Tentang Isim Dan Pembagiannya
Tentang Isim Dan Pembagiannya
KELOMPOK 3
AL-HAFIZ FAUZAN
AMELIANTA SEMBIRING
BELLA PUTRI NAMIRA
EGA ANANDA
NOVA ARMAYA
SEMESTER : I A Perbankan Syariah
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Isim................................................................................................2
B. Ciri-Ciri Isim....................................................................................................2
C. Pembagian Isim................................................................................................4
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan
Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka
mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran)
dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang Arab )” ? Dalam pembelajaran
Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada
makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang bermakna namun
tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah kata
penghubung.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah
ini adalah “Isim dan Pembagiannya”. Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya
dibatasi pada :
1. Apakah pengertian dari Isim?
2. Apakah ciri-ciri dari Isim?
3. Apa saja pembagian dari Isim?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Isim.
2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim.
3. Mengetahui pembagian dari Isim.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim
مكلَبممةة مدلل ن.
ت معلَمىً ممنعننىً مو لمنم يمنقتمبرنن ببمزممنن
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu.”
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda
atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda
hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada
yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak
(tidak dijangkau diindera).1
B. Ciri-Ciri Isim
Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
1.Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran
kasroh, maka bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
ت بباًلب مر بنباً موبباً ب ن
ًلنسلمبم بدنيننا ضني ت
مر ب
) ل سل سdi atas termasuk isim, dikarenakan
Kata yang di garis bawah ( للللdan سلللللم
akhiran katanya berupa harokat kasroh.
Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.
Contoh :
طيبيبمةن
ب ات ممثملن مكلَبممةن م
ضمر م
م
Kata bergarisbawah ( )لمثللة لكلللمةة طليليبلةةdi atas merupakan isim, terlihat dari adanya
tanwin pada akhirannya.
Terdapat لpada awal kata
Contoh :
ك القتددنو ت
س اللسلمتم المملَب ت
2. Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena
1 1
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i
pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017
2
bergandengan dengan ل.
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ل, maka isim tersebut
tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh
kemasukan tanda لdan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai
salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu لsaja atau tanwin saja.2
Terletak setelah huruf jer
لمسن – إلللىَ – لعسن – لعللىَ – لفيِ – رر ب.. )
Diantara huruf-huruf jer adalah : (ب – لبل – لكاَ – للل
لمسن : Dari
لعسن : Dari
لبل : Dengan
َإلللى : Ke
للل : Milik, Kepunyaan
َلكا : Seperti
َلعللى : Di atas
ب
رر ب: Betapa banyak,acapkali
ِ لفي: Di dalam
Contoh :
ت ال
ت لمسن بريرسو ل
لفيِ بلسي ت
Dari contoh di atas, kata ت
بلسي تdan ت
بريرسو ل, termasuk isim karena terletak setelah
huruf jer.
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua
kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :
لكلتاَ ر
ب رملحبمتد : Kitabnya Muhammad
سلللم
لدسيرن الل س : Agama Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai
2
K. H Mochammad Anwar. Ilmu Nahwu dan Terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan
Imrithy ( Sinar Baru Algensindo : Bandung ) Hal. 72
3
mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena
idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
C. Pembagian Isim
Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan
jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
a. Isim Berdasarkan Jenisnya
Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar
(laki-laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada
yang faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada
yang hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis
kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah
dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk
membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.3
Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh ()ة
Contoh : اللمسدلر ل، البناَفللذةر
سة ر
3
Ibid hal. 73
4
b. Isim Berdasarkan Jumlah Benda
Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod,
isim mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya
satu satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai
dengan dhommah, fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah
bendanya dua satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah
akhirannya …النلatau … سيلنلuntuk mudzakkar dan لتاَلنatau تلسيلنuntuk muannats. Isim
jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak ini
4
Ryper.”PengenalanisimdanTanda-
tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2- pengenalan-isim-dan-tanda.html.
diakses pada27oktober2017
5
a. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( للل، لتل، ) ةلل
Contoh : لكلتاَ ل، ٌرهلدى
ب
b. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :
Isim yang diawali dengan Al ()ل
اللكلتاَ ر، ٌالرهلدى
Contoh : ب
Isim dhomir (kata ganti)
Isim isyaroh (kata tunjuk)
Isim maushul (kata sambung)
Isim alam (nama)
Isim munada (yang dipanggil)
Isim idhofat (yang disandarkan)
Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.
1. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak
dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim
dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz
muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : لل+ للركسم = ركسمdan isim dhomir
السن ل
bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : رهلو، ت
2. Isim isyaroh ( شاَلرلة
سرم الل ل
) ال س
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menunjuk isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh
(ba’id) yaitu ha tanbih ( ) لهلdi awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di
akhir untuk isim ba’id ( لك، َ ركلماatau ) ركسم. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan
6
dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan
letaknya saja.
