Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN

BUPATI KUNINGAN
PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI KUNINGAN


NOMOR 50 TAHUN 2015
TENTANG
TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah
Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Pemilihan Kepala Desa, perlu menetapkan Peraturan
Bupatiyang mengatur teknis pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a,perlu membentuk Peraturan
Bupati Kuningan tentangTata Cara Pemilihan Kepala
Desa.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950); Sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

1
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), Sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717),
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558), Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5694);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 32);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis
Peraturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia
2
Tahun 2014 Nomor 2091);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2092);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2093);
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun
2008 tentang Kewenangan PemerintahanDaerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2008
Nomor 68 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Kuningan Nomor 70);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 21 Tahun
2013 tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun
2013 Nomor 21 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Kuningan Nomor 20);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun
2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Kuningan Tahun 2015 Nomor 11 Seri D Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 10);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun
2015 tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Kuningan Tahun 2015 Nomor 14 Seri D
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor
13).

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMILIHAN
KEPALA DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten
Kuningan.
3
2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kabupaten
Kuningan yang terdiri dari Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
3. Bupati adalah Bupati Kuningan.
4. Kabupaten adalah Kabupaten Kuningan.
5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan.
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, yang selanjutnya
disebut BPMD, adalah BPMD Kabupaten Kuningan.
7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten Kuningan.
8. Desa adalah desa-desa di Kabupaten Kuningan yang selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
11. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut
APBD Kabupaten, adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Daerah.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut
APBDesa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan
Desa.
15. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah;
16. Perangkat Desa adalah unsurpembantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.

4
17. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, yang selanjutnya
disebut Panitia Desa adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa yang
dibentuk oleh BPD yang terdiri atas unsur Perangkat Desa,
Lembaga Kemasyarakatan dan tokoh masyarakat Desa setempat.
18. PanitiaPemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupatenyang
selanjutnya disebut Panitia Kabupaten adalah Panitia Pemilihan
Kepala Desa yang dibentukoleh Bupatipada tingkat Kabupaten
dalam mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
19. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang ditetapkan
dengan Keputusan Bupati atas usul BPD, untuk melaksanakan
tugas, wewenang dan kewajiban selaku Penjabat Kepala Desa.
20. Pelaksana Harian Kepala Desa yang selanjutnya disebut Plh.
Kepala Desa adalah Perangkat Desa yang melaksanakan tugas
harian Kepala Desa yang ditetapkan oleh surat tugas Camat atas
usul BPD, yang mendapat pelimpahan kewenangan karena
Kepala Desa definitif berhalangan sementara.
21. Bakal calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut bakal calon
adalah penduduk desa yang mendaftarkan diri menjadi calon
Kepala Desa.
22. Calon Kepala Desa adalah bakal calon yang memenuhi
persyaratan yang berhak dipilih sebagai Kepala Desa yang
ditetapkan dengan Keputusan Panitia Desa.
23. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia
Desa untuk mendapatkan bakal calon Kepala Desa dari
penduduk desa setempat atau putra desa.
24. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Desa
dalam hal penelitian administrasi dan persyaratan bakal calon
Kepala Desa.
25. Calon terpilih adalah calon Kepala Desa yang memperoleh suara
terbanyak dalam pemilihan Kepala Desa.
26. Pemilih adalah penduduk desa setempat yang memenuhi
persyaratan untuk memilih calon Kepala Desa.
27. Hak pilih adalah hak yang dimiliki oleh pemilih untuk
menentukan pilihannya dalam pemilihan Kepala Desa.

BAB II
PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK

Pasal 2
Pemilihan Kepala Desa secara serentak dilaksanakan bergelombang
setiap tahun gasal.

Pasal 3
(1) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahapan :
a. Pembentukan dan penetapan Panitia Desa.
b. Pendaftaran/penjaringan bakal calon Kepala Desa.
c. Pendaftaran pemilih yang meliputi :
5
c.1. Pencatatan data pemilih;
c.2. Penyusunan daftar pemilih sementara;
c.3. Pengumuman daftar pemilih sementara;
c.4. Pendaftaran pemilih tambahan;
c.5. Penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap.
d. Penyaringan berkas persyaratan bakal calon Kepala Desa.
e. Penetapan bakal calon menjadi calon Kepala Desa yang
berhak dipilih.
f. Undian nomor urut calon Kepala Desa.
g. Pelaksanaan kampanye calon Kepala Desa;
h. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.
i. Penetapan calon Kepala Desa terpilih.
j. Pelaporan.
k. Pelantikan Kepala Desa.
(2) Tahapan pemilihan Kepala Desa ditetapkan oleh Bupati, dalam
hal :
a. Kepala Desa akan berakhir masa jabatan;
b. Desa mengalami kekosongan jabatan Kepala Desa;
c. Percepatan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
(3) Penundaan pelaksaaan tahapan pemilihan Kepala Desa
didasarkan atas pertimbangan Camat.
(4) Dalam hal terjadi penundaan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa dilaksanakan dalam tahap pemilihan serentak
berikutnya.

Pasal 4
(1) Tata tertib pemilihan Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan
Panitia Desa, contoh Keputusan Panitia Desa sebagaimana
tercantum dalam lampiran peraturan ini.
(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari :
a. Kehadiran/keberadaan calon pada waktu pemungutan suara.
b. Larangan dan sanksi bagi calon dan pihak lain yang berkaitan
dengan pemilihan Kepala Desa.
c. Ketentuanlain yang dipandang perlu sesuai situasi dan
kondisi masyarakat desa setempat sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disosialisasikan
kepada masyarakat oleh Panitia Desa.

