Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819

DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275


(PADA POLRES BUNGO)

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU DALAM


UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS
(PADA POLRES BUNGO)

H. Burhanuddin, S.H., M.Hum.


STIA Setih Setio Muara Bungo

Abstrak
Peran dan tugas pokok Polri adalah bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam
negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagaimana Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI. Berkaitan dengan hal tersebut, Polres Bungo
melaksanakan peran dan fungsi Polri tersebut, salah satu programnya adalah dalam
bentuk Patroli Terpadu yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pelaksanaan patroli terpadu, untuk
mengetahui hambatan dalam pelaksanaan patroli terpadu, untuk mengetahui upaya yang
dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut diatas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
analisa kualitatif, Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala dan seluruh anggota
Polres Bungo serta masyarakat Kabupaten Bungo. Sedangkan sampel adalah adalah
sebagian dari populasi yang akan kita selidiki. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil
dan ditetapkan berjumlah 14 orang.
Hasil Penelitian menunjukan Bahwa pelaksanaan patroli terpadu Polres Bungo
telah berjalan dalam rangka melaksanakan peran dan tugas keamanan masyaraka, namun
pelaksanaan patroli terpadu masih mengalami kendala atau belum optimal. Hambatan-
hambatan yang dihadapi oleh Polres Bungo dalam pelaksanaan patroli terpadu adalah
dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia dan kurangnya sarana dan prasarana.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Polres Bungo dalam mengatasi hambatan yang
dihadapi dalam pelaksanaan patroli adalah melalui program pembinaan dan pendidikan
anggota Polres Bungo dan program rekrutmen anggota polisi. Disamping itu perlu
dilakukan pendekatan secara arif, melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada
masyarakat.
Kata kunci : polri, patroli, keamanan

I. Pendahuluan hari. Sebaliknya apabila kondisi


1.1 Latar Belakang Masalah strata masyarakat dihadapkan
Keamanan dan ketertiban pada kondisi tidak aman akan
dalam kehidupan bermasyarakat menganggu tatanan kehidupan
akan dapat menciptakan bermasyarakat yang pada
kehidupan yang harmonis di gilirannya pemenuhan taraf hidup
kalangan masyarakat. Di samping akan terganggu pula dan suasana
itu juga dapat meningkatkan taraf kehidupan mencekam /penuh
kesejahteraan masyarakat dalam ketakutan seperti yang terjadi di
melaksanakan aktifitas sehari- beberapa daerah tertentu dalam

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 56


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

wilayah Negara Kesatuan pengayoman, dan pelayanan


Republik Indonesia yang harus kepada masyarakat dan
dibayar mahal dengan korban menjunjung tinggi hak asasi
jiwa, harta dan berbagai fasilitas manusia sebagaimana terlihat
sarana dan prasarana. pada rumusan Pasal 14 Undang-
Untuk menciptakan, undang Nomor 2 Tahun 2002
menjaga dan melindungi tentang Kepolisian RI.
masyarakat Indonesia dari segala Berkaitan dengan hal
bentuk ketidak-amanan dan tersebut, Polisi Resort Bungo
ketidak-tertiban adalah tugas seyogyanya melaksanakan peran
Kepolisian Republik Indonesia dan fungsi Polri tersebut, salah
mulai dari tingkat pusat sampai ke satu programnya adalah dalam
seluruh pelosok tanah air. bentuk Patroli Terpadu yang
Eksistensi Polri sesungguhnya bertujuan untuk menjaga
tidak terlepas dari peran dan tugas keamanan dan ketertiban
pokok keseharian yang menjadi masyarakat. Walaupun kondisi
tanggung-jawab. Peran dan tugas wilayah hukum Polres Bungo
pokok Polri secara umum diatur pada umumnya relatif kondusif,
dalam Pasal 13 Undang-undang namun melihat perkembangan
Nomor 2 Tahun 2002, tentang masyarakat dan kemajuan
Kepolisian Negara Republik teknologi, maka masih terdapat
Indonesia (UUKNRI) yang berbagai tindak kriminal, seperti
meliputi: Pertama, memelihara tingkat peredaran narkoba yang
keamanan dan ketertiban diduga masih tinggi dan tingkat
masyarakat. Kedua, menegakkan pencurian kendaraan bermotor
hukum dan ketiga, memberikan yang relatif meningkat. Di
perlindungan, pengayoman dan samping itu juga masih
pelayanan masyarakat. ditemukan gangguan ketertiban
Peran dan tugas pokok Polri dan keamanan masyarakat berupa
tersebut bertujuan untuk konflik atau tawuran yang terjadi
mewujudkan keamanan dalam antara warga masyarakat.
negeri yang meliputi Berikut data perkembangan
terpeliharanya keamanan dan kriminalitas yang terjadi di
ketertiban masyarakat, tertib dan wilayah hukum Polres Bungo
tegaknya hukum, selama 5 tahun (2010-2014)
terselenggaranya perlindungan, sebagai berikut :

