Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Vokasi Sebagai Titik Ukur Daya Saing Bangsa

Revitalisasi adalah bagaimana memberdayakan atau membuat politeknik


memiliki hasil lulusan yang siap kerja sesuai dengan yang dibutuhkan industri, atau
dibutuhkan oleh masyarakat. Berangkat dari hasil itu, maka lulusan politeknik dan
sekolah vokasi harus memiliki kompetensi, yang tergambar dalam sertifikat
kompetensinya.

Sedangkan Vokasional adalah jawaban atas kedaulatan bangsa. Kalau kita


hanya mengembangkan sains itu akan memperbesar ketergantungan kita pada negara-
negara maju. Tapi dengan vokasional ini kita bisa melakukan mulai dari hal-hal yang
paling sederhana.

Dengan disyahkannya Undang-Undang Nomor: 12 Tahun 2012 yang memuat


tentang berbagai ketentuan baru tentang pendirian dan perubahan bentuk perguruan
tinggi, pembukaan program studi baru serta mengamanatkan penguatan pendidikan
vokasi yang dapat dimaknai bahwa khusus untuk pendidikan vokasi masih
terbuka untuk pendirian maupun pembukaan program studi baru.

Keberadaan pendidikan vokasi tercantum dalam Pasal 16 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3); Pasal 22 ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5); Pasal 23 (1) ayat (2)
ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) menunjukkan bahwa keseriusan pemerintah untuk
memperkuat pendidikan vokasi yang pada awalnya hanya sampai pada pendidikan
sarjana terapan, tetapi dengan semangat Undang-Undang Nomor: 12 tahun 2012 ini
diamanatkan bahwa pendidikan vokasi sampai pada pendidikan Doktor yang bersifat
terapan.

Secara eksplisit pasal 16 tersebut menyatakan bahwa Pendidikan vokasi


merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk
pekerjaan dengan keahlian tertentu sampai program sarjana terapan. Pendidikan vokasi
dapat dikembangkan oleh pemerintah sampai program magister terapan atau program
doktor terapan.

Pasal 21 Program diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan


bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan keterampilan
dan penalaran dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau teknologi. Program
diploma menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia
kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Program diploma terdiri atas program:
diploma satu, diploma dua, diploma tiga dan diploma empat atau sarjana terapan.
Program diploma wajib memiliki dosen yang berkualifikasi akademik minimum
lulusan program magister atau sederajat.
Pasal 22 Program magister terapan merupakan kelanjutan pendidikan vokasi
yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana terapan atau sederajat untuk mampu
mengembangkan dan mengamalkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi
melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Program magister terapan mengembangkan
Mahasiswa menjadi ahli yang memiliki kapasitas tinggi dalam penerapan Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi pada profesinya. Program magister terapan wajib
memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau sederajat.
Lulusan program magister terapan berhak menggunakan gelar magister terapan.

Pasal 23 Program doktor terapan merupakan kelanjutan bagi lulusan program


magister terapan atau sederajat untuk mampu menemukan, menciptakan, dan/atau
memberikan kontribusi bagi penerapan, pengembangan, serta pengamalan Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Program
doktor terapan mengembangkan dan memantapkan Mahasiswa untuk menjadi lebih
bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian sebagai ahli dan
menghasilkan serta mengembangkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi
melalui penelitian yang komprehensif dan akurat dalam memajukan peradaban dan
kesejahteraan manusia. Program doktor terapan wajib memiliki Dosen yang
berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau sederajat. Lulusan program
doktor terapan berhak menggunakan gelar doktor terapan.

Saat ini di Indonesia tenaga kerja asing sedang marak kabarnya, baik yang dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak. Banyak tenaga kerja asing yang tersebar di
perindustrian di Indonesia ini. Untuk sekarang kemudi di dunia perindustrian hamper
semuanya digerakkan oleh tenaga kerja asing ataupun dari mesin. Industri perlu
mengejarkan sesuatu yang belum bisa dikerjakan oleh tenaga kerja lokal.

Penguaatan Pendidikan vokasi bertujuan agar lulusan perguruan tinggi tidak


hanya terfokus pada jenis Pendidikan akademuk yang diarahkan untuk menjadi
ilmuwan (scientist) yang tempat kerjanya terbatas. Melainkan masyarakat diberikan
peluang sebesar-besarnya agar dapat mmemanfaatkan Pendidikan vokasi yang
dikerahkan untuk semua kalangan masyarakat yag sangat dibutuhkan oleh dunia
pekerjaan untuk saat ini.

