Abstrak
Kasus hiperplasia endometriummasih menjadi masalah umum ginekologi yang harus diperhatikan karena menimbulkan
gejala berupa perdarahan yang abnormal yang dapat menyebabkan keresahan pada wanita. Faktor risikohiperplasia
endometrium antara lain usia 46- 55 tahun, nullipara, obesitas, dan diabetes melitus. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara faktor risiko hiperplasia endometrum dengan diagnosis histopatologi hiperplasia
endometrium. penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang selama dua bulan. Pengambilan Data dilakukan dengan menggunakan data sekunder
yang merupakan data pasien hiperplasia endometrium. Pasien hiperplasia endometrium paling banyak ditemukan pada
usia 46 -55 tahun sebanyak 41,4%, pada pasien multipara sebesar 44,5%, pasien yang tidak mengalami obesitas
sebanyak 71,9 %, dan pada pasien yang tidak mengalami diabetes melitus sebanyak92,9%. Tipe hiperplasia non atipikal
merupakan tipe hiperplasia endometrium yang paling banyak ditemukan yaitu sebesar 67,2. Terdapat hubungan yang
bermakna antara usia dengan diagnosis histopatologi hiperplasia endometrium karena didapatkan nilai p value
(p=0,000) dari (α=0,5) Sedangkan, pada variabel yang lainnya tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara
paritas, obesitas, dan diabetes melitus dengan diagnosis hiperplasia endometrium. Terdapat hubungan yang bermakna
antara usia dengan diagnosis histopatologi hiperplasia endometrium. Sedangkan , variabel yang lainnya tidak dietmukan
hubungan yang bermakna dengan diagnosis hiperplasia endometrium.
Abstract
The case of endometrial hyperplasia is still a common gynecological problem that must be considered because it causes
symptoms of abnormal bleeding that can cause anxiety in women. Risk factors for endometrial hyperplasia include age
46-55 years, nullipara, obesity, and diabetes mellitus. The purpose of this study was to determine the relationship
between risk factors for endometrial hyperplasia and histopathological diagnosis of endometrial hyperplasia.
Observational analytic study with cross sectional design. The study was conducted at RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang for two months. Data retrieval is done using secondary data which is a data of patients with endometrial
hyperplasia. Most patients with endometrial hyperplasia were found at the age of 46-55 years as much as 41.4%, in
multiparous patients by 44.5%, patients who were not obese as much as 71.9%, and in patients who did not have
diabetes mellitus as much as 92 , 9%. The type of non-atypical hyperplasia is the most common type of endometrial
hyperplasia which is equal to 67.2. There is a significant relationship between age and histopathological diagnosis of
endometrial hyperplasia because the value of p value is obtained (p = 0,000) from (α = 0.5) Whereas, in the other
variables there is no significant relationship between parity, obesity, and diabetes mellitus with a diagnosis endometrial
hyperplasia. There is a significant relationship between age and histopathological diagnosis of endometrial hyperplasia.
Whereas, the other variables did not include significant relationships with the diagnosis of endometrial hyperplasia.