6
BAB III
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

Bagian Kesatu
Panitia Kabupaten
Pasal 5
(1) Untuk memfasilitasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
dibentukPanitia Kabupaten.
(2) Susunan Panitia Kabupatensebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah sebagai berikut:
a. Sekretaris Daerah sebagai Penanggungjawab;
b. Asisten PemerintahanSetda Kabupaten Kuningan sebagai
Wakil Penanggungjawab;
c. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Kuningan sebagai Ketua;
d. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Kuningan
sebagai Wakil Ketua;
e. Kepala Bidang Pemberdayaan Pemerintahan Desa pada
BPMDKabupaten Kuningan sebagai Sekretaris;
f. Anggota, terdiri dari :
a) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Kuningan;
b) Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Kuningan;
c) Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan pada
Inspektorat Kabupaten Kuningan;
d) Unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan;
e) Kepala Sub Bidang Tata Pemerintahan Desa pada BPMD
Kabupaten Kuningan;
f) Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pengembangan Desa
pada BPMD Kabupaten Kuningan;
g) Unsur pelaksana pada BPMD Kabupaten Kuningan.
(3) Uraian tugas Panitia Kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), adalah :
a. Merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan
semuatahapan pelaksanaan pemilihan tingkat kabupaten;
b. Melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan kepala
desaterhadap panitia pemilihan kepala desa tingkat desa;
c. Menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara;
d. Memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak
suara serta perlengkapan pemilihan lainnya;
e. Menyampaikan surat suara dan kotak suara dan
perlengkapanpemilihan lainnya kepada panitia pemilihan;
f. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan Kepala
Desa tingkatKabupaten;
g. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan

7
Kepala Desa; dan
h. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan
denganKeputusan Bupati.
(4) Panitia Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melaporkan hasil kegiatan Pemilihan Kepala Desa kepada Bupati.
(5) Camat dan Muspika selaku Tim Lapangan membantu Tim
Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memfasilitasi
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
(6) Tim Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah
Camat selaku koordinator, Kapolsek, Danramil, Sekretaris
Kecamatan, Kasi Pemerintahan dan Kasi Ketentraman dan
Ketertiban.
(7) Tim Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mempunyai
tugas membantu pelaksanaan tugas Panitia Kabupaten.

Bagian Kedua
Pembentukan Panitia Desa
Pasal 6
(1) BPD membentuk Panitia Desa.
(2) Pembentukan Panitia Desasebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan BPD,contoh Keputusan BPD
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
(3) Dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak,
pembentukan Panitia Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berpedoman kepada tahapan yang ditetapkan Bupati.
(4) Panitia Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat
mandiri dan tidak memihak.

Pasal 7
(1) BPD menyelenggarakan musyawarah dengan mengundang
anggota lembaga kemasyarakatan, tokoh masyarakat Desa
setempat danCamatdalam melaksanakan pembentukan
Panitia Desa.
(2) BPD dapat melakukan proses seleksi dengan
mempertimbangkan kemampuan dan kemauan setiap calon
PanitiaDesa.
(3) Panitia Desa terdiri dari unsur Perangkat Desa, lembaga
kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat Desa.

Pasal 8
(1) Setiap anggota Panitia Desa membuat pernyataan sanggup
bersikap netral, tidak memihakserta tidak akan mencalonkan
diri menjadi bakalcalon dan bersedia menyukseskan
pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, contoh surat pernyataan
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
(2) Setiap anggota Panitia Desa mengucapkan sumpah/janji dan
dilantik oleh Ketua BPD yang disaksikan oleh unsur Muspika.
(3) Sumpah/janji Panitia Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), sebagai berikut:
8
“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya
akan memenuhi tugas saya selaku panitia pemilihan kepala
Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-
adilnya; dan bahwa saya selaku panitia pemilihan kepala
Desa akan selalu melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan selurus-lurusnya”.
(4) Susunan Panitia Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)adalah sebanyak 15 (lima belas) orang dengan komposisi
sebagai berikut :
a. Satu orang Ketua merangkap anggota;
b. Satu orang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Satu orang Sekretaris merangkap anggota;
d. Satu orang Bendahara merangkap anggota; dan
e. Anggota.
(5) Masa kerja Panitia Desa terhitung sejak pembentukan sampai
dengan pelaksanaanpelantikan Kepala Desa.

Bagian Ketiga
Perencanaan dan Persetujuan Biaya Pemilihan Kepala Desa

Paragraf 1
Perencanaan Biaya Pemilihan Kepala Desa

Pasal 9
(1) Panitia Desa menyusun perencanaan biaya pemilihan yang
mencakup pengadaankelengkapan dan honorarium
PanitiaDesa serta hal lainnya yang mendukung kelancaran
penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa.
(2) Besaran biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah, keuangan
desa dan berpedoman kepada Keputusan Bupati.
(3) Perencanaan biaya penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa
diajukan oleh Panitia Desa kepada Bupatimelalui Camat,
dengan tembusan yang disampaikan kepada BPD dan
Pemerintah Desa,contoh Surat Permohonan Perencanaan
Biaya sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.

Paragraf 2
Persetujuan Biaya Pemilihan Kepala Desa
Pasal 10
(1) Persetujuan biaya penyelenggaran pemilihan Kepala Desa dari
Bupatiselama lamanya 30 (tiga puluh) hari sejak diajukan
oleh Panitia Desa.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
dilaksanakan oleh Camat atas nama Bupati.
(3) Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2), Panitia Desa mengajukan permohonan
pencairan bantuan keuangan untuk biaya penyelenggaraan
pemilihan Kepala Desa sesuai ketentuan yang berlaku.
9
Paragraf 3
Sumber Biaya Pemilihan Kepala Desa
Pasal 11
(1) Biaya pemilihan Kepala Desa berasal dari :
a. APBD Kabupaten;
b. APB Desa.

