DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
ANINDYA TAMA TEJA DIPUTRI G0013031
BERNADETA RATNA SHANTI G0013059
BIAS HERKAWENTAR G0013061
FADHILA BALQIS NURFITRIA G0013087
LIVILIA MIFTACHUL G0013139
MARCELINA EAU SAGRIM G0013149
MAULIDA NARULITA G0013151
M. RIZKI KAMIL G0013161
NADYA PRITA MAHARANI G0013167
ROMZI HUMAM G0013205
WITRI WIDIATI NINGRUM G0013235
VARLY CHAROLINE TANAWANI G0012247
SKENARIO 3
SUARAKU HILANG !
Seven Jump
1. Langkah 1: Klarifikasi istilah dan konsep
a. Laringoskopi Indirek : Pemeriksaan laringoskopi dengan cara
memasukkan cermin ke tenggorok dan disinari sehngga terlihat adanya
pita suara.
b. Granulasi : Permukaan tidak rata, jaringan fibrosa dari bekuan darah,
sebelum terbentuknya jaringan baru.
c. Plica aryepliglotika : Lipatan di aditus larynges di batas lateral.
d. Arytenoid : Batas posterior aditus larynges yang merupakan tempat
melekatnya plica vestibularis dan plica vocalis, yang bagian atasya dilekati
kartilago corniculata.
2. Langkah 2: Menetapkan/mendefinisikan masalah
a. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari laring ?
b. Mengapa perlu ditanyakan terdapat kesulitan menelan atau tidak pada
pasien ?
c. Mengapa perlu diperiksa kelenjar getah bening di leher ?
d. Mengapa tenggorokan kering di pagi hari disertai dengan nyeri menelan
dan kadang batuk ?
e. Bagaimana hubungan keluhan pasien dengan kebiasaan dan hobi pasien
seperti merokok, makan gorengan, makan makanan instan, minum es, dan
suka bernyanyi ?
f. Mengapa suara pasien serak dan makin lama makin menghilang ?
g. Diagnosis dan diagnosis banding dari kasus pada skenario ?
h. Bagaimana Interpretasi pemeriksaan fisik ?
i. Apa saja kontraindikasi dan indikasi dari pemeriksaan laringoskopi
indirek?
j. Bagaimana (i, ii, iii, iv, v, vi, vii) dari kasus dalam skenario ?
i. Patofisiologi
ii. Epidemiologi
iii. Etiologi
iv. Tatalaksana
v. Prognosis
vi. Faktor resiko
vii. Komplikasi
k. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laringoskopi indirek ?
l. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada kasus dalam
skenario ?
3. Langkah 3: Analisa masalah
a. Anatomi, fisiologi, dan histologi larynx.
ANATOMI LARYNX.
Larynx merupakan pipa fibrokartilago yang berada sepanjang trachea
hingga radix linguae. Struktur larynx tersusun atas cartilagines yang
menyokong struktur larynx, membrana dan ligamenta yang menghubungkan
antar cartilagines laryngis atau antar cartilago larynx dengan struktur diluar
larynx, musculi laryngis yang berperan dalam respirasi dan fonasi, serta
innervasi, vaskularisasi, sistem limfatik yang menyokong kelangsungan
fungsi larynx.
Cartilagines laryngis
1. Cartilago thyroidea
Merupakan cartilago terbesar di larynx. Bagian anterior akan
ditempati oleh glandula thyroidea di lamina dextra et sinistra. Di
superoanterior, terdapat incisura thyroidea superior yang dibawahnya
terdapat prominentia laryngea, atau secara awam dikenal sebagai
jakun/Adam’s apple, sementara di inferoanterior terdapat incisura
thyroidea inferior. Cartilago thyroidea memiliki sepasang cornu superius
dan cornu inferius. Cornu superius akan berhubungan dengan os hyoideum
melalui ligamentum thyroideum laterale sementara cornu inferius akan
bersendi dengan facies articularis thyroidea dari cartilago cricoidea. Secara
histologis, cartilago thyroidea berjenis cartilago hyalin.
2. Cartilago cricoidea
Cartilago ini secara histologis berjenis cartilago hyalin. Cartilago
ini di bagian posteriornya akan berhubungan dengan cartilago arytenoidea
melalui ligamentum cricoarytenoideum posterius. Di sebelah lateral
terdapat facies articularis thyroidea yang akan berhubungan dengan cornu
inferius cartilago thyroidea. Bagian tengah cartilago cricoidea membentuk
lubang yang akan ditempati oleh perangkat pita suara.
3. Cartilago arytenoidea
Bagian basisnya merupakan cartilago hyalin sedangkan bagian
apexnya merupakan cartilago elastis.
4. Cartilago corniculata
Cartilago corniculata melekat pada apex cartilago arytenoidea dan
berjenis cartilago elastis.
5. Carilago cuneiforme
Cartilago ini terletak dalam plica aryepiglottica dan berjenis
cartilago elastis.
Membrana et ligamenti laryngis
Membrana et ligamenti laryngisdikategorikan menjadi
membrana/ligamenti ekstrinsik atau intrinsik. Membrana/ligamenti ekstrinsik
menghubungkan struktur cartilago laryngis dengan struktur diluar larynx.
