Pak Budi MSDM
Pak Budi MSDM
“ PENGEMBANGAN KARIR “
Di susun oleh :
KANANG ALFIA FATIKAN : 16.13021.000039
YOGA ARDY FIRMANSYAH : 16.13021.000015
BAGAS DWI PRAYOGO : 16.13021.000023
RICKO HARDIANTO : 16.13021.000018
MANAJEMEN (6) A
DOSEN : Drs. BUDI PRASETYO MM
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa ,karena atas bimbingan ,petunjuk
,serta kemudahan yang diberikan oleh-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
Seminar MSDM dengan lancar. Sehingga tugas ini bisa terselesaikan tepat waktu.
Penyusunan tugas ini sebagai wujud tanggung jawab kami menjadi mahasiswa.
Tugas ini disusun berdasarkan referensi yang ada dan informasi dari
pembimbing. Dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan menambah nilai
tugas yang diberikan. Pada mata kuliah seminar MSDM ini dapat mempelajari
banyak cara pengembangan karir yang diterapkan oleh banyak para perusahaan.
Dalam makalah ini kami berharap isi yang terkandung bisa bermanfaat bagi
para pembaca dan bisa menambah wawasan pengetahuan.Kami menyadari bahwa
didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan.Untuk itu,kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan dalam
pembuatan tugas selanjutnya,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Ucapan terimakasih juga kami ucapkan pada pihak yang sudah banyak
membantu dalam terbentuknya tugas ini.Sehingga tugas ini bisa selesai tepat
waktu.Dan semoga tugas ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
D. SISTEM PERENCANAAN............……………………………………
A. KESIMPULAN ……………………………………………………….
B. SARAN ……………………………………………………………….
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara tradisional karir telah diuraikan dengan berbagai cara, dan tentunya
berkaitan dengan posisi pekerjaan yang dimiliki seseorang selama bertahun-tahun.
Karir sebagai urutan posisi yang dipegang pada pekerjaan. Contohnya, seorang
guru dapat memegang posisi sebagai Kepala Sekolah atau Pengawas di tingkat
pendidikan yang diampu. Sedangkan karir juga telah diuraikan dalam konteks
gerakan pada organisasi. Contohnya, seorang anggota dengan berbagai
pengembangan kaderisasi dan kompetensi akhirnya bisa menduduki posisi sebagai
Ketua Lembaga atau Organisasi. Ketika keahlian, ketrampilan, pengalaman, dan
kinerjanya meningkat, maka lambat laun akan melalui posisi penasehat, pembina.
Pada akhirnya, karir diuraikan sebagai karakteristik karyawan. Setiap karir
karyawan terdiri dari berbagai pekerjaan, posisi, dan pengalaman yang berbeda-
beda.
Program pengembangan karir saat ini cenderung memiliki fokus baru.
Program yang lama adalah berfokus pada masa depan karyawan dalam perusahaan,
organisasi, atau institusi pendidikan saja. Namun, saat ini, realitas yang dihadapi
adalah hampir semua orang harus mengalami perubahan tempat bekerja beberapa
kali dalam masa kerja mereka. Oleh karena itu, penekanan saat ini adalah pada
memfasilitasi manajemen, pengembangan, dan analisis diri sendiri. Menyediakan
perangkat perencanaan karir yang diperlukan oleh karyawan/pegawai akan
menguntungkan semua permasalahan. Perangkat ini memberikan perspektif yang
dibutuhkan oleh karyawan untuk memahami pilihan karir yang paling sesuai. Dan
selanjutnya orang tersebut dapat mengembangkan keahlian yang dibutuhkan untuk
kemajuan karirnya, hal ini membuatnya lebih aktif dan berupaya untuk mencapai
kesuksesan karirnya.
Pengambangan karir juga dapat menumbuhkan komitmen
karyawan/pegawai. Seringkali, beberapa perusahaan bahkan institusi pendidikan
sebagai upaya untuk menjaga komitmen dari karyawan/pegawai adalah dengan
menekankan bagaimana perusahaan atau institusi menjadi rekanan dalam
pengembangan keahlian dan pengetahuan karyawan tersebut secara berkelanjutan.
Program pengembangan karir tidak harus rumit. Hal ini didasarkan bahwa
perencanaan dan pengembangan karir merupakan proses yang tenang dan hati-hati
dimana seseorang menjadi sadar akan atribut yang berhubungan dengan karir
pribadi dan rangkaian tahapan sepanjang hidup yang berkontribusi kepada
pemenuhan karirnya. Sehingga, tentunya pengembangan karir seseorang sangat
bergantung dengan keterlibatan berbagai stakeholder dalam sebuah perusahaan atau
institusi. Baik rekanan karyawan tersebut, manajer, Kepala Sekolah, investor,
pengusaha, semua berperan dalam perencanaan, pengarahan, dan pengembangan
karir. Namun, bagaimanapun juga, tentunya karyawan memiliki tanggungjawab
penuh bagi pengembangan dan kesuksesan karirnya. Untuk karyawan/pegawai
secara individual, proses perencanaan karir berarti menyesuaikan kekuatan dan
kelemahannya dengan kesempatan dan ancaman pekerjaan.
Dari uraian di atas berarti pembinaan karir tidak dapat dilepaskan dengan
kegiatan perencanaan SDM, rekriutmen, dan seleksi dalam rangka pengaturan staf
(staffing). dari kegiatan-kegiatan manajemen SDM tersebut, harus diperoleh
sejumlah tenaga kerja yang potensial denga kualitas terbaik. Tenaga kerja seperti
itulah yang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kariernya, agar dengan
kemampuannya yang terus meningkatkan sesuai dengan tuntutan lingkungan
bisnis, tidak saja mampu mempertahankan eksistensi organisasi, tetapi juga mampu
mengembangkan dan memajukan. Maka dari itu, penulis berusaha untuk mengkaji
lebih jauh mengenai pengembangan karir personalia dan bagaimana implikasi dan
pelaksanaannya dalam perusahaan maupun dalam institusi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dikaji lebih
jauh. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pengembangan karier suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan
pegawai-pegawai menjadi lebih bermental sehat.
Raymond K. Noe (2010: 526) menjelaskan bahwa terdapat empat pendekatan yang
digunakan untuk mengembangkan karyawan: pendidikan formal, penilaian,
berbagai pengalaman kerja, dan hubungan antar pribadi. Adapun penjelasannya
sebagai berikut :
a. Pendidikan formal
b. Penilaian
c. Pengalaman kerja
d. Pembinaan
D. . Sistem-sistem Perencanaan Pengembangan Karir
a. Penilaian Diri
b. Uji Kebenaran
c. Penetapan Sasaran
d. Perencanaan Tindakan
Menurut Hasto Joko Nur Utomo dan Meilan Sugiarto (2007: 98), memberikan
contoh 9 faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan karir individu di suatu
organisasi, yaitu :
Dalam situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam hubungan yang saling
menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun organisasi
dapat mencapai produktifitas kerja yang tinggi.
2. Personalia Pegawai
3. Faktor Eksternal
Dengan kata lain, bila kadar “politicking” dalam organisasi sudah demikian
parah, maka manajemen karir hampir dipastikan akan mati dengan
sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi sekedar basa-basi.
5. Sistem Penghargaan
Organisasi yang tidak mempunyai sistem penghargaan yang jelas (selain gaji
dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya secara subyektif.
Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan pegawai malas.
6. Jumlah Pegawai
7. Ukuran Organisasi
9. Tipe Manajemen
a. Individual
c. Organisasi
a. Prestasi Kerja
b. Exposure
c. Permintaan berhenti
Kesetiaan rendah pada umumnya ditemui pada diri para sarjana baru (yang
mempunyai pengharapan tinggi, sehingga sering kecewa pada perusahaan
pertama mereka) dan para professional (yang kesetiaan pertamanya adalah
pada profesi mereka).
a. Dukungan Manajemen.
Berbagai usaha bagian personalia untuk mendorong pengembangan karir
akan mempunyai dampak kecil tanpa dukungan dari para
manajer/pimpinan.
b. Umpan Balik.
Tujuan dari umpan balik adalah untuk menjamin para karyawan yang tidak
dipromosikan bahwa mereka masih bernilai dan akan dipertimbangkan
untuk promosi selanjutnya.
c. Kelompok Kerja yang Kohesif.
Bila mereka merasa sebagai bagian kelompok kerja kohesif, usaha-usaha
pengembangan karir mereka akan lebih terarah menuju peningkatan
kesempatan karir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 1.
Jakarta : Indeks.
Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta : Indeks.
Hastho Joko Nur Utomo dan Meilan Sugiarto, Manajemen Sumber Daya Manusia
(Yogyakarta : Ardana Media. 2007).