(2) Bantuan pemilihan Kepala Desa disesuaikan dengan


kebutuhan serta berprinsip hemat dan wajar.

Pasal 12
(1) Bantuan biaya pemilihan Kepala Desa yang bersumber
dariAPBD Kabupatendiperuntukkan bagi :
a. Pembuatan kotak suara;
b. Pembuatan bilik suara;
c. Pembuatan surat panggilan pemilih;
d. Pembuatan surat suara;
e. Honorarium Panitia Desa;
(2) Bantuan biaya pemilihan Kepala Desa yang bersumber dari
APBDesa diperuntukkan bagi kebutuhan-kebutuhan lainnya
dalampenyelenggaraan pemilihan Kepala Desa yang bersifat
pokok dan prioritas.
(3) Untuk mememuhi kebutuhan biaya penyelenggaraan
pemilihan Kepala Desa, Pemerintah Desa menetapkan
Peraturan Desa tentang pembentukan dana cadangan
Pemilihan Kepala Desa.
(4) Anggaran biaya yang ditetapkan dalam Peraturan Desa
disesuaikan dengan kemampuan anggaran untuk membiayai
kebutuhan pokok yang bersifat prioritas dalam
penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa.

Pasal 13
(1) Bantuan APBD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) disalurkan dengan cara ditransfer ke
rekening Panitia Desa.
(2) Panitia Desa menggunakan dana bantuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai perencanaan biaya pemilihan
yang telah disetujui oleh Bupati melalui Camat atau pejabat
yang ditunjuk.
(3) Besaran dana bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
(4) Besaran dana bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 14
Penyaluran, penggunaan dan pertanggungjawaban dana bantuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), berpedoman
kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10
BAB IV
PENCALONAN

Bagian Kesatu
Pengumuman
Pasal 15
(1) PanitiaDesa mengumumkan dan menerima pendaftaran bakal
calon dalam jangka waktu 9 (sembilan) hari.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dapat
dilakukan melalui papan pengumuman, selebaran, dan/atau
media informasi lainnya yang mudah diakses oleh masyarakat
Desa setempat, paling sedikit memuat tempat dan waktu
pendaftaran.
(3) Dalam hal bakal calon Kepala Desa yang mencalonkan diri
sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kurang dari 2 (dua)
orang, Panitia Desa memperpanjang waktu pendaftaran.

Bagian Kedua
Persyaratan
Pasal16
(1) Permohonan bakal calon Kepala Desaditulis tangan sendiri
diatas kertas bermaterai cukup, sebagaimana tercantum dalam
contoh Surat Permohonan pada lampiran peraturan ini,
ditujukan kepada Bupati melalui Panitia Desa, dengan
dilampiri syarat-syarat sebagai berikut :
a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir oleh
pejabat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten;
b. Surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bermaterai cukup, contoh surat pernyataan sebagaimana
tercantum dalam lampiran peraturan ini;
c. Surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan
dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, bermaterai cukup,
contoh surat pernyataan sebagaimana tercantum dalam
lampiran peraturan ini;
d. Fotocopy ijasah/STTB minimal SLTP atau sederajat
disahkan oleh pejabat yang berwenang;
e. Fotocopy Akta Kelahiran disahkan oleh pejabat pada Kantor
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten;
f. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Polres;
g. Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadiKepala Desa,
bermaterai cukup, contoh surat pernyataan sebagaimana
tercantum dalam lampiran peraturan ini;

11
h. Surat keterangan terdaftar sebagai penduduk dan
bertempat tinggal di Desa setempat paling kurang 1 (satu)
tahun sebelum pendaftaran atau surat pernyataan sebagai
putera desa, disaksikan oleh 2 (dua) orang dan diketahui
Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa dan Camat, bermaterai
cukup.
i. Surat keterangan dari Kejaksaan Negeri tidak sedang
menjalani hukuman pidana penjara;
j. Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih dari Pengadilan Negeri setempat, kecuali
5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan
mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik
bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan
sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang, bermaterai
cukup;
k. Surat Keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai
dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dari Pengadilan Negeri;
l. Surat Keterangan berbadan sehat dari Dokter Pemerintah;
m. Surat Keterangan Bebas Narkoba dari pejabat Badan
Narkotika Nasional Kabupaten;
n. Surat Pernyataan tidak pernah menjabat sebagai Kepala
Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan baik secara berturut-
turut maupun tidak berturut-turut, bermaterai cukup;
o. Pas foto 4 x 6 cm berlatar belakang biru sebanyak 4 (empat)
lembar.
p. Surat Keterangan Lulus seleksi tambahan jika bakal calon
lebih dari 5 (lima) orang.
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat rangkap 4 (empat) yang diperuntukkan bagi :
a. Panitia Kabupaten;
b. Camat;
c. Panitia Desa;
d. Calon Kepala Desa.

Pasal 17
(1) Persyaratan pendidikan minimal SLTP atau sederajat bagi calon
Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 16ayat (1)
huruf d, adalah :
a. Sekolah Menengah Pertama (SMP);
b. Madrasah Tsanawiah (MTs);
c. Sekolah Teknik (ST);
d. Ujian persamaan SLTP;
e. Kejar Paket B,dan
f. Kursus Pegawai Administrasi Pertama (KPAP).

