Kosep Dasar Peyakit Diare
Kosep Dasar Peyakit Diare
C. Etiologi Diare
Penyebab penyakit diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar, yaitu :
infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immunodefisiensi dan sebab-sebab lain
misalnya faktor makanan dan psikologis. (Setiati,2014)
1). Infeksi
a. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab diare pada anak meliputi infeksi interal sebagai berkut :
- Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia,
Aerromonas dan sebagainya..
- Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.
- Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b. Infeksi Parentral ialah ineksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media
akut (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb.
Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun.
2). Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
3). Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.
4). Psikologis : rasa takut dan cemas
D. Klasifikasi
Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Lama waktu diare :
a. Diare akut
Diare akut adalah diare yang terjadi selama 14 hari atau kurang. Gejala dan
tanda – tanda diare akut adalah konsistensi encer dan berair yang meyerang
secara mendadak, nyeri perut, mual, perut kembung ,dan demam.
b. Diare kronik
Diare kronik adalah diare yang terjadi lebih dari 14 hari. Diare kronik
mempunyai tanda – tanda dan gejala yang hebat atau ringan, penurunan berat
badan dapat dilihat da tubuh terasa lemas. Dehidrasi bisa diketahui dari
penurunan jumlah urine, membrane mukosa yang kering, cepat haus dan
takikardi.
Menurut Kliegman Marcdante dan Jonson ( 2006), dinyatakan bahwa berdasarkan
banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :
a. Diare tanpa dehidrasi
Pada tingkat diare ini, penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi
diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
b. Diare dengan dehidrasi ringan (3% - 5%)
Pada tingkat diare ini, penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-
kadang muntah, erasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan
menurun dan pemerikaan fisik masih dalam batasan normal.
c. Diare dengan dehidrasi sedang (5% - 10%)
Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencng yang kurang,
irritabilitas atau lesu, mata dan ubun –ubun besar menjadi cekung, turgor kulit
berkurang, selaput bibir dan mulut serta kulit tampak kering, CRT (>2 detik)
dengan warna pucat.
d. Diare dengan dehidrasi berat (10% - 15%)
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan
biasanya penderita akan mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah,
hipotensi, tidak ada penghasilan urine, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat
cekung, tidak mampu minum dan keadaan mulai apatis, kesadaran menurun dan
CRT sangat memanjang (>3 detik) dengan kulit yan dingin dan pucat.
F. Patofisiologi Diare
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah
factor infeksi, proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang di dalam usus,
merusak sel mukosa usus dan dapat menurunkan daerah permukaan usus. Usus yang
terinfeksi oleh kuman dapat menyebabkan peradangan sehingga memungkinkan
terjadinya peningkatan suhu tubuh dari pada penderita ( hipertermi). Selanjutnya
terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus terganggu sehingga sel mukosa mengalamim iritasi
yang kemudian akan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit. Adanya toksin
tersebut dapat menyebabkan peningkatan paristaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
yang menyebabkan penderita mengalami gangguan system cerna dengan frekuensi 3
kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi tinja yang encer. Bila terus berlanjut
dengan penanganan yang tidak tepat, hal ini dapat menyebabkan masalah-masalah
keperawatan yang baru seperti kekurangan volume cairan, perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, perubahan pola eliminasi (BAB) dan intoleransi aktivitas.
(Hidayat. AA, 2006)
H. Pemerikasaan fisik.
1).Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmedis
sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
2). Pemeriksaan sistematik :
- Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, nafsu makan menurun,
mual muntah, minum normal.
- Sistem Integumen : warna kulit sedkit pucat, turgor menurun >2 dt, suhu meningkat
39,8 C, CRT ( > 2 dt)
4). Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
I. Pemeriksaan Penunjang
J. Penatalaksanaan
Menurut Betz, C.L (2002), penatalaksanan medis untuk diare adalah sebagai berikut:
1. Bila anak hanya mengalami dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukan peroral
seperti pasien dengan rawat jalan dengan larutan rehidrasi oral yaitu pemberian
minuman sedikit tapi serng (5-15 ml).
