Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga
keuangan syari’ah. Salah satu filosofi dasar ajaran Islam dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis, yaitu larangan untuk berbuat curang dan dzalim. Semua
transaksi yang dilakukan haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (an
taraddin minkum), dan tidak boleh ada pihak yang mendzalimi ataupun
terdzalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam
bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan.
Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan prinsip
syari’ah adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari
segenap aspek kehidupan ekonominya berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Menurut UU No 21 tahun 2008, Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya
Produk pembiayaan qardh merupakan salah satu sisi efisiensi bank
syari’ah di banding bank konvensional. Teori qardh memberikan peluang
kepada nasabah untuk memanfaatkan produk pembiayaan dengan transaksi
qardh. Produk ini berupa transaksi cicilan pembiayaan dalam bentuk pinjaman
dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok
pinjaman kepada bank pada waktu yang telah disepakati oleh bank dan nasabah
secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Artinya Bank
Syari’ah tidak mensyaratkan nasabah untuk mengembalikan pinjamannya
melebihi jumlah nominal dana yang dipinjamkan termasuk biaya administrasi.
Dalam terminologi fiqih muamalah, sistem yang diterapkan ini disebut teori
qardh al-hasan.
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan. Dalam literatur fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam aqad
tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.1
Trading forex berada dalam golongan pasar uang (money market) dan
bursa komoditi berjangka.Trading forex tergolong paling high riskhigh
return.Artinya, peluang memperoleh profit sangat besar bahkan dapat
mencapai puluhan persen per harinya, namun sekaligus juga memiliki risiko
yang tinggi apabila tidak dikelola secara baik.
Valuta asing atau valas merupakan mata uang yang dikeluarkan sebagai
alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu
nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa
pembatasan (MSS FEUI). Sedangkan menurut Hamdy (2010) pengertian valas
adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk
membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai
catatan kurs resmi pada bank sentral.
B. Pokok Masalah
1. Bagaimana Fatwa DSN Al-Qardh dan Foreign Exchange?
2. Apa Contoh Fatwa DSN Al-Qardh dan Foreign Exchange?

1
Rizki Fajar Evananda, “
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian AL-Qardh
Qardh dalam arti bahasa berasal dari kata qarada yang sinonimnya
qatha’a yang berarti berarti memotong. Diartikan demikian karena orang
yang memberikan utang memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan
kepada orang yang menerima utang (muqtaridh)
Sedangkan menurut sayid sabiq memberikan definisi qardh yaitu :
AL-Qardh adalah harta yang diberika pemberi hutang (muqridh) kepada
penerima hutang (muqhtaridh) untuk kemudian dikembalikan kepadanya
(muqridh) seperti yang diterimanya, ketika ia telah mampu membayarnya.
Sedangkan menurut definisi Hanabilah Qardh adalah memberikan
harta kepada orang yang memanfaatkannya dan kemudian mengembalikan
penggantinya.
2. Pengertian Foreign Exchange
Pengertian Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex)
ataupun foreign currency adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai
alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan
internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral
(Hady, Hamdy, 2007).
Foreign exchange market atau sering pula disebut dengan bursa
valas adalah suatu mekanisme dimana orang dapat mentransfer daya beli
antar negara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi
perdagangan internasional, dan meminimalkan kemungkinan resiko
kerugian akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang.
B. Fatwa Al-Qardh dan Foreign Exchange
1. Fatwa DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Al-Qardh
Dewan Syari'ah Nasional setelah:
Menimbang : a. bahwa Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) di samping
sebagai lembaga komersial, harus dapat berperan sebagai
lembaga sosial yang dapat meningkatkan perekonomian
secara maksimal;
b. bahwa salah satu sarana peningkatan perekonomian yang
dapat dilakukan oleh LKS adalah penyaluran dana
melalui prinsip al-Qardh, yakni suatu akad pinjaman
kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS
pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah.
c. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan syari’ah Islam,
DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang akad
al-Qardh untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat : 1. Firman Allah SWT, antara lain:

َ ‫يأَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا إِذَا تَدَايَ ْنت ُ ْم ِب َد ْي ِن إِلَى أ َ َج ٍل ُم‬
...ُ‫س ًّمى فَا ْكتُبُ ْوه‬
"Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah
tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara
tertulis..." (QS. al-Baqarah [2]: 282).

… ‫يَاأَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا أ َ ْوفُ ْوا ِبا ْلعُقُ ْو ِد‬
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…”
(QS. al-Ma’idah [5]: 1).

َ ‫س َر ٍة فَنَ ِظ َرةٌ إِلَى َم ْي‬


…‫س َر ٍة‬ ُ ‫َان ذُ ْو‬
ْ ‫ع‬ َ ‫َوإِ ْن ك‬
“Dan jika ia (orang yang berhutang itu) dalam
kesulitan, berilah tangguh sampai ia berkelapangan…”
(QS. al-Baqarah [2]: 280)

2. Hadis-hadis Nabi s.a.w., antara lain:

َ ُ‫ فَ َّر َج هللا‬،‫ب ال ُّد ْنيَا‬


ُ‫ع ْنه‬ ِ ‫س ِل ٍم ك ُْربَةً ِم ْن ك َُر‬ ْ ‫َم ْن فَ َّر َج ع َْن ُم‬
ِ ‫ك ُْربَةً ِم ْن ك َُر‬
‫ َوهللاُ فِ ْي ع َْو ِن ا ْلعَ ْب ِد َمادَا َم‬،‫ب يَ ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة‬
.)‫ا ْل َع ْب ُد ِف ْي ع َْو ِن أ َ ِخ ْي ِه (رواه مسلم‬
“Orang yang melepaskan seorang muslim dari
kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan
kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong
saudaranya” (HR. Muslim).
ُ ِ ‫َم ْط ُل ا ْلغَنِي‬
)‫ظ ْل ٌم… (رواه الجماعة‬
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang
mampu adalah suatu kezaliman…” (HR. Jama’ah).

‫عقُ ْو َبت َيهُ (رواه النسييا ي وأبييو‬


ُ ‫َيهُ َو‬ ِ ‫يي ا ْل َو‬
َ ‫اجي ِد يُ ِ ي ُّل ِع ْر‬ ُّ ‫لَي‬
.)‫داود وابن ماجه وأحمد‬
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang
mampu menghalalkan harga diri dan memberikan sanksi
kepadanya” (HR. Nasa’i, Abu Daud, Ibn Majah, dan
Ahmad).

َ ْ‫إِ َّن َخ ْي َر ُك ْم أَح‬


َ َ‫سنُ ُك ْم ق‬
)‫ضا ًء (رواه البخاري‬
“Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang
paling baik dalam pembayaran hutangnya” (HR.
Bukhari).

3. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:

‫ص ْل ً ا َح َّر َم َحيََالً أ َ ْو أ َ َحي َّل‬ُ َّ‫ين إِال‬ ْ ‫ص ْل ُح َجا ِ ٌز بَ ْي َن ا ْل ُم‬


َ ‫س ِل ِم‬ ُّ ‫اَل‬
ً‫ِا َح َّير َم َحيََال‬ ً ‫وِ ِه ْم ِإالَّ ش َْير‬
ِ ‫علَى ش ُُير‬ َ ‫ون‬ َ ‫س ِل ُم‬ ْ ‫َح َرا ًما َوا ْل ُم‬
.‫أ َ ْو أ َ َح َّل َح َرا ًما‬
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.”

4. Kaidah fiqh:

.‫ض َج َّر َم ْن َفعَةً فَ ُه َو ِربَا‬


ٍ ‫ُك ُّل قَ ْر‬
“Setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat (bagi
yang berpiutang, muqridh) adalah riba.”

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional


pada hari Senin, 24 Muharram 1422 H/18 April 2001 M.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG AL-QARDH

Pertama : Ketentuan Umum al-Qardh


1. Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada
nasabah (muqtaridh) yang memerlukan.
2. Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah
pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati
bersama.
3. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
4. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana
dipandang perlu.
5. Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan
(sumbangan) dengan sukarela kepada LKS selama
tidak diperjanjikan dalam akad.
6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau
seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati
dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS
dapat:
a. memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
b. menghapus (write off) sebagian atau seluruh
kewajibannya.

Kedua : Sanksi
1. Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan
mengem-balikan sebagian atau seluruh kewajibannya
dan bukan karena ketidakmampuannya, LKS dapat
menjatuhkan sanksi kepada nasabah.
2. Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana
dimaksud butir 1 dapat berupa dan tidak terbatas pada
penjualan barang jaminan.
3. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap
harus memenuhi kewajibannya secara penuh.

Ketiga : Sumber Dana


Dana al-Qardh dapat bersumber dari:
a. Bagian modal LKS;
b. Keuntungan LKS yang disisihkan; dan
c. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan
penyaluran infaqnya kepada LKS.

Keempat : 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau


jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi
Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana
mestinya.2

2. Fatwa DSN Nomor 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Foreign Exchange/


Jual Beli Mata Uang ( Ash- Sharf)
Dewan Syari’ah Nasional setelah

Menimbang a. bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi


berbagai keperluan, seringkali diperlukan transaksi
jual-beli mata uang (al-sharf), baik antar mata uang
sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis;
b. bahwa dalam 'urf tijari (tradisi perdagangan)
transak-si jual-beli mata uang dikenal beberapa
bentuk transaksi yang status hukumnya dalam
:
pandang ajaran Islam berbeda antara satu bentuk
dengan bentuk lain;
c. bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukan
sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu
menetapkan fatwa tentang al-sharf untuk dijadikan
pedoman.

Mengingat 1. Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 275:

… ِ ‫… َوأ َ َح َّل هللاُ ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم‬


‫الربَا‬
"… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba …."

2. Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah


dari Abu Sa'id al-Khudri:

:
‫ إِ ِن َما‬:‫سلَّ َم قَا َل‬
َ ‫علَ ْي ِه َوآ ِل ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
َ ِ‫س ْو َل هللا‬
‫ (رواه البيهقي وابن ماجه‬،‫اض‬ ٍ ‫ا ْلبَ ْي ُع ع َْن ت َ َر‬
‫)وص ه ابن حبان‬
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jual
beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar
kerelaan (antara kedua belah pihak)" (HR. al-
Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh
Ibnu Hibban).

3. Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi,


Nasa'i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari

2
M. Ichwan, dkk. “Himpunan Fatwa Keuangan Syariah DSN MUI”. ( Jakarta :
Penerbit Erlangga, 2014). h. 129
'Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w. bersabda:

َّ ‫ضةُ ِبا ْل ِف‬


‫ض ِة َوا ْلبُ ُّر ِبا ْلبُ ِر‬ َّ ‫ب َوا ْل ِف‬ِ ‫ب ِبالذَّ َه‬ ُ ‫الذَّ َه‬
ِ‫ير َوالت َّ ْم ُر ِبالت َّ ْم ِر َوا ْل ِم ْل ُح ِبا ْل ِم ْلح‬ ِ ‫ش ِع‬َّ ‫ير ِبال‬
ُ ‫ش ِع‬ َّ ‫َوال‬
ْ‫اختَلَ َفت‬ْ ‫ فَ ِإذَا‬،ٍ‫ يَدًا بِيَد‬، ٍ‫س َواء‬ َ ِ‫س َوا ًء ب‬ َ ،‫ِمثًَْ ِب ِمثْ ٍل‬
‫َان يَدًا ِبيَ ٍد‬ َ ‫شئْت ُ ْم ِإذَا ك‬ ِ ‫ف‬ َ ‫اف فَ ِب ْيعُ ْوا َك ْي‬ُ َ‫صن‬ ْ َ ‫ َه ِذ ِه اْأل‬.
"(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir,
kurma dengan kurma, dan garam dengan garam
(dengan syarat harus) sama dan sejenis serta
secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah
sekehendakmu jika dilakukan secara tunai."

4. Hadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa'i,


Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari Umar
bin Khatthab, Nabi s.a.w. bersabda:

ُ ‫ الذَّ َه‬...
ِ ‫ب ِبا ْل َو ِر‬
‫ق ِربًا ِإالَّ َها َء َو َها َء‬
"(Jual beli) emas dengan perak adalah riba kecuali
(dilakukan) secara tunai."

5. Hadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa'id al-


Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

‫شفُّ ْوا‬ِ ُ ‫ب ِإالَّ ِمثًَْ ِب ِمثْ ٍل َوالَ ت‬ ِ ‫الَ ت َ ِب ْيعُوا الذَّ َه َب ِبالذَّ َه‬
َّ‫ق إِال‬ ِ ‫ َوالَ تَ ِب ْيعُوا ا ْل َو ِرقَ ِبا ْل َو ِر‬،‫ض‬ ٍ ‫علَى بَ ْع‬ َ ‫ض َها‬ َ ‫بَ ْع‬
َ‫ َوال‬،‫ض‬ ٍ ‫علَى َب ْع‬ َ ‫ض َها‬ َ ‫شفُّوا بَ ْع‬ ِ ُ ‫ِمثًَْ ِب ِمثْ ٍل َوالَ ت‬
ِ َ‫غا ِبًا ِبن‬
‫اج ٍز‬ َ ‫ت َ ِب ْيعُوا ِم ْن َها‬.
"Janganlah kamu menjual emas dengan emas
kecuali sama (nilainya) dan janganlah
menambahkan sebagian atas sebagian yang lain;
janganlah menjual perak dengan perak kecuali
sama (nilainya) dan janganlah menambahkan
sebagian atas sebagian yang lain; dan janganlah
menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai
dengan yang tunai."

6. Hadits Nabi riwayat Muslim dari Bara' bin 'Azib


dan Zaid bin Arqam:

‫سلَّ َم ع َْن َب ْي ِع‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬
َّ ‫سو ُل‬
ِ ‫ق ِبالذَّ َه‬
‫ب َد ْينًا‬ ِ ‫ا ْل َو ِر‬.
"Rasulullah saw melarang menjual perak dengan
emas secara piutang (tidak tunai)."

7. Hadits Nabi riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf


al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:

‫ص ْل ً ا َح َّر َم َحََالً أَ ْو‬


ُ َّ‫ين ِإال‬
َ ‫س ِل ِم‬ْ ‫ص ْل ُح َجا ِ ٌز َب ْي َن ا ْل ُم‬
ُّ ‫ال‬
‫ِا‬ً ‫وِ ِه ْم إِالَّ ش َْر‬
ِ ‫علَى ش ُُر‬ َ ‫ون‬ َ ‫س ِل ُم‬ ْ ‫أ َ َح َّل َح َرا ًما َوا ْل ُم‬
‫ َح َّر َم َحََالً أ َ ْو أ َ َح َّل َح َرا ًما‬.
"Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum
muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram; dan
kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram."

8. Ijma'.
Ulama sepakat (ijma') bahwa akad al-sharf
disyari'at-kan dengan syarat-syarat tertentu.

Memperhatikan 1. Surat dari pimpinan Unit Usaha Syariah Bank BNI


Nomor: UUS/2/878.
2. Pendapat peserta Rapat Pleno DSN pada hari
:
Kamis, tanggal 14 Muharram 1423 H/ 28 Maret
2002 M.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :FATWA TENTANG JUAL BELI MATA UANG


Pertama Ketentuan Umum.
Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh
dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)


b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga
(simpanan)
:
c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang
sejenis maka nilainya harus sama dan secara
tunai (at-taqabudh).
d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan
dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan dan secara tunai.
Kedua Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing.