12
(2) Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuktikan
secara formal.
(3) Dalam hal ijasah persamaan SLTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d dan e belum diterima, dapat digunakan
Surat keterangan Lulus ujian yang dikeluarkan oleh pejabat
yang berwenang, dengan dilampiri daftar nilai hasil ujian.
(4) Penyampaian persyaratan foto copy ijasah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf d disampaikan secara
berjenjang dan telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 18
(1) Surat permohonan izin tertulis bagi Pegawai Negeri Sipil
Daerah yang mencalonkan diri menjadi Kepala Desa diajukan
kepada Sekretaris Daerah melalui Kepala Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten.
(2) Surat permohonan izin tertulis bagi TNI, POLRI dan Pegawai
Negeri Sipil vertikal yang mencalonkan diri menjadi Kepala
Desa diajukan kepada instansi yang berwenang.

BAB V
PENDAFTARAN PEMILIH
Pasal 19
(1) Pendaftaran pemilih dilaksanakan oleh Panitia Desa dari
rumah ke rumah dengan melibatkan Ketua RT, Ketua RW dan
Kepala Dusun.
(2) Jika pada saat pendaftaran pemilih ditemukan lebih dari satu
bukti sah mengenai batas usia pemilih, maka yang dijadikan
dasar penentuan usia pemilih adalah bukti yang sah menurut
waktu yang paling lama atau terdahulu.
(3) Setelah melaksanakan pendaftaran pemilih, Panitia Desa
menyusun daftar pemilih untuk masing-masing wilayah dusun
menurut abjad.
(4) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
oleh Panitia Desa sebagai daftar pemilih tetap.
(5) Apabila warga masyarakat desa yang berhak memilih tidak
terdaftar dalam daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), maka pemilih dapat mengusulkan kepada Panitia
Desa untuk didaftarkan sebagai daftar pemilih tambahan.
(6) Daftar pemilih tambahan ditutup dan berakhir paling lama
satu hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara
dilaksanakan.
(7) Setelah daftar pemilih tambahan ditutup, siapapun dan dengan
alasan apapun tidak boleh menambahkan daftar pemilih
tambahan yang lain.
(8) Daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
dimasukan ke dalam buku daftar pemilih sementara untuk
selanjutnya daftar pemilih tersebut diteliti ulang oleh Panitia
Desa sesuai nomor urut dan abjad.

13
(9) Daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (8),
disahkan oleh Panitia Desa dan disetujui oleh calon Kepala
Desa, diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa dan
Camat.
(10) Daftar pemilih tetap yang telah disahkan diumumkan kepada
masyarakat, ditempel pada papan pengumuman ditempat-
tempat terbuka dan strategis, sehingga memudahkan
masyarakat untuk mengetahuinya.
(11) Hasil penutupan daftar pemilih tetapdan daftar pemilih
tambahan, dituangkan dalam berita acara,contoh surat
pernyataan sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan
ini.

BAB VI
PENJARINGAN DAN PENYARINGAN
Bagian Kesatu
Penjaringan
Pasal 20
(1) Dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh Panitia Desa,
dilaksanakan penjaringan bakal calon.
(2) Masa penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan selama 5 (lima) hari.
(3) Apabila dalam masa penjaringan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah terdaftar sekurang-kurangnya 2 (dua) orang bakal
calon Kepala Desa, maka Panitia Desa tidak membuka lagi
penjaringan dan selanjutnya melaksanakan tahapan
berikutnya.
(4) Apabila dalam masa penjaringan pertama tetapterdapat kurang
dari 2 (dua) orang bakal calon yang terdaftar, maka Panitia
Desa melakukan penjaringan ulang kedua.
(5) Masa penjaringan ulang kedua sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) ditetapkan selama 5 (lima) hari.
(6) Apabila dalam masa penjaringan kedua tetaphanya terdapat
satu orang atau tidak ada bakal calon yang terdaftar, maka
pemilihan Kepala Desa dinyatakan batal.
(7) Rangkaian kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
dilaporkan oleh Panitia Desa kepada BPD dengan dilampiri
berita acara, dan selanjutnya BPD melaporkan kepada Panitia
Kabupaten melalui Camat.
(8) BPD mengadakan musyawarah untuk mengusulkan calon
Penjabat Kepala Desa, setelah mengetahui pemilihan Kepala
Desa dinyatakan batal.
Pasal 21
(1) Panitia Desa menetapkan bakal calon Kepala Desa bagi
pendaftar yang memenuhi persyaratan dengan keputusan
Panitia Desa, contoh keputusan sebagaimana tercantum dalam
lampiran peraturan ini.

14
(2) Dalam hal bakal calon yang memenuhi
persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 5
(lima) orang, Panitia Desa melakukan seleksi ujian tertulis.
(3) Ujian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
diselenggarakan oleh Panitia Desa yang dibantu oleh Panitia
Kabupaten.
(4) Waktu dan tempat penyelenggaraan ujian tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), ditentukan oleh Panitia
Kabupaten dengan berpedoman pada jadual dan tahapan yang
telah ditetapkan oleh Bupati.
(5) Hasil ujian tertulis dan/atau sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3), disampaikan Panitia Kabupaten kepada Panitia
Desa.
(6) Biaya Ujian tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berasal dari anggaran penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa.

Pasal 22
Bakal calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1), diwajibkan untuk memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pendaftaran
diterima oleh Panitia Desa.

