Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP EFEKTIVITAS

PENGENDALIAN ANGGARAN DI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN


KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

Dewi Kurniasari¹, Dedeh Kurniasari², M. Sandi Marta³


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email:
¹dewiq.sari74@yahoo.com, ²umudaibah@yahoo.com, ³sandymartha200732@gmail.com

Abstract
Research in budget control field has magnetized the interest of many researchers as a tool of development for many
countries. This study examined the impact of Performance Based Budgeting on effectiveness of control budget. To
achieve the above objective a survey of over 33 employee of DPKAD. Data was analyzed through descriptive and
inferential statistical analysis. The results demonstrate that Performance Based Budgeting has positive impact on
effectiveness of control budget.
Key words: Performance Based Budgeting and effectiveness of control budget

PENDAHULUAN anggarannya. Dengan diterapkannya


anggaran berbasis kinerja tersebut diharapkan
Reformasi Keuangan Negara ditandai
anggaran yang telah disusun dapat
dengan adanya penerapan Anggaran Berbasis
diwujudkan dengan baik sesuai dengan
Kinerja (ABK). Namun, pada
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
implementasinya masih menimbulkan
Pentingnya dilakukannya penelitian ini
beberapa permasalahan. Salah satunya terkait
adalah melihat dari fenomena yang terjadi di
pengendalian anggaran yang belum efektif.
lingkungan Dinas Pendapatan dan
Hal ini memberikan implikasi yang cukup
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
luas terhadap penyelenggara keuangan
Kabupaten Bandung Barat dimana kinerja
pemerintah baik dipusat maupun didaerah.
pemerintah yang saat ini banyak disoroti oleh
Hal tersebut berdampak pada realisasi
masyarakat, Berdasarkan data LRA DPPKAD
anggaran daerah yang belum tersalur secara
tahun 2014, dan 2015 secara keseluruhan
maksimal.
belum menunjukkan indikasi adanya
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
peningkatan realisasi anggaran dalam
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
pelaksanaannya seperti yang diuraikan pada
Bandung Barat telah menerapkan anggaran
tabel dibawah ini:
berbasis kinerja pada penyusunan

Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 71


Tabel 1
Data Realisasi atau Penyerapan Anggaran
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2014
Anggaran Realisasi
Unit KET
(RP) Rp. %
Belanja Pegawai 1.019.329.361.239 966.921.786.048 94,86 Tidak
tercapai
Belanja Barang 388.399.455.585 344.738.840.393.41 88,76 Tidak
tercapai
Belanja Modal 410.621.824.689 331.152.301.131 80,65 Tidak
tercapai
Jumlah 1.818.350.641.513 1.642.812.927.572.41 86,21
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran DPPKAD Kab.Bandung Barat 2014

Tabel 2
Data Realisasi atau Penyerapan Anggaran
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2015
Anggaran Realisasi
Unit KET
(RP) Rp. %
Belanja Pegawai 1.136.870.715.323 714.799.223.358 62,87 Tidak
tercapai
Belanja Barang 487.034.412.764 355.865.464.973 73,07 Tidak
tercapai
Belanja Modal 393.198.404.159 174.214.774.595 44,31 Tidak
tercapai
Jumlah 2.017.103.532.246 1.244.879.462.926 56,88
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran DPPKAD Kab.Bandung Barat 2015.

Berdasarkan tabel data Laporan Realisasi untuk DPPKAD di setiap tahun nya
Anggaran DPPKAD Kabupaten Bandung mengalami kenaikan tetapi dalam
Barat diatas, Fenomena yang terjadi adalah penyerapannya belum optimal. Pada
berkaitan dengan penggunaan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp.
anggaran yang tidak terealisasikan dengan 1.818.350.641.513.00 dengan realisasi anggaran
optimal sesuai dengan rencana alokasi Rp. 1.642.812.927.572.41 dengan presentase
anggaran yang telah direncanakan 86.21%. Berbeda dengan tahun 2015 dimana
sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari selisih anggaran unit telah dinaikan sebesar Rp.
antara anggaran dengan realiasi anggaran 2.017.103.532.246.00 tetapi dalam realisasi
belanja yang tahun 2014 dan tahun 2015. anggarannya mengalami penurunan yaitu
Anggaran yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp. 1.244.879.462.926.00 dengan

72 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


presentase 56.88%. Tanpa menjelaskan dan mencapai suatu hasil (outcome). Kemudian
menyebutkan permasalahan dan hambatan melakukan penerpan anggaran berbasis
apa yang terjadi yang menyebabkan kinerja tersebut, instansi dituntut untuk
ketidakrealisasikannya anggaran tersebut. membuat standar kinerja pada setiap
Sehingga dalam hal ini Efektifitas anggaran kegiatan sehingga jelas tindakan apa
Pengendalian Anggaran dalam pencapaian yang akan dilakukan, berapa biaya yang
targetnya kurang baik dan harus adanya dibutuhkan, dan berupa hasil yang diperoleh
perbaikan akuntabilitas dan transparansi (fokus pada hasil).
dalam menjelaskan proses dari hasil yang Artikel ini merupakan hasil penelitian
telah dicapai. yang mendiskusikan beberapa persoalan
Berdasarkan perhitungan dan analisis antara lain: pertama, tentang pengaruh
kerja Dinas Pendapatan dan Pengelolaan dimensi efektif dalam anggaran berbasis
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten terhadap efektifitas pengendalian anggaran;
Bandung Barat yang dilakukan dengan cara kedua, pengaruh dimensi efisiensi dalam
membandingkan rencana kinerja dengan anggaran berbasis kinerja terhadap efektifitas
tingkat realisasi, ternyata tingkat pencapaian pengendalian anggaran; ketiga, pengaruh
atas kegiatan dan sasaran menunjukkan dimensi ekonomis dalam anggaran berbasis
capaian kinerja pada tahun 2014 86.21 % dan terhadap efektifitas pengendalian anggaran;
pada tahun 2015 adalah 56.88%. Dalam hal ini dan keempat, pengaruh dimensi efektif, efisien,
terlihat jelas bahwa terjadi penurunan pada dan ekonomis dalam anggaran berbasis
realisasi anggaran tahun 2014 dan 2015. kinerja secara simultan terhadap efektifitas
Selanjutnya, Sesuai dengan ketentuan pengendalian anggaran di dinas pendapatan
penerapan anggaran berbasis kinerja yang dan pengelolaan keuangan dan aset daerah
dinyatakan dalam Peraturan Menteri Dalam kabupaten Bandung Barat.
Negeri (Permendagri) No 13 Tahun 2006 dan
diubah lagi menjadi Permendagri No.59 KAJIAN PUSTAKA
Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja
keuangan daerah. Dalam peraturan ini Anggaran merupakan suatu rencana
disebutkan tentang penyusunan Rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk
Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat angka dan dinyatakan dalam unit moneter
Daerah (RKA-SKPD). Adanya RKA-SKPD ini yang meliputi seluruh kegiatan Perusahaan
berarti telah terpenuhinya kebutuhan tentang untuk jangka waktu (periode tertentu dimasa
anggaran berbasis kinerja dan efektifitas yang akan datang). Anggaran merupakan
pengendalian anggaran, dimana anggaran kegiatan yang direpresentasikan dalam
berbasis kinerja menuntut adanya output bentuk rencana perolehan pendapatan dan
optimal atau pengeluaran yang dialokasikan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk
sehingga setiap pengeluaran harus yang balik sederhana, anggaran merupakan
berorientasi atau bersifat ekonomi, efisien dan suatu dokumen yang menggambarkan
efektif di dalam pelaksanaannya dan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang

Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 73


meliputi informasi mengenai pendapatan, indikator kinerja organisasi. Anggaran
belanja dan aktivitas (Halim, 2014).Anggaran berbasis kinerja sebagai metode
merupakan rencana keuangan periodik yang penganggaran bagi manajemen untuk
disusun berdasarkan program-program yang mengaitkan setiap pendanaan yang
telah disahkan dalam suatu instansi. Dalam dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan
perkembangannya, mekanisme birokrasi keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk
menjadi mekanisme yang sangat penting efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran
karena besarannya semakin meningkat. tersebut. Keluaran dan hasil tersebut
Perkembangan sistem penganggaran terjadi dituangkan dalam target kinerja pada setiap
selaras dengan upaya pengalokasian sumber unit kerja (Halim, 2007).
daya yang semakin lama semakin membaik Adapun indikator terkait ekonomis,
dalam mengakomodasi berbagai efisiensi, dan efektifitas adalah sebagai berikut
penganggaran publik (Bastian, 2010). (Bastian, 2010):
Menurut Robinson dan Brumby (2005) 1) Ekonomis
mendefinikan performance budgeting sebagai Indikator ekonomis merupakan indikator
prosedur dan mekanisme yang dimaksudkan tentang penggunaan input. Pada dasarnya
untuk memperkuat kaitan antara dana yang ekonomi lebih kepada input, efisiensi
disediakan untuk entitas sektor publik dengan tentang input dan output, serta efektifitas
outcome dan/atau output entitas tersebut yang berhubungan dengan output.
melalui penggunaan informasi kinerja formal 2) Efisiensi
dalam pengambilan keputusan alokasi Efisiensi merupakan hal terpenting, yaitu
sumberdaya. Pengertian yang tidak jauh dengan rumusan: Suatu organisasi
berbeda diberikan oleh Shah dan Shen (2007), dianggap semakin efisien apabila rasio
yaitu suatu sistem penganggaran yang efisien cenderung diatas satu. Apabila hasil
menyajikan tujuan dan sasaran untuk apa rasio lebih besar dari satu dibandingkan
dana dibutuhkan, biaya dari program yang hasil rasio program yang sama, program
diusulkan dan kegiatan yang terkait untuk tersebut bisa disebut lebih efisien. Karena
mencapai tujuan tersebut, serta output yang itu efisien dapat dikembangkan dengan
dihasilkan atau jasa yang diberikan pada empat cara yakni pertama, dengan
setiap program. menaikkan output untuk input yang sama;
Menurut Bastian (2010) pengertian kedua, dengan menaikkan output lebih
anggaran berbasis adalah sistem besar dibandingkan proporsi peningkatan
penganggaran yang berorientasi pada output input; ketiga, dengan menurunkan input
organisasi dan berkaitan sangat erat dengan untuk output yang sama; dan keempat,
visi, misi, serta rencana strategis organisasi. dengan menurunkan input lebih besar
Performance budgeting mengalokasikan dibandingkan proporsi gambaran output.
sumber daya ke program, bukan ke unit Input, sebagai penyebut, lebih sering
organisasi semata dan memakai pengukuran dipertimbangkan sebagai faktor pengubah
output (output measurement) sebagai kebijakan orgnisasi sektor publik.

74 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


3) Efektivitas prestasi yang diharapkan (standar), maka
Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau makin efektif menilai mereka (Gibson,et al,
kegagalan dalam pencapaian tujuan. 1995).
Ukuran efektivitas merupakan refleksi Beberapa pandangan Gibson (1995)
output. Tujuan-tujuan organisasi harus tentang efektivitas pertama, Efektivitas
spesifik, detail, dan terukur. Dalam rangka individu yang menekankan pada: (1) hasil
mencapai tujuan itu, organisasi sektor karya pegawai atau anggota tertentu dari
publik sering kali tidak memperhatikan organisasi, dan (2) prestasi kerja individu
biaya yang dikeluarkan. Hal seperti itu bisa dinilai secara rutin lewat proses evaluasi hasil
terjadi, apabila efisiensi biaya bukan karya yang merupakan dasar bagi kenaikan
merupakan salah satu dari indikator hasil. gaji, promosi dan imbalan yang lain yang
tersedia dalam organisasi. Kedua, Efektivitas
Efektifitas Pengendalian Anggaran kelompok yang menekankan pada: (1) bekerja
Menurut Mardiasmo (2002) secara bersama-sama dalam kelompok, dan
mengungkapkan efektifitas adalah ukuran (2) hasil yang dicapai jumlah kontribusi dari
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai semua anggota. Ketiga, Efektivitas organisasi
tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai terdiri dari individu dari kelompok yang
tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan menekankan pada hasil karya yang lebih
telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting tinggi tingkatnya, dari pada jumlah hasil
yang perlu dicatat adalah bahwa efektifitas karya tiap-tiap bagiannya.
tidak menyatakan tentang besar biaya yang Menurut Jones dan Pendlebury (2000)
telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan menjelaskan pengendalian anggaran
tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang berhubungan dengan upaya yang dilakukan
telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih agar pengeluaran actual sejalan dengan
besar atau bahkan tiga kali lebih besar jumlah yang dianggarkan dan bahwa tujuan
daripada yang telah dianggarkan. Efektifitas dan tingkat aktivitas yang dicantumkan
hanya melihat apakah suatu program atau dalam anggaran tercapai. Menurut Akhmad
kegiatan telah mencapai tujuan yang telah Syakhroza (2004) mengatakan pencapaian
ditetapkan.Efektifitas merupakan hasil target anggaran memainkan peranan penting
prestasi yang dicapai suatu organisasi karena anggaran menggambarkan standar
(Maman Ukas, 2004). Efektifitas sebagai suatu efektifitas dan efisiensi. Anggaran
yang ada efeknya (keadaan berpengaruh), menggambarkan standar efektifitas karena
dapat membawa hasil, berhasil guna memuat suatu set pengeluaran yang
(tindakan) serta dapat berarti mulai berlaku diinginkan dan standar efisiensi karena
tentang undang-undang peraturan (Alwi, anggaran memerinci masukan yang
Hasan,2007). Pengertian efektifitas yaitu diperlukan untuk menghasilkan pengeluaran
penilaian yang dibuat sehubungan dengan yang diinginkan. Dengan demikian, efektifitas
prestasi individu, kelompok, dan organisasi. pengendalian dalam penganggaran adalah
Makin dekat prestasi mereka terhadap

Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 75


dicapainya realisasi pengeluaran anggaran telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih
yang sesuai dengan rencana. besar atau bahkan tiga kali lebih besar
Sistem anggaran yang dapat diandalkan daripada yang telah dianggarkan. Efektifitas
dan efektif menurut Umar (2003) mempunyai hanya melihat apakah suatu program atau
karakteristik tertentu yaitu: kegiatan telah mencapai tujuan yang telah
1. Akurat. Informasi tentang hasil prestasi ditetapkan.
kerja harus akurat. Mengevaluasi Menurut Mahmudi (2015) efektifitas
ketepatan yang diterima merupakan salah terkait dengan hubungan antara hasil yang
satu pengendalian paling penting. diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya
2. Tepat waktu. Informasi hendaknya segera dicapai. Efektifitas merupakan hubungan
dimanfaatkan untuk mengambil tindakan antara output dengan tujuan. Semakin besar
yang tepat terhadap suatu masalah agar kontribusi output terhadap pencapaian
dihasilkan perbaikan. tujuan, maka semakin efektif organisasi,
3. Objektif dan komprehensif. Informasi yang program, atau kegiatan. Jika ekonomi
digunakan untuk pengawasan harus dapat berfokus pada input dan efisien pada output
dipahami dan dianggap objektif. Sistem atau proses, maka efektifitas berfokus pada
informasi yang sulit dipahami akan outcome (hasil). Suatu organisasi , program,
mengakibatkan kesalahan yang atau kegiatan dinilai efektif apabila output
sebenarnya tidak perlu terjadi. yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang
4. Dipusatkan pada titik pengendalian diharapkan, atau dikatakan spending wisely.
strategis. Pengendalian hendaknya Pengendalian menurut Mardiasmo
dipusatkan pada area dimana (2002) yaitu : “mekanisme yang dilakukan
kemungkinan terjadinya penyimpangan oleh eksekutif (pemerintah daerah) untuk
relatif banyak, juga pada area dimana menjamin dilaksanakannya sistem dan
tindakan koreksi dilaksanakan tepat waktu kebijakan manajemen sehingga tujuan
serta tempatnya sehingga efektif. organisasi dapat tercapai”. Pengendalian
sebagai suatu proses pengamatan dari pada
Anggaran Berbasis Kinerja dan Efektifitas pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
Pengendalian Anggaran untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
Mardiasmo (2002) mengemukakan sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
efektifitas pengendalian adalah ukuran rencana yang telah ditetapkan.
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai Selanjutnya untuk meningkatkan
tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai efektifitas pengendalian anggaran maka
tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan sangat diperlu diperhatikan sistem anggaran
telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang dijalankan suatu instansi dan organisasi.
yang perlu dicatat adalah bahwa efektifitas Anggaran berbasis kinerja merupakan salah
tidak menyatakan tentang besar biaya yang system untuk mengefektifkan, efesienkan
telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan serta mengekonomiskan suatu anggaran.
tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang Performance-based budgeting bertujuan

76 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas merupakan bagian integral dalam berkas
pengeluaran publik dengan mengaitkan anggarannya. Dengan kata lain, performance
pendanaan organisasi sektor publik dengan budgeting adalah teknik penyusunan
hasil yang dicapai dengan penggunaan anggaran berdasarkan pertimbangan beban
informasi kinerja secara sistematik. Teori kerja (work load) dan biaya unit (unit cost)
anggaran berbasis kinerja (performance based dari setiap kegiatan yang terstruktur.
budgeting), yang dikemukakan oleh Bastian Pengukuran output (output
(2010) yang menyatakan bahwa “Anggaran measerement) yang dikaitkan dengan biaya
berbasis kinerja adalah sistem penganggaran adalah mengukura tingkat efisiensi dan
yang berorientasi pada output organisasi dan efektivitas. Hal ini sekaligus merupakan alat
berkaitan sangat erat dengan visi, misi serta untuk dapat menjalankan prinsip
rencana strategis organisasi. Dimana akuntabilitas, karena yang diterima oleh
performance budgeting mengalokasikan masyarakat pada akhirnya adalah output dari
sumber daya ke program, bukan ke unit suatau proses kegiatan organisasi.
organisasi semata dan memakai pengukuran Kerangka pemikiran yang digunakan
output(output measurement) sebagai untuk merumuskan hipotesis dalam
indikator kinerja organisasi. Lebih jauh, penelitian ini adalah sebagai berikut:
pengkaitan biaya dengan output organisasi