a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan


pen-jualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau
penyelesaiannya paling lambat dalam jangka
waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena
dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari
dianggap sebagai proses penyelesaian yang
tidak bisa dihindari (‫)م َّما الَ بُدّ منه‬
ِ dan merupakan
transaksi internasional.
b. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian
dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan
pada saat sekarang dan diberlakukan untuk
waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam
sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah
haram, karena harga yang diguna-kan adalah
harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan
penyerahannya dilakukan di kemudian hari,
: padahal harga pada waktu penyerahan tersebut
belum tentu sama dengan nilai yang disepakati,
kecuali dilakukan dalam bentuk forward
agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat
dihindari (lil hajah).
c. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian
atau penjualan valas dengan harga spot yang
dikombinasi-kan dengan pembelian antara
penjualan valas yang sama dengan harga
forward. Hukumnya haram, karena
mengandung unsur maisir (spekulasi).
d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk
memperoleh hak dalam rangka membeli atau
hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan
atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan
jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
Hukumnya haram, karena mengandung unsur
maisir (spekulasi).

Ketiga Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


keten-tuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
:
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.3

C. Contoh Fatwa DSN Al-Qardh Dan Foreign Exchange

3
M. Ichwan, dkk. “Himpunan Fatwa Keuangan Syariah DSN MUI”. ( Jakarta :
Penerbit Erlangga, 2014). h. 157
1. Contoh Al-Qardh
Qardh adalah arti bahasa berasal dari kata qarada yang sinonimnya
qatha’a yang berarti memotong. Diartikan demikian karena orang yang
memberikan utang memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan
kepada orang yang menerima utang (muqtaridh).
Salah satu bentuk aplikasi al-qardh dalam perbankan syariah adalah
pemberian dana talangan haji.pembiayaan dana talangan haji pada Bank
Syariah Mandiri adalah pinjaman dana talangan bank kepada nasabah
khusus menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan
pada saat pelunasan BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji).
Besarnya noiminal BPIH sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Departemen Agama.untuk 5 tahun terakhir sejak 2005 sampai 2009
besarnya BPIH adalah Rp 20.000.000,- namun sejak Mei tahun 2010,
BPIH naik menjadi Rp 25.000.000,-.Persyaratan bagi nasabah (calon
jamaah haji) adalah harus mempunyai atau membuka rekening
“Tabungan Mabrur.” Tabungan mabrur merupakan jenis produk
pendanaan bank, melalui tabungan mabrur nasabah bisa mendapatkan dana
talangan haji BSM. Tabungan mabrur merupakan simpanan dalam mata
uang rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam
merencanakan ibadah haji dan umrah. Tabungan ini dikelola berdasarkan
prinsip Mudharabah Muthlaqah, penyetoran awal terbilang Rp500.000,00.
Tabungan Mabrur dilakukan nasabah yang ingin menabung untuk tujuan
pebayaran BPIH, tetapi waktu nasabah bisa mendapatkan porsi haji
tergantung dengan kemampuannya dalam menabung. Lain halnya dengan
dana talangan haji yang sudah jelas nasabah dengan waktu cepat mendapat
dapat porsi haji.
Batas waktu pembayaran pembiayaan dana talangan haji maksimal
1 tahun setelah pengajuan pembiayaan. Selama masa pembayaran, nasabah
boleh mencicil atau langsung tunai, karena bank akan mengambil secara
sekaligus pada saat akhir batas pembayaran melalui tabungan mabrur.
Apabila nasabah tidak mampu membayar dari waktu yang sudah
ditentukan, maka diberikan perpanjangan waktu untuk 1 tahun kedepan