Bagian kedua
Penyaringan
Pasal 23
(1) Panitia Desa melaksanakan penelitian kelengkapan
persyaratan administrasi, klarifikasi, serta penetapan dan
mengumumkannama calon.
(2) Dalam hal terdapat kekurangan dan/atau keragu-raguan
mengenai keabsahan persyaratan yang telah ditetapkan, maka
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melengkapi
persyaratan dimaksud paling lama 3 (tiga) hari terhitung mulai
tanggal penetapan penelitian.
(3) Dalam hal terdapat keragu-raguan mengenai keabsahan
persyaratan yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud ayat
(2), Panitia Desa melakukan konfirmasi kepada pejabat yang
berwenang.
(4) Hasil penelitian persyaratan bakal calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dituangkan ke dalam berita acara yang
dibuat dan ditandatangani oleh Panitia Desa, contoh berita
acara sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
(5) Panitia Desa mengumumkan nama-nama calon Kepala Desa
yang berhak dipilih yang telah ditetapkan, di tempat-tempat
terbuka dan strategis agar masyarakat dengan mudah
mengetahuinya.

15
Pasal 24
Calon Kepala Desa yang STTB/ijasah aslinya hilang, dapat
ditempuh dengan membuat surat keterangan dengan ketentuan :
a. Surat keterangan kehilangan dari kepolisian;
b. Surat keterangan pengganti STTB/ijasah yang hilang dari
sekolah yang bersangkutan dan disahkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten;
c. Keabsahan STTB/ijasah dilegalisir oleh pejabat esselon 3 pada
Dinas Pendidikan Kabupaten.
d. Surat keterangan kesaksian teman sekelas yang diketahui oleh
Kepala Desa yang bersangkutan.
e. Dalam penyaringan seleksi keabsahan mengenai STTB/ijasah
agar melibatkan Kepala UPTD Dinas Pendidikan setempat.

Pasal 25
Masukan masyarakat kepada Panitia Desa mengenai kelengkapan
dan keabsahan administrasi calon Kepala Desa, diproses dan
ditindak lanjuti oleh Panitia Desa sesuai dengan ketentuan.

Pasal 26
(1) Bakal calon Kepala Desa yang sudah ditetapkan menjadi Calon
Kepala Desa dilarang mengundurkan diri.
(2) Apabila calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tetap mengundurkan diri maka yang bersangkutan
dikenakan sanksi :
a. Denda sebesar 1/2 (satu perdua ) dari biaya pemilihan
Kepala Desa, apabila pengunduran dirinya tidak
mengakibatkan batalnya pemilihan Kepala Desa.
b. Denda sebesar biaya pemilihan Kepala Desa, apabila
pengunduran dirinya mengakibatkan batalnya pemilihan
Kepala Desa.
(3) Ketentuan dan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), tidak berlaku bagi calon Kepala Desa yang
meninggal dunia atau sakit berat yang tidak dapat
disembuhkan secara medis.

BAB VII
NOMOR URUT DAN KAMPANYE
Bagian Kesatu
Nomor Urut

Pasal 27
(1) Undian nomor urut sebagai identitas calon dilaksanakan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
pemungutan suara.
(2) Tanda pengenal/identitas calon ditetapkan dengan nomor urut,
foto dan nama calon.

16
(3) Pelaksanaan undian nomor urut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan di Kantor Pemerintah Desa disaksikan
oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa, wakil/kuasa calon,
BPD, masyarakat desa dan unsur kecamatan.
(4) Hasil undian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
dalam berita acara, sebagai bahan penentuan pembuatan kartu
suara dan nomor urut tempat duduk pada saat pelaksanaan
pemungutan suara.

Pasal 28
(1) Kartu suara dibuat dalam kertas HVS yang berisi nomor urut,
foto dan nama calondan ditandatangani oleh Ketua Panitia
Desa.
(2) Contoh kartu suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)sebagaimana tertuang dalam lampiran keputusan ini.

Bagian Kedua
Kampanye
Pasal 29
(1) Tanda pengenal/identitas calon Kepala Desa untuk keperluan
kampanye dapat berupa bendera, spanduk, baligo, pamflet dan
tanda pengenal lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
larangan yang diatur dalam ketentuan Pasal 30 ayat (1)
Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 tahun 2015.
(2) Panitia Desa menetapkan ketentuan untuk mengatur
pelaksanaan kampanye agar dapat berjalan dengan tertib,
aman, lancar dan terkendali serta tidak dibenarkan
mengadakan pawai yang dapat mengganggu ketentraman dan
ketertiban masyarakat.
(3) Pembagian jadual kampanye calon Kepala Desa ditetapkan oleh
Panitia Desa.
(4) Calon Kepala Desa yang melanggar larangan kampanye
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Kuningan Nomor 14 Tahun 2015 diberikan sanksi
pemberhentian pelaksanaan kampanye dan kepada calon
Kepala Desa dimaksud tidak diperkenankan untuk
melanjutkan kampanye.

Pasal 30
(1) Pemasangan tanda pengenal calon dilaksanakan pada siang
hari dan dilarang dipasang pada sarana pemerintahan, sarana
peribadatan dan sarana pendidikan.
(2) Tanda pengenal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
ayat (1), harus sudah dibersihkan/diturunkan oleh
simpatisan/pendukung calon paling lambat pukul 24.00 WIB
pada 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara dilaksanakan.

17
(3) Apabila dalam waktu yang telah ditentukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan, maka Panitia Desa
wajib menegur dan memberikan pernyataan kepada calon
Kepala Desa untuk segera melaksanakan ketentuan dimaksud.

Pasal 31
Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2)
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari sebelum dimulainya masa tenang
atau disesuaikan dengan banyaknya jumlah calon yang
melaksanakan kampanye.

