Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

LANGKAH LANGKAH MENYUSUN PROGAM BIMBINGAN


KONSELING

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling


Dosen Pengampu: Zamroni, S.psi., M.Pd

Oleh:

Reza Wasilul Umam (16410176)

M Rival Akbar Hendriawan (16410204)

Faizzatur Rohmah (16410205)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2019
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫الحمد هلل رب العلمين والصالة والسالم علي عشرف االنبياء والمرسلين وعلي اله وصحبه وسلم‬

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah bisa terus menyelami indahnya
pengetahuan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tercinta ini.
Shalawat bertabur salam selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Revolusioner Islam, pembawa risalah Al-qur’an.
Samudera kasih yang tidak lupa kami haturkan kepada Zamroni, S.psi., M.Pd yang telah
membimbing serta memberikan pengarahan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah kelompok tentang “langkah langkah menyusun progam bimbingan konseling ”.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Zamroni, S.psi., M.Pd yang telah
membimbing kami cara penulisan makalah yang baik dan benar. Tidak lupa pula ucapan
terimakasih kepada keluarga kami beserta teman-teman kami yang telah memberikan kami
dorongan, semangat dan motivasi.
Dan kami hanya mengharapkan semoga Allah SWT. senantiasa memberikan petunjuk
agar lebih baik kedepannya.
Kami juga berharap kritik dan saran demi penyempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya, karena kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi.

Malang, 7 Mei 2019

Penyusun
Latar Belakang

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu komponen penting yang
tidak terpisahkan dari proses pendidikan serta memiliki kontribusi terhadap keberhasilan
proses pendidikan di sekolah. Utamanya dalam membantu menyelesaikan berbagai
perasalahan siswa hingga membantu dalam mengoptimalkan bakat dan minatnya. Oleh
karena itu, dalam proses pendidikan disekolah tidak akan maksimal jika tanpa didukung oleh
adanya penyelenggaraan layanan bimbingan konseling. Pelayanan bimbingan konseling pun
agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai yang diharapkan harus direncanakan secara
matang dan baik pula. Perencanaan program bimbingan konseling ini agar berjalan efektif
dan efesien, maka harus disusun secara terencana dan sistematis hingga evaluasi program.
Istilah lainnya pelayanan bimbingan konseling di sekolah itu direncanakan, dilaksanakan,
dan dinilai secara teratur agar manfaatnya dirasakan oleh semua pihak yang ada disekolah itu
sendiri.

Penyusunan program bimbingan konseling ini disusun harus merajuk kepada program
sekolah secara umum. Penyusunan program bimbingan konseling di sekolah ini merupakan
seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk survei untuk menginventarisasi
tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah, serta persiapan sekolah dalam melaksanakan
program bimbingan konseling dalam jangka waktu tertentu yang tersusun secara sistematis,
terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi. Perlu dipahami bahwasannya untuk
merencanakan sebuah progra-program bimbingan konseling ini melibatkan berbagai pihak
yang dapat membantu kesuksesan layanan bimbingan konseling. Dengan begitu, diharapkan
hasil program bimbingan koneling yang sudah disusun atau dibuat dapat memenuhi
kebutuhan semua pihak di sekolah.
Pengertian program BK

Pelayanan bimbingan di Sekolah/Madrasah merupakan usaha mambantu peserta didik


dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencaaan
pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara
individual atau kelompok, sesuai kebutuhan potensi, bakat, minat, serta perkembangan
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga mambantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Tohorin (2007:259) mengemukakan
bahwa “Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.” Rancangan atau terancang kegiatan
tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu
tertentu.

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan efisien sesuai
kebutuhan keadaan siswa jika dalam pelaksanaannya tanpa suatu sistem pengelolaan
(manajemen) yang bermutu, artinya dilakukan secara sistematis jelas dan terarah.
Penyusunan program bimbingan dan konseling sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah. Dewa Ketut Sukardi dan Desak
Made Sumiati mengemukakan bahwa: “Penyusunan program bimbingan dan konseling
disekolah hendaknya berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa serta
kebutuhan-kebutuhan siswa dalam mereka mencapai tujuan pendidikan yaitu kedewasaan
siswa itu sendiri”.

Berdasarkan hal tesebut di atas, maka perlulah disusun program bimbingan di sekolah agar
usaha layanan bimbingan di sekolah betul berdaya guna dan berhasil guna serta tepat sasaran.

