A. Latar Belakang
Ditinjau dari asal katanya, psikologi berasal dari kata psyche yang
berarti jiwa, dan Ligos yang berarti ilmu.Jadi secara istilah, psikologi
berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
kejiwaan. Tetapi dalam sejarah perkembangannya , kemudian arti
psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Ini di
sebabkan karena jiwa yang mengandung arti yang abstrak itu sukar
untuk di pelajari secara objektif. Kecuali itu, keadaan jiwa seseorang
melatarbelakangi timbulnya hampir setiap tingkah laku.Beragamnya
pendapat para ahli psikologi tentang pengertian dari psikologi,
sehingga bisa di simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku dan perbuatan individu dimana
individu tersebut tidak dapat di lepaskan dari lingkungannya
Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan
manusia yang berkaitan dengan pikiran,perasaan dan kehendak.
Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada
diri manu8sia dewasa. Normal dan beradab. Dengan demikian ketiga
gejala tersebut dapat di amati melalui sikap dan perilaku manusia. Dan
gejala-gejala jiwa tersebut tidak sama pada manusia yang berbeda
usia.
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada
semua orang dan tanpa mengenal ras,budaya,anak-
anak,dewasa miskin ataupun kaya,ganguan jiwa merupakan
salah satu gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam
faktor yang berasal dari dalam maupun luar. Gangguan mental
ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah laku dan
emosi yang berubah secara mendadak tanpa disertai alasan
yang jelas. Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan
jiwa akan membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara
normal. Jika stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan
berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan.
B. Gejala Umum Kejiwaan Manusia
a) Tanggapan
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa dapat
diartikan sebagai gambaran atau bayangan yang tertinggal
dalam diri manusia sesudah melakukan persepsi terhadap
suatu obyek atau peristiwa. Menurut Suryabrata tanggapan
selain menghidupkan kembali apa yang telah dipersepsi juga
dapat mengantisipasi sesuatu yang akan datang atau yang
terjadi saat ini. (Ismail, 2007)
(Syaiffuddin, 2019) mengemuakan Tanggapan sebagai
salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai
gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang
diamati tidak lagi berada dalam ruang dam waktu
pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti,
dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini
disebut tanggapan.
Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi, belum
terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar,
atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa disadarkan kembali.
Sedang tanggapan disebut “aktual”, apabila tanggapan
tersbut kita sadar.
1) Proses Tanggapan:
a) Penghayatan (terutama pengamatan) itu
meninggalkan bekas atau kesan gambaran di dalam
jiwa kita
b) Gambaran (bekas atau kesan) yang ditinggalkan oleh
penghayatan itu disebut proses pengiring
c) Gambaran penghayatan itu masih dapat kita
bayangkan di dalam jiwa kita
d) Sebagai akibat dari penghayatan itu, tinggallah di
dalam jiwa kita suatu kesan yang mengingatkan kita
pada pengamatan tadi. Gambaran tersebut dalam
psikologi disebut Tanggapan.
b) Fantasi
1) Definisi Fantasi
Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau
mencipta tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan
tanggapan yang sudah ada.
Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat
terjadi:
a) Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul
menyadari akan menyadarinya akan menyadarinya.
Hal ini banyak ditemukan pada seorang pelukis,
pemahat atau
b) Secara tidak disadari, yaitu bila individu tidak secara
sadar telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan
semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak.
(Syaiffuddin, 2019)
2) Jenis Fantasi:
a) Fantasi Mencipta
Fantasi yang terjadi atas inisiatif atau
kehendak sendiri, tanpa bantuan orang lain atau
jenis fantasi yang mampu menciptakan hal- hal baru.
Fantasi macam ini biasanya lebih banyak dimilki oleh
para seniman, anak-anak, dan para ilmuwan.
b) Fantasi Tuntunan atau Terpimpin
Fantasi yang terjadi dengan bantuan
pimpinan atau tuntunan orang lain. Dalam hal ini
misalnya kalau kita sedang membaca buku, kita
mengikuti pengarang buku itu dalam ceritanya.
(Syaiffuddin, 2019)
c) Ingatan
1) Definisi Ingatan
Ingatan merupakan proses langsung dalam
mengangkat kembali informasi yang pernah diterima
dalam kesadaran. Ingatan adalah suatu daya jiwa kita
yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksikan
kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-
tanggapan kita.
2) Faktor-Faktor yang mempengaruhi ingatan:
a) Sifat perseorangan
b) Keadaan diluar jiwa kita (alam sekitar atau
lingkungan, keadaan jasmani)
c) Keadaan jiwa kita (kemauan, perasaan).
d) Umur kita.