BAB VIII
PEMUNGUTANDAN PENGHITUNGAN SUARA

Pasal 32
(1) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan
pemungutan suara, Panitia Desa memberitahukan kepada
masyarakat yang berhak memilih dan mengumumkan di
tempat-tempat terbuka mengenai akan dilaksanakan pemilihan
Kepala Desa.
(2) Pemberitahuan pelaksanaan pemungutan suara dilakukan oleh
Panitia Desa melalui surat yang ditandatangani oleh Ketua
Panitia Desa.
(3) Dalam surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dicantumkan nama dan alamat pemilih sesuai daftar
pemilih tetap atau tambahan serta tempat dan waktu
pelaksanaan pemilihan, sebagaimana tercantum dalam
lampiran Peraturan Bupati ini.
(4) Apabila dalam daftar pemilih yang berhak untuk memilih tidak
menerima surat pemberitahuan, maka pemilih tersebut dapat
meminta kepada Panitia Desa paling lambat satu hari sebelum
pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan.

Pasal 33
(1) Setelah adanya pemberitahuan tahapan pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa, Panitia Desa mempersiapkan pengadaan surat
panggilan bagi pemilih, kartu suara, berita acara jalannya
pemungutan suara danberita acara penghitungan suara.
(2) Kartu suara, berita acara jalannya pemungutan suara dan
berita acara penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kemudian dimasukkan ke dalam kotak suara yang
dikunci dan disegel.
(3) Panitia mempersiapkan bilik suara sesuai kebutuhan.
(4) Dalam bilik suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disediakan bantalan dan alat pencoblos.

Pasal 34
(1) Sebelum pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Desa
melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
18
a. memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai tata cara
dan tata tertib pemilihan;
b. meneliti bilik suara beserta kelengkapan dalam bilik suara
bersama-sama dengan calon Kepala Desa/wakil/kuasa
calon dan dapat mengikutsertakan unsur Kecamatan.
c. mengeluarkan isi kotak suara dan memperlihatkan kepada
wakil/kuasa calon dan pemilih, bahwa kotak suara dalam
keadaan kosong dan menutupnya kembali serta mengunci
dan menyegel dengan kertas yang dibubuhi stempel Panitia
Desa.
d. Kunci kotak suara dipegang oleh Ketua Panitia Desa.
(2) Pelaksanaan pemungutan suara dibuka oleh Ketua Panitia
Desa pada pukul 08.00 WIB dan ditutup pada pukul 14.00 WIB
atau kesepakatan Panitia Desa dengan Calon, yang dituangkan
dalam Berita Acara.
(3) Susunan acara pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan.
b. Sambutan Panitia.
c. Pembacaan tata tertib pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
d. Perkenalan calon sesuai nomor urut.
e. Ikrar calon/pernyataan bersama.
f. Pemeriksaan bilik suara.
g. Pemungutan suara.
h. Penandatanganan pengesahan jalannya pemungutan suara
dan penunjukkan wakil/kuasa calon.
i. Penghitungan suara.
j. Pengumuman calon terpilih.
k. Penandatanganan Berita Acara Hasil Penghitungan Suara.
l. Penutup.

Pasal 35
(1) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud Pasal 34 ayat (2)
dilaksanakan di 3 (tiga) Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam
lokasi yang sama.
(2) TPS ditentukan lokasinya pada satu tempat yang mudah
dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat, serta menjamin
setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
(3) Bentuk, dan tata letak tempat pemungutan suara ditetapkan
oleh Panitia Desa, contoh denah pemungutan suara
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
(4) Jumlah pemilih masing-masing pintu masukdi TPS ditentukan
Panitia Desa.

19
Pasal 36
Pembentukan 3 (tiga) TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
ayat (1) dilakukan sebagai berikut :
a. Jika wilayah desa terbagi dalam 3 (tiga) dusun, maka TPS
dibentuk dengan melakukan pemecahan dan atau
penggabungan pemilih pada Rukun Tetangga (RT) di 3 (tiga)
dusun tersebut.
b. Jika wilayah desa dengan jumlah dusun kurang dari 3 (tiga),
maka TPS dibentukdengan melakukan pemecahan pemilih
masing-masing dusun.
c. Jika wilayah desa dengan jumlah dusun lebih 3 (tiga), maka
pembentukan TPS dilakukan dengan penggabungan pemilih
dari masing-masing dusun secara proporsional.

Pasal 37
(1) Setiap pemilih yang hadir dan akan menggunakan hak
pilihnya harus menyerahkan surat panggilan kepada Panitia
Desa.
(2) Setiap pemilih mendapatkan hanya satu surat suara yang telah
dibubuhi stempel dan tanda tangan Ketua Panitia Desa.
(3) Dalam pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemilih diberi kesempatan oleh Panitia Desa berdasarkan
prinsip urutan kehadiran pemilih dan dapat diawali oleh
suami/istri calon.
(4) Panitia Desa pada pintu masuk memeriksa kesesuaian
suratpanggilan pemilih dengan salinan Daftar Pemilih Tetap,
memeriksa seluruh jari tangan pemilih untuk melihat tanda
tinta serta memberikan tanda centang (✓) pada Daftar Buku
Pemilih.
(5) Apabilasurat panggilan pemilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) telah sesuai dengan daftar pemilih tetap atau daftar
pemilih tambahan, petugas memberikan satu lembar surat
suara kepada pemilih yang bersangkutan untuk kemudian
menuju bilik suara dan memberikan hak suara.
(6) Setiap pemilih memberikan suaranya dengan cara mencoblos
pada salah satu tanda pengenal calon Kepala Desa yang
tercantum dalam surat suara.
(7) Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik suara
dengan menggunakan alat yang telah disediakan Panitia Desa.
(8) Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan ke dalam
kotak suara.