Tujuan Program BK

Menurut Dewa Ketut Sukardi Dan Desak Made Sumiati tujuan program bimbingan
dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus. Tujuan
dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum Program Bimbingan

1) Agar siswa dapar memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam


kemajuannya disekolah.
2) Agar siswa dapat memperkembangkan pengatahuan tetang dunia kerja, kesempatan
kerja serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.

3) Agar siswa dapat memperkembangkan kemampuan untuk memilih dan


mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan
yang secara tepat dan bertanggung jawab.

4) Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang
lain.

b. Tujuan Khusus Program Bimbingan

1) Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya
sendiri.

2) Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulotan dalam memahami


lingkungannya.

3) Agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi


dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

4) Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-
potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat.

Perencanaan Serta Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan.


Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance
program). Secara umum program bimbingan merupakan suatu rancangan atau rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Rancangan atau rencana
kegiatan tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi dan terkoordinasi dalam jangka
waktu tertentu. Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, harus melibatkan
berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti orang tua dan masyarakat, karena manfaat
layanan bimbingan dan konseling dapat dirasakan oleh berbagai pihak tersebut. Berkenaan
dengan perencanaan program bimbingan dan konseling, perlu dilakukan dan dipersiapkan hal
sebagai berikut:
a. Studi Kelayakan.

Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan suatu


program bimbingan dan konseling Studi kelayakan juga perlu dilakukan untuk melihat
program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan dan
konseling.

b. Penyediaan Sarana Fisik dan Teknik.

Program bimbingan dan konseling perlu didukung oleh sarana fisik dan teknis. Sarana
fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan
program bimbingan dan konseling seperti: ruangan kerja tenaga bimbingan beserta
peralatannya seperti: almari data, perpustakaan bimbingan dan konseling, ruang konsultasi,
peralatan administrasi dan lain-lain. Sarana teknis seperti: alat-alat atau instrument yang
diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes baku, daftar check list,
angket, format, daftar penilaian, kartu pribadi dan lain sebagainya.

c.Penentuan Sarana Personil dan Pembagian Tugas

Selain sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program bimbingan dan konseling
juga membutuhkan sarana personil. Sarana personil dalam penyusunan rencana program
bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa dilibatkan dalam penyusunan
program bimbingan dan konseling dan pembagian tugas masing-masing.

d. Kegiatan-kegiatan Penunjang

Dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling diperlukan kegiatan-


kegiatan pendukung terutama pertemuan komponen-komponen yang terlibat didalam rencana
program pelayanan bimbingan dan konseling.

Proses Pembuatan Program

Dalam proses pembuatan program dapat kita kemukakan sebagai berikut :

1. Berdasarkan atas fakta yang objektif, rasional dan pertimbangan-pertimbangan


terhadap perkembangan kegiatan.

2. Sasaran yang ingin dicapai harus jelas.


3. 5W + H : What (Apa), Why (Kenapa), Who (Siapa), Where (Dimana), When
(Kapan) dan How (Bagaimana).

4. Harus dipertimbangkan kebijaksanaan organisasi.

5. Antara satu kegiatan dengan kegiatan yang saling mengisi dan berkaitan.

6. Tidak kaku dalam batas-batas tertentu sesuai dengan perkembangan.

7. Mudah dipahami dan penafsiran harus sama oleh pelaksana kegiatan.

Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling secara khusus

Pertama, identinfikasi kebutuhan.

Program yang baik adalah program yang sesuai (match) kebutuhan konseli seperti:
Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization needs) seperti
pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri (esteem needs) seperti status atau
kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, kehormatan diri dan penghargaan.
Kebutuhan social (social needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki, kekeluargaan
dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) seperti
perlindungan dan stabilitas. Kebutuhan fisiolgis (physiological needs) seperti makan, minum,
perumahan, seks dan istirahat, Semua kebutuhan di atas perlu di analisis untuk ditetapkan
kebutuhan mana yang akan diprioritaskan untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling.

Kedua, penyusunan rencana kegiatan.

Rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar jenis-jenis dan prioritas kebutuhan
konseli. Selain itu, rencana kegiatan bimbingan juga harus disesuaikan dan diintegrasikan
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya serta disusun secara spesifik dan realistis.

Ketiga, pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program bimbingan yang telah


disusun. Dalam kaitannya, buat format monitoring dan kembangkan dalam rangka pencatatan
proses kegiatan (proses bimbingan).

Keempat, penilaian kegiatan.


Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling yang telah
dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam keseluruhan program.
Hasil penilaian merupakan gambaran tentang proses seluruh hsil yang dicapai disertai dengan
rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up). Penyusunan program bimbingan dapat
dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau konselor dan melibatkan tenaga bimbingan yang
lain. Penyusunan program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan konseli.

Dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling diperlukan kegiatan-


kegiatan pendukung terutama pertemuan komponen-komponen yang terlibat didalam rencana
program pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam merencanakan suatu program, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. Proses pembuatan program

b. Identifikasi program

c. Langkah-langkah dalam penyusunan rencana program

d. Penjadwalan rencana program

Penyusunan program bimbingan dan konseling umumnya mengikuti empat langkah pokok,
yaitu identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian
kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sebaiknya
dilakukan secara berkesinambungan.

Pertama, identinfikasi kebutuhan. Program yang baik adalah program yang sesuai (match)
kebutuhan konseli seperti: Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization
needs) seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri (esteem needs) seperti status
atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, kehormatan diri dan penghargaan.
Kebutuhan social (social needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki, kekeluargaan
dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) seperti
perlindungan dan stabilitas. Kebutuhan fisiolgis (physiological needs) seperti makan, minum,
perumahan, seks dan istirahat, Semua kebutuhan di atas perlu di analisis untuk ditetapkan
kebutuhan mana yang akan diprioritaskan untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling.

Kedua, penyusunan rencana kegiatan. Rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar jenis-
jenis dan prioritas kebutuhan konseli. Selain itu, rencana kegiatan bimbingan juga harus
disesuaikan dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya serta disusun
secara spesifik dan realistis.

Ketiga, pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program


bimbingan yang telah disusun. Dalam kaitannya, buat format monitoring dan kembangkan
dalam rangka pencatatan proses kegiatan (proses bimbingan).

Keempat, penilaian kegiatan. Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan
konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam
keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran tentang proses seluruh hsil yang
dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up).

Penyusunan program bimbingan dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau konselor
dan melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan harus merujuk
kepada kebutuhan konseli. Dalam menyusun rencana program bimbingan dan konseling,
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pola dasar yang mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling tepat untuk
diterapkan

2. Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani kebutuhan konseli.

3. Pengaturan pelayanan konsultasi

4. Cara mengevaluasi program

5. Penetapan alih kasus atau tindak lanjut.

KESIMPULAN

Berkenaan dengan perencanaan program bimbingan dan konseling, perlu dilakukan


dan dipersiapkan hal sebagai berikut: a. Studi Kelayakan. Studi kelayakan merupakan
refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan suatu program bimbingan dan konseling
Studi kelayakan juga perlu dilakukan untuk melihat program mana yang lebih layak untuk
dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling. b. Penyediaan Sarana Fisik
dan Teknik. Program bimbingan dan konseling perlu didukung oleh sarana fisik dan teknis.
Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka
penyusunan program bimbingan dan konseling seperti: ruangan kerja tenaga bimbingan
beserta peralatannya seperti: almari data, perpustakaan bimbingan dan konseling, ruang
konsultasi, peralatan administrasi dan lain-lain. Sarana teknis seperti: alat-alat atau instrument
yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes baku, daftar check list,
angket, format, daftar penilaian, kartu pribadi dan lain sebagainya. c. Penentuan Sarana
Personil dan Pembagian Tugas Selain sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program
bimbingan dan konseling juga membutuhkan sarana personil. Sarana personil dalam
penyusunan rencana program bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa
dilibatkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling dan pembagian tugas
masing-masing. d. Kegiatan-kegiatan Penunjang Dalam penyusunan rencana program
bimbingan dan konseling diperlukan kegiatan-kegiatan pendukung terutama pertemuan
komponen-komponen yang terlibat didalam rencana program pelayanan bimbingan dan
konseling. Penyusunan program bimbingan dan konseling umumnya mengikuti empat
langkah pokok, yaitu identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan
dan penilaian kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan. Dalam menyusun rencana program
bimbingan dan konseling, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1.Pola dasar yang mana
yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling tepat untuk diterapkan 2.Bidang-
bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani kebutuhan konseli.3.Pengaturan
pelayanan konsultasi.4.Cara mengevaluasi program. 5.Penetapan alih kasus atau tindak
lanjut.

Daftar Pustaka

http://salmiati3128.blogspot.com/2018/02/cara-dan-contoh-penyusunan-program.html

http://trisnadeviberbagiilmupengetahuan.blogspot.com/2016/05/penyusunan-program-
bimbimngan-konseling.html

Rahman F. 2008. Penyusunan Program BK di Sekolah. DIY Yogyakarta. DEPARTEMEN


PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Drs. Ridwan, M.Pd. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta, 2004.

Drs. Tohirin, M.Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling,
Rieneka Cipta, Jakarta, 2002

Anda mungkin juga menyukai