3) Macam-Macam Ingatan:
a) Daya ingatan mekanis, artinya daya ingatan itu
hanya untuk kesan- kesan pengindraan.
b) Daya Ingatan logis, artinya daya ingatan itu hanya
untuk kesan- kesan yang mengandung pengertian.
(Syaiffuddin, 2019)
d) Berfikir
Proses menerima, menyimpan, dan mengolah kembali
informasi, informasi yang didapat lewat pendengaran,
penglihatan atau penciuman) biasa disebut “berfikir”. Berfikir
adalah media untuk menambah perbendaharaan/khazanah
otak manusia. Manusia memikirkan dirinya, orang-orang di
sekitarnya dan alam semesta.
Dalam berfikir, seseorang menghubungkan pengertian
satu dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan
pemecahan persoalan yang dihadapi. Dalam pemecahan
persoalan, individu membeda-bedakan, mempersatukan dan
berusaha menjawab pertanyaan, mengapa, untuk apa,
bagaimana, dimana dan lain sebagainya. (Syaiffuddin, 2019)
e) Intelegensi
Menurut W.Stern, inteligensi ialah kesanggupan jiwa
untuk dapatmenyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam
suatu situasi yang baru.
Menurut V. Hees inteligensi ialah sifat kecerdasan jiwa.
1) Menurut arah atau hasilnya, Inteligensi ada dua macam:
a) Inteligensi praktis, ialah inteligensi untuk dapat
mengatasi suatu situasi yang sulit dalam suatu kerja,
yang berlangsung secara cepat dan tepat.
b) Inteligensi Teoritis, ialah inteligensi untuk dapat
mendapatkan suatu pikiran penyelesaian soal atau
masalah dengan cepat dan tepat. (Syaiffuddin, 2019)
2) syarat agar suatu perbuatan dianggap inteligen menurut
Purwanto (1999) adalah:
a) Masalah yang dihadapi sedikit banyak merupakan
masalah yang baru bagi yang bersangkutan
b) Perbuatan inteligen sifatnya serasi tujuan dan
ekonomis
c) Masalah yang dihadapi, harus mengandung suatu
tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan
d) Keterangan pemecahannya harus dapat diterima
oleh masyarakat
e) Dalam berbuat inteligen seringkali menggunakan
daya mengabstraksi
f) Perbuatan inteligen bercirikan kecepatan, dan
g) Membutuhkan pemusatan perhatian dan
menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya
pemecahan masalah yang sedang dihadapi
(Arfaksad, 2013)
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi, sehingga
adanya perbedaan seorang dengan yang lainnya menurut
Purwanto (1999), adalah:
a) Pembawaan yaitu sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa
individu sejak lahir
b) Kematangan, yaitu tiap organ dalam tubuh manusia
yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang dikatakan telah matang manakala telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing
c) Pembentukkan, yaitu segala keadaan di luar diri
seseorang yang mempengaruhi perkembangan
inteligensinya
d) Minat dan pembawaan yang khas, yaitu perbuatan
kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu, dan
e) Kebebasan, yaitu bahwa manusia itu dapat memilih
metodemetode tertentu dalam memecahkan
masalah-masalah (Arfaksad, 2013)
f) Pengamatan
Pengamatan dalam konsep yang sederhana berarti
proses menginterpretasikan sesuatu, dengan jalan mengenali
‘tanda-tanda’ sebagai alatnya, dan pengertian-pengertian
tertentu sebagai tujuan pengamatan. Pengamatan
merupakan suatu peristiwa kejiwaan yang merupakan hasil
dari kegiatan indera. Sedangkan penginderaan adalah
penyaksian indera terhadap perangsang-perangsang.