Pasal 38
(1) Jika surat panggilan pemilih hilang, tetapi tercantum dalam
daftar pemilih tetap atau pemilih tambahan, dengan
memperlihatkan KTP atau dokumen resmi kependudukan
lainnya kepada Panitia Desa, pemilih tersebut berhak
mendapatkan 1 (satu) lembar surat suara dan Pemilih yang
bersangkutan menandatangani surat keterangan yang
disediakan oleh Panitia Desa.
20
(2) Apabila pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak
atau belum ditandatangani oleh Ketua Panitia Desa, pemilih
dapat meminta surat suara pengganti kepada Panitia Desa,
kemudian Panitia Desa memberikan surat suara pengganti
hanya satu kali.
(3) Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara,
pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada Panitia
Desa, kemudian panitia memberikan surat suara pengganti
hanya satu kali.

Pasal 39
(1) Pemilih memasukkan surat suara yang telah dicoblos dalam
bilik suara ke dalam kotak suara yang telah disediakan.
(2) Panitia Desa didampingi petugas keamanan memeriksa dan
memastikan bahwa setiap pemilih telah memasukkan satu
lembar surat suara yang telah dicoblos dan dilipat kembali ke
dalam kotak suara yang telah disediakan.
(3) Pemilih yang telah memasukkan surat suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), sebelum keluar meninggalkan tempat
pemilihan wajib menyelupkan salah satu jari tangan ke bak
tinta yang berada di pintu keluar sebagai tanda bahwa yang
bersangkutan telah memberikansuaranya.

Pasal 40
(1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Desa
berkewajiban untuk :
b. Menjamin agar tata demokrasi berjalan lancar, tertib, aman
dan teratur.
c. Menjamin pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(2) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, calon Kepala Desa
hadir ditempat yang telah ditentukan oleh Panitia Desa untuk
menyaksikan jalannya pemungutan suara.
(3) Apabila calon Kepala Desa berhalangan atau sakit mendadak
atau hal-hal lain yang memungkinkan Calon Kepala Desa tidak
dapat hadir, maka yang bersangkutan dapat memberi kuasa
kepada istri/suami/saudara atau salah seorang warga desa
setempat yang mempunyai hak pilih;
(4) Apabila Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak memberikan surat kuasa atau tidak mewakilkan maka
Pemilihan Kepala Desa tetap dilaksanakan.

Pasal 41
(1) Apabila pada saat pemungutan suara terdapat pemilih yang
sakit, jompo dan tuna netra dan yang bersangkutan akan
menggunakan hak pilihnya, maka penggunaan hak suara
dapat diantar ke TPS oleh pihak keluarganya.

21
(2) Panitia Desa menjaga agar setiap orang yang berhak memilih
hanya memberikan satu suara di TPS dan menolak pemberian
suara yang diwakilkan dengan alasan apapun.
(3) Pemungutan suara dinyatakan berakhir apabila :
a. Tidak ada lagi yang mempergunakan hak pilihnya
meskipun sudah dipanggil secara berulang-ulang.
b. Kesepakatan Panitia Desa dengan calon Kepala Desa.
(4) Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya pada waktu
yang telah ditentukan, dinyatakan gugur.

Paragraf 2
Penghitungan Suara

Pasal 42
(1) Setelah pemungutan suara dinyatakan selesai, dibuat Berita
Acara jalannya pemungutan suara, contoh berita acara
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini
(2) Panitia Desa melakukan penghitungan suara per-TPS secara
berurutan yang bersifat terbuka untuk umum.
(3) Sebelum melaksanakan penghitungan suara, calon
meninggalkan tempat pemungutan suara setelah sebelumnya
menunjuk satu orang wakil/kuasa calon untuk menyaksikan
jalannya penghitungan suara, contoh surat kuasa
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini
(4) Panitia Desa melakukan persiapan penghitungan suara,
kemudian menempatkan diri sesuai tugas dan fungsinya
masing-masing.
(5) Dalam penghitungan suara disaksikan oleh wakil/kuasa calon
untuk menyatakan sah dan tidak sahnya suara yang dicoblos.
(6) Ketua Panitia Desa dengan dibantu oleh 2 (dua) orang
anggotanya membuka kotak suara dan surat suara satu
persatu dibuka oleh Panitia Desa serta diperlihatkan kepada
wakil/kuasa calon dengan menyebutkan tanda gambar yang
dicoblos.
(7) Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang
memungkinkan wakil/kuasa calon, Panitia, BPD, dan
penduduk desa yang hadir dapat menyaksikan secara jelas
proses penghitungan suara.
(8) Untuk menentukan keabsahan surat suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), wakil/kuasa calon diberikan hak
untuk menyatakan sah tidaknya surat suara.
(9) Suara dinyatakan sah, apabila :
a. surat suara ditandatangani oleh Ketua Panitia; dan
b. menggunakan alat pencoblos yang disediakan Panitia Desa;
dan
c. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat
yang memuat satu calon; atau