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 57


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

Tabel.1
Trend Perkembangan Kriminalitas
di Wilayah Hukum Polres Bungo
Tahun 2012-2016
JENIS TAHUN
NO TINDAK
KRIMINALITAS 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 5 6 7 6 7
1 CURAT 162 128 141 183 156
2 CURAS 30 22 19 40 20
3 ANIRAT 60 71 54 90 76
4 CURANMOR 135 115 82 121 102
5 PEMBUNUHAN 1 1 2 0 0
Jumlah 300 388 337 434 354
Sumber: Polres Bungo, 2016.
Dari tabel di atas, jumlah tindak Menekan Tingkat Kriminalitas pada
kriminalitas selama 5 tahun terakhir yang Polres Bungo?
terbesar adalah Curat (Pencurian dengan 3. Apa upaya yang telah dilakukan
Pemberatan) dan yang terkecil adalah dalam mengatasi hambatan tersebut
pembunuhan. diatas?
Untuk meminimalisir segala tindak
yang mengganggu keamanan dan 1.3 Tujuan Penelitian
ketertiban dimaksud, salah satu upaya 1. Untuk mengetahui Pelaksanaan
yang dilakukan oleh Polres Bungo adalah Patroli Terpadu Dalam Upaya
melalui Patroli Terpadu. Patroli Terpadu Menekan Tingkat Kriminalitas pada
juga diharapkan mampu untuk Polres Bungo.
melakukan tindakan preventif terhadap 2. Untuk mengetahui hambatan dalam
kemungkinan timbulnya tindakan yang Pelaksanaan Patroli Terpadu Dalam
mengganggu keamaman dan ketertiban Upaya Menekan Tingkat
masyarakat diwilayah hukum Polres Kriminalitas pada Polres Bungo.
Bungo. Untuk itu peneliti menduga masih 3. Untuk mengetahui upaya yang
terdapat berbagai permasalahan dalam dilakukan dalam mengatasi
penerapan Patroli Terpadu yang ditandai hambatan tersebut diatas.
dengan berbagai indikasi masalah yang
telah diuraikan di atas. II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Kamtibmas
1.2 Rumusan Masalah Pengertian Kamtibmas menurut
1. Bagaimana Pelaksanaan Patroli Pasal 1 Undang-undang Kepolisian
Terpadu Dalam Upaya Menekan Negara Republik Indonesia Nomor 2
Tingkat Kriminalitas pada Polres Tahun 2002 disebutkan bahwa
Bungo? pengertian Kamtibmas adalah: suatu
2. Apa hambatan dalam Pelaksanaan kondisi dinamis masyarakat sebagai
Patroli Terpadu Dalam Upaya salah satu Keamanan prasyarat

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 58


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

terselenggaranya proses pembangunan Oleh karena pada jaman itu kota – kota
nasional dalam rangka tercapainnya merupakan Negara yang berdiri sendiri.
tujuan nasional yang ditandai oleh Yang disebut juga Polis, maka Politea
terjaminnya keamanan, ketertiban, dan atau Polis diartikan sebagai semua usaha
tegaknya hukum, serta terbinanya dan kegiatan Negara, juga termasuk
ketentraman yang mengandung kegiatan keagamaan. Di dalam
kemampuan membina serta perkembangannya, “sesudah pertengahan
mengembangkan potensi dan kekuatan Masehi, agama Kristus mendapat
masyarakat dalam menangkal, kemajuan dan berkembang sangat luas.
mencegah, dan menanggulangi segala Maka semakin lama urusan dan kegiatan
bentuk pelanggaran hukum dan bentuk- agama menjadi semakin banyak,
bentuk gangguan lainnya yang dapat sehingga mempunyai urusan khusus dan
meresahkan masyarakat. perlu diselenggarakan secara khusus
Perkataan aman dalam pula, akhirnya urusan agama dikeluarkan
pemahaman tersebut mengandung 4 dari usaha Politea (Polis Negara/kota).
(empat) pengertian dasar, yaitu: Menurut Kamus Terbaru Besar Bahasa
a. Security yaitu perasaan bebas dari Indonesia, arti kata Polisi adalah “suatu
gangguan fisik dan psikis; badan yang bertugas memelihara
b. Surety yaitu perasaan bebas dari keamanan dan ketertiban umum
kekhawatiran; (menangkap orang yang melanggar
c. Safety yaitu perasaan terlindung dari hukum), merupakan suatu anggota badan
segala bahaya; dan pemerintahan (pegawai Negara yang bertugas
d. Peace yaitu perasaan damai lahiriah menjaga keamanan dan ketertiban). (KBBI,
dan batiniah. 2008)
Sedangkan makna kata tertib dan
2.2.2 Pengertian Profesionalisme
ketertiban dalam Undang-undang
Makna konsep dan aplikasi
tersebut adalah suatu kondisi di mana unit
profesional tidak lepas dari beberapa
sosial termasuk di dalamnya adalah
aspek yang saling terkait satu sama lain,
warga masyarakat dengan segala fungsi
yakni menyangkut masalah pengetahuan
dan posisinya dapat berperan
(knowledge), aspek keterampilan (skill)
sebagaimana ketentuan yang ada.
serta sikap mental (attitude). Ketiga hal
ini, pengetahuan keterampilan dan sikap
2.2 Polisi dan Profesionalisme
mental adalah setara dan sama
2.2.1 Pengertian Polisi
pentingnya sebagai pondasi, di atas mana
Kata Polisi berasal dari kata
kualitas-kualitas profesionalisme itu
Yunani Politea. Kata ini pada mulanya
dibangun, dikembangkan dan diasah
dipergunakan untuk menyebut “orang
terus menerus. Kombinasi ketiga
yang menjadi warga Negara dari kota
komponen itu pulalah substansi konsep
Athena“, kemudian pengertian itu
profesionalisme.
berkembang menjadi “ kota “ dan dipakai
untuk menyebut “ semua usaha kota “.

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 59


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

Profesionalisme adalah kualitas- f. Kemampuan memanage pelaksanaan


kualitas fungsional dengan kriteria dan kerjanya secara efektif dan efisien.
standard tertentu bagi setiap jenis Variabel maupun indikator dari
pekerjaan, tingkat jabatan maupun posisi, nilai profesionalisme Polri tersebut pada
setiap komponen dalam suatu struktur hakikatnya harus difokuskan pada
sampai pada setiap orang di suatu unit tuntutan kebutuhan bagi keberhasilan
atau satuan kerja. (Tantri Abeng, 1997) Polri dalam proses keberlanjutan
Menurut Soewadji, profesional keberadaan maupun pelaksanaan peran
berarti harus mempunyai dasar/basis dan tugas Polri, yang antara lain meliputi
ilmu pengetahuan dan pengalaman, berbagai hal sebagai berikut:
keterampilan, kemahiran dan keahlian a. Tuntutan kebutuhan untuk
yang memadai serta mempunyai kode melaksanakan proses pengambilan
etik atau etika profesi yang menjadi keputusan, mengkampanyekan
pedoman untuk ditaati secara tulus dan kegiatan maupun keberhasilan kerja,
ikhlas. (Soewadji, 2012) serta untuk dapat mengintegrasikan
Takaran profesional dalam dan mengkoordinasikan berbagai
pelaksanaan peran dan tugas harus dapat pihak guna pelaksanaan peran dan
diukur berdasarkan variabel, indikator tugasnya;
dan parameter tertentu agar semua pihak b. Tuntutan keberhasilan untuk
dapat pada akhirnya menyatakan bahwa mewujudkan profesionalisme maupun
keahlian dan atau keterampilan Polri kemandirian Polri dalam keberadaan
sudah atau belum profesional. maupun pelaksanaan peran dan
tugasnya, serta;
2.2.3 Indikator Polisi Profesional
c. Tuntutan kebutuhan dan keberhasilan
Berbagai variabel yang
dalam memonitor dan mengendalikan
ditentukan untuk mengukur
pelaksanaan peran dan tugasnya pada
profesionalisme Polri dalam pelaksanaan
lingkup wilayah kerja dan
peran dan tugas harus ditakar dalam
yurisdiksinya.
beberapa indikator kemampuan, sebagai
berikut: (Tantri Abeng, 1997)
III. Metodologi Penelitian
a. Kemampuan dalam memantau situasi
3.1 Metode Penelitian
dan siklus medan kerjanya;
Metode yang digunakan dalam
b. Kemampuan untuk berkomunikasi
penelitian ini adalah metode deskriptif
sosial;
dengan pendekatan kualitatif, yaitu
c. Kemampuan untuk menyiapkan media
bermaksud untuk mengetahui serta
dan sarana kerjanya;
mendapatkan gambaran tentang
d. Kemampuan bermitra dengan instansi
permasalahan yang terjadi pada tempat
lain;
dan waktu tertentu, kemudian berusaha
e. Kemampuan memanfaatkan dan
menganalisa dan menjelaskan fenomena-
mendayagunakan ilmu pengetahuan
fenomena yang terjadi untuk pemecahan
dan teknologi (IPTEK), serta;

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 60


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

masalah mengenai fakta-fakta dan sifat- berkesinam-bungan.agar perubahan


sifat dari populasi. budaya yang dilakukan dapat tertanam
3.2. Populasi dan sampel dan melekat sebagai budaya baru kita.
Populasi dalam penelitian ini untuk itu perangkat bahan ajaran dan
adalah Kepala dan seluruh anggota Polisi kurikurum harus terintegrasi sesuai
Resort Bungo serta masyarakat dengan kompetensi masing-masing
Kabupaten Bungo. Dalam penelitian ini, jenjang pendidikan di semua lembaga
sampel yang diambil dan ditetapkan pendidikan polri, yang berorentasi
berjumlah yaitu 14 (empat belas) orang, kepada pembentukan pribadi dan sosok
dengan rincian sebagai berikut: polri yang lebih mengedepankan sebagai
1. Kepala Polres. pelayan masyarakat.
2. Wakil Kepala Polres Berkaitan dengan hal dimaksud,
3. 2 (dua) orang Kasat ( Kasat lalu lintas para anggota kepolisian lebih dituntut
dan Kasat Sabhara) untuk meningkatkan kemampuan
4. 5 (lima) orang anggota polisi patroli beriteraksi dengan masyarakat dengan
terpadu pendekatan yang lebih familiar dan
5. 5 (lima) orang masyarakat disegani. Salah satu untuk pendekatan
terhadap masyarakat Kepolisian Daerah
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Jambi membentuk satu program Patroli
4.1 Efektifitas Pelaksanaan Patroli Multi Sasaran (PMS) adalah operasi rutin
Terpadu Dalam Upaya Menekan yang dikenal di lingkungan kepolisian,
Tingkat Kriminalitas plus diberi roh proaktif dengan sasaran
Percepatan perubahan budaya kejahatan-kejahatan tanpa korban (crime
dengan memacu perubahan pola pikir ( without victim). (Adi Affandi, 2016)
mind set) dan budaya kerja ( culture set) Hal ini didukung oleh Waka
polri’’ program ini sudah dilaksanakan Polres Bungo, bahwa Giat ini dikenal
sejak reformasi polri tahun 1998 juga dengan operasi sapu jagat, apa saja
dilanjutkan melalui program reformasi tindakan kriminal, akan ditindak oleh
birokrasi polri sejak tahun Polisi. maka sejak Kepolisian modern
2008,tujuannya untuk menampilkan pertama , Metropolitan Police London
sosok anggota polri yang lebih berempati didirikan di Inggris oleh Sir Robert Peel
kepada masyarakat memaknai arti melalui Police Act 1829, tugas utama
sebagai pelindung, pengayom dan Polisi tersebut adalah Pencegahan
pelayan masyarakat secara Kejahatan. (Romi Agusriansyah, 2016)
hakiki.perubahan mind set dan culture set Menurutnya setiap upaya polisi
sudah dilakukan dari tingkat perwira dengan harapan ketiadaan kejahatan
tinggi sampai tingkat brigadir. merubah adalah merupakan hal yang paling
pola pikir dan budaya kerja bukanlah hal utama.( Romi Agusriansyah, 2016)
mudah, diperlukan waktu sehingga Sedangkan menurut Kasat Sabhara,
perubahan ini harus dilakukan secara bahwa pencegahan kejahatan adalah
serius,konsisten, berlanjut, dan setiap bentuk upaya yang dilakukan

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 61


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

untuk menurunkan tingkat kejahatan meningkatkan kualitas pelayanan polisi,


secara nyata dan atau menghilangkan dalam jalinan kerjasama proaktif dengan
rasa takut akan kejahatan.( Amos sumber daya masyarakat yang ingin
Sitompul, 2016). Di samping itu menurut mengubah kondisi-kondisi penyebab
anggota masyarakat, rasa takut kejahatan. (Abilio Dos Santos, 2016)
masyarakat terhadap kejahatan tersebut Dari penjelasan di atas, penulis
timbul karena berbagai peristiwa memberikan kesimpulan bahwa
kejahatan yang diketahuinya, jumlah diperlukan adanya kepolisian yang lebih
korban kejahatan, kerugian yang dialami handal, peran masyarakat yang lebih
serta ketidak tertiban sosial yang ada di besar dalam pengambilan keputusan, dan
sekitarnya. (Harun, 2016) perhatian yang besar terhadap hak asasi
Dengan demikian harapan dan kebebasan individu.
masyarakat tentunya ingin bagaimana Setiap patroli perlunya
menciptakan suatu sistem yang dapat keterlibatan masyarkat secara aktif untuk
menghentikan kejahatan, sehingga membantu melakukan pencegahan
mereka merasa aman. Rasa aman dengan menghidupkan kembali pos
masyarakat itu meliputi kedamaian ( keamanan lingkungan dari mulai
peace ), keamanan lingkungan ( secure ), ditingkat Rukun Tetangga. (Dedi
keselamatan ( safety ) dan kepastian ( Wahyudi, 2016) Hal tersebut didukung
surety ) yaitu kepastian dalam hukum dan tokoh masyarakat, bahwa salah satu cara
kepastian karena hukum. dengan adalah bersandar pada sumberdaya
mengedepankan personilnya yang masyarakat untuk mencegah dan
berseragam di garis depan yaitu polisi menangkal kejahatan dengan kekuatan
patroli secara umum atau secara khusus sendiri yang akan banyak melibatkan
membentuk polisi masyarakat. Mereka relawan dengan asumsi bahwa mereka
diberi tanggung jawab untuk menentukan dapat digerakkkan untuk menekan
tindakan yang terbaik dan paling sesuai peluang struktur maupun aspek dari
dengan kebutuhan pencegahan kejahatan motivasi berbuat jahat dengan cara
di daerah tertentu, di tempat mereka membuat para penjahat lebih sulit untuk
ditugaskan. beraksi. (Usman Hasan, 2016)
Menurut Kepala Satuan Lalu Berdasarkan pengamatan penulis
Lintas Polres Bungo, bahwa perlunya di lapangan, bahwa pelaksanaan patroli
melakukan pembinaan kepada terpadu akan dapat menjawab
masyarakat yang dikenal dengan istilah perkembangan situasi di mana terjadi
Community Policing. Community krisis kepercayaan yang berlarut-larut
Policing adalah suatu kebijakan dan sebagai akibat krisis politik, ekonomi,
strategi yang bertujuan agar dapat dan hukum yang berdampak kecurigaan
mencegah terjadinya kejahatan secara terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah
lebih efektif dan efisien, mengurangi baik yang dalam perencanaan maupun
kecemasan terhadap kejahatan, yang diterapkan dengan mencari-cari apa
meningkatkan kualitas hidup, latar belakang dikeluarkannya kebijakan