(Arfaksad, 2013)
Berikut ini adalah macam-macam alat indera yang
dikemukakan Kartono (1996), yaitu:
1) Indera penglihatan yaitu mata untuk menerima
perangsang dalam bentuk cahaya, warna, dan ruang
2) Indera pendengar yaitu telinga untuk mendengar nada-
nada (terdengar tenang dan teratur) serta desah-desah
atau bunyi yang tidak teratur
3) Indera pembau yaitu hidung untuk menerima perangsang
yang berwujud gas misalnya wangi, busuk, dan
sebagainya
4) Indera pengecap yaitu lidah dan tekak (langit-langit)
lunak, untuk menerima perangsang yang terdiri dari
empat cita rasa yaitu manis, asam, asin, dan pahit
5) Indera-indera suhu, sakit, dan tekanan yaitu indera suhu
ditimbulkan oleh bekerjanya titik-titik panas dan dingin,
yang terdapat pada bagian-bagian tubuh yang
jumlahnyapun berbeda. Titik-titik sakit terletak dekat
permukaan kulit, khususnya banyak sekali terdapat di
ujung jari jemari. Sedangkan indera tekanan
menampilkan rasa keras, lunak, kasar, licin, tajam,
tumpul, dan sebagainya
6) Indera keseimbangan yaitu satu lengkung berliku-liku di
telinga tengah, dan terdiri atas dua kantung dan tiga
buah kanal lengkung
7) Indera kinestetis yaitu terdapat pada persendian dan
pada indera ini, perangsangnya berupa ketegangan dan
gerak pada tubuh dan otot
8) Indera organis/vital yaitu organ pencernaan makanan,
pernapasan, sirkulasi darah, dan hati yang penginderaan
berupa lapar, dahaga, sesak napas, dan pembuangan
9) Indera sinestesi yaitu ialah penginderaan tidak dengan
indera yang bersangkutan, akan tetapi dengan indera
lainnya Daya adaptasi/penyesuaian diri yaitu
penyesuaian umum dari makhluk hidup terhadap
tuntutan lingkungannya. Misalnya, bau busuk di suatu
ruangan, lama kelamaan tidak terasa lagi baunya.
(Arfaksad, 2013)
Ada sejumlah istilah dalam pengamatan, yaitu:
1) Gejala konstansi dalam pengamatan adalah tidak
berubahnya bentuk obyek-obyek yang kita amati, tidak
berubah bentuknya menurut perasaan dan pendapat kita
2) Osilasi/oscillation yaitu berubah-ubahnya benda yang
kita amati akibat perhatian yang berubah-ubah atau
sikap/cara mengamati
3) Ilusi/illusion yaitu pengamatan yang salah terhadap
sesuatu obyek
4) Halusinasi/hallucination yaitu pengamatan tanpa
obyektivitas penginderaan, dan tanpa disertai
perangsang fisik yang tepat. Biasanya terjadi pada
penderita psikotik dan orang yang sakit berat (Arfaksad,
2013)
a. Perhatian
Perhatian merupakan konsentrasi atau pemusatan
kesadaran yang diarahkan pada sesuatu atau sekumpulan
obyek. Bila seseorang sedang memperhatikan sesuatu, maka
berarti seluruh kesadaran dicurahkan atau dikonsentrasikan
pada sesuatu itu. Karena itu, maka apa yang diperhatikan
sungguh disadari oleh individu. Makin diperhatikan sesuatu
obyek akan makin disadari obyek itu bagi individu. Sesuatu
yang diperhatikan benar-benar disadari dan ada dalam pusat
kesadaran. Makin jauh dari pusat kesadaran makin kurang
diperhatikan dan karena itu makin kurang disadari.
Pembatasan kesadaran terhadap satu obyek dan
menyingkirkan peristiwa atau kejadian yang tidak perlu
disebut sebagai inhibisi. (Arfaksad, 2013)
Macam-macam perhatian:
a) Perhatian keindraan
b) Perhatian kerohanian
c) Perhatian yang disengaja
d) Perhatian yang tidak disengaja
b. kelelahan
Kelelahan merupakan tanda atau isyarat bahwa
energi tubuh yang susut atau berkurang sebagai akibat dari
terus menerus mengerjakan berbagai aktivitas atau pekerjaan.
Akibat dari kelelahan maka akan timbul
keteganganketegangan dan karena itu berbagai aktivitas dan
pekerjaan sebaiknya dihentikan sementara atau harus
beristirahat. Tetapi selain kelelahan fisik sebagaimana
digambarkan, terdapat juga kelelahan psikis yaitu munculnya
gangguan dalam fungsi-fungsi psikis seperti berkurangnya
konsentrasi akibat dari memikirkan hal-hal yang rumit dan
banyak menguras pikiran. Sebenarnya kelelahan merupakan
tanda bahwa tenaga manusia itu ada batasnya. (Arfaksad,
2013)
c. Saran/Sugesti
Sugesti adalah pengaruh atas diri atau jiwa sehingga
pikiran, kemauan, dan perasaan seseorang terpengaruh oleh
sesuatu hal. Dalam sugesti selalu ada dua pihak yang
berhubungan, yaitu pihak yang mempengaruhi dan yang
dipengaruhi. Mereka yang memiliki daya untuk mempengaruhi
orang lain disebut sugestif, sedangkan mereka yang mudah
terkena sugesti disebut sugestibel. Dan sugesti yang diarahkan
pada diri sendiri disebut otosugesti. Sugesti dalam ilmu jiwa
sosial dirumuskan sebagai suatu proses di mana seorang
individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-
pedoman perilaku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
(Arfaksad, 2013)