2. Dalam kondisi dehidrasi berat, anak dihospitalsasi untuk mendapat terapi
intravena (IV) demi mengatasi dehidrasi. Jumlah dehidrasi dihitung dancairan
diganti dalam 24 jam.
3. Jika terdapat syok, segera dilakukan resusitasi cairan (20 ml/kg larutan salin
normal atau larutan ringer laktat. Bila perfusi sistemik sudah membaik, berarti
koreksi dehidrasi telah dmulai.
4. Setelah rehidrasi selesai, diet dapat dilakukan dengan makan makanan yang
mudah dicerna seperti pisang, nasi atau buburdan lain-lain.
Menurut Kemenkes RI (2011), Prinsip tata laksana diare pada balita dan anak
adalah dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), dengan
rekomendasi WHO dalam upaya mempercepat penyembuhandiare dan mencegah anak
kekurangan gizi akibat diare. Adapun program LINTAS DIARE diantaranya :
1. Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia bisa diberikan
air tajin. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang yang disebabkan oleh diare.
e. Riwayat psikososial keluarga. : Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri
maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur
dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan
marah dan merasa bersalah.
Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan, pola nutrisi/ metabolic, pola eliminasi,
pola aktivitas dan latihan, pola tidur dan istirahat, pola kognitif/ perceptual, pola persepsi
diri/ konsep diri, pola seksual dan reproduksi, pola peran/ hubungan, pola manajemen
koping stress, pola keyakinan/nilai
g. Pemerikasaan fisik.
- Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, nafsu makan menurun,
mual muntah, minum normal.
4). Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubunga dengan output cairan yang berlebihan
ditandai dengan dehidrasi
b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah ditandai dengan anoreksia.
e. Gangguan Pola Eliminasi BAB berhubungan dengan ganguan absorbs, pengerasan feses
ditandai dengan Konstipasi
C : Kolaborasi 4.Makanan yg
dengan ahli gizi bergizi dapat
dalam memenuhi
menentukan kebutuhan pasien
makanan
3. Intoleransi NOC : O : Observasi 1.Mengetahui
aktivitas - Energy conservation TTV dan keadaan umum
berhubungan - Activity tolerance kemampuan lain pasien dan
dengan ketidak yang masih mencegah
seimbangan nutrisi Tujuan : Setelah dapat digunakan kekakuan sendi.
dan penurunan dilakukan tidakan oleh pasien
intake ditandai keperawatan selama
dengan lemas dan …x… jam diharapkan N: Bersihkan 2.Untuk
lesu dapat beraktivitas tindakan tirah memulihkan energi
normal dengan baring jiki dan meminimalisir
diperlukan kelelhan yang
Kriteria Hasil : berlebihan
- TTV dalam
batasan normal E: ajarkan 3.Memberikan
- Tidak terjadi pasien tentang edukasi dalam
kelelahan fisik penyebab pencegahan
yang berlebihan kelelahan keltihan yang
individu berlebih
C: Kolaborasi
4.Untuk membantu
dengan
proses
fisioteraphi bila
penyembuhan lebih
diperlukan
cepat.
4. Hipertermi NOC : Thermoregulasi NIC : Fever
berhubungan Tujuan : Treatment
dengan Setelah dilakukan
peningkatan tindakan keperawatan O : Monitor 1.Untuk megetahui
metabolisme tubuh selama …x… jam suhu tubuh perubahan suhu
ditandai dengan diharapkan suhu tubuh pasien
suhu tubuh pasien normal (36,0 –
meningkat. 37,5 C ) N : Berikam 2.Untuk memantau
Kriteria Hasil : kompres pada kondisi tubuh
- Tidak terjadi pasien pasien
penigkata suhu
tubuh E : Ajarkan 3.Untuk
- Tidak ada keluarga memberikan rasa
perubahan merawat pasien nyaman pada
warna kulit untuk membantu pasien
menurunkan
panas (kompres)
C : Kolaborasi Pemberian
dengan dokter obat/suplemen Zinc
dalam pemberian berguna dalam
obat/supplement perbaikan
zinc pencernaan pasien.