Membrana et ligamenti ekstrinsik:
- Membrana thyroidea menghubungkan cartilago thyroidea dengan os
hyoideum.
- Ligamentum hyoepiglotticum menghubungkan cartilago epiglottica
dengan os hyoideum
- Ligamentum cricotracheale menghubungkan cartilago cricoidea dengan
trachea.
Membrana/ligamenti intrinsik menghubungkan antarcartilagines laryngis.
Membrana et ligamenti intrinsik:
- Membrana quadringularis
Membrana ini merupakan jaringan ikat submukosa antara cartilago
arythenoidea dan cartilago epiglottica. Tepi inferior membentuk lig.
Vestibulare yang diisi oleh plica vestibularis. Tepi superior membentuk lig.
Aryepiglotticum yang akan diidi oleh plica aryepiglottica.
- Conus elasticus/membrana cricothyroidea
Bagian anterior merupakan ligamentum cricothytoideum medianus,
secara klinis merupakan tempat dilakukannya cricothyroidectomi. Di
bagian lateral, ligamentum ini membentuk sepasang conus elasticus yang
membentang dari cartilago thyroidea ke tepi inferior ligamentum vocalis.
Berkas serat elastis paralel (conus elasticus) dan berkas otot (m. vocalis)
berjalan berdampingan dan membentuk plica vocalis.
- Ligamentum cricoarythyroideum posterius
Ligamentum ini menghubungkan cartilago cricoidea dengan cartilago
arytenoidea.
- Ligamentum thyroepiglottica
Ligamentum ini menghubungkan cartilago epiglottica dengan cartilago
thyroideum.
Musculi laryngis
Musculi laryngis terdiri atas musculi ekstrinsik (salah satu perlekatannya
pada larynx dan lainnya di luar larynx) dan musculi intrinsik (origo dan
insersio di dalam larynx).
Musculi ekstrinsik
Depressiones Larynx Levatores Larynx
m. sternohyoideus m. thyroideus
m. sternothyroideus m. digastricus
m. omohyoideus m. stylopharyngeus
m. palatopharyngeus
Musculi intrinsik merupakan derivat arcuss pharyngus IV dan VI dan dikategorikan
berdasarkan fungsinya.
Fungsi Musculi
Membuka rima glottidis m. cricoarytenoideus posterior
Menutup glottis m. cricothyroideus lateralis
m. arytenoideus transversus
m. thyroarytenoideum
Menegangkan ligamentum vocalis m. cricothyroideus
Mengendurkan ligamentum vocalis m. thyroarytenoideum
m. vocalis
Membuka aditus laryngis m. thyroepiglottica
Menutup aditus laryngis m. arytenoudeus transversus
m. rytenoideus obliquus
Cavum laryngis
Dari atas ke bawah, urutan bangunan pada cavum laryngis adalah sebagai
berikut.
1. Aditus laryngis
2. Vestibulum laryngis
3. Plica vestibularis
4. Rima vestibuli
5. Ventriculus laryngis
6. Plica vocalis
7. Rima glottidis
8. Cavitas inferoglottica
Innervasi
Larynx diinervasi oleh rami internus dan externus n. Laryngeus superior dan
n. Laryngeus recurrens.
Vaskularisasi
Arteri
Pasokan darah ke larinx disalurkan melalui A. Laryngea superior cab. A.
Thyroidea superior, yang bersama dengan n. Laryngeus internus, menembus
membrana thyroidea.
Vena
Aliran darah balik dari larynx ke jantung disalurkan oleh v. Laryngea superior
yang akan bermuara ke v. Thyroidea superior lalu ke v. jugularis interna dan v.
Laryngea inferior yang akan bermuara ke v. Thyroidea inferior lalu ke v.
Brachiocephalica sinistra.
Limfe
Di bagian atas plica vocalis, drainase cairan limfe diperantarai oleh pembuluh
yang mengalir menuju nodi limfoidei cervicales posteriores sedangkan di
bagia bawah plica vocalis menuju nodi limfoidei cervicales profunda
inferiores.
HISTOLOGI LARYNX
Terdapat dua jenis cartilagines yang menyusun struktur larynx, yaitu
cartilago hyalin dan elastis. Yang termasuk dalam cartilago hyalin adalah cartilago
thyroidea, cricoidea, dan arytenoidea inferior, sedangkan cartilagi elastis adalah
cartilago epiglottis, cuneiformis, corniculata, dan arytenoid superior.
Epitel pada epiglottis terbagi menjadi dua macam. Di permukaan lingual
dan apikal permukaan laryngeus, epitel yang penyusun permukaan epiglottis
adalah epitel squamous kompleks non kornifikasi. Sementara itu, di permukaan
laryngealnya, permukaan epiglottis disusun oleh spitel pseudokompleks kolumner
bersilia. Lamina propria epiglottis terdiri atas kelenjar mukosa dan serosa.