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 62


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

tersebut. Dari hasil wawancara, bahwa pula dengan melunturnya pelaksanaan


dibutuhkan alternatif sebagai antisipasi model pencegahan kejahatan tradisional
terhadap perbandingan yang tidak ini. Secara perlahan budaya bergeser ke
seimbang antara jumlah penduduk individualis dan egoistis sehingga
dengan jumlah anggota POLRI dalam mementingkan kepentingan pribadi/
rangka mengendalikan/ menekan kelompok yang salah satu
terjadinya berbagai potensi maupun perwujudannya dengan membangun pos-
kejadian kriminalitas.( Adi Affandi, pos satpam dirumah, pembuatan portal
2016) Salah satu di antaranya adalah tanpa izin dari pemerintah daerah ( jelas
tentang dicanangkannya Siskamswakarsa melanggar Undang Undang Nomor 22
sebagai penjabaran Siskamrata dan Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
dengan dikukuhkannya melalui Undang Angkutan Jalan). Meskipun disebagian
Undang No. 2 Tahun 2002. Pamswakarsa besar daerah model ini telah menghilang
menjadi salah satu model pencegahan namun dibeberapa daerah kinerja dari
terhadap kejahatan dengan model ini tetap terpelihara dan bahkan
mendayagunakan masyarakat secara aktif tetap menjadi warisan budaya adat yang
berpartisipasi. (Keysa Putra Akbar, 2016) diwariskan secara turun temurun. Model
Hasil pengamatan dan tradisional ini biasa ditemukan di daerah-
wawancara, bahwa patroli terpadu akan daerah yang dalam bentuk desa dengan
menjadi langkah bijak adanya kepedulian perkembangan sosial ekonomi dan adapt
masyarakat maupun peningkatan peran budaya tradisionalnya masih terpelihara
anggota kepolisian dalam mensikapi dengan baik. Sedangkan di perkotaan
masih tinggi tingkat kriminalitas. sangat sulit ditemukan model
Keberadaan dari Patroli ini sebenarnya Pamswakarsa tradisional ini. the power of
sudah ada dan berlangsung lama dalam consistency (Kekuatan konsistensi).
perikehidupan masyarakat Indonesia. Ini Bagian terpenting dalam kegiatan
dapat kita temui sebagai contoh model ini Mantan Kapolda Jambi, bahwa
dari upaya pencegahan kejahatan antara program ini menjadi roh pelaksanaan
lain seperti yang ada di daerah Bali, Patroli Multi Sasaran/terpadu. Saya harus
dengan mendayagunakan masyarakat kukuh, tak tergoyahkan dan tak tergoda
yaitu tokoh adat sebagai tokoh keamanan dengan apapun. Bahkan, saya harus bisa
yang biasa disebut Pecalang . Sementara puasa dari hal-hal yang buruk dan
itu di daerah lain terdapat pula model “menggoda”,agar sistem yang dibentuk
pengamanan yang melibatkan tokoh bisa berjalan maksimal. Bahkan, saya
masyarakat lainnya di Jawa yaitu berusaha hadir tiap kali anev dilakukan.
Jagabayan. Upaya-upaya ini telah Tak pernah absen. Sewaktu konsep multi
berlangsung semenjak lama, namun sasaran dimulai dibuat konsensus di
sebagai akibat pergeseran nilai-nilai jajaran pimpinan Polda, Polres dan
sosial dalam perikehidupan masyarakat Polres. Bunyinya, jika ada kegiatan
baik dalam bidang ekonomi, budaya, keluarga, siapapun harus bersedia
sosial maupun politik yang berdampak memindahkan jadwalnya di luar hari

