Askep CHF SYH
Askep CHF SYH
C DENGAN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DI RUANG ICU/ICCU RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
OLEH:
SYARIF HIDAYATULLAH, S. Kep
NIM. 18.31.1210
OLEH:
SYARIF HIDAYATULLAH, S. Kep
NIM. 18.31.1210
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. K
Umur : 19 th.
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Tidak Kawin.
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : swasta
Agama : Kristen.
Alamat : Gunung Pandan
No. Medikal Record : 38 0x xx
Tgl masuk RS : 16 – 01 – 2019.
Tgl pengkajian : 17 – 01 – 2019.
Dignosa medis : CHF
C. RIWAYAT PENYAKIT.
1. Keluhan utama.
Sesak Napas
2. Riwayat penyakit sekarang.
Pasien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS, timbul
terutama saat batuk dan sesak nafas sejak 2 minggu sebelum MRS,
dan apabila dibuat aktivitas sehari-hari bertambah sesak, tidak
berkurang dengan pemberian obat dari dokter( nama lupa ) serta
bila tidur menggunakan bantal lebih dari 2. pada tanggal 6 – 04 –
2019 klien dibawah ke UGD RSUD Ratu Zalecha dan dirawat di
ICCU.
3. Riwayat penyakit terdahulu.
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami sesak seperti yang
dirasakan sekarang. Pasien tidak pernah menderita penyakit serius
seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal, cedera otak
akibat trauma dan penyakit serius lainnnya.
4. Riwayat penyakit keluarga
Diantara anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita
penyakit sama seperti yang diderita pasien
Keterangan :
: pasien
: laki-laki
: Perempuan
: Hubungan keluarga
D. Data Psikologis
Pasien mampu menerima keadaan sakit yang menimpa dirinya.
E. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga tampak baik, pasien selama di RS ditunggu
oleh ibu dan saudaranya dan selama di RS klien terkadang berbincang dengan
keluarga lainnya. Pasien mampu berkomunikasi secara baik perawat maupun
tenaga medis lain dan saat mahasiswa melakukan pengkajian.
F. Data Spiritual
Selama dirawat pasien tidak melakukan sholat, hanya berdo’a untuk
kesembuhan penyakitnya
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Pasien baik
2. Tanda Vital Klien
TD : 96/66 mmHg Nadi : 97x/mnt Respirasi : 54x/mnt Suhu : 37C,
SpO2 91%
3. Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis (sadar penuh)
Kuantitatif: GCS : E = 4 (buka mata spontan)
: V = 5 (kata-kata jelas)
: M = 6 (mengikuti perintah)
: Jumlah = 15
4. Kepala dan muka
a. Inspeksi
Pasien tampak bersih, bentuk kepala bulat dan simetris, rambut lurus
tipis, pasien tampak gelisah dan tampak sesak napas, terpasang
sungkup oksigen.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat bekas luka atau sikatrik
5. Kulit
a. Inspeksi
Kulit pasien berwarna sawo matang, tidak terdapat ruam makopapular,
tidak terdapat oedem, tidak terdapat alergi atau gatal dan terdapat
peradangan sekitar luka
b. Palpasi
Pada saat palpasi tidak terdapat nyeri tekan dan turgor kulit kembali 1
detik, kulit teraba panas
6. Mata (penglihatan)
a. Inspeksi
Pupil pasien mengecil saat disenter, mata klien pasien dapat melirik
kekiri dan ke kanan tanpa menoleh, konjungtiva tidak anemis dan tidak
terdapat peradangan, mata pasien tampak merah, terdapat warna hitam
sekitar kelopak mata dan kantong kelopak mata menebal, nistagmus
dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke belakang.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri, tidak ada tekanan bola mata
7. Hidung (penciuman)
a. Inspeksi
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat peradangan, fungsi penciuman
baik, saat ini pasien menggunakan alat bantu pernapasan oksigen
sungkup 15 lpm.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan peradangan
8. Telinga ( pendengaran )
a. Inspeksi
Bentuk dan letak kedua telinga pasien simetris, tidak terdapat
peradangan, pasien mempunya daya pendengaran yang baik
dibuktikan mampu berkomuniasi secara lancar saat pengkajian, tidak
terdapat serumen, tidak terdapat cairan dan pasien tidak menggunakan
alat bantu pendengaran.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada kedua telinga pasien
10. Leher
a. Inspeksi :
Bentuk leher biasa ,tidak adanya pembengkakan, tidak tedapat jaringan
parut tidak ada, tidak ada nya massa, tidak adanya tahanan vena
jugularis, tidak terdapat keterbatasan gerak, pergerakan leher (ROM) :
bisa bergerak fleksi, rotasi, fleksi, terdapat kaku leher.
b. Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan kalenjar limfe, tidak ada
kaku leher.
11. Dada
a. Inspeksi
Dada tampak bersihan,bentuk dada simetris, bentuk nafas teratur,
retraksi dinding dada simetris, bentuk mamae simetris tidak terdapat,
batuk dan sianosis, posisi trachea, frekuensi pernafasan normal
54x/menit, kedalaman pernafasan, ekspansi dada simetris,
menggunakan penggunaan otot-otot pernafasan, tidak terdapat
clubbing finger.
H. Data Penunjang
WBC : 20,16, RBC : 3,52, Hb : 11,9, Hematokrit : 35, Kalium : 5,2,
Natrium : 144, GDS : 61,5, kreatinin : 3,88, HbsAg : negatif
Pengobatan 6 April 2019
Levofloxacun 1 x 750 mg, antrain 3 x 1 amp, Lasic 1 x 1 amp, Meropenem
3 x 1 gr
Sucralfat 3 x 2 cth, Spironolactone 1 x 1, aspilet 1 x 1, Simvastatin 1 x 20
gr, ISDN 3 X 5 mg.
I. Analisa Data
P : Intervensi diteruskan
3. Intoleransi aktivitas 1. Kaji respon S : pasien sesak nafas, lelah, capek.
O : kekuatan otot masing2
( 00092) emosional, social, ekstrimitas 3. Mengukur tanda
berhubungan dengan dan spiritual vital T : 120/90, HR :
2. Evaluasi motivasi 116/mnt reguler, RR
ketidakseimbangan 22/mnt
antara supply dan klien terhadap A : Masalah belum teratasi
Indikator IR ER
keebutuhan oksigen peningkatan
Berpartisipasi 0 5
aktivitas. dalam aktivitas
3. Tentukan penyebab fisik tanpa disertai
kelelahan peningkatan
tekanan darah,
4. Monitor respon
nadi dan RR
kadiorespiratory Mampu 0 5
terhadap aktivitas. melakukan
5. Monitor intake aktivitas sehari
hari (ADLs)
nutrisi.
secara mandiri
6. Intruksikan P : intervensi 1,2,3,4,5,6 diteruskan
teknik relaksasi
selama aktivitas.