Etio, Diagnostik, Prognosis TB
Etio, Diagnostik, Prognosis TB
TB disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu M. tuberculosis yang biasa dikenal dengan
Bakteri Tahan Asam (BTA). Kemenkes RI (2014) menyatakan beberapa sifat bakteri ini secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Berbentuk batang
2. Bersifat tahan asam dengan pewarnaan Ziehl Neelsen
3. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat hidup lama pada suhu 4 sampai dengan minus 700C.
4. Mati bila terkena paparan sinar ultraviolet
5. Kuman dapat bersifat “dormant” (tidur/tidak berkembang)
Pemeriksaan diagnosis
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis menurut Retno (2006) adalah sebagai
berikut:
Dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia, uji tuberculin ini semakin kurang
spesifik. Ada beberapa cara uji tuberculin tapi yang paling sering digunakan adalah tes
mantoux. Tes ini dilakukan dengan penyuntikan pada setengah bagian atas lengan bawah kiri
via intrakuran. Penilaian uji tuberculin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dengan
diukur diameter indurasi (pembengkakan tidak termasuk warna merah disekitar indurasi):
Prognosis
Prognosis dapat menjadi buruk apabila dijumpai pada pasien dengan ekstraparu, immunodefisiensi, usia
tua, dan riwayat pengobatan TB sebelumnya. Kesembuhan sempurna biasanya dijumpai pada kasus non-
MDR dan non-XDR TB, ketika regimen pengobatan selesai.
Pada Negara dengan prevalensi TB yang rendah, kekambuhan biasanya timbul 12 bulan setelah
pengobatan selesai yang biasanya diakibatkan oleh relaps. Sedangkan pada Negara dengan prevalensi TB
tinggi, kekambuhan diakibatkan oleh reinfeksi (Herchline, 2013)
Retno A. Werdhani. 2006. Patofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikasi Tuberkulosis. FKUI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta