KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Laporan Tahunan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban baik dari program maupun
keuangan agar semua kegiatan ataupun program yang telah dilaksanakan dapat dievaluasi
kembali guna meningkatkan kualitas program Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang selama ini telah
berkoordinasi dan bekerjasama dengan kami dalam menyusun Laporan Tahunan ini, semoga
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Tidak lupa kritik dan saran yang membangun kami
harapkan untuk perbaikan kinerja yang lebih baik lagi.
Februari 2019
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.7 Daftar Pegawai Pusat Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat yang Menjadi Narasumber Pada Tahun 2018 .............................. 25
Tabel 1.8 Mutasi Kepegawaian Pusat Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat Menurut Golongan Kepangkatan Tahun 2018 ............ 34
Tabel 1.9 Pegawai Honorer Pusat Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2018 ................................................................................... 34
Tabel 1.11 Kepemilikan Kendaraan Pusat Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ................................................................. 38
Tabel 1.12 Jumlah Anggaran per Kegiatan/Output Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ...................................................... 37
Tabel 2.1 Sasaran Outcome dan Indikator Bidang Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ...................................................... 41
iii
Tabel 2.2 Sandingan Renstra, Renja dan RKP Pusat Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ...................................................... 42
Tabel 3.1 Penelitian DIPA Pusat Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2018 .................................................................................. 45
Tabel 3.2 Penelitian Risbinkes DIPA Sekretariat Balitbangkes Tahun 2018 ................. 46
Tabel 3.3 Judul Kajian di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ................ 46
Tabel 3.4 Capaian Output Dukungan Manajemen Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ...................................................... 47
Tabel 4.1 Judul dan Output Penelitian di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun .
2018 .................................................................................................................. 50
Tabel 4.2 Capaian Indikator Kinerja Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018
…………………………………………………………………………….…. 51
Tabel 4.3 Judul Rekomendasi Kebijakan Di Bidang Upaya Kesehan Masyarakat Tahun
2018 .................................................................................................................. 52
Tabel 4.4 Publikasi Ilmiah Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dipublikasikan dalam
Jurnal Nasional Tahun 2018 ............................................................................. 55
Tabel 4.5 Publikasi Ilmiah Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dipublikasikan
dalam Jurnal Internasional Tahun 2018 ........................................................... 59
Tabel 4.6 Jumlah Anggaran per Kegiatan/Output Pusat Penelitian dan Pengembagnan
Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ...................................................... 61
Tabel 4.7 Penelitian Risbinkes Pusat Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2018 ................................................................................... 62
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2017 .................................................................................6
Gambar 1.2 Jumlah Pegawai Pusat Penelitiand dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Berdasarkan Subbagian dan Subbidang .....................................8
Gambar 1.3 Jumlah Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan Kelompok Umur (dibandingkan dengan tahun 2017 ................11
Gambar 1.4 Proporsi Jumlah Bagian Tata Usaha dan Peneliti .........................................11
Gambar 1.5 Jumlah Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................12
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
BAB I
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 2018
B. Kelembagaan
langsung, penyakit tular vector dan zoonotik, penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa dan NAPZA
b. Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang
surveilans dan karantina kesehatan, penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
dan NAPZA.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri atas :
a. Subbidang Penyakit Menular (PM)
Mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang surveilans dan
karantina kesehatan, penyakit menular langsung dan penyakit tular vector dan
zoonotik.
b. Subbidang Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa dan NAPZA.
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala Puslitbang Ukesmas dibantu oleh
Panitia Pembina Ilmiah (PPI). Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi
Puslitbang Ukesmas serta untuk menjamin hasil penelitian yang berkualitas,
dipandang perlu untuk membentuk PPI. PPI mempunyai tugas:
Berikut ini struktur organisasi Puslitbang Ukesmas sampai dengan bulan Desember tahun
2018
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyakat Tahun 2017
C. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia (SDM) bukan hanya sebagai
alat dalam produksi tetapi memiliki peran penting dalam kegiatan produksi suatu
organisasi. Kedudukan SDM saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga
sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dan segala
akitibitas organisasi. SDM memiliki andil besar dalam menentukan maju atau
berkembangnya suatu organisasi. Oleh karena itu, kemajuan suatu organisasi
ditentukan pula bagaimana kualitas dan kapabilitas SDM di dalamnya. Organisasi
yang dimaksud tidak terkecuali bagi aparat penyelenggara kesehatan.
Jumlah sumber daya Puslitbang Ukesmas (PNS) berdasarkan data kepegawaian
per 31 Desember 2018 sebanyak 155 orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Kepala
Pusat, 1 (satu) orang Kepala Bagian Tata Usaha (TU), 1 (satu) orang Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat (Kesmas), 1 (satu) orang Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P), 1 (satu) orang Kepala Subbag Program dan
Kerjasama (PKS), 1 (satu) orang Kepala Subbag Keuangan, Kepegawaian dan
Umum (KKU), 1 (satu) orang Kepala Subbidang Gizi dan Kesehatan Keluarga
(Gizi dan Kesga), 1 (satu) orang Kepala Subbidang Kesehatan Komunitas
(Keskom), 1 (satu) orang Kepala Subbidang Penyakit Menular (PM), 1 (satu) orang
Kepala Subbidang Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (PTM dan Keswa),
14 orang di Subbag PKS, 25 orang di Subbag KKU, 49 orang di Subbid Gizi dan
Kesga, 22 orang di Subbid Keskom, 25 orang di Subbid PM dan 16 orang di Subbid
PTM dan Keswa. Gambaran jumlah Pegawai Puslitbang Ukesmas berdasarkan
Subbagian dan Subbidang dapat dilihat pada Gambar 1.2 di bawah ini.
KesKom; 22 KKU; 25
PKS; 14
PTM dan
Gizi dan Kesga;
Keswa; 16
49 PM; 25
Gambar 1.2
Jumlah Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Berdasarkan Subbagian dan Subbidang
2. Jabatan Fungsional dalam hal ini Jabatan Fungsional Tertentu adalah suatu
kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri
dan untuk kenaikan jabatan dan pangkatnya diisyaratkan dengan angka kredit.
Tabel 1.2.
Jumlah Peneliti Berdasarkan Subbidang dan Jenjang Jabatannya Tahun 2018
Calon Peneliti
Unit Kerja/ Peneliti Peneliti Peneliti Peneliti Sudah Belum Peneliti
No Jml
Bagian Utama Madya Muda Pertama diklat diklat BS
fung fung
1 Penyakit 2 4 5 2 - - - 13
Tidak
Menular
dan
Kesehatan
Jiwa
Calon Peneliti
Unit Kerja/ Peneliti Peneliti Peneliti Peneliti Sudah Belum Peneliti
No Jml
Bagian Utama Madya Muda Pertama diklat diklat BS
fung fung
2 Struktural - - 1 - - - - 1
PTM dan
Keswa
3 Penyakit 1 6 6 7 1 1 - 22
Menular
4 Struktural - - 1 - - - - 1
Penyakit
Menular
5 Gizi dan - 5 26 9 2 - 1 43
Kesehatan
Keluarga
6 Struktural - - 1 - - - - 1
Gizi dan
Kesga
7 Kesehatan 1 3 9 8 1 - - 22
Komunitas
8 Struktural - - - - - - - 0
Kesehatan
Komunitas
9 Ka.Bid - 1 - - - - - 1
P2P
10 Ka.Bid - 1 - - - - - 1
Kesmas
11 Ka.Pusat - 1 - - - - - 1
Jumlah 4 21 49 26 4 1 1 106
60 2017
60
50 59 2018
51
40
50
30
20 25 25
20 22
10
1
0 5
< 30 31 - 40 41 - 50 51 - 55 > 56
Gambar 1.3
Jumlah Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Berdasarkan Kelompok Umur
(dibandingkan dengan tahun 2017)
Kalau dilihat dari jumlah pegawai di Bagian Tata Usaha dengan peneliti di
Bidang dalam hal ini Bidang Kesehatan Masyarakat dan Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, jumlah pegawai Tata Usaha sebanyak 39 orang
(25,83%), sedangkan jumlah peneliti di Bidang sebanyak 112 orang (74,17%),
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4
Tata Usaha; 39
Tata Usaha
Peneliti
Peneliti; 112
Gambar 1.4.
Proporsi Jumlah Bagian Tata Usaha dan Peneliti
Dari jumlah pegawai tersebut sebanyak 105 orang (67,74%) berjenis kelamin
perempuan dan 50 orang (32,26%) berjenis kelamin laki-laki, seperti tampak pada
Gambar 1.5.
Laki-laki Perempuan
39
40
35
30
25
17 20
14
13 15
12 12 11 10
9
10
5 5
4
5
1 1 1
1
0
Ka.Pusat Kabag TUKabid P2P Kabid KKU PKS PTM & PM Gizi & Kes.
Ukesmas Keswa Kesga Komunitas
Gambar 1.5.
Jumlah Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin
Bila dilihat berdasarkan golongan, dari 164 orang pegawai, persentase yang
tertinggi adalah golongan III sebanyak 117 orang (75,48%) dan persentase yang
terendah adalah golongan I sebanyak 1 orang (0,61%), untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Jumlah Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Berdasarkan Golongan Tahun 2018
Tahun 2018
No Sub Bagian/ Bidang Jml
Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV
1 Ka.Pusat - - - 1 1
2 Kabag TU - - - 1 1
3 Sub Bagian PKS - 1 11 1 14
4 Sub Bagian KKU 1 3 19 2 25
5 Ka.Bid P2P - - - 1 1
6 Sub Bidang PTM dan - - 10 7 16
Kes. Jiwa
7 Sub Bidang PM - - 17 8 25
8 Ka.Bid Kesmas - - - 1 1
9 Sub Bidang Gizi dan - - 43 6 49
Kesga
10 Sub Bidang Kes. - - 17 5 22
komunitas
Jumlah 1 4 117 33 155
Tabel 1.4
Jumlah Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat Berdasarkan Pendidikan Tahun 2017
No Pendidikan Jumlah %
1. SLTA 9 5,81
2. D3 8 5,16
3. S1 40 25,81
4. S2 82 52,90
5. S3 16 10,32
JUMLAH 155 100
Tabel 1.5
Daftar Pegawai Puslitbang Ukesmas yang Sudah Selesai dan Sedang Tugas Belajar/Ijin
Belajar Pada Tahun Akademik 2017
Reg/
Jenjang Subbid Tahun Selesai Sumbe
No Nama Non Peminatan
Pendidk /Subbag Univ Tubel Tahun r Biaya
Reg
Martin Marietta, Ekonomi
1 S2 Reg KKU UI 2016 2018 APBN
SE Kesehatan
Ranti Suciati,
2 S2 Reg Keskom Antropologi UI 2016 2018 APBN
S,Sos
Ginoga
3 Veridona, S2 Reg PKS Infokes UI 2017 2019 APBN
S.Kom
dr. Dewi Epidemiologi
4 S2 Reg PTM UI 2017 2019 APBN
Kristanti Komunitas
Farida
Ekonomi
5 Kusumaningrum, S2 Reg PKS UI 2017 2019 APBN
Kesehatan
SKM
Bhaskarani
Epidemiologi
6 Widjiastuti, S2 Reg Keskom UI 2017 2019 APBN
Kesling
SKM
Basuki Rachmat, Kesehatan
7 S2 Reg Keskom UI 2017 2019 APBN
ST Lingkungan
Perencanaan
Agnes Putri dan
8 S2 Reg PKS UI 2017 2019 APBN
Apriliani, S,Si Kebijakan
Publik
Nur Handayani
Gizi & Gizi
9 Utami, S3 Reg UI 2018 2021 APBN
Kesga Komunitas
SP.,M.Gizi
Kencana Sari , Gizi &
10 S3 Reg Gizi Kesmas UI 2018 2021 APBN
SKM.,MPH Kesga
Dwi Sisca
Gizi & Gizi
11 Kumala Putri, S3 Reg UI 2018 2021 APBN
Kesga Masyarakat
SKM.,M.Epid
Tanggal Sumber
No Nama Pegawai Tempat Materi
Pertemuan Biaya
Sub Bidang Gizi dan Kesehatan Keluarga
1 Tin Afifah, SKM, 7-15 Maret 2018 Hotel El Royale Workshop Pelatih DIPA
MKM Riskesdas 2018 Sekretariat
Badan
Litbangkes
12-20 April Hotel Lombok Workshop Pelatih DIPA
2018 Raya, Jl. Panca Riskesdas 2018; Puslitbang
Usaha No 11, Humaniora
Mataram Lombok dan
Manajemen
Kes
3 Sri Irianti, SKM, 09 Mei 2018 Hotel AONE Review 1 Draft Direktur
MPhil, PhD Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Lingkungan
Persyaratan
Kesehatan (SBMKL)
Media Tanah
4 Dra.Athena 14 - 16 Februari Cikole Jayagiri Narasumber Rapat Loka Litbang
Anwar, M.Si 2018 Resort – Bandung Kerja Loka Litbang Pangandaran
Barat Pangandaran
11 April 2018 Aula Balai Besar Narasumber Balai Besar
Kesehatan Paru Penulisan Karya Kesehatan
Masyarakat Tulis Ilmiah dan Paru
Surakarta Penerbitan OJS Masyarakat
Surakarta
12 Desember Ruang Pertemuan Narasumber Analisis Pertemuan
2018 Balai Besar Teknik Data Pasif Balai Besar
Kesehatan Teknik
Lingkungan - Kesehatan
Jakarta Lngkungan -
Jakarta
MUTASI
Mutasi merupakan fungsi pengembangan pegawai, karena tujuan utamanya adalah
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam organisasi yang bersangkutan.
Umumnya mutasi merupakan tindak lanjut dari penilaian prestasi kerja pegawai, dari situ
diketahui kecakapan seorang pegawai dalam melaksanakan uraian pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Melalui penempatan orang yang tepat pada tempat tepat, dengan
tetap mempertinmbangkan aspek pembinaan bagi aparatur dengan menitikberatkan
kepada sistem prestasi kerja.
Pada tahun 2017 terjadi beberapa mutasi kepegawaian pada Puslitbang Ukesmas.
Adapun mutasi kepegawaian yang ada meliputi:
1. Mutasi Kenaikan Pangkat
Jumlah pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
yang naik pangkat (dalam golongan maupun naik golongan) baik yang regular
ataupun pilihan karena menjabat jabatan struktural maupun fungsional adalah
sebanyak 17 orang. Data yang lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.8.
2. Mutasi Keluar
Pada tahun 2018 tidak ada pegawai yang mutasi keluar/pindah. Mutasi keluar di
Puslitbang Ukesmas tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 1.8.
4. Pensiun
Pensiun merupakan jaminan hari tua sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai
Negeri Sipil selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemeritahan. Pada tahun
2018 terdapat 7 orang pegawai yang pensiun.
Tabel 1.8
Mutasi Kepegawaian Puslitbang Ukesmas Menurut Golongan Kepangkatan
Tahun 2018
1. Gedung Perkantoran
Puslitbang Ukesmas memiliki 2 gedung yang terletak di Jl. Percetakan Negara
No. 29, Jakarta Pusat seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.10
Perbandingan Luas Gedung
No Keterangan Luas
2. Kepemilikan Kendaraan
Pada tahun 2017 Puslitbang Ukesmas memiliki 8 buah kendaraan seperti yang
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1.11
Kepemilikan Kendaraan Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarkat
Tahun 2018
Kondisi
Awal Di Akhir
No Jenis Kendaraan Pengadaan
Tahun Hapus Tahun Rusak
Baik Rusak
Berat
1 Sedan 1 - - 1 - 1 -
Mini Bus
2 (Penumpang 14 4 - - 4 4 - -
Orang Kebawah )
3 Sepeda Motor 3 - - 3 2 1 -
Untuk kendaraan roda 4 (mini bus), 1 mobil diperuntukkan bagi Eselon II (Ka.
Pusat) dan 3 mobil lainnya untuk operasional.
3. Peralatan Perkantoran
Data lebih lengkap mengenai peralatan perkantoran Puslitbang Ukesmas tahun
2017 dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 1.12.
Jumlah Anggaran per Kegiatan/Output Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2017
Pagu
No Kegiatan/Output Realisasi %
Awal Akhir
1 Rekomendasi kebijakan 963.570.000 963.570.000 638.002.349 66,21
yang dihasilkan dari
penelitian dan
pengembangan di Bidang
Upaya Kesehatan
Masyarakat
2 Publikasi karya tulis ilmiah 736.080.000 736.080.000 555.617.100 75,48
di bidang Upaya Kesehatan
Masyarakat yang dimuat di
media cetak dan atau
elektronik nasional dan
internasional
3 Hasil penelitian dan 16.467.880.000 20.508.419.000 16.186.113.894 78,92
pengembangan di Bidang
Upaya Kesehatan
Masyarakat
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
A. Dasar Hukum
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kelembagaan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
3. Instruksi Presiden No. 10 tahun 2017 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi tahun 2017 dan Tahun 2017;
4. Instruksi Presiden No. 14 tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional tahun 2011;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan NO. 375/Menkes/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehetan Tahun 2015-2019
8. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Pola Karier Pegawai Negeri Sipil;
9. Pakta Integritas Menteri Kesehatan;
10. Rencana Aksi yang ditetapkan Pimpinan Unit Kerja.
Visi dan Misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden Republik
Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi tersebut diwujudkan dengan 7
(tujuh) misi pembangunan, yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
Negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
Negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Tabel 2.1
Sasaran Output dan Indikator Kinerja
Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2015-2019
TARGET
SASARAN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya penelitian Jumlah Hasil Riset Status
dan pengembangan di Kesehatan Masyarakat pada 0 2 1 7 1
bidang upaya kesehatan Riset Kesehatan Nasional
Wilayah II
Sandingan Renstra, RKP dan Renja Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat ditampilkan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Sandingan Renstra, Renja dan RKP Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
Tahun 2018
RENSTRA RENJA RKP
Layanan 12 Layanan 12
Perkantoran Perkantoran
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
Tabel 3.1
Penelitian DIPA Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
Tahun 2018
Tabel 3.2
Penelitian Risbinkes DIPA Sekretariat Balitbangkes Tahun 2017
5 Memenuhi akses dasar air, sanitasi Sri Irianti, SKM, MPhil, 26.810.000
dan hygiene secara universal menjadi PhD
prasyarat penanggulanan stunting
secara efektif
6 Pelayanan Kesehatan Yang Adekuat Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes 28.525.000
Di Wilayah Pertambangan Emas
Rakyat (PESK) Di Indonesia
7 Penggunaan kondom pada transaksi Luxi Riajuni Pasaribu, Ssi, 40.368.000
seks komersial MSc.PH
8 Evaluasi pelaksanaan program Ir. Hermina, Mkes 31.720.000
pemberian makanan tambahan pada
balita kurus
9 Upaya meningkatkan cakupan dr. Reviana Christijani, 26.240.000
peserta posbindu PTM untuk sasaran MKM
usia dewasa muda
10 Membangun Kesiagaan di Daerah Dr. Leny Latifah, Psi, MPH 25.350.000
replete GAKI
11 Optimalisasi Peran Desa dan M. Samsudin, SKM, M.Kes 25.875.000
Sinergisme Program untuk atasi
Stunting
Anggaran Realisasi
Indikator Target Anggaran Capaian Anggaran %
kinerja (Rp) kinerja (Rp)
SATKER: Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
Rekomendasi Kebijakan 8 Dokumen 963.570.000 34 638.002.349 66,21
yang dihasilkan dari Dokumen
penelitian dan
pengembangan di
Bidang Upaya
Kesehatan Masyarakat
Publikasi Informasi di 26 Publikasi 736.080.000 41 Publikasi 555.617.100 75,48
Bidang Upaya
Kesehatan Masyarakat
BAB IV
HASIL KERJA
Tabel 4.1
Judul dan Output Penelitian di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
Tahun 2018
B. Pencapaian Kinerja
Pencapaian kinerja Puslitbang Ukesmas dapat dilihat dari pencapaian
indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja pada tahun 2017. Rincian
capaian jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang upaya kesehatan
masyarakat, publikasi ilmiah di media nasional dan internasional, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Capaian Indikator Kinerja Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
Tahun 2018
Sasaran Indikator Kinerja Target Capaian %
Meningkatnya Jumlah rekomendasi kebijakan 8 34 >100
penelitian dan yang dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan di pengembangan di bidang Upaya
bidang upaya Kesehatan Masyarakat
kesehatan masyarakat Jumlah hasil penelitian dan 5 5 100
pengembangan di bidang Upaya
Kesehatan Masyarakat
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah 26 41 >100
di bidang upaya kesehatan
masyarakat yang dimuat di media
cetak dan atau elektronik nasional
dan internasional
Jumlah laporan Status Kesehatan 7 7 100
Masyarakat hasil Riset Kesehatan
Nasional wilayah II
Pada tahun 2018, Puslitbang Ukesmas mempunyai target IKK berupa jumlah
rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di
Tabel 4.3
Judul Rekomendasi Kebijakan di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
Tahun 2018
3 Optimalisasi Peran Lintas Sektor Dr. Sri Poedji Hastoety Puslitbang Ukesmas
Dalam Mendukung Keberlangsungan Djaiman, SKM, M.Kes
Pemberian ASI Anak Baduta pada
Wanita Bekerja Di Indonesia
4 Mencegah Transmisi Vertikal Doni Lasut, Ssi, MKM Puslitbang Ukesmas
Hepatitis B dari Ibu ke Anak
5 Mengarusutamakan Peran Air Minum Sri Irianti, SKM, MPhil, Puslitbang Ukesmas
Dan Sanitasi Dalam Penurunan Beban PhD
Stunting Di Perdesaan Indonesia
6 Pelayanan Kesehatan Yang Adekuat Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes Puslitbang Ukesmas
Di Wilayah Pertambangan Emas
Rakyat (PESK) Di Indonesia
7 Penggunaan kondom pada transaksi Luxi Riajuni Pasaribu, Puslitbang Ukesmas
seks komersial Ssi, MSc.PH
Tabel 4.4
Publikasi Ilmiah Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dipublikasikan
dalam Jurnal Nasional Tahun 2018
Media
No Nama Penulis Judul Artikel Satker
Publikasi
1 Julianty Pradono Faktor Determinan Puslitbang Buleting
Penyakit Jantung Koroner Ukesmas Penelitian
pada Keluarga Umur 25- Kesehatan (Vol.
65 Tahun di Kota Bogor 46 No. 1, 2018)
Tabel 4.4
Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang
di publikasikan dalam Jurnal Internasional Tahun 2018
Media
No Nama Penulis Judul Artikel Satker
Publikasi
1 Tin Afifah Subnational regional Puslitbang Global Health
inequality in access to Ukesmas Action (Vol. 11
improved drinking water and Tahun 2018)
sanitation in
Indonesia: results from the
2015 Indonesian
National Socioeconomic
Survey (SUSENAS)
2 Nunik Socio-economic, Puslitbang Global Health
Kusumawardani demographic and geographic Ukesmas Action (Vol. 11
comelates of cigarette Tahun 2018)
smoking among Indonesian
adolescents results from the
2013 Indonesian Basic
Health Research
(RISKESDAS) survey
C. Realisasi Anggaran
Pelaksanaan kegiatan Puslitbang Ukesmas pada tahun 2018 didukung anggaran
awal sebesar Rp. 127.469.494.000,- (Seratus dua puluh tujuh milyar empat ratus
enam puluh sembilan juta empat ratus sembilan puluh empat ribu rupiah) yang
secara umum alokasi anggaran dipergunakan untuk membiayai atau menunjang
pelaksanaan operasional sesuai dengan tugas dan fungsi Puslitbang Ukesmas. Pada
bulan Desember 2018 terdapat tambahan dana hibah luar negeri yang masuk dalam
DIPA sebesar Rp. 4.040.539.000,- (Empat milyar empat puluh juta lima ratus tiga
puluh sembilan ribu rupiah). Dengan demikian total pagu anggaran Puslitbang
Ukesmas menjadi 131.071.235.000,- (Seratus tiga puluh satu milyar tujuh puluh satu
juta dua ratus tiga puluh lima ribu rupiah). Dari jumlah anggaran tersebut, total
anggaran yang dapat diserap sebanyak Rp 117.316.612.985,- (Seratus tujuh belas
milyar tiga ratus enam belas juta enam ratus dua belas ribu sembilan ratus delapan
puluh lima rupiah) atau 89,51%. sedangkan anggaran yang tidak terserap sebesar
13.754.622.015,- (Tiga belas milyar tujuh ratus lima puluh empat juta enam ratus
dua puluh dua ribu lima belas rupiah) dapat dilihat pada table berikut:
Jumlah Realisasi
No. Judul Penelitian Ketua Penelitian %
Anggaran Anggaran
Determinan Kualitas
Hidup Penderita
Nikson Sitorus,
1 Diabetes Mellitus Tipe 59.399.000 46.453.380 78
SKM.,M.Epid
-2 di Kota Bogor
Tahun 2018
Disparitas Pelayanan
Kesehatan Terkait
Penggunaan JKN
Dalam Pelayanan Sendy Agita,
2 60.630.000 51.477.750 85
Kesehatan Korban S.Kep.,MKM
Kekerasan Terhadap
Perempuan di Provinsi
DKI Jakarta
Gambaran
Implementasi Program
Totih Ratna
Cuci Tangan Pakai
3 Sondari Setiadi, 60.000.000 57.654.200 96
Sabun pada Siswa
SKM
Sekolah Dasar di Kota
Bogor Tahun 2018
Risiko Konsumsi
Rendah Serat Pada
Diabetes Tidak Andi Susilowati,
4 60.000.000 56.695.100 94
Terkontrol dan SKM.,M.Kes
Gambaran Butirat
Plasma
Gambaran Konsumsi
Pangan Jajan Anak
Sekolah (PJAS) Yang
Mengandung
5
Rhodamin B Pada Febriani, SKM 59.899.000 55.998.800 93
Murid Sekolah Dasar
(SD) di Kecamatan
Bogor Barat Tahun
2018
BAB V
PENUTUP
Semoga Laporan Tahunan Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 ini
dapat berguna khususnya bagi pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang upaya
kesehatan masyarakat demi mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional.
LAMPIRAN
Temuan dari hasil evaluasi PIS-PK tahun 2017 yang lain dapat dilihat dari
berbagai tingkat, dari tingkat Dinas Kesehatan terkendala pada beban kerja
yang berat karena disaat yang bersamaan ada program percepatan akreditasi
puskesmas di wilayah kerjanya. Sehingga konsentrasi PJ PIS PK di dinas
kesehatan yang kebetulan berada dibawah yankes menjadi terpecah dan
prioritas bidang pada pelaksanaan akreditasi puskesmas dengan pendekatan
Keluarga Sehat. Hal ini berdampak pada fungsi pengawasan monitoring
evaluasi terhadap pendataan yang dilakukan oleh puskesmas. Terlalu banyak
program Kementerian Kesehatan pusat (Germas, PHBS, KS, dsb) membuat
dinkes kewalahan menentukan mana yang akan menjadi prioritas program.
Untuk dinkes kabupaten tegal, GERMAS dan peningkatan jejaring untuk
penanganan kegawatdaruratan menjadi program unggulan di dinkes. Sehingga
program PIS PK ini belum dapat dijadikan program unggulan karena data yang
terkumpulpun dianggap belum cukup mumpuni untuk menjadi dasar
pembuatan Rencana Kerja Puskesmas karena belum sampai tahap analisa dan
baru 1 desa dimasing-masing puskesmas.
Kendala lainnya adalah dalam hal dukungan teknologi informasi seperti, User
name dan password yang didapatkan lebih dari batas waktu yang dijanjikan
saat pelatihan. Berdampak pada terhambatnya proses penginputan data. Server
pusat dan program aplikasi dari pusat pun sempat bermasalah dan sering kali
tidak bisa dibuka pada jam-jam tertentu yaitu pada siang hari sehingga
menghambat petugas entry melakukan penginputan. Selain itu belakangan ini
data yang telah terinput ketika dianalisa output yang keluar adalah keseluruhan
data puskesmas tidak output per desa/kelurahan yang hendak dilihat
kategorinya. Proses penginputan data NIK responden terhambat karena harus
dilakukan proses input identitas secara manual, padahal dulu awalnya ketika
menginput nomor KK bisa langsung keluar identitas ART sampai dengan
nomor NIKnya. Jaringan dan sarana IT yang terbatas di puskesmas untuk
melakukan proses entry data apalagi harus dilakukan secara online dan jika
dilakukan secara manual belum terdapat aplikasi yang memudahkan untuk
mengeksport data dari excel sehingga jikapun dilakukan input secara manual,
petugas input tetap harus melakukan input dua kali ke aplikasi. Hambatan
terbesar adalah sulitnya mengakses aplikasi online pada ada jam kerja dan
kondisi ini diperparah dengan terbatasnya sarana dan prasarana teknologi untuk
melakukan entri data di daerah.
2. TUJUAN PENELITIAN
2.1. Tujuan Umum
Diperolehnya model implementasikan PIS-PK sesuai dengan PMK No. 39
tahun 2016 di beberapa Puskesmas terpilih di Indonesia.
3. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi:
• Puskesmas: mengetahui model PIS-PK yang sesuai dg PMK No. 39 th 2016,
mampu melakukan analisis data kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
• Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi: mengetahui model PIS-PK yang
sesuai dg PMK No. 39 th 2016 untuk diaplikasikan di puskesmas lainnya
• Kementerian Kesehatan: untuk perbaikan pelaksanaan dan kebijakan terkait
PIS-PK.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu. Pada tahun
2000, strategi sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dimantapkan
dengan mengadopsi pendekatan global Making Pregnancy Safer. Pendekatan
tersebut menekankan pentingnya kesinambungan pelayanan kesehatan ibu.6
Telah terjadi peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu sejak akhir 1980-an
sampai sekarang, misalnya cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang semula hanya sekitar 25% pada awal tahun 1990-an menjadi sekitar 80%
pada tahun 2012. Namun, hal ini belum diikuti dengan penurunan AKI secara
bermakna, yang memerlukan kajian mendalam. Dalam upaya menurunkan AKI,
Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti masalah dalam akses,
kualitas dan disparitas dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Disparitas dalam berbagai cakupan pelayanan, khususnya pertolongan persalinan
di fasyankes, menunjukkan bahwa kelompok masyarakat tertentu, seperti
kelompok-kelompok masyarakat miskin, tinggal di daerah perdesaan dan
berpendidikan rendah memiliki hambatan dalam menjangkau atau terjangkau
oleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Disparitas antar-provinsi juga
merupakan tantangan besar yang perlu mendapat perhatian khusus. Kualitas
pelayanan dan rujukan merupakan tantangan besar dalam upaya penurunan
kematian ibu dan bayi baru lahir, serta kejadian lahir mati, mengingat rata-rata
cakupan pelayanan kesehatan ibu sudah cukup tinggi. Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar sangat memerlukan sistem
transportasi dan komunikasi, serta infrastruktur yang memadai. Penyediaan
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas menghadapi tantangan
lebih besar lagi ketika jumlah penduduk yang dilayani bertambah besar, kecuali
bila tersedia fasilitas pelayanan kesehatan dengan tenaga kesehatan yang cukup
dan memadai. Penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan anak
balita masih memiliki banyak tantangan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
menurunkan kematian ibu dan anak melalui penguatan sistem kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bersifat continuum of care. Pelaksanaan program ini
memerlukan keterlibatan berbagai stakeholder terkait, antara lain perguruan
tinggi, lembaga pemikir (think-tank) sampai ke lembaga swasta dan masyarakat.
Faktor risiko PTM utama, satu sama lain diketahui saling berkaitan dalam
menyebabkan penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kanker, PPOK dan
stroke. Konsumsi alkohol dan merokok diketahui meningkatkan risiko penyakit
paru obstruktif kronik. Peningkatan asupan buah dan sayur ditemukan
menurunkan risiko PTM.5,6 Sebaliknya asupan lemak khususnya lemak jenuh
mempunyai korelasi dengan peningkatan kasus PTM, termasuk penyakit kanker.
Peningkatan prevalensi dislipidemia akan meningkatkan risiko PTM. Selain itu
obesitas dan juga hipertensi merupakan faktor risiko PTM yang penting,
terutama terhadap penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan stroke.
Prediktor utama PTM, dan lamanya perubahan faktor risiko menjadi PTM
diperkirakan sangat bervariasi, tergantung jenis PTM, jenis dan jumlah faktor
risiko baik genetik, perilaku maupun lingkungan, lamanya keterpaparan faktor
risiko, dan derajat/dosis/kadar/frekuensi faktor risiko PTM pada seseorang. Hal
tersebut hanya dapat diketahui dengan pasti melalui penelitian etiologi yang
perlu dilakukan secara longitudinal dengan desain studi kohor. Sementara ini,
studi kohor faktor risiko PTM secara longitudinal masih sangat jarang dilakukan
di Indonesia. Penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia dengan desain
tersebut, masih dengan jumlah sampel, lama pelaksanaan, dan ruang lingkup
yang terbatas. Oleh karena itu Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI
perlu menyelenggarakan studi ini secara komprehensif. Dengan tersedianya data
longitudinal dari faktor risiko yang dipantau secara prospektif dalam mengamati
kejadian PTM utama dapat dikembangkan berbagai studi intervensi lebih khusus
untuk mendapatkan berbagai model upaya pengendalian PTM secara efektif,
baik pencegahan maupun pengobatannya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan studi kohor faktor risiko PTM
berbasis populasi di kecamatan Bogor Tengah yang merupakan miniatur dari
Tahun 2011 mulai dilakukan baseline data untuk faktor risiko PTM dan
persiapan studi kohor tumbuh kembang. Pengumpulan data baseline dilanjutkan
di tahun 2012 sebanyak 3000 responden baru. Data yang sudah dapat
dikumpulkan dari data dasar (baseline) keseluruhan sebanyak 5000 responden
meliputi profil faktor risiko. Responden memiliki perilaku berisiko terhadap
PTM antara lain merokok 26,5%, konsumsi minuman beralkohol 3,1%, kurang
aktifitas fisik 60,1%, gangguan emosional (stres) sekitar 27,1% dan pola kurang
konsumsi serat seperti sayur 53,4% dan buah 39,3%. Sindrom metabolik yang
ditemukan dari pemeriksaan darah yaitu TGT (toleransi glukosa terganggu)
puasa 7,1% dan pembebanan 19,3%, kadar kolesterol total tinggi 49%,
kolesterol LDL tinggi 80,3%, kolesterol HDL berisiko 56,2%, trigliserida tinggi
18,5%, sedangkan dari hasil pengukuran diperoleh hipertensi 19% dan obesitas
42,5%.
Tahun 2012 selain melakukan deteksi dini (skrining) untuk 3000 responden
baru, juga memantau (follow up) untuk responden baseline tahun 2011 sebanyak
2000 responden. Secara keseluruhan sampel kohor PTM sampai saat ini sudah
mendapatkan sebanyak 5000 responden dari 5 kelurahan (Kebon Kalapa,
Babakan Pasar, Babakan, Ciwaringan dan Panaragan). Hasil pemantauan (follow
up) terhadap data baseline tahun 2011 selama periode 1 tahun diperoleh insiden
(kasus baru) PTM antara lain stroke sebanyak 7 kasus (termuda 57 tahun),
Jantung koroner 4 kasus (termuda 32 tahun), DM (umur 49 tahun) dan PPOK
(umur 64 tahun) masing-masing 1 kasus. Adapun insiden sindrom metabolik
yang muncul dalam periode follow up 1 tahun adalah hiperglikemia (kadar gula
darah puasa > 100 mg/dL) sekitar 16,2% (termuda 25 tahun) dan hipertensi
sebesar 2,6% (termuda 26 tahun). Berdasarkan temuan kedua insiden sindrom
metabolik tersebut dapat dihasilkan rancangan model prediksi kejadian
hiperglikemia dan hipertensi.
Tahun 2013 hanya dilakukan pemantauan fokus pada 3 PTM utama yaitu
Stroke, PJK (penyakit jantung koroner) dan DM (Diabetes Mellitus).
Pemantauan (follow up) dilakukan 3 kali dalam setahun untuk semua responden
(5000 responden) dan follow up 2 tahunan (pemeriksaan lengkap) khususnya
untuk responden tahun 2011 (2000 responden). Hasil pemantauan (follow up)
terhadap data kohor tahun 2011 selama periode 2 tahun diperoleh besaran
insiden (kasus baru) PTM yaitu penyakit stroke dalam 1000 penduduk per tahun
untuk penyakit stroke adalah 9 orang (95% CI 6,5 - 13,9), Diabetes Mellitus
(DM) 30 orang (95% CI 24 – 36), PJK 13,3 orang (95% CI 9,5 – 18,1).
Kecenderungan rerata IMT dan lingkar perut pada penderita PJK dan DM lebih
besar dibandingkan tanpa DM dengan pola sama meningkat seiring perjalanan
waktu. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (2 kasus
kesakitan dan 1 kasus kematian), stroke (1 kasus kesakitan dan 1 kasus
kematian) dan terjadi pada follow up pertama, PJK (1 kasus kematian) baru
Tahun 2014 dilakukan pemantauan (follow up) 3 kali dalam setahun untuk
5000 responden dan follow up 2 tahunan dengan pemeriksaan lengkap untuk
responden tahun 2012 (3000 responden). Selain pemantauan faktor risiko,
dilakukan juga pemantauan (follow up) terjadinya insiden morbiditas (kesakitan)
dan mortalitas (kematian) untuk semua responden (5000) yang berada di 31
posbindu di wilayah 5 kelurahan. Hasil yang didapat pada tahun 2014 adalah
besaran angka insiden rate dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit
stroke adalah 7 orang (95% CI 5,2-9), Diabetes Mellitus (DM) 23,6 orang (95%
CI 20,4 – 27,2) dan PJK 13,7 orang (95% CI 11,2 –16,4). Insiden kumulatif
untuk sindrom metabolik diperoleh 14,1% untuk periode 2 tahun.
Kecenderungan rerata tekanan darah penderita PJK, DM dan stroke lebih besar
dibandingkan tanpa PJK, DM dan Stroke dengan pola sama meningkat seiring
perjalanan waktu. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah
DM (179 kasus baru), selanjutnya PJK (105 kasus baru) dan stroke (53 kasus
baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut
yaitu stroke (13 kasus), DM (9 kasus) dan PJK (7 kasus).Hasil studi kohor tahun
ini diperoleh 4 model prediksi (formula) yaitu model prediksi kejadian SM, PJK,
DM dan stroke.
Tahun 2015 tetap melakukan pemantauan (follow up) terhadap 4500 responden
aktif (baseline 2011, 2012) yang terdiri dari follow up kuartalan (3 kali dalam
setahun) dan follow up 2 tahunan (pemeriksaan lengkap) untuk responden tahun
2011 (1700 responden) dan skrining responden baru kurang lebih sebanyak 450
responden. Hasil penelitian sampai dengan tahun 2015 merupakan pemantauan
selama 4 tahun dari data base tahun 2011, didapatkan bahwa besaran insiden rate
faktor risiko PTM utama dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit stroke
adalah 8 orang (95% CI 6,4 – 11,8), Diabetes Mellitus (DM) 19 orang (95% CI
16,0 – 24,0) dan PJK 7,4 orang (95% CI 5,3 – 10,1). Adapun untuk insiden rate
untuk sindrom metabolik diperoleh 86 orang (95% CI 79,0 – 94,0) untuk
periode 4 tahun. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM
(86 kasus baru), selanjutnya PJK (57 kasus baru) dan stroke (43 kasus baru).
Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu
stroke (11 kasus), DM dan PJK masing-masing 5 kasus. Pemantauan selama 4
tahun rerata faktor risiko tekanan darah baik sistolik maupun diastolic penderita
PJK, DM dan stroke lebih besar dibandingkan dengan responden tanpa PJK, DM
dan Stroke dengan pola sama yaitu meningkat seiring perjalanan waktu. Model
prediksi (formula) yang diperoleh pada tahun ini adalah model prediksi kejadian
SM dan DM. Hazard rate untuk DM 60 per 1000 penduduk, PJK 15 per 1000
penduduk dan stroke 10 per 1000 penduduk per tahun.
Tahun 2016 melakukan pemantauan berulang (follow up) terhadap seluruh
responden aktif (4500 responden). Pemantauan dilakukan secara kuartalan (3
kali dalam setahun) dan setiap 2 tahunan (pemeriksaan lengkap). Pemeriksaan
follow up 1 dan 2 dilakukan terhadap 4500 responden (1500 responden tahun
2011, 2500 responden tahun 2012 dan 500 responden tahun 2015). Pemeriksaan
follow up ke 3 dilakukan pada responden pada 2000 responden. Adapun follow
Selama pengamatan 5 tahun respon rate sebesar 87,1 persen. Pengamatan selama
4 tahun dengan interval 2 tahunan yaitu pengamatan dua tahun pertama dan 2
tahun kedua menunjukkan hazard rate studi kohor faktor risiko PTM utama
dalam 1000 orang-tahun sebagai berikut: Penyakit jantung koroner adalah 17
(95% CI: 13,4 – 19,8) orang pada 1000 orang-tahun pada 2 tahun pertama, dan
12 (95% CI: 8,2 – 16,3) orang pada 1000 orang-tahun pada 2 tahun kedua;
Diabetes Mellitus (DM) 27 (95% CI: 23,1-30,9) orang pada 1000 orang-tahun
pada 2 tahun pertama, dan 37 (95% CI: 31,1-42,9) orang pada 1000 orang-tahun
pada 2 tahun kedua; dan stroke 6 (95% CI: 4,7 – 8,3) orang pada 1000 orang-
tahun pada 2 tahun pertama, dan 7 (95% CI: 4,6 – 10,4) orang pada 1000 orang-
tahun pada 2 tahun kedua; Adapun hazard rate untuk sindrom metabolik
diperoleh 137 (95% CI: 123,8-150,3) orang pada 1000 orang-tahun pada 2 tahun
pertama dan 89 (95% CI: 76,79-101,84) orang pada 1000 orang-tahun pada 2
tahun kedua.
Jumlah kasus baru dalam kurun waktu 4 tahun untuk: Sindroma metabolik 597
orang, PJK 138 orang, Diabetes mellitus 291 orang, dan stroke 72 orang. Pola
kecepatan munculnya insiden secara berurutan selama pengamatan 4 tahun
adalah DM (291 kasus baru), PJK (138 kasus baru) dan stroke (72 kasus baru).
Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu
stroke (11 kasus), DM dan PJK masing-masing 5 kasus.
Hasil studi kohor tahun 2016 dengan analisis regresi cox diperoleh 3 model
prediksi (formula) yaitu model prediksi kejadian PJK, DM, dan stroke dengan
factor risiko sebagai berikut: Penyakit jantung koroner dipengaruhi oleh
hipertensi (RR: 1,7; 95%CI: 1,2 – 2,5), umur (RR: 3,1; 95%CI: 2,1 – 4,8), dan
jenis kelamin (RR: 0,5; 95%CI: 0,3 – 0,8); Diabetes mellitus dipengaruhi oleh
obesitas sentral (RR: 5,7; 95%CI: 1,9 – 17,2), hipertensi (RR: 1,9; 95%CI: 1,4 –
2,5), trigliserida (RR: 1,9; 95%CI: 1,4 – 2,5), HDL (RR: 1,4; 95%CI: 1,1 – 1,9),
LDL (RR: 3,5; 95%CI: 1,3 – 9,5), dan umur (RR: 1,7; 95%CI: 1,2 – 2,3); dan
stroke dipengaruhi oleh gula darah puasa (RR: 5,5; 95%CI: 1,9 – 15,6),
hipertensi (RR: 5,1; 95%CI: 2,8 – 9,3), migren (RR: 3,3; 95%CI: 1,8 – 6,0), dan
gangguan mental emosional (RR: 2,5; 95%CI: 1,4 – 4,6).
Tahun 2017 melakukan pemantauan (follow up) terhadap 4500 responden yang
terdiri dari follow up kuartalan (3 kali dalam setahun) dan follow up 2 tahunan
(pemeriksaan lengkap) untuk responden tahun 2011 (1500 responden) yang
keempat kali dan responden tahun 2015 (500 responden) yang kedua kali. Fokus
follow up faktor risiko dan terjadinya insiden morbiditas dan mortalitas pada 3
PTM utama yang insidennya lebih cepat muncul dan mempunyai faktor risiko
yang sama yaitu Penyakit jantung koroner (PJK), Stroke dan Diabetes Mellitus
(DM
Selama pengamatan 6 tahun, studi kohor faktor risiko PTM utama menunjukkan
respon rate sebesar 76,8 persen dan laju kemunculan insiden (hazard rate) dalam
1000 orang-tahun sebagai berikut: Penyakit jantung koroner adalah 8 (95% CI :
Output hasil yang diharapkan pada tahun 2018 dari kohor PTM yaitu besaran
angka insiden sindrom metabolik dan PTM (Stroke, PJK, DM), pola kecepatan
perubahan faktor risiko menjadi sindrom metabolik dan PTM serta model
prediksi kejadian sindrom metabolik dan PTM utama (Stroke, Penyakit Jantung
Koroner dan Diabetes Mellitus) disesuaikan dengan kasus yang muncul pada
tahun 2018 (kasus yang muncul pada tahun tersebut), ukuran ketahanan hidup
(survivel rate) PTM utama (Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes
Mellitus, Kanker serviks dan payudara) dan indeks perubahan faktor risiko dan
sindrom metabolik.
Beberapa faktor seperti genomik faktor, dosis dan intensitas faktor risiko,
prediktor utama PTM, serta kecepatan perubahan faktor risiko terhadap PTM
utama yang spesifik bagi masyarakat Indonesia belum banyak diketahui. Atas
dasar kondisi diatas, perlu dilakukan secara longitudinal dengan desain studi
studi kohor prospektif “population based” untuk mengukur insiden dan menilai
1.4. TUJUAN
1.4.1 Tujuan Umum :
Mempelajari gambaran Penyakit Tidak Menular utama secara prospektif dan
longitudinal terhadap (faktor perilaku, biomedis, genomik) untuk mendapatkan
informasi insiden sindrom metabolik dan PTM utama (penyakit jantung
koroner/PJK, diabetes melitus/DM, stroke, kanker (payudara dan serviks) dan
riwayat alamiah penyakit.
1.5 Manfaat
1.5.1 Program Kesehatan:
Tersedianya data evidence based untuk merancang model intervensi
penanggulangan penyakit tidak menular dalam mendukung Program Indonesia
Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS). Hasil penelitian sudah menghasilkan policy brieft yang
disampaikan ke Menteri Kesehatan sebagai masukan untuk perbaikan program.
1.5.2 Pemerintah Daerah Bogor
Tersedianya data penyakit tidak menular penduduk usia dewasa beserta faktor
risikonya secara berkesinambungan. Merancang ulang upaya kesehatan
masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
berdaya saing tinggi. Monitoring dan evaluasi (monev) terhadap implementasi
program yang sudah dilaksanakan. Hasil penelitian secara rutin dilaporkan ke
puskesmas dan didesiminasikan tiap tahun ke Dinas Kesehatan dana atau
Walikota.
1.5.3 Bagi peneliti dan pendidikan
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan penduduk usia dewasa. Hasil penelitian
sudah banyak digunakan sebagai sumber data dalam tugas belajar S1, S2 dan
S3 serta beberapa penelitian pengembangan yang bergabung („nested”) dengan
studi ini.
1.5.4 Masyarakat
Masyarakat mampu melakukan pencegahan penyakit tidak menular secara
mandiri. Hasil pemeriksaan kesehatan disampaikan ke masyarakat untuk
masing-masing individu dan sistem rujukan sudah berjalan sesuai dengan
sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan (BPJS).
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit menular yang
paling mematikan di dunia. Di seluruh dunia, diperkirakan 9,6 juta orang
menderita sakit TB pada tahun 2014 terdiri dari 5,4 juta laki-laki, 3,2 juta
perempuan dan 1,0 juta anak. India, Indonesia dan China memiliki jumlah
kasus TB terbesar masing-masing: 23%, 10% dan 10% dari total global
penduduk dunia (WHO, 2015).
1.3.Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana manajemen di pelayanan kesehatan yang menerima TCM
dalam mendiagnosis kasus TB ?
2. Berapa besar penemuan kasus TB sebelum dan sesudah implementasi
TCM?
3. Berapa estimasi besaran biaya satuan pemeriksaan TB dengan
menggunakan metode TCM di Puskesmas dan Rumah Sakit ?
1.4. Tujuan
1.4.1 Umum:
Mengevaluasi implementasi TCM dalam deteksi kasus TB di fasilitas
pelayanan kesehatan.
1.4.2 Khusus:
1. Mengevaluasi manajemen TCM dalam mendiagnosis kasus TB di
fasilitas kesehatan
2. Mengidentifikasi penemuan jumlah kasus TB di fasilitas kesehatan
sebelum dan setelah implementasi TCM
3. Mengestimasi besaran biaya satuan pemeriksaan TB dengan
menggunakan metode TCM di puskesmas dan rumah sakit
1.5. Manfaat
1.5.1. Manfaat Bagi Pengelola Program TB
Hasil studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
pengelola program untuk menyusun kebijakan program TB dalam
penempatan TCM berikutnya lebih efektif dan efisien dalam
meningkatkan cakupan deteksi dini TB di masyarakat sehingga dapat
menurunkan transmisi, insiden/prevalensi dan kematian karena TB.
1.5.2. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil studi ini akan menghasikan rekomendasi perbaikan managemen
implementasi TCM bagi pelayanan kesehatan dalam penanggulangan
program TB nasional yang pada akhirnya akan memberikan manfaat
yang optimal bagi masyarakat dalam pengobatan TB.