu yang berbeda, dengan rentang waktu 30 hari. Namun,
dosis yang sama malah tak akan memberi efek apapun bila kita terpapar selama satu tahun dalam
dosis merata yang lebih kecil.

5. Bagaimana hubungan pekerjaan Pak Amir sbg penata radiologi yang beresiko
terhadap paparan sinar X dengan kondisi kelahiran anaknya yang mengalami cacat?
6. Mengapa kakek Pak Amir mengalami cacat sejak lahir dengaj kelainan pada
telinganya?
7. Bagaimana hubungan cacat sejak lahir pada telinga kakeknya Pak Amir dengan
kondisi anak Pak Amir yang lahir cacat?
8. Mengapa telinga kakek Pak Amir tidak simetris antara kiri dan kanan? (telinga kiri
lebih kecil dibanding kanan) apa diagnosisnya?
9. Apa diagnosis cacat fisik pada anak pertama Pak Amir? (Jari tangan kanan
bertambah satu disamling ibu jarinya)
10. Mengapa bisa terjadi cacat fisik, jari tangan kanan bertambah satu disamping ibu
jari anak pertama Pak Amir?
11. Mengapa dokter menganjurkan untuk mengangkat jari tambahan tersebut?
12. Bagaimana resikonya untuk anak pertama Pak Amir jika jari tangan tambahan tsb
tidak diangkat?
13. Mengapa bisa terjadi Club Foot atau CTEV?
14. Mengapa bisa terjadi perubahan bentuk pada 3 daerah kaki yaitu hindfoot, midfoot,
dan forefoot pada anak Pak Amir?
15. Apa indikasi dilakukannya Ponseti Method? Bagaimana manfaatnya?
16. Bagaimana mekanisme dilakukannya Ponseti Method?

Anda mungkin juga menyukai