Plica vestibularis dilapisi oleh epitel pseudokompleks kolumner bersilia
dan lapisan submukosanya banyak diisi oleh kelenjar seromukosa. Plica vocalis
dilapisi oleh epitel squamous kompleks non kornifikasi.
FISIOLOGI LARYNX
Suara dihasilkan melalui getaran plica vocalis yang dilalui oleh udara. Plica
vocalis merupakan jaringan otot yang fleksibel yang dapat mengatur buka tutup
rima glottidis, termasuk dalam hal seberapa lebar/sempit rima glottidis terbuka
atau seberapa tegang ligamentum focalis teregang. Bermacam-macam posisi dan
ketegangan plica vocalis diatur oleh muskuli ekstrinsik larinx yang fungsinya
telah dijelaskan di subbagian anatomi. Keberagaman posisi dan ketegangan plica
vocalis menyebabkan dihasilkannya beragam jenis suara yang selanjutnya akan
dimodifikasi oleh bibir, lidah dan palatum mole. Plica vocalis sempurna menutup
saat proses penelanan untuk mencegah aspirasi makanan ke traktus respiratorius.
d. Mengapa tenggorokan kering di pagi hari disertai dengan nyeri menelan dan
kadang batuk ?
Zat-zat yang terkandung dalam rokok dapat secara kronis mengiritasi
mukosa laring yang kemudian menjadi inflamasi. proses inflamasi karena iritan
yang terus menerus itu dapat merusak epitel pada laring terutama di dinding
posterior. Epitel yang terdapat pada laring sebagian besar adalah epitel kolumner
bersilia, karena iritan, silia dari epitel rusak, maka pengeluaran mucus dari
cabang-cabang tracheabronchial dan laring terganggu. Resultan mucus statis di
dinding posterior laring dan disekitar plica vocalis yang memicu terjadinya batuk.
Dimana pada skenario batuk dan tenggorokan kering biasanya terjadi pada pagi
hari karena pada posisi tidur, mucus semakin tertumpuk di dinding posterior
laring, dan silia yang rusak membuat tenggorokan akan terasa kering saat bangun
tidur dan merangsang batuk untuk mengeluarkan mucus dan membasahi laring.
Nyeri telan
Merokok
Keluhan Batuk
Gorengan
Suara hilang
Es Tenggorokan kering
Makanan
instant Pemeriksaan
n
Bernyanyi
Etiologi
Tenggorokan
Penunjang
Differential
diagnosis
Patofisiologi
Komplikasi
Diagnosis
kerja Epidemiologi
Prognosis
Tatalaksana
KESIMPULAN
Dalam tutorial scenario 3,seorang laki-laki, usia 40 tahun, pekerjaan penyanyi
kafe, datang ke Poliklinik THT dengan keluhan suara serak dan makin lama
makin hilang. Keluhan sudah dirasakan 4 bulan terakhir. Keluhan disertai dengan
tenggorokan terasa kering terutama pada pagi hari, kadang disertai nyeri telan,
kadang disertai batuk.
Menurut diagnosis bandingnya antara lain Laringitis ,Epiglottitis ,GERD / LPR,
Vocal Nodule.Setelah dilakukan pemeriksaan yang meliputi anamnesis,
pemeriksaan tanda vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
diagnosis kerja nya mengarah ke laryngitis kronis yang sudah dikeluhkan pasien
sejak 4 bulan terakhir.
BAB IV
SARAN
Pada diskusi tutorial di skenario 3 blok THT ini kelompok kami masih
memiliki kekurangan, pertama kami kurang aktif bertanya apabila ada informasi
yang tidak jelas atau membuat bingung dan kadang kurang lengkap. Kedua,
kurangnya penelusuran dalam literature yang valid. Namun tutor kali ini sudah
baik dalam menjaga situasi diskusi dan juga mengarahkan mahasiswa sehingga
tujuan pebelajaran yang ada dapat tercapai.
Oleh karena itu, saran untuk diskusi ini dan kedepannya adalah harus lebih
aktif bertanya bila ada informasi yang belum jelas, bila informasi dianggap kurang
lengkap seharusnya bisa lebih aktif untuk melengkapi atau bahkan menggalinya
lebih dalam (dengan catatan masih dalam topik dan tidak meluas kemana-mana).
Yang kedua, kami harus benar-benar memahami dan mengerti maksud dari
sumber yang dibaca sehingga ketika disampaikan ke anggota lain tidak membuat
bingung dan akhirnya semua bisa paham dan mengerti. Kami juga harus melatih
diri menyampaikan materi dengan lebih terstruktur dan dapat menghubungkan
antara Learning Objective satu dengan Learning objective lain agar berhubungan
dan menemukan titik terang. Diharapkan dalam diskusi selanjutnya kami bisa
lebih sistematis dan terstruktur dalam menjalani diskusi tutorial.
DAFTAR PUSTAKA
Adam GL, Boies LR, Higler PA. BOIES, Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Alih
Bahasa: Wijaya C. BOIES Fundamental of Otolaryngology. Jakarta:
Penerbit EGC.
Soepardi, EA dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher. Edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Tanto, Chirs et all.2012. Kapita Selekta Kedoteran edisi IV jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius.