PROGRAM PENINGKATAN
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
BERBASIS ZONASI
Pola Bilangan
Penulis:
Theresia Widyantini
Adi Wijaya
Sumardyono
Copyright © 2018
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN
iii
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah Unit
Pembelajaran. Unit pembelajaran ini berisi materi pembelajaran sesuai
target Kompetensi Dasar, contoh-contoh aktivitas pembelajaran dan
penilaian yang bisa menginspirasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
iv
Pola Bilangan
KATA PENGANTAR
v
Dengan adanya Unit Pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi ini diharapkan dapat memandu para guru dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran lebih baik lagi sehingga mereka
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Praptono
NIP. 196905111994031002
vi
Pola Bilangan
DAFTAR ISI
Hal
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1 Pola pada kain batik dan susunan paving blok .................................. 11
Gambar 2 Pola konfigurasi kain batik ................................................................. 12
Gambar 3 Barisan upacara pramuka ................................................................. 13
Gambar 4 Diagram hubungan urutan dengan suku barisan ............................... 14
Gambar 5 Barisan konfigurasi motif batik Kawung ............................................. 15
Gambar 6 Barisan konfigurasi yang sesuai barisan segitiga .............................. 16
Gambar 7 Barisan konfigurasi yang sesuai barisan persegi ............................... 16
Gambar 8 Barisan konfigurasi yang sesuai barisan persegipanjang .................. 17
Gambar 9 Simbolisasi dan diagram hubungan urutan dengan suku barisan ...... 18
Gambar 10 Pola konfigurasi noktah barisan segitiga ......................................... 25
viii
Pola Bilangan
A. Kompetensi Dasar
3.1. Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi
objek.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan
dan barisan konfigurasi objek.
IPK Penunjang
3.1.1 Menjelaskan pola dari barisan bilangan sederhana
3.1.2 Menjelaskan pola dari barisan konfigurasi objek
3.1.3 Menentukan bilangan selanjutnya dari suatu barisan bilangan
3.1.4 Menentukan objek selanjutnya dari suatu barisan konfigurasi objek
3.1.5 Menemukan pola dari barisan bilangan
3.1.6 Menemukan pola dari barisan konfigurasi obyek
9
Kompetensi Dasar dan Indikator
IPK Kunci
3.1.7 Membuat generalisasi (bentuk umum) bilangan ke-n dari suatu barisan
bilangan
3.1.8 Membuat generalisasi (bentuk umum) dari suatu barisan konfigurasi
objek
3.1.9 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan
3.1.10 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan konfigurasi
objek
10
Pola Bilangan
BAHAN BACAAN
Jadi, hampir semua masalah nyata dalam kehidupan terkait dengan pola atau
aturan umum atau ‘kebiasaan’ yang dapat dipergunakan untuk memahami secara
lebih mendalam dan lebih tepat sehingga memudahkan dalam memecahkan
masalah yang ada. Berbagai konfigurasi objek dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, mulai dari barisan pagar, jendela, hingga barisan tamanan pada
ladang dan sawah.
11
Bahan Bacaan
Barisan motif batik yaitu motif kawung. Semakin besar ukuran kainnya, maka
semakin banyak motif kawung direproduksi. Satu unit motif terlihat seperti bentuk
kipas dengan 4 sayap dan di tiap sayap ada tanda 3 titik atau noktah.
Selain dalam bentuk visual seperti pada contoh-contoh di atas, pola juga dapat
ditemukan susunan bilangan, seperti berikut
1, 2, 3, 4, 5, …
2, 4, 6, 8, 10, …
1, 3, 5, 7, 9, ….
Dari contoh konfigurasi objek maupun contoh bilangan yang dimaksud dengan
pola adalah aturan yang digunakan untuk menentukan objek berikutnya. Sehingga
dengan memahami pola dapat mempermudah menyelesaikan suatu masalah.
12
Pola Bilangan
http://m-powell.blogspot.com/2010/12/upacara-penutupan-latihan-
penegak.html
Istilah ”barisan” dalam matematika memiliki pengertian yang lebih khas dan jelas.
Istilah ”barisan” dalam matematika disebut juga ”sequences” (dalam bahasa
Inggris). Secara intuitif, barisan dalam matematika adalah sekelompok unsur
(biasanya bilangan) yang diurutkan menurut bilangan asli, yaitu ada unsur pada
urutan ke-1, urutan ke-2, dan seterusnya. Unsur di setiap urutan tersebut, biasa
disebut “suku” atau lengkapnya “suku barisan”.
Contoh
Jelas bahwa bilangan 1 menempati urutan ke-1 (disebut suku ke-1 barisan),
bilangan 2 menempati urutan ke-2 (disebut suku ke-2 barisan), bilangan 3
menempati urutan ke-3 (disebut suku ke-3 barisan), dan seterusnya.
Barisan a, b, c, d, e, f, g, h, ....
13
Bahan Bacaan
dan seterusnya.
Urutan Suku
barisan
1 a
2 b
3 c
4 d
5 e
... ...
14
Pola Bilangan
Contoh
Barisan motif batik yaitu motif Kawung. Semakin besar ukuran kainnya, maka
semakin banyak motif Kawung direproduksi. Satu unit motif terlihat seperti bentuk
kipas dengan 4 sayap dan di tiap sayap ada tanda 3 titik atau noktah.
Jika yang diperhatikan banyak kipas (dengan 4 sayap) di tiap suku, maka diperoleh
barisan bilangan berikut, 1, 4, 9, 16, … Barisan ini merupakan adalah barisan
bilangan kuadrat.
Jika yang diperhatikan adalah banyak sayap maka diperoleh barisan bilangan
berikut.
15
Bahan Bacaan
Jika yang diperhatikan banyak titik (noktah) pada tiap suku,maka barisan bilangan
yang bersesuaian adalah barisan berikut ini:4 × 3, 16 × 3, 36 × 3, 64 ×
3, … atau 12, 48, 108, 192, …
Contoh
16
Pola Bilangan
Di dalam matematika, barisan bilangan sangat banyak yang telah dikaji dan
dikenal dengan baik, mencapai raturan bahkan ribuan barisan bilangan. Beberapa
barisan bilangan telah dikenal sejak lama dan menjadi barisan bilangan yang
mendasari barisan bilangan lainnya. Beberapa di antaranya dibahas singkat di
bawah ini.
17
Bahan Bacaan
Jika tiap suku tidak ada rumus yang dapat dinyatakan, maka hubungan suku
dengan urutan hanya dinyatakan dengan urutan barisan itu sendiri. Contoh pada
barisan bilangan prima.
Dalam matematika, terdapat notasi standar untuk menyatakan urutan dan barisan.
Setiap urutan secara umum dinyatakan dengan huruf n. Jadi simbol n menyatakan
sebarang bilangan asli. Sementara untuk suku ke-n dinyatakan dengan simbol 𝑈𝑛 .
Urutan Suku
barisan
1 𝑈1
2 𝑈2
3 𝑈3
4 𝑈4
... ...
N 𝑈𝑛
Untuk barisan yang setiap sukunya dapat dinyatakan rumusnya secara eksplisit,
maka kita perlu melihat pola hubungan yang dapat dinyatakan antara urutan
dengan suku barisan.
18
Pola Bilangan
Contoh1
Urutan Suku
barisan
1 2
2 4
3 6
4 8
... ...
N 𝑈𝑛 = ?
Jika diperhatikan terdapat pola bahwa suku barisan dapat diperoleh dari urutan
dengan mengali urutan dengan 2.
Dengan demikian, rumus suku ke-n dari barisan bilangan asli genap adalah 2n.
Contoh2
Bagaimana kita dapat mengenali pola pada barisan tersebut untuk mendapatkan
rumus umum?
Barangkali kita dapat melihat bahwa setiap suku merupakan penjumlahan sebuah
bilangan terhadap suku tepat sebelumnya.
19
Bahan Bacaan
Karena bilangan 6 dapat dikaitkan dengan 5 maka kita dapatkan pola 𝑈𝑛 = 𝑈𝑛−1 +
(𝑛 + 1).
Contoh3
Suku ke-1 = 1 + 2 = 1 + (1 + 1) = 3
Suku ke-2 = 2 + 3 = 2 + (2 + 1) = 5
Suku ke-3 = 3 + 4 = 3 + (3 + 1) = 7
Suku ke-4 = 4 + 5 = 4 + (4 + 1) = 9
Dan seterusnya
Suku ke-𝑛 = 𝑛 + 𝑛 + 1 = 2 𝑛 + 1
20
Pola Bilangan
Dari contoh3, kita dapat melihat pola dari barisan bilangan tersebut yaitu beda
antara dua suku yang berurutan mempunyai nilai yang selalu sama yaitu
bertambah 2.
Dengan melihat ciri-ciri dari barisan tersebut maka barisan bilangan tersebut
disebut barisan aritmatika.
𝑢𝑛 = suku ke-𝑛
𝑢1 = suku pertama = 𝑎
𝑛 = banyaknya suku
Contoh 4
Marilah kita perhatikan pola dari dua suku yang berurutan dari barisan bilangan
tersebut.
Suku ke-1 = 1
21
Bahan Bacaan
Dari barisan bilangan tersebut suku ke-2 merupakan hasil perkalian suku ke-1
dengan bilangan 2, suku ke-3 merupakan hasil perkalian suku ke-2 dengan
bilangan 2, demikian juga suku ke-4 merupakan hasil perkalian suku ke 3 dengan
bilangan 2.
Sehingga perbandingan atau rasio suku ke-2 dengan suku ke-1 dan perbandingan
atau rasio suku ke-3 dengan suku ke-2 adalah sama demikian juga perbandingan
atau rasio suku ke-4 dengan suku ke-3 adalah sama yaitu 2.
𝑢2
=2
𝑢1
𝑢3
=2
𝑢2
𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢𝑛
Dan seterusnya sehingga = = =⋯= =2
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢𝑛−1
𝑛 = banyaknya suku
𝑢𝑛 = 𝑎. 𝑟 𝑛−1
Contoh5
22
Pola Bilangan
Dan seterusnya
Contoh6
Suku ke-1 = 1 × 2 = 2
Suku ke-2 = 2 × 3 = 6
Suku ke-3 = 3 × 4 = 12
Suku ke-4 = 4 × 5 = 20
Suku ke-5 = 5 × 6 = 30
dan seterusnya
Suku ke-𝑛 = 𝑛 × (𝑛 + 1) = 𝑛2 + 1
23
Bahan Bacaan
Contoh 7
Suku ke-1 = 0 + 0 = 0 + 1 × 0 = 0
Suku ke-2 = 1 + 2 = 1 + 2 × 1 = 3
Suku ke-3 = 2 + 6 = 2 + 3 × 2 = 8
Suku ke-4 = 3 + 12 = 3 + 4 × 3 = 15
Suku ke-5 = 4 + 20 = 4 + 5 × 4 = 20
Suku ke-6 = 5 + 30 = 5 + 6 × 5 = 35
dan seterusnya
Suku ke-𝑛 = (𝑛 − 1) + (𝑛 × (𝑛 − 1) = 𝑛2 − 1
Perhatikan bahwa pada contoh di atas, hubungan antara suku dengan bilangan
asli dapat dinyatakan dengan suatu rumus yang eksplisit(rumus aljabar) tetapi
tidak selalu hubungan antara suku dengan bilangan asli dapat dinyatakan
dengan suatu rumus yang eksplisit (rumus aljabar) misal barisan bilangan prima.
Contoh8
24
Pola Bilangan
Jika dibentuk barisan bilangan dengan memperhatikan banyak noktah di tiap suku,
maka akan diperoleh yang berikut: 1, 3, 6, 10, ....
Apa “pola” yang dapat kita temukan untuk menghubungkan urutan n dengan suku
ke-n yaitu 𝑈𝑛 ?
Banyak fenomena sehari-hari baik secara implisit maupun eksplisit terkait dengan
pola dan barisan. Jika kita berbicara tentang “pola” maka hampir setiap apa yang
kita lihat, kita dengar, atau kita rasakan dapat dinyatakan dengan suatu pola,
sesederhana pun pola tersebut. Namun demikian, lebih lanjut, akan diberikan
beberapa contoh khusus yang terkait dengan pola barisan dalam kehidupan nyata.
Beberapa fenomena yang terkait dengan barisan dapat diidentifikasi jika ada yang
terkait dengan urutan, misalnya waktu (hari, bulan, tahun, atau waktu kejadian
tanpa periode kemunculan yang sama), posisi (pola pada ornamen, barisan tiang,
kursi pada suatu ruang), penomoran (dari daftar resmi, dokumen, atau hal lain
yang sudah diatur sedemikian rupa urutannya).
Contoh
Sebuah mobil mula-mula memiliki nilai harga jual sebesar 300 juta rupiah. Per
tahun rata-rata mengalami penurunan nilai jual sebesar 5%. Setelah 10 tahun,
perkiraan nilai jualnya adalah ....
25
Bahan Bacaan
Penyelesaian
𝑈1 = 300,
demikian seterusnya.
Dari barisan tersebut, kita dapat melihat adanya sebuah pola yaitu
Dengan demikian untuk tahun ke-10, maka nilai jual kendaraan menjadi
𝑈10 = 189,075
Jadi, nilai jual kendaraan pada tahun ke-10 menjadi sekitar 189 juta rupiah
26
Pola Bilangan
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran 1
27
Aktivitas Pembelajaran
B. Aktivitas Pembelajaran 2
a. Buatlah sketsa susunan pola persegi pada suku ke-6 dan susunan ke-7
b. Isilah tabel berikut
n 𝑼𝒏 Hubungan
1 1 1 + …. = ….
2 3 2 + … = ….
3 5 3 + … = ….
4 7 4 + …. = …
n 𝑈𝑛 n + …= ….
Beberapa barisan konfigurasi objek lain yang dapat digunakan dalam aktivitas
belajar 2 ini dapat mengambil contoh-contoh barisan konfigurasi objek pada buku
Matematika siswa kelas VIII semester 1.
28
Pola Bilangan
C. Aktivitas Pembelajaran 3
1. Tujuan: memecahkan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan
2. Kerjakan LKPD secara kelompok dalam waktu 30 menit.
3. Perhatikan permasalahan berikut ini
Seorang petugas gedung pertunjukan diminta untuk menyiapkan kursi yang akan
disusun menyerupai bentuk trapesium sama kaki seperti ilustrasi gambar berikut.
Panggung pertunjukan
Baris pertama
Baris terakhir
Beberapa masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan yang dapat
digunakan dalam aktivitas belajar 3 ini dapat menggunakan beberapa
permasalahan berikut.
1. .....
2. ....
29
Aktivitas Pembelajaran
D. Aktivitas Pembelajaran 4
Beberapa masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan yang dapat
digunakan dalam aktivitas belajar 4 ini dapat menggunakan beberapa
permasalahan berikut.
1. .....
2. ....
30
Pola Bilangan
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Peserta didik dapat Tidak ada jawaban sama sekali atau jawaban 1
memberikan yang diberikan belum dapat memberikan
penjelasan penjelasan (hubungan) antara suku-suku
dari jawaban soal yang diketahui.
yang diberikan.
Belum memberikan jawaban secara lengkap, 2
tetapi sudah dapat memberikan penjelasan
(hubungan) antara suku-suku yang diketahui.
31
Pengembangan Penilaian
Peserta didik dapat Tidak ada jawaban sama sekali atau jawaban 1
memberikan yang diberikan belum dapat memberikan
penjelasan penjelasan (hubungan) antara barisan
dari jawaban soal konfigurasi objek yang diketahui.
yang diberikan.
Belum memberikan jawaban secara lengkap, 2
tetapi sudah dapat memberikan penjelasan
(hubungan) antara barisan konfigurasi objek
yang diketahui.
32
Pola Bilangan
33
Pengembangan Penilaian
Adapun salah satu alternatif rubrik penyekoran yang dapat digunakan untuk
menilai kemampuan pada aktivitas pembelajaran 3 pada setiap nomor pertanyaan
(a, b, c, ...) adalah sebagai berikut.
Peserta didik dapat Tidak ada jawaban sama sekali atau jawaban 0-9
memberikan belum sesuai dengan permasalahan
penjelasan
Hanya sedikit dari penjelasan yang 10-39
dari solusi
benar/logis (sudah memahami masalah yang
permasalahan
diberikan, misalnya dengan membuat
yang diberikan
sketsa/gambar)
34
Pola Bilangan
Alternatif lain:
Banyak 15 17 19 21 ? ? ?
kursi
1 15 15 + 2 (1 – 1) = 15
2 17 15 + 2 (2 – 1) = 17
3 19 15 + 2 (3 – 1) = 19
4 21 15 + 2 (4 – 1) = 21
10 15 + 2 (10 – 1) = 33
35
Pengembangan Penilaian
20 15 + 2 (20 – 1) = 53
30 15 + 2 (30 – 1) = 73
Jadi banyak kursi yang harus disediakan pada baris ke-30 adalah
sebanyak 73 buah kursi.
Adapun salah satu alternatif rubrik penyekoran yang dapat digunakan untuk
menilai kemampuan pada aktivitas pembelajaran 4 pada setiap nomor pertanyaan
(a, b, c, ...) adalah sebagai berikut.
Peserta didik dapat Tidak ada jawaban sama sekali atau jawaban 0-9
memberikan belum sesuai dengan permasalahan
penjelasan
Hanya sedikit dari penjelasan yang 10-39
dari solusi
benar/logis (sudah memahami masalah yang
36
Pola Bilangan
Alternatif lain:
1 3 6 10 ...
37
Pengembangan Penilaian
70
1(1+1)
1 1
2
2(2+1)
2 3
2
3(3+1)
3 6
2
4(4+1)
4 10
2
𝑛(𝑛+1)
n
2
𝑛(𝑛+1)
Batu bata yang tersedia sebanyak 50 buah, berarti ........
2
50
38
Pola Bilangan
PENUTUP
Unit pembelajaran ini merupakan kelengkapan bahan bacaan dari RPP pada
materi pola bilangan untuk kompetensi dasar 3.1 yaitu membuat generalisasi dari
pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek serta kompetensi dasar
4.1 yaitu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek pada kelas VIII semester ganjil. Unit
pembelajaran pola bilangan ini utamanya berisi bahan bacaan, aktivitas
pembelajaran, dan pengembangan penilaian. Mengingat Unit Pembelajaran ini
merupakan salah satu bahan bacaan kelengkapan RPP yang telah dibuat, Bapak
dan Ibu guru dapat mengembangkannya lebih rinci sesuai dengan karakteristik
peserta didik serta sumber belajar yang ada pada masing-masing sekolah.
39
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Hendriana, H, Rohaeti, E, dan Sumarno, U. (2017). Hard Skils dan Soft Skills
Matematika SMP. Bandung: PT Refika Aditama.
40