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 63


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

Jumat. Kecuali ada tugas-tugas perilakunya sebagai pelindung,


kepolisian, baru boleh tidak hadir pada pengayom dan pelayan masyarakat,
hari Jumat beragenda anev. (Anang sejalan dengan paradigma barunya yang
Iskandar , 2012) Sedangkan menurut mengabdi bagi kepentingan masyarakat.
Kapolres Bungo, bahwa program ini Karena dalam situasi-situasi dan kondisi-
demi menciptakan citra Polri yang baik di kondisi bagaimanapun juga Polisi
mata masyarakat, semestinya didukung dituntut untuk terus menerus mengubah
oleh siapapun dan institusi manapun. diri sebagai sosok yang berada dalam
(Adi Affandi, 2016) garis terdepan memberikan pelayanan,
Berdasarkan wawancara dan pengayom, dan perlindungan kepada
pengamatan penulis menyimpulkan masyarakat secara bermartabat, jujur dan
bahwa pelaksanaan patroli terpadu dalam adil dengan mengedepankan
menekan tingkat kriminalitas sudah profesionalisme dalam melakukan setiap
berjalan dalam menjaga keamanan dan tugas dan kewajiban.
ketertiban masyarakat, walaupun masih Untuk mewujudkan tuntutan di
ditemukan berbagai permasalahan dalam atas, Polres Bungo senantiasa
menangani berbagai tindakan yang meningkatkan kemampuan dasar
mengganggu keamanan masyarakat profesionalisme sebagaimana yang
dijelaskan dimuka agar dapat
4.2 Hambatan dalam Pelaksanaan melaksanakan tugas Kamtibmas secara
Patroli Terpadu professional salah satunya melalui Patroli
Pergeseran paradigma Polri yang Terpadu. Dalam kenyataan Polres Bungo
sebelumnya cenderung digunakan belum sepenuhnya berhasil karena
sebagai alat penguasa ke arah pengabdian dihadapkan sejumlah kendala/ hambatan,
bagi kepentingan masyarakat telah diantaranya adalah:
membawa berbagai implikasi perubahan 1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
yang mendasar. Salah satu perubahan itu (SDM)
adalah perumusan kembali perannya Salah satu hambatan dalam
sesuai Undang-undang Nomor 2 Tahun pelaksanaan patroli terpadu adalah faktor
2002 yang menetapkan Polri berperan SDM, baik secara keterampilan
selaku pemelihara kamtibmas, penegak komunikasi dan pendekatan, maupun
hukum, pelindung, pengayom dan jumlah anggota polisi. Ditinjau dari
pelayan masyarakat. keterampilan dan tingkat pendidikan
Arah kebijakan strategi Polri masih terbatasnya jumlah anggota.
yang mendahulukan tampilan selaku Apabila dihadapkan dengan beban tugas
pelindung, pengayom dan pelayan yang diemban dan tuntutan harus mampu
masyarakat dimaksudkan bahwa, dalam memberikan pelayanan yang baik, maka
setiap kiprah pengabdian anggota Polri kemampuan SDM anggota Polres
baik sebagai pemelihara kamtibmas merupakan salah satu hambatan dalam
maupun sebagai penegak hukum upaya mewujudkan harapan Polri, yakni
haruslah dijiwai oleh tampilan menjadi mitra masyarakat yang harus

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 64


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

mampu melaksanakan dan kedatangan Polisi cukup lama.(Asri


menyelesaikan tugas secara bermartabat, Wahyuni, 2016)
jujur dan adil. Sebagian besar persepsi
Tuntutan tersebut sangat berat masyarakat adalah bahwa anggota polisi
karena berhadapan dengan situasi dan belum dapat bekerjasama dengan
kondisi masyarakat yang kompleks masyarakat Bungo, karena sebagian
dengan bermacam persoalan yang anggota Polres terkesan arogan dan
berpotensi menganggu dan mengancam kurang simpatik. Hal ini didukung oleh
Kamtibmas. Keterbatasan kemampuan salah seorang masyarakat, bahwa
SDM anggota dalam dalam memberikan keberadaan polisi sektor dalam upaya
penyuluhan (Binmas) kepada masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban
disana tampak penguasaan materi sangat masyarakat kurang tidak melibatkan
terbatas, sehingga dalam masyarakat.(Sulaiman, 2016)
penyampaiannya kurang dapat Sedangkan menurut Kapolres,
menguasai bahan atau pengendalian diri. bahwa upaya kerjasama dengan
Hal tersebut sebagaimana disampaikan masyarakat dalam menjaga keamanan
oleh Kasat Sabhara, bahwa anggota masyarakat terkendala dengan jumlah
Polres Bungo dalam memberikan anggota polisi yang belum
penyuluhan gerakan anti narkoba mencukupi.(Adi Affandi, 2016)
maupun penyuluhan tentang penting Disamping itu menurut tokoh
sitem keamanan lingkunganm kurang masyarakat, bahwa disamping jumlah
menguasai materi sehingga tampak anggota polisi yang relative kurang, juga
kurang percaya diri dalam penyampaian disebabkan kurangnya keahlian dan
maupun dalam menjelaskan pertanyaan- keterampilan sebagian polisi dalam
pertanyaan masyarakat.(Amos Sitompul, melakukan kerjasama dengan masyarakat
2016) dalam Kecamatan Kabupaten Bungo.
Banyaknya anggota Polres Bungo (Sulaiman, 2016)
relatif belum cukup untuk menjaga Berdasarkan hasil wawancara di
keamanan dan ketertiban masyarakat. atas, bahwa dapat disimpulkan, dimana
Berdasarkan keterangan Anggota Polres, faktor SDM menjadi salah satu hambatan
bahwa dalam melaksanakan tugas apalagi dalam pelaksanaan hubungan kerjasama
jika ada permasalahan adakalanya tidak dengan masyarakat dalam menciptakan
sempat pulang kerumah. Suka duka keamanan masyarakat
dalam melaksanakan tugas sebagai Dari berbagai kondisi di atas,
anggota Polres banyak dukanya Waka Polres menyadari beban tugas dan
tertutama dalam lokasi target sulit dilalui tanggung-jawab Polres cukup berat. Oleh
terutama pada saat hari hujan. (Anderson karenanya Kapolres melalui waKapolres
Hadi, 2016) Pada saat membutuhkan dalam beberapa kesempatan tetap
bantuan Polisi sehubungan adanya memberi motivasi anggota Polres untuk
persoalan kenakalan remaja yang terjadi selalu melaksanakan tugas secara optimal
di dusunnya merasa kecewa menunggu dengan penuh tanggung-jawab melalui

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 65


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

pelaksanaan patroli terpadu. Dalam Dalam menjalakan tugas sudah


kondisi tertentu seluruh anggota dan sepantasnya pihak kepolisian dilengkapi
kasat dalam Polres Bungo serta Kapolres dengan sarana dan prasarana yang
ikut turun tangan bersama anggota Polres memadai untuk memberikan
memantau dan menyelesaikan kejadian- pengayoman, perlindungan dan
kejadian yang terjadi. Dan, apabila cuaca pelayanan kepada masyarakat, agar
kurang baik, Kapolres menyediakan masyarakat merasa aman, tertib, dan
fasilitas mobil dinas untuk digunakan tentram tidak terganggu segala
oleh Polres dalam melaksanakan tugas. aktivitasnya. Tetapi di Polres Bungo
2. Sarana dan prasarana yang kurang sarana dan prasarana kurang memadai
memadai berdasarkan data tabel perlengkapan
yang diambil penulis sebagai berikut :
Tabel 5
Perlengkapan Patroli Terpadu di Polres Bungo

No Jenis Perlengkapan Jumlah Baik Rusak


1. Sepeda Patroli 0 0 0
2. Motor 11 10 1
3. Mobil 2 2 0
4. Handy talky (HT) 2 2 0
5. Megaphone 2 2 0
Sumber : Polres Bungo
sehingga kegiatan tersebut belum
Melihat tabel di atas Penulis optimal.
menyimpulkan bahwa salah satu faktor
yang menghambat Polres Bungo dalam 4.3 Upaya-upaya dalam mengatasi
melaksanakan patroli terpadu adalah Hambatan Pelaksanaan Patroli
rusaknya sebagian perlengkapan Terpadu
pendukung polisi untuk menjalankan. 1. Melakukan Pembinaan Sumber Daya
Sebagaimana disampaikan oleh Kasat Manusia (SDM)
Sabhara mengenai kendala yang Hambatan yang dihadapi Polisi
menghambat patroli terpadu. Dijelaskan Resort Bungo dalam bidang SDM, perlu
bahwa sarana dan prasarana banyak yang mendapat perhatian serius dari pihak
rusak contohnya mobil patroli yang Kepala Polres Bungo, Untuk itu perlu
dimiliki terkadang sering rusak saat akan dilakukan upaya-upaya dalam
digunakan sehingga menghambat meningkatkan Kualitas dan Kuantitas
pelaksanaan patroli terpadu.(Amos SDM di lingkungan Polres Bungo.
Sitompul, 2016) Berdasarkan wawacancara
Berdasarkan tabel dan wawancara dengan Waka Polres, bahwa akan
di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dilakukan program pembinaan secara
dan pra sarana yang rusak menghambat intensif untuk meningkatkan kompetensi
pelaksanaan kegiatan patroli terpadu dan keahlian anggota ploresdalam
bekerjasama dengan masyarakat untuk