Gambar 1
Skema Kerangka Pemikiran

Sumber: Diolah oleh Peneliti Tahun 2016

Atas dasar kerangka berpikir yang telah Hipotesis H1: Dimensi efektif dalam anggaran
dijelaskan sebelumnya, maka dirumuskan berbasis kinerja berpengaruh
hipotesis asosiatif penelitian, yakni : positif terhadap efektifitas
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 77
pengendalian anggaran di menjelaskan hubungan atau pengaruh kausal
DPPKAD Kabupaten Bandung antara variabel-variabel melalui pengujian
Barat. hipotesis maka dinamakan penelitian
Hipotesis H2: Dimensi efisien dalam anggaran penjelasan (Eksplanatory Research).” Dengan
berbasis kinerja berpengaruh penelitian ini akan dapat dibangun suatau
positif terhadap efektifitas teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
pengendalian anggaran di meramalkan, dan mengontrol suatu gejala
DPPKAD Kabupaten Bandung (Sugiyono, 2013).
Barat.
Hipotesis H3: Dimensi ekonomis dalam Populasi dan Sampel
anggaran berbasis kinerja Populasi dalam penelitian ini adalah
berpengaruh positif terhadap seluruh pegawai di Dinas Pendapatan dan
efektifitas pengendalian Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
anggaran di DPPKAD Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 33
Kabupaten Bandung Barat. orang. Penentuan jumlah sampel yang
Hipotesis H4: Dimensi efektif, efisien, dan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini,
ekonomis dalam anggaran berdasarkan pada ketentuan yang
berbasis kinerja secara simultan dikemukakan oleh Arikunto (1993) Apabila
berpengaruh positif terhadap populasi kurang dari 100 orang, lebih baik
efektifitas pengendalian diambil semua populasi untuk dijadikan
anggaran di DPPKAD sampel sehingga penelitiannya merupakan
Kabupaten Bandung Barat. penelitian populasi. Selajutnya jika
populasinya besar di atas 100 orang maka
METODOLOGI diambil 10-15% atau 15-20% atau lebih dari
Metode itu. Teknik pengambilan sample dalam
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampling jenu.
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, Menurut Sugiyono (2013) Sampling jenuh
menurut Arikunto (2006) pendekatan adalah teknik penentuan sampel bila semua
kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang anggota populasi digunakan sebagai sample.
banyak dituntut menguakan angka, mulai Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.”
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut, serta penampilan hasilnya. Jenis Pengukuran Variable
penelitian yang digunakan dalam penelitian Pengujian instrument penelitian dalam
ini yaitu metode eksplanasi dimana penelitian variable menggunakan beberapa uji di antara
ini menjelaskan kedudukan variabel-variabel uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian
yang diteliti serta hubungan antara satu validitas memiliki standar cut off point harus
variabel dengan variabel yang lain. lebih dari 0.30 (Hair et al: 1989), Sedangkan
Singarimbun dan Efendi (2003) metode pengujian reliabilitas memiliki standar cut off
eksplanasi yaitu: “Apabila peneliti

78 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


point harus lebih dari 0.60 (Nunnally dalam Efektifitas Pengendalian Anggaran
Ghozali, 2005). Pengukuran efektifitas pengendalian
anggaran dalam penelitian ini menggunakan
Anggaran berbasis kinerja 6 indikator yang dikembangkan oleh
Anggaran berbasis kinerja memiliki Mardiasmo (2009: 3) yang menyatakan bahwa
dimensi yang akan di uji pengaruhnya efektifitas pengendalian anggaran memiliki
dimensi tersebut terhadap efektifitas dua dimensi dan masing dimensi di ukur
pengendalian dimensi tersebut diantaranya dengan 3 indikator.
ekonomis, efisiensi, dan efektifitas adalah
sebagai berikut (Bastian, 2010:61): dimensi HASIL DAN PEMBAHASAN
ekonomis akan diukur dengan 6 indikator, Hasil Pengujian Validitas
dimensi efisiensi diukur dengan 6 indikator, Hasil perhitungan validitas untuk
sedangkan dimensi efektivitas diukur dengan keseluruhan butir pertanyaan pada variable
5 indikator, indikiator-indikator tersebut anggaran berbasis kinerja dan efektifitas
dikembangkan dari Bastian (2010:61). pengendalian anggaran dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Tabel 3
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Item r Hitung r Tabel Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5)


Efektif (X1) 1 0,723 0,3 Valid
2 0,778 0,3 Valid
3 0,443 0,3 Valid
4 0,682 0,3 Valid
5 0,536 0,3 Valid
6 0,535 0,3 Valid
Efisien (X2) 7 0,713 0,3 Valid
8 0,701 0,3 Valid
9 0,512 0,3 Valid
10 0,680 0,3 Valid
11 0,527 0,3 Valid
12 0,641 0,3 Valid
Ekonomis (X3) 13 0,593 0,3 Valid
14 0,604 0,3 Valid
15 0,702 0,3 Valid
16 0,750 0,3 Valid
17 0,688 0,3 Valid
Efektivitas Pengendalian 18 0,370 0,3 Valid
Anggaran 19 0,387 0,3 Valid
(Y) 20 0,363 0,3 Valid
21 0,840 0,3 Valid
22 0,877 0,3 Valid
23 0,841 0,3 Valid
Sumber: Hasil Perhitungan Validitas 2016
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 79
Berdasarkan hasil analisis didapat nilai consistency) dengan menggunakan nilai
korelasi item-item yang nilainya lebih dari 0,3 cronbach alpha. Konsistensi internal suatu alat
sehingga dapat disimpulkan bahwa butir ukur menunjukkan homogenitas item-item
instrumen penelitian Anggaran Berbasis pertanyaan dalam mengukur suatu konsep.
Kinerja dan Efektifitas Pengendalian Dalam mengukur suatu konsep yang sama,
Anggaran tersebut valid. maka item-item penelitian tersebut harus
berkorelasi secara positif antara satu dengan
Hasil Uji Reliabilitas lainnya. Nilai rule of thumb yang dapat
Uji reliabilitas dilakukan untuk dijadikan ukuran yaitu bahwa koefisien >
mengetahui apakah hasil pengukuran tetap 0,60, nilai tersebut dapat diterima (Nunnally
kosisten apabila dilakukan pengukuran secara dalam Ghozali, 2005) hasil uji reabilitas
berulang kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan cronbach alpha terhadap
dengan menggunakan suatu alat ukur yang item-item pertanyaan ditunjukan dalam tabel
sama (Cooper & Schindler, 2003). Uji reabilitas 4.
yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji konsistensi internal (internal

Tabel 4.
Hasil Uji Reliabilitas

Item Nilai Cronbach r Keterangan


Alpha kriteria
Efektif 0,671 0.60 Reliabilitas baik
Efesien 0,681 0.60 Reliabilitas baik
Ekonomis 0,678 0.60 Reliabilitas baik
Efektifitas pengendalian 0,666 0.60 Reliabilitas baik
anggaran
Sumber: data yang telah diolah, 2016

Berdasarkan hasil uji reliabilitas bahwa Regresi Linier Berganda


setiap variabel yang digunakan dalam Analisis regresi linier berganda adalah
penelitian ini dinyatakan reliabel. regresi dimana variabel terikatnya Efektivitas
Pernyataan tersebut didasarkan dari hasil Pengendalian Anggaran (Y) dihubungkan
uji reliabilitas penelitian diperoleh atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel
Cornbach’s Alpha lebih besar apabila X yaitu Efektif, Efisien, dan Ekonomis. Namun
dibandingkan dengan r kriteria, yaitu 0,60 hubungan ini masih menunjukkan diagram
dengan demikian secara keseluruhan hubungan yang linear. Berdasarkan hasil
variabel penelitian menunjukan bahwa pengolahan data dengan bantuan software
konsistensi internal item-item pertanyaan SPSS 21. diperoleh hasil regresi sebagai
dalam kuesioner dapat diterima. berikut:

80 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


Tabel 5
Hasil Pengujian Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,078 ,125 ,625 ,537
Efektif ,192 ,077 ,186 2,503 ,018
Efisien ,370 ,122 ,387 3,031 ,005
Ekonomis ,422 ,111 ,436 3,806 ,001

a. Dependent Variable: efektivitas pengendalian anggaran


Sumber: Hasil Pengolahan Menggunakan Program SPSS 21

Berdasarkan hasil olahan data efektivitas pengendalian anggaran akan


menggunakan program SPSS 21. Tabel 4.10 di mengalami kenaikan 0,370 . Koefisien
atas maka dapat disusun estimasi model regresi variabel efesien ( X2 ) bernilai
regresi linear berganda sebagai berikut: positif artinya terjadi hubungan positif
𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑥1 + 𝛽2 𝑥2 + 𝛽3 𝑥3 + 𝜀𝑖 antara efesien dengan efektivitas
𝑌 = 0,078 + 0,192𝑥1 + 0,370𝑥2 + 0, 422𝑥3 pengendalian anggaran, dimana apabila
+ å𝑖 efesien meningkat maka efektivitas
Artinya : pengendalian anggaran akan meningkat
1. Konstanta sebesar 0,078 artinya: “ jika pula.
dimensi efektif yang telah ditetapkan ( 4. Koefisien regresi dimensi ekonomis ( X3 )
X1 ), efesien ( X2 ) dan ekonomis ( X3 ) sebesar 0, 422 artinya jika variabel
nilainya adalah 0 , maka efektivitas independen lain nilainya tetap dan
pengendalian anggaran ( Y ) nilainya ekonomis mengalami kenaikan 1%,
adalah 0,078 ”. maka efektivitas pengendalian anggaran
2. Koefisien regresi dimensi efektif ( X1 ) akan mengalami kenaikan 0, 422 .
sebesar 0,192 artinya jika variabel Koefisien regresi variabel ekonomis ( X3 )
independen lain nilainya tetap dan bernilai positif artinya terjadi hubungan
efektif mengalami kenaikan 1%, maka positif antara ekonomis dengan
efektivitas pengendalian anggaran akan efektivitas pengendalian anggaran,
mengalami kenaikan sebesar 0,192 . dimana apabila ekonomis meningkat
Koefisien dalam regresi variabel efektif ( maka efektivitas pengendalian anggaran
X1 ) bernilai positif artinya terjadi akan meningkat pula.
hubungan positif antara efektif dengan
efektivitas pengendalian anggaran. Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)
Apabila efektif meningkat maka Uji parsial atau biasanya lebih dikenal
efektivitas pengendalian anggaranpun uji t adalah suatu uji yang dilakukan untuk
akan ikut meningkat. mengetahui pengaruh dimensi Efektif, Efisien,
3. Koefisien regresi dimensi efesien ( X2 ) Ekonomis terhadap efektivitas pengendalian
sebesar 0,370 artinya jika variabel anggaran secara terpisah/masing-
independen lain nilainya tetap dan masing/satu persatu. Uji t diolah dengan
efesien mengalami kenaikan 1%, maka program SPSS 21 sebagai berikut:
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 81
Berdasarkan table di atas dapat parsial terhadap efektivitas pengendalian
disimpulkan bahwa pengaruh efektif dalam anggaran pada DPPKAD Kabupaten Bandung
anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif barat.
terhadap efektifitas pengendalian anggaran Dimensi terakhir ekonomis dalam
karena terlihat dari thitung (2,503) > ttabel (2,042) anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif
dan taraf signifikansi 0.018 < 0.05 maka H0 terhadap efektifitas pengendalian anggaran
ditolak, hal ini berarti efektif berpengaruh karena thitung (3,806) > ttabel (2,042) pada taraf
secara parsial terhadap efektivitas signifikansi 0.001 < 0.05 maka H0 ditolak, hal
pengendalian anggaran pada DPPKAD ini berarti ekonomis berpengaruh secara
Kabupaten Bandung Barat. parsial terhadap efektivitas pengendalian
Selain itu pengaruh efesien dalam anggaran pada DPPKAD Kabupaten Bandung
anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif Barat.
terhadap efektifitas pengendalian anggaran
karena thitung (3,031) > ttabel (2,042) dan pada Uji Signifikan Pengaruh simultan (Uji F)
taraf signifikansi 0.005 < 0.05 maka H0 ditolak, Berdasarkan hasil uji F, data berikut
hal ini berarti efisien berpengaruh secara dapat menggambarkan:

Tabel 6
Hasil Uji-F
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regressio 6,013 3 2,004 321,772 ,000b
n
Residual ,181 29 ,006
Total 6,194 32
A. Dependent variable: efektivitas pengendalian anggaran
B. Predictors: (constant), ekonomis, efektif, efisien

Dari hasil uji f dapat disimpulkan Uji Koefisien Determinasi


bahwa Fhitung (321,772) > Ftabel (2,93) dan Analisis determinasi digunakan untuk
berdasarkan uji taraf signifikansi 0.000 < 0.05 menunjukkan seberapa besar efektif, efisien,
maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini dan ekonomis meramalkan efektivitas
berarti efektif, efisien, dan ekonomis dalam pengendalian anggran pada Dinas
anggaran berbasis kinerja berpengaruh secara pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan
simultan terhadap efektivitas pengendalian Aset daerah Kabupaten Bandung barat. Hasil
anggaran pada Dinas Pendapatan dan perhitungan koefisien determinasi dapat
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dilihat pada tabel dibawah ini :
(DPPKAD) Kabupaten Bandung Barat.

