Laporan Pendahuluan Oksigenasi
Laporan Pendahuluan Oksigenasi
STASE KDP
Disusun Oleh :
Usep Supriadi
Nim. 19149012022
Oksigen merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan sel dan jaringan tubuh karena
oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara terus-menerus. Oksigen diperoleh dari
atmosfer melalui proses bernapas. Pada atmosfer, gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida
(CO), Nitrogen (N), dan unsur-unsur lain seperti argon dan helium. Pemenuhuan kebutuhan
oksigen tubuh sangat ditentukan oleh adekuatnya sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, dan
hematologi. Proses oksigenasi dimulai dari pengambilan oksigen diatmosfer, kemudian oksigen
masuk melalui organ pernapasan bagian atas seperti hidung atau mulut, faring, laring, dan
selanjutnya masuk ke organ pernapasan bagian bawah seperti trakea, bronkus utama,
bronkussekunder, bronkus tersier (segmental), terminal bronkiolus, dan selanjutnya masuk ke
alveoli. Selain itu untuk jalan masuknya udara ke organ pernapasan bagian bawah, organ
pernapasan bagian atas juga berfungsi untuk pertukaran gas, proteksi terhadap benda asing yang
akan masuk ke pernapasan bagian atas juga berfungsi untuk pertukataran gas, proteksi terhaadap
benda asing yang akan masuk ke pernapasan bagian bawah, menghangatkan, filtrasi, dan
melembabkan gas. Sementara itu, fungsi organ pernapasan bagian bawah, selain sebagai tempat
untuk masuknya osigen, berperan juga dalam proses difusi gas (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Salah satu masalah dalam gangguan kebutuhan oksigenasi adalah hipoksia dan obstruksi
saluran nafas. Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen
dalam tubuh akibat defesiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel,
sehingga dapat memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis). Secara umum, terjadinya
hipoksia ini disebabkan oleh menurunnya kadar hemoglobin. Menurunnya difusi O2 dari alveoli
ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan,atau gangguan ventilasi yang dapat menurunnya
konsentrasi oksigen. Sedangkan Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada individu
dengan pernapasan yang mengalami ancaman,terkait dengan ketidakmampuan bentuk secara
efektif. Hal ini dapat di sebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit
infeksi,immobilisasi, stasis sekresi, serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti
cerebrovaskular accident (cva), akibat efek pengobatan sedatif, dan lain-lain (Hidayat, 2012).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Stuktur Sistem Pernafasan
1. Sistem pernafasan Atas
Sistem pernafasaan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan laring.
a. Hidung
Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan
penghangatan Faring.
b. Faring
merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas
nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan
dan menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama udara.
c. Laring
Laring merupakan struktur yang merupai tulang rawan yang bisa disebut jakun. Selain
berperan sebagai penghasil suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan
melindungi jalan nafas bawah dari air dan makanan yang masuk.
2. Sistem pernafasan Bawah
Sistem pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan bronkus,
bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan pleura.
a. Trakea
Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago yang
menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri.
b. Paru
Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri atas
beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu bronkus.
Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas serangkain jalan nafas yang bercabang-cabang,
yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru
dilapisi oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi toralk
dan permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas
guna mencegah gerakan friksi selama bernafas.
G. MANIFESTASI KLINIK
1. suara napas tidak normal.
2. perubahan jumlah pernapasan.
3. batuk disertai dahak.
4. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
5. Dispnea.
6. Penurunan haluaran urin.
7. Penurunan ekspansi paru.
8. Takhipnea
H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
a. Masalah keperawatan yang pernah dialami
1) Pernah mengalami perubahan pola pernapasan.
2) Pernah mengalami batuk dengan sputum.
3) Pernah mengalami nyeri dada.
4) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atas.
b. Riwayat penyakit pernapasan
1) apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ?
2) bagaimana frekuensi setiap kejadian?
c. Riwayat kardiovaskuler
pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll) atau
peredaran darah.
d. Gaya hidup
merokok , keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
1) konjungtiva pucat (karena anemia)
2) konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2) Penurunan turgor (dehidrasi)
3) Edema.
4) Edema periorbital.
c. Jari dan kuku
1) Sianosis
2) Clubbing finger.
3) Mulut dan bibir
4) membrane mukosa sianosis
5) bernapas dengan mengerutkan mulut.
d. Hidung
1) pernapasan dengan cuping hidung.
2) Vena leher
adanya distensi / bendungan.
3) Dada
retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea,
obstruksi jalan pernapasan)
4) pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
5) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernapasan)
6) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
7) Suara napas tidak normal (creklers/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural
friction)
8) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
9) Pola pernapasan
pernapasan normal(eupnea)
pernapasan cepat (tacypnea)
pernapasan lambat (bradypnea)
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
2. Analisa gas darah
3. Kultur sputum
4. Laboratorium darah lengkap
5. EKG
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi
sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi dan iritan
jalan napas.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi perfusi
4. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap
informasi yang salah,kurangnya keinginan untuk mencari informasi,tidak mengetahui
sumber-sumber informasi.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan
oksigen.
K. RENCANA KEPERAWATAN
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta, EGC.
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Smeltzer C Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Brunner and Suddarth’s, Ed
8 Vol 1. Jakarta: EGC.