22
d. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat
yang memuat nomor, foto dan nama calon yang telah
ditentukan; atau
e. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah
satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama
calon; atau
f. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi
empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon; atau
g. tanda coblos lebih dari satu, lurus simetris dengan satu
kotak tanda calon.
(10) Surat suara dinyatakan tidak sah apabila :
a. Tidak terdapat coblosan;
b. Dicoblos dengan tidak menggunakan alat yang telah
disediakan oleh Panitia Desa;
c. Terdapat coblosan pada lebih dari satu kotak tanda gambar;
d. Coblosan berada di luar kotak garis tanda gambar;
e. Tidak jelas tanda gambar mana yang dicoblos;
f. Dibubuhi tulisan nama pemilih, terdapat coretan, tanda
tangan/catatan lain oleh pemilih.
g. Dirobek.
(11) Apabila terjadi keragu-raguan keabsahan surat suara, maka
Panitia Desa yang memutuskan sah-tidaknya surat suara
tersebut, setelah dikomunikasikan dengan wakil/kuasa calon
dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan.
(12) Panitia Desa mencatat hasil penghitungan suara pada papan
penghitungan dan lembar penghitungan yang telah disediakan.
(13) Pencatatan hasil penghitungan suara dilakukan terpisah di
masing-masing TPS/kotak suara.
(14) Surat suara dipisahkan dalam kelompok :
a. surat suara yang sah dan tidak sah;
b. surat suara yang sah dikelompokkan berdasarkan tanda
gambar yang dicoblos.
(15) Hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(11) dimuat dalam berita acara yang ditandatangani oleh
Panitia Desa dan wakil/kuasa calon.
(16) Wakil/kuasa calon yang tidak menandatangani berita
acarasebagaimana dimaksud pada ayat (13), hasil pemilihan
dan hasil penghitungan suara tetap dinyatakan sah.
(17) Panitia memberikan salinan Berita Acara hasil penghitungan
suara kepada masing-masing wakil/kuasa calon sebanyak 1
(satu) eksemplar dan menempelkan 1 (satu) eksemplar lainnya
hasil penghitungan suara tersebut di tempat umum.
(18) Berita acara beserta kelengkapannya dimasukkan dalam
sampul khusus yang disediakan dan dimasukkan ke dalam
kotak suara yang pada bagian luar ditempel label atau segel
Panitia Desa.

23
(19) Panitia Desa menyerahkan berita acara hasil penghitungan
suara, surat suara, dan alat kelengkapan administrasi
pemungutan dan penghitungan suara kepada BPD setelah
selesai penghitungan suara.
(20) Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di
TPS, disimpan di kantor desa atau ditempat lain yang terjamin
keamanannya.

Paragraf 3
Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih

Pasal 43
(1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari
jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon terpilih, contoh
keputusan sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan
ini.
(2) Dalam hal jumlah calon yang memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan
berdasarkan perolehan sebaran suara yang lebih banyak di
tempat pemungutan suara.

Pasal 44
(1) Mekanisme pengaduan perselisihan hasil pemilihan Kepala
Desa, sebelum dilaporkan kepada Panitia Kabupaten, Panitia
Desa mengundang para pihak dengan dibantu oleh Camat dan
Muspika untuk menyelesaikan permasalahan berdasarkan
prinsip musyawarah mufakat.
(2) Apabila hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak mencapai mufakat, maka panitia Desa melaporkan
kepada Panitia Kabupaten untuk ditindaklanjuti.
(3) Laporan Panitia Desa disertai dengan kronologis kejadian,
sebab timbulnya pengaduan serta hal lainnya yang berkaitan
dengan hal itu.

Pasal 45
(1) Panitia Desa menyampaikan laporan hasil pemilihan Kepala
Desa kepada BPD paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah
pemungutan suara.
(2) BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan calon
Kepala Desa terpilih kepada Bupati melalui camat dengan
tembusan kepada kepala desa paling lambat 3 (tiga) hari sejak
diterimanya laporan hasil pemilihan kepala desa dari panitia
desa.
(3) Bupati menetapkan keputusan mengenai pengesahan
pengangkatan kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) Hari
sejak diterima laporan dari BPD.

24
BAB IX
PENJABAT KEPALA DESA

Pasal 46
(1) Untuk mengisi kekosongan jabatan Kepala Desa, Bupati
mengangkat Penjabat Kepala Desa.
(2) Masa jabatan penjabat Kepala Desa adalah selama-lamanya 6
(enam) bulan dan dapat diperpanjang untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.

Pasal 47
(1) Penjabat Kepala Desa tidak berhak mendapatkan penghasilan
tetap sebagai Aparatur Desa ;
(2) Penjabat Kepala Desa berhak mendapatkan tunjangan
penghasilan, honorarium kegiatandan tambahan penghasilan
lainnya yang sah.

BAB X
PLH KEPALA DESA
Pasal 48
(1) Dalam hal Kepala Desa mencalonkan kembali dalam pemilihan
serentak, Kepala Desa diberikan cuti terhitung sejak
pendaftaran sampai dengan ditetapkannya calon Kepala Desa
terpilih.
(2) Selama Kepala Desa cuti, tugas dan kewajiban Kepala Desa
dilaksanakan oleh Plh. Kepala Desa yang berasal dari
Perangkat desa.
(3) Plh. Kepala Desa ditetapkan dengan surat tugas Camat dengan
memperhatikan usulan BPD.
(4) Kepala Desa yang diberikan cuti untuk mengikuti pemilihan
Kepala Desa atau alasan lainnya diberikan penghasilan tetap
dari APBDes,sedangkan tunjangan penghasilan, honorarium
kegiatan dan tambahan penghasilan lainnya yang sah
diberikan kepada Plh. Kepala Desa.

Pasal 49
Dalam hal SekretarisDesa mencalonkan diri dalam pemilihan
Kepala Desa, Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa menunjuk
pelaksana harian Sekretaris Desa dari Perangkat Desa.

25
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 50
Untuk pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak pada tahun
2015, tahapannya mengacu kepadasurat Bupati yang mengatur
mengenai tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 51
Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan
BupatiKuningan Nomor 25 Tahun 2006 tentang PedomanTata
Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian
Kepala Desadicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 52
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam BeritaDaerah
Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di Kuningan
Pada tanggal 14 September 2015

Diundangkan di Kuningan
Pada tanggal : 15 September 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2015 NOMOR 53

26

Anda mungkin juga menyukai