Oleh karena itu lulusan Pendidikan vokasi lebih mementingkan kemapuan


praktisi daripadda teoritis, kemampuan dapat dibuktikan dengan adanya sertifikat oleh
setiap llusan Pendidikan vokassi. Sedangkan ijazah lebih condong kepada surat tamat
belajar dari program vokasi.

Bayangkan apabila Pendidikan vokasi ini berjalan dengan baik, dalam kurun
waktu 5-7 tahun kita bisa membawa indonesia berada di tingkat 10 negara dengan
pemilik Sumber Daya Manusia yang baik. Lulusan dari sekolah Pendidikan vokasi
memiliki keterampilan yang lebih dibandingkan dengan Pendidikan akademik lainnya.

Pendidikan di perguruan tinggi seharusnya lebih mengutamakan praktik


daripada teori. Akan lebih baik jika di perguruan tinggi selama 3 semester mempelajari
teori dan selebihnya lagi di fokuskan ke praktik dan terjun langsung ke industri.
Sekarang ini banyak dari lulusan Pendidikan akademik yang sudah sarjana tidak
memiliki pekerjaan karena kurangnya pengalaman akan dunia pekerjaan.

Bagi pemerintah daerah provinsi justru inpres ini dapat menjadi sarana efektif
untuk mempercepat kebijakan tentang alih kelola pendidikan menengah khususnya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Peran kepala dinas Pendidikan dan kepala dinas
lain sangat penting di sini. Di level provinsi yang menjadi derivasi dari 11 kementrian
lainnya yang dituntut secara proaktif melakukan segala hal dengan cepatt dan tepat.
Jangan sampai,proses implementasi terhenti di level daerah. Jika ini sampai terjadi
maka masalah yang sebenarnya bukan terletak pada aksinya, akan tetapi terletak pada
komunikasinya. Gagap koordinasi dan gagap kolaborasi antara satu departemen
dengan yang lainnya dan antara satu dinas dan dinas lainnya. Di level daerah.

Sebenarnya negara kita amat sangat mampu mengembangkan Pendidikan


vokasi. Kunci suksenya terletaak pada kolaborasi dan komunikasi antar pemerintah
dari setiap masing-masing daerah ke pemerintah yang berada di pusat. Di harpkan
untuk kedua pemerintah memiliki kolaboratif dan sinergi dlam mewujudkan
revitalisasi Pendidikan vokasi. Selain dapat mengadopsi mazhab Jerman dan Taiwan,
pemerintah Indonesia, dapat mengkombinasikan keunggulan Pendidikan dari kedua
negara tersebut.

Iinpres tentang revitalisaisi Pendidikan vokasi yang melibatkan sebelas


kementrian ini sebennarnya dijadiikan momentm unntuk melakukan fundamental
Pendidikan vokasi di setiap provinsi dan kota. Untuk mengintegritaskan pembagunnan
ekonomi dan Pendidikan vokasi dalam satuu nafas kebijakan nasonal. Pendidikan
vokasi merupakan tulang punggung pembangunan ekonomi dan pentinng bagi
keberlanjutan pembangunan nasional.

Menristekdikti, Bapak Muhammad Nasir menyampaikan dua cara revitalisasi


Pendidikan tinggi vokasional dan kommersialisasi hasil.pemerintah berharap banyak
pada PT Vokasi, sebagai salah satu upaya peningkatan tenaga kerja dengan
kemampuan yang tinggi sebagai upaya peningkatan daya saing bangsa. Dengan
revitalisasi Pendidikan vokasi ini juga maka industry akan mendapat pasokan tenaga
kerja yang kmpeten dan semua lulusn politeknik bisa bekerja sesuai kompetensinya.

Akan lebih baik jika perguruan tinggi bisa bekerja sama langsung dengan industri.
Kurikulum di perguruann tinggi bisa disesuaikan dengan kebutuhhann yang ada di
industri atau di dunia pekerjaan. Saat ini total ada 1.365 lembaga pendidikan vokasional
terdiri dari 1.103 akademi kejuruan dan 262 politeknik. Dari 1.103 akademi kejuruan
baru enam yang siap sarana serta prasarana dan 1.088 lainnya masih perlu penambahan.
Jadi pemerintahan harus menitik beratkan perhatian mereka ke Pendidikan vokai
sebagai upaya daya saing bangsa.

Anda mungkin juga menyukai