Seperti : رهلناَلللك، رهلناَلك، َرهلنا
سرم اسللمسو ر
3. Isim Maushul ( صسولل ) ال س
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan
jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat
mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang
tidak. 5Yaitu َ( لماapa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (س رم
ال س
صسولل لللغسيلر السللعاَقللل
) اللمسو رdan ( لمسنsiapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang
berakal ( صسولل للسللعاَقللل
سرم اللمسو ر
) ال س.
4. Isim Alam ( سرم اسللعلللم
) ال س
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa
membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim
tertentu. Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama
manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
Isim khos (nama asli)
Contoh : رعلمرر، شةر
لعاَئل ل
Kunyah ( ) ركسنيلةل: julukan
بلسن ل
ال ل، اردم، السبلنdan ت
Adalah nama yang diawali dengan kata : ب
5
Nurhasanah. “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu Nahwu.
(Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger).hal 145
7
5. Isim Munada ( ٌسرم اسلرملناَلدى
) ال س
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf
nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan,
sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian
ini hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an
atau bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan
dan isim munada khusus lafdzul jalalah.6
Isim munada mufrod
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi
tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa
(salah satu tandanya dhommah).
Contoh : سللرم
لياَ رم س
Isim munada mudhofan
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata
yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).
Contoh : سسولل ال
لياَ لر ر
Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a
seperti : َ لياَ لرببلناmenjadi َلرببلنا
)ل ر
Isim munada khusus lafdzul jalalah (ا
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat لياَ لارdan huruf nida bisa diganti dengan
huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : لالللرهبم
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ” لataupun
isim maushul, maka setelah َ يللاtidak dapat langsung tersambung dengan isim
tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz َ( اليللهاuntuk isim mudzakkar) dan َاليبترلها
6
Ibid hal. 146
8
(untuk isim muannats).
لياَاليبترلهاَ النبسف ر
Contoh : لياَ الليلهاَ البلذسيلن، س
6. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ضاَفللة
سرم سالل ل
) ال س
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak
juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ف
ضللاَ ل
) رم ل
sedangkan isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (ف إلللسيله
ضاَ ل
) رم ل, yang merupakan
isim ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof
ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu
dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap
majrur (salah satu tandanya kasroh).7
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
Tidak boleh ada ” “ ل
Tidak boleh tanwin
Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di
akhirnya dibuang.
Contoh :
سسولل
لر ر+ = ار سسورل ال
لر ر
لوالللدسيلن+ = لله لوالللدسيله
بلنلسيلن+ سلرائلسيلل
= ال س سلرائلسيلل
بلنلسيِ ال س
d. Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim
shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari
isim mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak
muannats salim.
Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ٌى
سatau ي
) س. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur ( سرم
الل س
) اللمسق رseperti : ٌ رهلدى، َسى
صسورر رمسو ل, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus (
7
Ibdi hal.147
9
سرم اللمسنقرسو ر
ص اللقاَ ل، ي
) الل سseperti : ِضسي اللهاَلد س
Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :
رذ، ف
ر، لحلم، اللخ، ب
ال ل.
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’
seperti : رذسو لماَتل، فرسولك، لحرمسولك، الرخسولك، البرسولك
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : لذا لماَتل، لفاَلك، لحلماَلك، اللخاَلك، اللباَلك
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : لذسيلماَتل، فلسيلك، لحلمسيلك، اللخسيلك، البلسيلك
Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).
Ada beberapa isim yang tidak ber ” ” لdan bukan sebagai mudhof, akan
tetapi tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru
munshorif. Yang termasuk isim ghoiru munshorif adalah :
Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ، لفاَلطلمةر
رعلمرر، رعسثلماَرنdll.
Shighot muntahal jumuk ( ) صغة منتهىَ الجموع, bentuk jamak yang sama dengan
لملفاَلعرلdan لملفاَلعسيرل, seperti : ساَلجرد
لم ل
Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ) الف التأنيث الممدودةseperti : ، ئ
سسولدا ر
ل، صسحلرارء
ل
لحسملرارء.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah
waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain
dan dhommahtain), terdapat لpada awal kata, terletak setelah huruf jer dan
idhofah atau penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan
jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan
Isim Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum)
terbagi dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir
dan sakal (tanda) terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul
khomsah dan isim ghoiru munshorif.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i
pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017
Ryper.“PengenalanIsimdanTanda-
Tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-
pengenalan-isim-dan-tanda. html. diakses pada 27 Oktober 2017
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.
K. H Muchammad Anwar. Al Kailani dan nazham Al Maqsud. Ilmu Shorof
terjemahan Matan.. Bandung Sinar Baru Algensindo
12