sampai sebelum 73 keberangkatan ibadah haji dengan membayar biaya
administrasi satu tahun kedepan.
Dalam prakteknya, BSM dalam pembiayaan dana talangan haji
bertindak sebagai penyalur yang membantu pengurusan pendafaran haji.
Selanjutnya untuk daftar sebagai calon jamaah haji adalah tanggungjawab
penuh nasabah. Nasabah (calon jamaah haji) memberikan kuasa pada bank
untuk mengurusi semua yang menjadi persyaratan untuk mendapatkan
porsi. Setelah berkas-berkas dan kekurangan BPIH untuk mendapatkan
porsi sudah terpenuhi, maka nasabah bisa langsung daftar ke Departemen
Agama.
Untuk pengajuan talangan haji BSM nasabah (calon jamaah haji)
harus melalui beberapa tahapan. Secara garis besar, langkah-langkah
penanganan Dana Talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri, sebagai
berikut:
1. Tahap ke-1, BSM Cabang Malang menerima permohonan pembiayaan
dana talangan haji dari nasabah
2. Tahap ke-2, bagian marketing menganalisa dengan mengacu pada
Pedoman Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri. Tbk.
3. Tahap ke-3, pembukaan rekening Tabungan Mabrur BSM
4. Tahap ke-4, meminta nasabah memenuhi saldo minimal Tabungan
Mabrur BSM, self financing biaya pendafataran haji sebagai
dasarpengajuan talangan pendafaran haji dan biaya-biaya yang
dikenakan kepada nasabah.
5. Tahap ke-5, bagian marketing menyerahkan data calon jamaah haji
kepada kepala cabang. Pada tahap ini data-data yang telah dianalisa
oleh marketing diajukan kepada kepala cabang untuk mendapat
persetujuan.
6. Tahap ke-6, bagian marketing membuat SP3, memo, dan akad Setelah
mendapat persetujuan, membuat surat permohonan pengajuan
pembiayaan, memo, dan akad. Dan akan diserahkan kepada calon
jamaah haji yang mengajukan talangan.
7. Tahap ke-7, bagian administrasi pembiayaan mengecek kelengkapan
data calon jamaah haji.
8. Tahap ke-8, bagian administrasi pembiayaan menyerahkan data MO
dan KC dan menyerahkan kepada manager operasional dan kepala
cabang untuk dianalisa kembali dan mendapatkan persetujuan. Kantor
Cabang melakukan penandatanganan akad.
9. Tahap ke-9, bagian administrasi melakukan pencairan dana langsung ke
rekening tabungan calon jamaah haji serta menginput SPPH untuk
mendapatkan porsi .
10. Tahap ke-10, MO melakukan monitoring pada dana talangan yang
diajukan.
2. Contoh Foreign Exchange/Jual Beli Mata Uang (Ash-sharf)
a. Seorang dokter berkebangsaan Mesir bekerja si Saudi menabung sebagian
uang dari gajinya disalah satu Bank di Saudi. Saat dia akan pulang, dia
berniat untuk menukar mata uang Saudi ke pound Mesir. Di mesir dia
akan mendapat dua hal yaitu menukarkannya di bank atau di money
changer. Di Mesir nilai tukar satu dolar mencapai 80 qirsy mesir. Jika dia
menukarkannya kepada pedagang mata uang maka harga satu dolar bisa
mencapai 120 qirasy mesir. Apakah hal tersebut haram?. Jawabannya
adalah apabila dia menukarkan uang kepada pedagang valas dengan harga
120 qirsy dari jenis yang berlainan, maka hukumnya halal.
b. Ada beberapa orang al-Jazair yang pergi ke prancis. Lalu mereka
mengambil mata uang Perancis dari para pekerja al-Jazair di sana, 1000
franc Prancis ditukar dengan 2000 dinar aljazair dan terkadang bisa lebih.
Ketika mereka kembali ke aljazair, mereka menyerahkan uang tersebut
kepada keluarga para pekerja dengan mata uang aljazair. Artinya
penukaran matauang tersebut tidak berlangsung secara tunai. Dan perlu
diketahui bahwa mata uang aljazair lebih mahal daripada prancis. Jika
masalahnya seperti ini maka hukumnya tidak diperbolehkan menjual
sebagiannya dengan sebagian lainnya kecuali secara tunai.
c. Sesorang menerima gaji dengan riyal Saudi, lalu dia menukarnya dengan
riyal Sudan. Sedangkan satu riyal Saudi sama dengan 3 riyal Sudan. Maka
hal ini dinilai boleh yaitu menukar uang kertas suatu Negara ke uang
kertas Negara lain meskipun objek penukaran berbeda nilainya. Namun
dengan syarat bahwa serah terima dilaksanakan di tempat transaksi.

Anda mungkin juga menyukai