82 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


Tabel 6
Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error
Square Square of the
Estimate

1 ,985 ,971 ,968 ,07892


a

a. Predictors: (Constant), ekonomis, efektif, efisien


Sumber: Hasil Koefesien Determinasi Menggunakan Program SPSS 21

Hasil perhitungan menunjukan bahwa terhadap efektivitas pengendalian anggaran


persentase pengaruh variabel independen pada DPPKAD Kabupaten Bandung barat.
(efektif (X1), efisien (X2), ekonomis (X3) dalam Hal ini sesuai dengan teori yang
anggaran berbasis kinerja) terhadap variabel dikemukakan oleh Bastian (2005:24) bahwa
dependen yaitu efektivitas pengendalian upaya untuk menciptakan pengelolaan
anggaran sebesar 97,1 % sedangkan 2,9 % anggaran berbasis kinerja diharapkan akan
lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang mampu memenuhi berbagai tuntutan dan dan
tidak diteliti. kebutuhan masyarakat, yaitu terbentuknya
semangat desentralisasi, demokrasi,
PEMBAHASAN ANTAR VARIABLE transparansi, dan akuntabilitas dalam proses
Pengaruh Efektif Terhadap Efektivitas penyelengaraan Pemerintah pada umumnya
Pengendalian Anggaran di Dinas Pendapatan dan proses pada pengelolaan keuangan
Dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah daerah pada khususnya. Artinya pengangaran
Kabupaten Bandung Barat berbasis kinerja mendukung efektivitas
Koefisien regresi dimensi efektif ( X1 ) pengendalian anggaran keuangan daerah.
sebesar 0,192 artinya jika variabel independen Merujuk pada pendapat Akhmad
lain nilainya tetap dan efektif mengalami Syakhroza (2004) mengatakan pencapaian
kenaikan 1%, maka efektivitas pengendalian target anggaran memainkan peranan penting
anggaran akan mengalami kenaikan sebesar karena anggaran menggambarkan standar
0,192. Koefisien dalam regresi variabel efektif efektifitas dan efisiensi. Anggaran
( X1 ) bernilai positif artinya terjadi hubungan menggambarkan standar efektifitas karena
positif antara efektif dengan efektivitas memuat suatu set pengeluaran yang
pengendalian anggaran. Apabila efektif diinginkan. Dalam rangka mencapai tujuan
meningkat maka efektivitas pengendalian itu, organisasi sektor publik sering kali tidak
anggaranpun akan ikut meningkat. memperhatikan biaya yang dikeluarkan. Hal
Kemudian secara parsial pengujian tersebut sesuai dengan permasalahan yang
efektif berpengaruh terhadap efektivitas terjadi di DPPKAD Bandung Barat bahwa
pengendalian anggaran memperoleh nilai penggunaan alokasi anggaran yang tidak
thitung (2,503) > ttabel (2,042) pada taraf terealisasikan dengan optimal sesuai dengan
signifikansi 0.018 < 0.05 maka H0 ditolak, hal rencana alokasi anggaran yang telah
ini berarti efisien secara parsial berpengaruh direncanakan sebelumnya. Ini disebabkan
oleh ketidakefektifannya pengelolaan dan
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 83
penggunaan anggaran oleh DPPKAD Koefisien regresi variabel efesien ( X2 ) bernilai
Bandung Barat dengan seperti itu akan positif artinya terjadi hubungan positif antara
berpengaruh terhadap efektivitas efesien dengan efektivitas pengendalian
pengendalian anggaran pada DPPKAD anggaran, dimana apabila efesien meningkat
Bandung Barat. Agar pengeluaran actual maka efektivitas pengendalian anggaran akan
sejalan dengan jumlah yang dianggarkan meningkat pula.
maka dalam penganggaran harus efektif. Kemudian secara parsial pengujian
Efektif berpengaruh terhadap efektifitas efisien berpengaruh terhadap efektivitas
pengendalian anggaran jika anggaran pengendalian anggaran memperoleh nilai
dilakukan secara efektif , dalam artian thitung (3,031) > ttabel (2,042) pada taraf
anggaran yang efektif adalah anggaran yang signifikansi 0.005 < 0.05 maka H0 ditolak, hal
ditargetkan sama dengan anggaran yang ini berarti efisien secara parsial berpengaruh
terrealisasikan. Sedangkan efektifitas terhadap efektivitas pengendalian anggaran
pengendalian anggaran itu merupakan pada DPPKAD Kabupaten Bandung barat.
pengawasaan terhadap pengeluaran (output) Merujuk pada pendapat Akhmad
maupun pendapatan (input) sehingga Syakhroza (2004) mengatakan pencapaian
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh target anggaran memainkan peranan penting
karena itu anggaran yang efektif merupakan karena anggaran menggambarkan standar
output (hasil) yang harus dicapai dengan efektifitas dan efisiensi. Anggaran
target yang sudah di rencanakan. Artinya jika menggambarkan efisien karena anggaran
anggaran tersebut tidak efektif maka dalam memerinci masukan yang diperlukan untuk
pengendalian anggaran kurang optimal atau menghasilkan pengeluaran yang diingikan.
kurang baik. Teori yang disampaikan bastian (2010:61)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa efisien merupakan hal terpenting
oleh Kharisma (2001) tentang “Pengaruh dalam suatu organisasi. Artinya suatu
Efektivitas Anggaran Berbasis Kinerja organisasi dianggap semakin efisien apabila
Terhadap Efektivitas Pengendalian Anggaran rasio efisien cenderung diatas satu. Apabila
Sensus Di Dinas-Dinas Kota Bandung” hasil rasio lebih besar dari satu dibandingkan
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara hasil rasio program yang sama, program
penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap tersebut bisa disebut lebih efesien. Dalam
efektivitas pengendalian anggaran sensus di konteks pengendalian anggaran bahwa
Dinas-dinas Kota Bandung. Hasil tersebut tingkat efisiensi merupakan perbandingan
serupa dengan hasil penelitian ini, dimana antara output dan input. Semakin besar
efektif berpengaruh secara parsial terhadap kontribusi output yang dhasilkan terhadap
efektivitas pengendalian anggaran di pencapaian tujuan atau sasaran yang
DPPKAD Bandung Barat. ditentukan, maka semakin efektif proses kerja
suatu unit di DPPKAD Kabupaten Bandung
Pengaruh Proses Efisien Terhadap Efektivitas Barat. Hal ini tidak terlepas dari indikator
Pengendalian Anggaran di DPPKAD efisien dan efektivitas yang harus digunakan
Kabupaten Bandung Barat secara bersama-sama. Karena disatu pihak,
Koefisien regresi dimensi efesien ( X2 ) pelaksanaannya sudah dilakukan secara
sebesar 0,370artinya jika variabel independen ekonomis dan efesien akan tetapi output yang
lain nilainya tetap dan efesien mengalami dihasilkan tidak sesuai dengan target yang
kenaikan 1%, maka efektivitas pengendalian diharapkan.
anggaran akan mengalami kenaikan 0,370 .

84 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


Efisien berpengaruh terhadap efektivitas Kemudian secara parsial pengujian
pengendalian anggaran. jika anggaran ekonomis berpengaruh terhadap efektivitas
dilakukan dengan efisien maka dapat pengendalian anggaran memperoleh nilai
diartikan dalam efektivitas pengendalian thitung (3,806) > ttabel (2,042) pada taraf
anggarannya baik. Dalam artian anggaran signifikansi 0.001 < 0.05 maka H0 ditolak, hal
yang efisien adalah bagaimana menghasilkan ini berarti ekonomis secara parsial
target anggaran yang akan dicapai namun berpengaruh terhadap efektivitas
terrealisasi semaksimal mungkin dengan pengendalian anggaran pada DPPKAD
anggaran yang ada. Efektivitas pengendalian Kabupaten Bandung barat. Jadi, secara
anggaran adalah pengawasaan terhadap empiris hasil tersebut dapat menjelaskan
pengeluaran dan pendapatan supaya bahwa hipotesis awal yang diajukan sesuai
mencapai target sesuai dengan rencana yang dengan hasil penelitian yang dilakukan.
telah ditentukan. Efisien merupakan dari Dimensi ekonomis dalam anggaran
input (pendapatan) dan menghasilkan output berbasis kinerja berpengaruh terhadap
yang maksimal. efektivitas pengendalian anggaran. Hal ini
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sesuai dengan teori Bastian (2010:61) pada
oleh Kharisma (2011) tentang “Pengaruh dasarnya ekonomis lebih kepada input.
Efektivitas Anggaran Berbasis Kinerja Artinya suatu pengendalian, pengelolaan dan
Terhadap Efektivitas Pengendalian Anggaran pengeluaran anggaran itu dapat dikatakan
Sensus Di Dinas-Dinas Kota Bandung” efektif apabila dalam penganggaran
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara memperhatikan nilai ekonomis. Jika kita
penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap melihat permasalahan yang terjadi pada Dinas
efektivitas pengendalian anggaran sensus di Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan
Dinas-dinas Kota Bandung. Hasil tersebut Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat
serupa dengan hasil penelitian ini, dimana efektivitas pengendalian anggaran dalam
efesien berpengaruh secara parsial terhadap pencapaian targetnya kurang baik hal ini
efektivitas pengendalian anggaran di salah satunya disebabkan karena dalam
DPPKAD Bandung Barat. penyusunan anggaranya tidak ekonomis oleh
karena itu supaya pemasukan dan
Pengaruh ekonomis terhadap efektivitas pengeluaran seimbang atau sejalan sesuai
Pengendalian Anggaran di Dinas Pendapatan dengan target maka nilai ekonomis dalam
Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah pengannggaran harus diperhatikan.
Kabupaten Bandung Barat Ekonomis berpengaruh dengan
Koefisien regresi dimensi ekonomis ( X3 ) efektivitas pengendalian anggaran jika
sebesar 0, 422 artinya jika variabel anggaran dilakukan secara ekonomis, dalam
independen lain nilainya tetap dan ekonomis artian ekonomis itu Dinas Pendapatan dan
mengalami kenaikan 1%, maka efektivitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
pengendalian anggaran akan mengalami mampu menggunakan anggaran dari
kenaikan 0, 422 . Koefisien regresi variabel pemerintah semaksimal mungkin dengan
ekonomis ( X3 ) bernilai positif artinya terjadi dana yang ada. Efektivitas pengendalian
hubungan positif antara ekonomis dengan anggaran merupakan pengawasan terhadap
efektivitas pengendalian anggaran, dimana pengeluaran (output) maupun pendapatan
apabila ekonomis meningkat maka efektivitas (input). Disini ekonomis itu merupakan dari
pengendalian anggaran akan meningkat pula. input. Jika input nya tidak ekonomis maka

Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 85


efektivitas pengendaliannya pun tidak akan sebesar 97,1 % sedangkan sisanya dipengaruhi
tercapai dengan baik. oleh variabel lain yang tidak diteliti. Jadi,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara empiris hasil tersebut dapat
oleh Kharisma (2011) tentang “Pengaruh menjelaskan bahwa hipotesis awal yang
Efektivitas Anggaran Berbasis Kinerja diajukan sesuai dengan hasil penelitian yang
Terhadap Efektivitas Pengendalian Anggaran dilakukan.
Sensus Di Dinas-Dinas Kota Bandung” Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara dari Anggarini dan Puanto (2010:99) yang
penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap menyatakan bahwa sistem penganggaran
efektivitas pengendalian anggaran sensus di berbasis kinerja merupakan suatu sistem
Dinas-dinas Kota Bandung. Hasil tersebut penyusunan anggaran yang menekankan
serupa dengan hasil penelitian ini, dimana pada hasil dan mengendalikan belanja. Sistem
ekonomis berpengaruh secara parsial ini terutama berusaha untuk mengaitkan
terhadap efektivitas pengendalian anggaran langsung antara keluaran (outputs) dengan
di DPPKAD Bandung Barat. hasil (outcomes) yang disertai dengan
penekanan terhadap efektivitas dan efesiensi
Pengaruh efektif, efisien dan ekonomis anggaran yang dialokasikan. Hasil ini juga
terhadap efektivitas pengendalian anggaran membuktikan teori dari Jones dan pendlebury
di DPPKAD Kabupaten Bandung Barat dalam Sabeni (200:115) menjelaskan bahwa
Hasil koefisien regresi dari efektif anggaran menyediakan hubungan penting
(0,192X1), efisien (0,370X2 ), ekonomis (0, 422 antara perencanaan dan pengendalian. Oleh
X3) dalam anggaran berbasis kinerja secara karena itu anggaran berbasis kinerja disusun
bersama-sama menunjukan nilai yang positif. untuk mengatasi berbagai kelemahan yang
Kemudian, konstanta Y (efektivitas terdapat dalam anggaran tradisional,
pengendalian anggaran) memiliki koefisien khususnya kelemahan yang disebabkan oleh
regresi sebesar 0,078. Artinya: “ jika dimensi tidak adanya tolak ukur yang dapat
efektif ( X1 ), efisien ( X2 ) dan ekonomis ( X3 ) digunakan untuk mengukur kinerja dalam
nilainya adalah 0, maka efektivitas pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan
pengendalian anggaran ( Y ) nilainya adalah publik DPPKAD Kabupaten Bandung Barat.
0,078 ”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Kemudian, secara simultan pengujian penyusunan anggaran yang berbasis kinerja
dimensi efektif, efisien, dan ekonomis dalam di DPPKAD Kabupaten Bandung Barat
anggaran berbasis kinerja berpengaruh diharapkan menghasilkan anggaran yang
terhadap efektivitas pengendalian anggaran lebih berkualitas sehingga lebih efektif dalam
memperoleh nilai Fhitung (321,772) > Ftabel (3,30) pengendaliannya.
dengan taraf signifikansi 0.000 < 0.05 maka H0 Hasil penelitian ini juga mendukung
ditolak, hal ini berarti efektif, efisien, dan berbagai penelitian terdahulu yang pernah
ekonomis dalam anggaran berbasis kinerja dilakukan oleh Kharisma (2011) yang
berpengaruh secara simultan terhadap menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara
Efektivitas Pengendalian Anggran pada Dinas penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan efektivitas pengendalian anggaran sensus di
Aset daerah Kabupaten Bandung Barat. Dinas-dinas Kota Bandung. Selanjutnya
Dengan R square 0,971 yang berarti pengaruh penelitian Asmoko (2006) yang menyatakan
Anggaran Berbasis Kinerja terhadap bahwa penggaran berbasis kinerja
Efektivitas Pengendalian Anggaran adalah berpengaruh positif secara signifikan