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 66


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

menciptakan keamanan masyarakat. kepada masyarakat tersebut.(Dedi


(Romi Agusriansyah, 2016) Sulaiman, 2016) Di samping itu, Polres
Hal senada juga didukung oleh Bungo masih perlu membenahi diri
masyarakat, bahwa pembinaan dan dengan melakukan pendekatan secara
peningkatan keterampilan secara intensif persuasif dan bertindak secara elegan
perlu dilakukan bagi anggota Polres dengan tidak mengedepankan
Bungo, di samping itu juga dibutuhkan kesombongan sebagai aparat bersenjata.
penambahan jumlah anggota polisi yang Dengan cara demikian, maka
bertugas dalam melakukan patroli pelaksanaan patroli terpadu akan dapat
Terpadu.( Asri Wahyuni, 2016) menjalin hubungan yang baik harmonis
Pendapatan sama disampaikan oleh arif, antara masyarakat dengan pihak
bahwa selain penambahan personil juga kepolisian, di mana masyarakat adalah
diperlukan pendekatan yang arif dan mitra polisi.
bijaksana.( Herman, 2016)
Berdasarkan wawancara di atas, V. Penutup
perlu dicermati oleh Polres Bungo untuk 5.1 Kesimpulan
melakukan berbagai upaya dalam 1. Bahwa pelaksanaan patroli terpadu
peningkatan Sumber Daya Manusia dalam menekan kiriminalitas dalam
Polres, baik secara kualitatif maupun wilayah Polres Bungo telah berjalan
kuantitatif. dalam rangka melaksanakan peran dan
2. Meningkatkan pendekatan dan tugas keamanan masyarakat. Namun
Soliasisasi Kepada Masyarakat pelaksanaan patroli terpadu masih
Kondisi umum masyarakat dalam mengalami kendala atau belum
wilayah hukum Polres Bungo bervariasi optimal. Hal ini ditandai dengan masih
dengan berbagai adat istiadat dan budaya relatif tinggi gangguan dan kejahatan.
yang hampir tidak sama. Hal ini Dalam wilayah hukum Polres Bungo.
disampaikan oleh Warsito, bahwa dengan 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi
adanya perbedaan di masyarakat perlu oleh Polres Bungo dalam pelaksanaan
dilakukan kehatian, namun patroli terpadu untuk menekan tingkat
tegas.(Marsudi, 2016) kriminalitas dalam upaya menciptakan
Untuk mengatasi masyarakat keamanan masyarakat adalah
yang tingkat partisipasi masyarakatnya dikarenakan keterbatasan Sumber
rendah, dan terkesan tidak bersedia Daya Manusia, baik dari segi jumlah
membantu tugas-tugas keamanan maupun kualitasnya. Hambatan
masyarakat dibutuhkan pembinaan dan lainnya adalah karena kurangnya
pendekatan oleh Polres Bungo. kesadaran dari masyarakat untuk
Berdasarkan hasil wawancara bekerjasama dengan pihak Polres
dengan Anggota Polres bahwa tingkat bungo
partisipasi masyarakat yang rendah, 3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh
maka perlu untuk meningkatkan Polres Bungo dalam mengatasi
pendekatan secara arif dan sosialisi hambatan yang dihadapi dalam

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 67


EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PATROLI TERPADU ISSN : 1693-0819
DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KRIMINALITAS E-ISSN : 2549-5275
(PADA POLRES BUNGO)

pelaksanaan patroli terpadu untuk Administrasi dan Manajemen.


menekan tingkat kriminalitas adalah Jakarta: Gunung Agung.
melalui program pembinaan dan Henry Simamora. 2002. Manajemen
Personalia. Yogyakarta: Liberty.
pendidikan anggota Polres Bungo dan Hood, Christopher. 2007. New Public
program rekrutmen anggota polisi. Di Management Manajemen Publik
samping itu perlu dilakukan Baru. Yogayakarta: Pustaka
pendekatan secara arif, melakukan Pelajar.
penyuluhan dan sosialisasi kepada Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. 2008.
Surabaya: Tim Reality
masyarakat. dalam upaya Pusbhuliser.
meningkatkan kesadarannya untuk Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen
bekerjasama dengan Polres Bungo Sumber Daya Manusia. Jakarta:
dalam menciptakan keamanan Bumi Aksara.
masyarakat. Kartasasmita. 1997. Administrasi
Pembangunan, Perkembangan
5.2 Saran-saran Pemikiran dan Prakteknya,
1. Perlu adanya penambahan personil Jakarta: Intermedia.
untuk melaksanakan Patroli terpadu, Lembaga Administrasi Negara. 2000
sehingga patroli terpadu dapat Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik
terlaksana dengan baik.
Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
2. Di dalam pelaksanaan patroli terpadu Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran
dibutuhkan sarana dan prasarana Kinerja Sektor Publik.
seperti kendaraan, sehingga Yogyakarta: BPFE.
dibutuhkan penambahan kendaraan Sugandha. 1991. Koordinasi Alat
Pemersatu Gerak Administrasi.
yang digunakan untuk melaksanakan
Jakarta: Intermedia.
patroli terpadu. Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar
3. Perlu dilaksanakan latihan rutin Penelitian Ilmiah Dasar, Metode
dalam pelaksanaan patroli terpadu, dan Teknik. Bandung: Tarsito.
agar di dalam pelaksanaan patroli Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi A.
2003. Metodologi Penelitian
terpadu dapat berjalan sesuai dengan
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
SOP yang telah ditetapkan. Usman, Nurdin. 2002. Konteks
Implementasi Berbasis
Kurikulum. Jakarta: Rineka.
DAFTAR PUSTAKA Winarno, Budi. 2002. Kebijakan
Buku - buku Publik.Jakarta: Buku Seru.
Abeng, Tanri. 1997. Gagasan, Wawasan, Peraturan – peraturan
Terapan dan Renungan. Jakarta: Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
Pustaka Sinar Harapan. tentang Kepolisian Republik Indonesia
Handayaningrat, Soewarno. 1996. Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010
Pengantar Studi Ilmu tentang Struktur Organisasi Tingkat
Polres

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 68

Anda mungkin juga menyukai