86 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017


terhadap efektivitas pengendalian anggaran data. Sehingga banyak sumber yang dapat
pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dijadikan sebagai rujukan.
Provinsi Gorontalo. Kedua hasil tersebut
nampak berbanding lurus dengan penelitian
yang dilakukan dimana, anggaran berbasis DAFTAR PUSTAKA
kinerja berpengaruh secara positif dan
Akhmad Syakhroza “Model Komisaris untuk
simultan terhadap efektivitas pengendalian
Efektifitas GCG di Indonesia”, Usahawan
anggaran pada DPPKAD Kabupaten Bandung
No. 05, Mei 2004
Barat.
Alwi, Hasan. 2007. KBBI, edisi ketiga. Jakarta:
KESIMPULAN Balai Pustaka.
Berdasarkan pembahasan di atas maka Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian
jelaslah bahwa kontribusi anggaran berbasis Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
kinerja sangatlah tinggi dalam pencapain Rineka Cipta.
efektifitas pengendalian anggaran. Seorang Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi
pengendali organisasi dalam hal ini pimpinan Negara: Kajian Konsep, Teori, dan Fakta
Dalam Upaya Menciptakan Good
harus memperhatikan aspek anggaran
Governance. Bandung: Pustaka Setia.
berbasis kinerja berikut dimensi-dimensinya.
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik
Sehingga kehidupan organisasi dapat terjaga
Suatu Pengantar. Yogyakarta: Erlangga.
dengan baik, karena anggaran yang
Cooper, Donald R & Schindler, Pamela S.
ditetapkan oleh organisasi berbasis system
2003, “Bussines Research Methods”, 9th
yang efektif, efesien dan ekonomis. Dimensi
edition. McGraw-Hill International
efektif, efesien dan ekonomis dalam analisisis
Edition
berbasis kinerja berpengaruh secara parsial
Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Kinerja Teori
dan simultan terhadap efektifitas
dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
pengendalian anggaran pada DPPKAD
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Kabupaten Bandung Barat.
Multivariate dengan program SPSS,
Penelitian ini banyak memiliki
Badan Penerbit Universitas
keterbatasan dalam pelaksanaannya, sehingga
Diponegoro. Semarang.
perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam
Gibson, James. L, et all. 1995. Organisasi,
meningkatkan efektifitas pengendalian
Perilaku, Struktur, Proses. Edisi ke-5.
anggaran. Diantaranya peneliti harus
Jakarta : Erlangga.
melaksanakan penelitian tidak terfokus pada
Halim, Abdul. 2014. Manajemen Keuangan
satu instansi namun mengikutsertakan
Sektor Publik; Problematika Penerimanaan
banyak instansi sehingga hasil penelitian
dan Pengeluaran Pemerintah. Jakarta:
dapat digeneralisis untuk kepentingan
Salemba Empat.
bersama. Selain itu, penelitian ini
Hair, F. Joseph JR. Rolp E. Andersen, Ronald L
menitikberaktkan pada asumsi sikap pegawai
Tatham dan William C. Black (1998).
terhadap pelaporan keuangan dengan kata
Multivariate Data Analysis, fifth edition,
lain hanya terfokus pada sikap dan persepsi
New Jersey: Prantice Hall
yang dikumpulkan lewat kuesioner yang
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian
seharusnya peneliti juga harus
Dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi
mempertimbangkan aspek-aspek lain seperti
Aksara.
eksperimen dalam pelaksanaan pengumpulan

Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 87


Jones, R dan M. Pendlebury. 2000. Public
Sector Accounting. 5th Edition. Pitman
Publishing, London
Kharisma, 2011. Pengaruh penerapan
anggaran berbasis kinerja terhadap
efektifitas pengendalian.
Mahmudi, 2015. Manajemen Kinerja Sektor
Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Maman Ukas. 2004, “Manajemen Konsep,
Prinsip Dan Aplikasi”, Cetakan ketiga,
Agnini Bandung
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: ANDI.
Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik
(Yogyakarta: Andi, 2009)
Munawir. 1992. Analisis Laporan Keuangan edisi
Pertama cetakan Pertama. Yogyakarta:
Liberty
Robinson, M and Brumby, J. 2005. Does
Performance-Based Budgeting Work?:
AnAnalytical Review of the Empirical
Literature. IMF Working Paper
05/210.International Monetary Fund.
Washington.
Shah, A dan Shen, C. 2007. Citizen-Centric
performance Budgeting at the local
Level. Public Sector and Govermance
and Acountability Series: Local
Budgeting. World Bank.
Singarimbun, dan Effendi, 2003. Metode
Penelitian Survey, Cetakan Kedua,
PenerbitPT. Pustaka LP3ES Indonesia,
Jakarta.
Sonny Sumarsono. 2010. Manajemen Keuangan
Pemerintahan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Admnistrasi.
Bandung: Alfabeta
Umar, Husein. 2003, Metode Riset Akuntansi
Terapan, Jakarta: Ghalia Indonesia,
Cetakan Pertama

88 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai