PTK Madrasah Aliyah Bubun
PTK Madrasah Aliyah Bubun
PROPOSAL PTK
OLEH
- AINUL MARDIAH
- KHALIDA
- JUANI
- SITI AISYAH
- NURHAYATI.S
i
KATA PENGANTAR
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
iii
B. Persiapan PTK ............................................................................................ 37
H. Prosedur Penelitian..................................................................................... 41
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
harus memiliki metode yang variatif dan tidak monoton. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil lokasi di Madrasah Aliyah Bubun, di mana di sekolah ini
mengambil solusi bagaimana pembelajaran dapat menarik bagi siswa yaitu dengan
menerapkan pembelajaran model role playing.
Melalui bermain peran, para peserta Dari pembahasan yang telah penulis
paparkan, maka berangkat dari sinilah penulis ingin mengangkat penelitian
tentang bagaimana penerapan metode role playing pada materi aqidah akhlak
yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah BUBUN, bagi peserta didik kelas XI, dan
sejauh mana penerapan metode ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2
B. Identifikasi Maalah
1. Pembelajaran Aqidah Akhlak di Kelas XI masih berjalan monoton
2. Belum ditemukan Strategi Pembelajaran yang tepat
3. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa
4. Rendahnya kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak
5. Rendahnya pretasi siswa untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak
C. Perumusan Masalah
Apakah penerapan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah Aliyah
Bubun?
E. Hipotesis Tindakan
Dengan diterapkan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah aliyah
bubun.
F. Tujuan Penelitian
1. Guru dapat meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pembelajaran
Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah Aliyah Bubun.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode role playing dapat
meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada peserta didik kelas XI
di Madrasah Aliyah Bubun.
3
G. Manfaat Penelitian
1. Proses belajar mengajar Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah aliyah
bubun menjadi menarik dan menyenangkan.
2. Ditemukannya proses pembelajaran yang tepat.
3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadi meningkat.
4. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan, dan saran
meningkat.
5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI
Madrasah aliyah bubun meningkat.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
5
3. Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
4. Menyiapkan/menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit.
5. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/peserta didik.
6
pemeran, (3) menyiapkan pengamat, (4) menyiapkan tahap-tahap permainan
peran, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi kedua, (9) membagi pengalaman
dan menarik generalisasi. Fleksibilitas metode Role Playing dapat diterapkan pada
mata pelajaran apapun. Pada konteks ini penulis ingin mengimplementasikan
metode tersebut pada salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah
Aliyah bubun yaitu pada mata pelajarana aqidah akhlak. Mata pelajaran aqidah
akhlak merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
selain al-Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
Materi pelajaran agama tersebut diarahkan untuk menyiapkan siswa mengenal,
memahami, menghayati dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai
dengan ajaran rasulullah, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way
of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan
dan pembiasaan.
7
3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar diartikan sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran
materi tertentu. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.
Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Jadi karena pengaruh faktorfaktor tersebut muncul
siswa yang berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah atau mungkin
gagal sama sekali. Seorang guru tidak hanya bisa menjelaskan materi dengan
menggunakan satu metode saja, itu semua bisa membuat jenuh bagi peserta didik
karena dianggap monoton, untuk itu guru harus mempunyai ide-ide yang lebih
sesuai jika metode tersebut diterapkan pada materi yang diajarkannya. Begitu juga
peserta didik harus lebih aktif dalam berlangsungnya proses belajar dan
pembelajaran.
8
metode Role Playing atau lebih dikenal dengan sebutan bermain peran.
Pembelajaran yang mengutamakan aktivitas siswa dapat memberikan hasil yang
optimal. Melalui belajar aktif terjadi proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, peserta didik tidak hanya dilarutkan sebagai kertas putih yang siap
diisi begitu saja, tetapi peserta didik sebagai subjek belajar harus melakukan
berbagai aktivitas yang mendukung pembelajarn dan keberhasilan peserta didik.
Metode Role playing atau Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Begitu juga pada mata pelajaran aqidah akhlak ini, di mana materi tentang
akhlak bertamu dan menerima tamu serta adab menghadiri undangan sudah biasa
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan diterapkannya metode
Role Playing, mampu membawa peserta didik merasakan dan menghayati seolah-
olah mempraktekkan dalam kehidupan nyata. Metode ini diharapkan mampu
merangsang belajar peserta didik lebih meningkat, sehingga menghasilkan prestasi
belajar yang baik, karena antara metode dan materi ada kesesuaian. Dan akhirnya
dengan metode ini peserta didik tidak hanya memahami materi saja akan tetapi
mampu menhayati dan diharapkan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.
9
4) Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi
guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu. Bila tidak
ditunjuk saja siswa yang memilh kemampuan dan pengetahuan serta
pengalaman seperti yang diperankan itu.
5) Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu
tugas perannya, menguasi masalahnya pandai bermimik maupun dialog.
6) Siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. Bila siswa belum
terbiasa, perlu
dibantu guru dalam menimbulkan kalimat pertama dialog. Setelah Role
Playing itu dalam
situasi klimaks, maka harus diberhentikan, agar kemungkinan-kemungkinan
pemecahan
masalah dapat disikusikan secara umum. Sehingga parapenonton ada
kesempatan untuk
berpendapat, menilai permainan dan sebagainya.
7) Sebagai tindak lanjut dari hasi diskusi, walau mungkin masalahnya belum
dipecahkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus mempertimbangkan
hal-hal tersebut dalam melaksanakan metode pembelajaran Role Playing agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang .diharapkan
10
2. Kelebihan dan kelemahan Metode Role Playing (bermain peran)
Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Role Playing (bermain peran)
memiliki kelebihan
(1) Siswa lebih tertarik perhatiannya pada saat pembelajaran
(2) Melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
(3) Memunculkan rasa tanggung jawab terhadap perana yang dilakoni,
(4) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif,
(5) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.
Sedangkan menurut Hamalik (2012: 214) kelebihan model RolePlaying, yaitu
waktu bermain peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan
pendapat tanpa mengkhawatirkan mendapatkan sangsi. Bermain peran
memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dalam dunia nyata dan
dengan ide-ide orang lain.Dilihat dari kelebihan-kelebihan bermain peran yang
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berhasilnya pemeran tersebut
bergantung pada kegiatan yang dilakukan siswa terutama pada analisis sebagai
tindak lanjutnya.
A. Berjudi
Firman Allah SWT dalam Al qur’an surat Al Maidah ayat 90-91:
11
Artinya : (90). Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434],
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.(91). Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Pada ayat tersebut kata al maisir yang artinya mudah, yakni mengambil
harta orang lain dengan mudah tanpa susah payah, dan secara spesifik hal ini
disebut dengan berjudi. Atau diambil dari kata al yasaraa yang berarti merampas
harta temannya. Ibnu Abbas berkata : al maisir disebut juga al qimaar artinya
taruhan atau judi. Sedang menurut Imam Syaukani : setiap permainan yang tidak
lepas dari merampas harta orang lain atau merugikan orang lain dinamakan
almaisir atau berjudi. Sehingga dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
berjudi adalah suatu aktifitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan
spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan
jaminan atau taruhan, sehingga yang menang akan diuntungkan dan yang kalah
akan merasa dirugikan. Dinyatakan oleh ibnu abbas bahwa “orang laki-laki pada
zaman jahiliyyah berjudi dengan taruhan istri dan hartanya, sehingga bagi yang
menang berhak mengambil istri dan harta orang yang kalah, kemudian turun surat
al Baqoroh ayat 12 yang membahas tentang perjudian. Ibnu menyatakan apabila
kita ragu-ragu atas suatu hukum sebuah perkara itu halal atau haram maka lihatlah
aspek mudhorot dan manfaatnya. Jika mudhorotny alebih banyak, mustahil Allah
memerintahkannya atau menghalalkannya.
Selain memberi hukum terhadap perbuatan judi, para ulama juga memberi
ketentuan sanksi bagi penjudi atau pelaku perjudian yakni :
12
d. Mendapat laknat dari Allah
e. Secara Syariat boleh diusir dari rumah tinggalnya
f. Pemain judi diibaratkan sebagai penyembah berhala karena
mereka mementingkan berjudi ketimbang beribadah
g. Penjudi dihukum menurut hukum syara’ dan atau Negara yang berlaku
h. Hak penguasaan hartanya boleh diambil oleh pejabat yang berwenang untuk
mengamankan harta dan keluarganya.
Bahaya besar perjudian bagi kehidupan pribadi dan social, diantaranya :
a. Masuk dalam lingkaran syaiton yang merugikan pribadi dan orang lain
13
d) Lebih banyak bergaul dengan orang yang jelas-jelas baik
f) Berusaha mencari rizki yang halal dan qona’ah akan pemberian Allah.
c) Melatih diri untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai tipuan
dunia
f) Menjadikan orang tekun dan bersemangat untuk terus berusaha sesuai dengan
kebenaran yang diyakini
14
i) Memupuk perasaan malu dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
B. Berzina
1) Pengertian Zina
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan
keji, dan suatu jalan yang buruk” (QS Al-Isra : 32)
15
Hukuman bagi orang yag berzina dapat dilanjutkan apabila yang
bersangkutan benar-benar melakukannya. Untuk memastikan yang bersangkutan
benar-benar melakukan perbuatan zina, maka diperlukan penetapan hukum secara
syara’. Rasululloh sangat berhati-hati melaksanakan hukuman bagi pelaku zina.
Beliau tidak menjatuhkan hukuman sebelum yakin bahwa yang dituduh atau yang
mengaku berzina itu benar-benar bebuat.
(a) Rajam, jenis hukuman mati dengan cara dilempari batu sampai terhukum
meninggal dunia,
(b) Dera atau taghrib. Dera yang disebut dengan jilidm adalah jenis hukuman yang
berupa pencambukan terhadap pelaku kejahatan,
16
istrinya berzina tetapi tidak dapat mengemukakan empat orang saksi, ia dapat
bebas dari had qadzaf dengan jalan meli’ankan istrinya, c) tertuduh memaafkan.
a. Memelihara dan menjaga keturunan dengan baik. Karena adanya anak dari
hasil zina, umumnya tidak dikehendaki dan kurang disenangi.
17
c. Menjaga tertib dan teraturnya urusan rumah tangga. Biasanya seorang istri,
apabila suaminya cenderung melakukan perbuatan zina timbul rasa benci
dan ketidak harmonisan dalam rumah tangga.
d. Timbulnya rasa kasih sayag terhadap anak yang dilahirkan dari pernikahan
yang sah
1) Mabuk-Mabukan
Artinya : “Dari Umar ra, ia berkata : “Saya tidak mau kecuali berasal dari Nabi
SAW. Beliau bersabda : “Tiap-tiap yang memabukkan disebut khamar dan tiap-
tiap khamar hukumnya haram” (HR Muslim)
18
1. Jika bahan dasarnya dari sari buah-buahan seperti : anggur, nanas, apel
dll. Maka disebut wine.
2. Jika miras itu dubuat dari pati disebut Bir. Bir yang paling banyak
diperdagangkan adalah bir yang dibuat dari malt (barley). Jenis bir lainnya
adalah sake yang dibuat dari beras kuning.
3. Nama-nama lain seperti rum, wisky, cognac drai Perancis, gin dari Irlandia,
vodka dari Rusia, merupakan miras yang diperoleh dengan cara distilasi
(penyulingan) prodak fermentasi alkoholik, sehingga kadar alkoholnya tinggi,
hingga bisa mencapai 35-40 %.
4. Secara tradisional, orang telah mengetahui bahwa nira aren atau nira kelapa
dapat dijadikan miras dengan nama tuak, dengan cara membiarkan (inkubasi)
selama satu hari atau lebih. Selama inkubasi terjadilah proses fermentasi nira
oleh saccharomycs. Bibit saccharomycs ini sudah secara alami terdapat dalam
nira sendiri, dam bercampur bersama mikroba-mikroba lain yang turut
melakukan fermentasi, sehingga rasanya bisa bermacam-macam. Sedangkan
bibit yang digunakan dalam fermentasi industrial adalah bibit murni.
Sudah menjadi ijma’ ulama bahwa minuman keras (khamar) itu hukumnya
haram, meminumnya termasuk salah satu dosa besar. Haramnya minuman keras
ini didasarkan kepada dalil nash yang qath’I (pasti) yaitu ayat Al-Qur’an.
19
berasal dari perkataan Yunani “narke” yang berarti terbius sehingga tidak
merasakan apa-apa. Narkotika dapat dimafaatkan untuk pengobatan, asal sesuai
petunjuk ilmu kedokteran dan dalam keadaan terpaksa, karena obat halal tidak
didapat. Namun, jika digunakan untuk mendatangkan kerusakan pada mental dan
fisik pemakainya, maka hal ini dianggap penyalahgunaan narkotika.
20
saraf, cacat janin, gangguan seksual, dan bisa terjadi pendarahan pada otak.
Kesemuanya menjadi penyebab kematian dini. Na'uzubillahi mindzalik.
d. Menjaga hati agar tetap taqorrub kepada Allah dan mengerjakan sholat
sehingga selalu memperoleh cahaya hikmat. Minuman keras dan Narkotika
yang mengganggu kestabilan jasmani dan rohani menyebabkan hati seseorang
bertambah jauh dari mengungat Allah, hati menjadi gelap dan keras sehingga
mudah sekali berbuat apa yang menjadi larangan Allah. (Roli A. Rahman dan
M. Khamzah, 2008 : 63-66)
D. Mencuri
1) Pengertian Mencuri
21
Artinya : " Yaitu (mencuri menurut syara) perbuatan orang mukallaf (baligh),
sembunyi-sembunyi mencapai jumlah satu nisab, dari tempat simpanannya, dan
orang yang mengambil harta itu tidak mempunyai andil pemilikan terhadap
barang yang diambil."
Artinya : Dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yaitu Abdullah bin
Amr dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang buah yang
dicuri ketika masih di pohon, Beliau bersabda : Bila seseorang mencuri buah
karena terpaksa, maka ia tidak dikenakan hukuman apapun, tetapi ia tidak
membawanya pulang, Tetapi barang siapa yang membawa pulang, maka ia
22
dikenakan denda dua kali lipat dari harga barang yang dicurinyadan diberi
hukuman sebagai peringatan. Dan barang siapa yang mencuri buah yang telah
berada di tempat penjemuran, sedangkan buah yang dicuri itu harganya
mencapai harga sebuah perisai, maka tangannya harus dipotong. Tetapi barang
siapa yang mencurinya kurang dari itu, maka ia dikenakan denda dua kali lipat
dan harus diberi hukuman sebagai peringatan.
Adapun Uqubah atau ketentuan sanksi bagi pencuri mengandung hikmah, seperti :
a. Seseorang tidak mudah dengan begitu saja mengambil barang milik orang
lain, karena berakibat buruk bagi dirinya. Sanksi moral bagi dirinya adalah
rasa malu, sedangkan sanksi yang merupakan hak adam adalah had.
Pencuri menjadi jera dan terdorong untuk mencari rizki secara halal.
Memperoleh rizki dan karunia Allah merupakan kebutuhan setiap manusia. Akan
tetapi cara memperolehnya itu diatur oleh syariat sehingga keamanan dan
ketentraman bathin setiap orang terpelihara pencurian dilarang, sedangkan usaha
lain seperti berdagang dan pertanian diperintahkan.
23
F. Akhlak Terpuji berpakaian, berhias, bertamu dan menerima Tamu
1. AKHLAK BERPAKAIAN
Pakaian adalah salah satu alat pelindung fisik manusia. Tentunya pakaian
tak lepas dari kehidupan manusia. Semua kehidupan manusia haruslah sesuai
syari’at Islam, yang mana telah diatur oleh Al – Qur’an. Maka dari itu,
manusia haruslah berpakaian sesuai dengan yang telah diatur oleh Allah SWT.
Berpakaian sesuai dengan syari’at Islam, akan membuat kita merasa itu adalah
sebuah kewajiban untuk menjaganya agar tetap dengan aturan yang ada.
Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi
dan kondisi dimana seorang berada. Pakaian termasuk salah satu kebutuhan yang
tak bisa lepas dari kehidupan. Karena pakaian mempunyai manfaat yang sangat
besar bagi kehidupan kita. Melindungi tubuh kita agar tidak mengalami dan
mendapatkan bahaya dari luar. Dalam bahasa Arabg pakaian disebut dengan kata
“Libaasun-tsiyaabun”. Dan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pakaian
diartikan sebagai barang apa yang biasa dipakaioleh seorang baik berupa jaket,
celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dll.
24
Dalam pandangan Islam, pakaian terbagi menjadi 2 bentuk pertama
pakaian untuk menutupi aurat tubuh sebagai realisasi dari perintah Allah bagi
wanita seluruh tubuhnya kecuali tangan dan wajah, dan bagi pria menutup aurat
dibawah lutut dan diatas pusar. Batasan pakaian yang telah ditetapkan oleh Allah
ini melahirkan kebudayaan yang sopan dan enak dilihat oleh kita dan kita pun
merasa aman dan tenang karena pakaian kita yang memenuhi kewajaran pikiran
manusia. Sedangkan yang kedua, pakaian merupakan perhiasan yang menyatakan
identitas diri sebagai konsekuensi perkembangan peradaban manusia.
Didalam Islam, kita mengenal salah satu jenis pakaian yang dapat menutup
salah satu aurat wanita yaitu Jilbab. Jilbab mempunyai berbagai ragam jenisnya,
tetapi walaupun banyak ragamnya Jilbab boleh dikatakan Jilbab apabila dapat
menutup aurat, dari atas kepala manusia sampai dengan dada manusia,menutupi
bagian – bagian yang harus ditutupi terkecuali muka. Bagi wanita, aurat adalah
seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan, yang lainnya haram untuk
diperlihatkan kepada masyarakat umum. Kecuali bagi mahram atau maharimnya.
Bagi suaminya, wanita tidak mempunyai batasan aurat. Sedangkan batasan aurat
bagi laki-laki dari pusar sampai lutut.
1. Menutupi aurat.
25
3. Tidak menyerupai busana khusus non-muslim
Pakaian sangat berfungsi bagi tubuh kita, salah satunya untuk melindungi
kulit kita. Apabila kulit kita tidak terlindungi oleh pakaian, langsung terkena
pancaran sinar ultra violet, maka kulit kita akan terbakar dan kita bisa mengalami
kanker kulit.
Pakaian juga menjaga suhu tubuh menusia agar tetap stabil, dengan
menggunakan jenis bahan pakaian tertentu, kita bisa menjaga suhu tubuh kita.
Pakaian juga bisa menjadi identitas diri kita, apabila kita menggunakan pakaian
yang bagus dan kelihatan nyaman, berarti kita sudah memenuhi kriteria
berpakaian yang sopan, dan kita pun bisa melakukan ibadah tanpa harus khawatir,
apakah baju kita suci dan pantas untuk dipakai.
26
didalam Al – Qur’an dan Hadits. Didalam Islam, kita sebagai umat Allah tidak
diperbolehkan memakai pakaian yang melanggar aturan Islam, tetap harus
mengikuti aturan itu sampai kita meninggal. Jika kita melanggar, dan tidak mau
mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Allah, maka sama saja kita orang
munafiq. Zaman semakin berkembang bukan berarti kita harus mengikuti
perkembangan yang ada secara keseluruhan. Pakaian merupakan pengaruh yang
besar bagi perkembangan zaman. Karena, akibat dari perkembangan zaman yang
datangnya dari Dunia Barat, sangat mempengaruhi mode pakaian kita sebagai
umat muslim. Maka dari itu biasakanlah berpakaian sesuai syari’at Islam, agar
tidak terpengaruh oleh pengaruh – pengaruh negatif, yang membuat kita lupa akan
Allah serta aturanNya.
2. AKHLAK BERHIAS
Berhias adalah naluri yang dimiliki oleh manusia. Berhias sudah menjadi
kebutuhan bagi sebagian besar manusia, agara dapat memperindah diri baik di
lingkungan sekitar maupun diluar. Berhias adalah salah satu alat untuk
mengekspresikan diri, yang menunjukkan identitas serta jati diri seseorang.
Berhias dapat memberikan kesan indah tersendiri bagi orang lain yang
melihatnya, baik dari segi pakaian, maupun make up wajah mereka. Maka dari itu
berhias dikategorikan sebagai akhlak terpuji. Tetapi berhias juga terdapat
aturannya agar tidak melanggar syari’ay Islam. Dalam sebuah hadits Nabi SAW
27
bersabda:Artinya: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan (HR.
Muslim)
Berhias bukanlah dipandang dari segi dandanan nuka, tetapi pakaian juga
termasuk sesuatu yang bisa dikatakan alat untuk berhias. Pakaian kita yang
sederhana bisa menjadi pakaian yang mempunyai nilai keindahan yang tinggi
apabila kita beri hiasan agar kita terlihat cantik memakainya. Jilbab juga dapat
menjadi hiasan. Sekarang sudah banyak bentuk Jilbab yang berbagai macam, dan
dapat menghias diri kita agar terlihat indah dan nyaman dipakai.
Perhiasan kita juga termasuk salah satu alat untuk berhias. Arloji, kalung,
gelang, cincin dsb. Parfum juga termasuk, tapi kita tidak boleh lupa. Jika kita
ingin berhias tersapat rambu – rambu, agar tidak melanggar Syari’at yang sudah
ditetapkan oleh Allah:
1. Niat yang lurus, berhias hanya untuk beribadah yang diorientasikan sebagai
rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
Ketika berhias terkadang kita lupa akan aturan, melewati batas kewajaran
yang telah ditetapkan. Seringkali naluri manusia berubah menjadi hawa nafsu
yang liar. Yang aka menyebabkan manusia terjerumus kedalam hal yang
28
mnyesatkan. Agama Islam memeberi batasan dalam etika berhias, sebagaimana
ditegaskan dalam firman Allah
Dalam Islam diperintahkan untuk berhias yang baik, bagus, dan indah
sesuai dengan kemampuan masing – masing. Terutama apabila kita akan
melakukan ibadah shalat maka seyogyanya perhiasan yang kita pakai itu haruslah
29
baik, bersih dan indah (bukan berarti mewah), karena mewah itu sudah memasuki
wilayah berlebihan. Hal ini sesuai firman Allah; “Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah disetiap (memasuki ) masjid, makan, minumlah, dan
janganlah berlebih – lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
brlebih – lebihan.” Qs. Al - A’raf /7 : 31) akibat yang ditimbulkan apabila
mengunakan pakaian, berhias, secara berlebihan/tidak sesuai ajaran agama
Islam. laranganberhias dan berbusana berlebihan di riwayatkan dari aisyah ra,
katanya ketika Rasulullah S.A.W sedang duduk beristirahat di masjid, tiba tiba
ada seorang perempuan golongan muzainah terlihat memamerkan dandanannya di
masjid sambil menyeretnyeret busana panjangnya Rasulullah S.A.W
bersabda:”hai sekalian manusia, laranglah istri istrimu (termasuk anak anak
remaja perempuan yang merekamiliki) mengenakan dandanan seraya berjalan
angkuh. nanti (HR Ahmad, Abu Daud, An-Nassai dan Ibnu Majah).
3. AKHLAK BERTAMU
30
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari
kegiatan bertemu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi anak saudara,
teman-teman atau para kenalan, namun kesempatan lain berganti kita yang
dikunjungi. Supaya kegiatan saling berkunjung tetap berdampak positif bagi
kedua belah pihak, maka islam memberikan tuntunan begaimana sebaiknya
bertamu dan menerima tamu dilakukan.
31
Sedangkan bertamu kepadea orang yang belum dikenal, memiliki tujuan untuk
saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain yang belu diketahui kedua
belah pihak.
2. Kalau diteima bertamu, jangan selalu lama sehingga merepotkan tuan rumah.
Setelah urusan seleai segeralah pulang.
32
5. Hendaklah pamit pada waktu mau pulang.
33
meninggalkan kesan yang beik dan menyenagkan bagi tuan rumah. Karena itu
haram hukumnya orang yang bertamu meninggalkan kekecewaan ataupun
kesusahan bagi tuan rumah.
Islam memberikan aturan yang jelas agar setiap muslim memuliakan etiap
tamu yang dating, kerena memuliakan tamu sebagai perwujudan keimanan kepada
Allah dan hari akhir.
34
ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima
tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya. Kalau tamu dating dari
tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan
menjamunya mekimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah kepada
tuan rumah untuk tetap menjamunyaatau tidak. Menurut Rasulullah saw menjamu
tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan lagi kewajiban.
Setiap oaring islam telah diikat oleh suetu tata aturan supaya hidup
bertetangga dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agama atau
suku. Hak-hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilanggar undang-
undang perjanjian yang mengikat di antara sesame manusia. Menerima tamu
sebagai perwujudan keimanan, artinya semakin kuat iman seseorang, maka
semakin ramah dan antun dalam menyambut tamunya karena orang yang beriman
meyakini bahwa menyambut tamu bagian dari perintah Allah.
Menerima tamu merupakan bagian dari aspek soial dalam ajaran Islam
yang harus terus dijaga. Menerima tamu dengan penyambutan yang baik
merupakan cermin diri dan menunjukkan kualitas kepribadian seorang muslim.
Setiap muslim harus membiasakan diri untuk menyambut setiap tamu yang dating
dengan penyambutan yang penuh suka cita.
Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah harua
menghadirkan pikiran yang positif (husnudon)terhadap tammu, jangan sampai
kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negative dari tuan rumah
(su’udzon). Apabila suatu saat tuan rumah meraakan berat untuk menerima
35
kehadirab tamunya, maka tuan rumah haru tetap menunjukkan sikap yang arif dan
bijak, jngan sampai menyinggung perasaan tamu.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitan
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah aliyah bubun
untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI.
2. Waktu Penelitian
Pelitian ini dilakukan pada bulan november 2018. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerluka
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di
kelas.
3. Siklus Penelitian
PTK ini dilakukan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil
belajar dan aktifitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Aqidah Akhlak
melalui pembelajaran Role Playing.
B. Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai instrumental yang akan
digunakan untuk memberi perlakuan pada PTK, yaitu remcana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD) 1. 2.
. Selain itu juga akan dibuat perangkat pembeajaran yang berupa: (1) Lembar
Kerja Siswa ; (2) Lemba pengamatan diskusi; (3) Lembar evaluasi. Dalam
persiapan juga akan disusun nama kelomopok diskusi yang dibuat secara
heterogen.
- RPP ( Terlampir)
- Lembar Evaluasi ( Terlampir)
37
C. Subyek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas XI
yang terdiri dari 23 siswa dengan komposisi laki-laki 8 siswa dan perempuan 15
siswa.
D. Sumber Data
1. Siswa
Untuk mendapatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implemetasi pembelajaran Quantum
Teaching dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan dengan sumber data untuk
melihat implementasi PTK secara komprehansif, baik dari sisi siswa maupun
guru.
38
dari tes hasil belajar, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan
lembar observasi siswa dan guru.
2. Observasi
Observasi berguna untuk memahami perilaku atau tindakan seseorang dalam
melakukan aktivitasnya, mengamati perilaku atau interaksi kelompok secara
alamiah, menyelidiki tingkah laku individual atau proses terjadinya suatu
peristiwa yang dapat diobservasi baik dalam sesuatu yang sesungguhnya
maupun situasi buatan. Tujuan digunakan lembar observasi ini adalah untuk
mengetahui aktivitas siswa selama poses pembelajaran, baik dalam siklus I,
maupun II. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menjaring data berupa prestasi belajar siswa Madrsah Aliyah Bubun kelas XI
selama kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang disajikan.
Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan melalui lembar instrumen
observasi.
F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil optimal dengan ketuntasan sebagai berikut:
1. Siswa
a. Tes
Sekuran- kurangnya 80% siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-
soal yang diberikan.
b. Observasi
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Guru
a.Dokumentasi: kehadiran siswa
b. Observasi: hasil observasi
39
G. Teknik Analisis Data
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan
secara deskriptif yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan
individual dengan rumus sebagai berikut:
40
70% - 79% = baik
60% - 69% = cukup
< 59% = kurang
H. Prosedur Penelitian
1. Siklus I PTK
a) Perencanaan
- Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disapaikan kepada siswa
- Menyusun rencana pembelajaran (RP) yang disesuaikan dengan silabus
pembelajaran aqidah akhlak, sebagai acuan pelaksanaan proses
pembelajaran. Pembelajaran pada pertemuan kedua dan seterusnya
disusun berdasarkan hasil analisis terhadap metode penelitian yang
digunakan.
- Membuat mediia pembelajaran
- Membuat lembar kerja siswa
- Menyusun lembar kerja siswa (LKS) disesuaikan dengan model
pembelajaran yang sedang digunakan bersama guru mitra.
- Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b) Pelaksanaan Tindakan
- Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan apresiasi
tentang materi pokok yang akan diajarkan.
- Penjelasan singkat metode pembelajaran Role Playing yang akan
diterapkan kepada siswa.
- Guru membagi siswa kepada kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 1-5 siswa.
- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari LKS yang telah
disediakan yang selanjutnya nanti secara acak akan dipilih untuk
memainkan perannya sesuai dengan materi pelajaran.
c) Observasi
41
Pada tahap ini observer berperan mengumpulkan data berupa aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan lembar
pengamatan/observasi. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama guru
sebagai mitra peneliti. Data yang terkumpul akan dianalisis berikut dengan
menilai hasil observasi menggunakan format lembar observasi.
d) Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya
dianalisis dan kemudian refleksi terhadap hasil yang diperoleh sehingga
dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah adanya
tindakan atau tidak.
2. Siklus II PTK
a) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi
pada siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil
perbaikan dari pelaksanaan tindakan dari siklus I. Adapun kegiatan
perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah penyusunan RPP dan
lembar kerja siswa.
b) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan tindakan pada
siklus II peneliti memberikan materi tentang adab menghadiri undangan
yang sesuai dengan ajaran Islam, kegiatannya sebagai berikut:
(1) Melaksanakan skenario bagaimana dalam RPP.
(2) Menjelaskan singkat tujuan pembelajaran yang akan dijalani siswa,
dengan memotivasi melalui metode pembelajaran yang akan
diterapkan.
(3) Mencatat jalannya kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi.
(4) Pada tahap akhir pembelajaran, siswa diberikan tes tertulis
c) Observasi
42
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh guru bersama peneliti untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung. Apakah ada peningkatan seperti di siklus I, sehingga siklus II
ini mengalami peningkatan.
d) Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan kegiatan pada
siklus I. Data yang diperoleh dalam tahap observasi siklus II dikumpulkan
untuk kemudian dilakukan analisis dan refleksi.
43
DAFTAR PUTAKA
Aqib, Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Cet, I. Bandung: Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi, 1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet.5,
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 2002, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 3, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Dajaali, 2008, Psikologi Pendidikan, Cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, 1995, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ismail SM, 2008, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang:
RaSAIL Media Group
Mulyasa, 2005, Implementasi Kurikulum 2004 (Panduan Pembelajaran KBK),
Bandung: Remaja Rosda karya.
Sanjaya,Wina, 2008, Kuriklulum dan Pembelajaran, Jakarta, Kencana.
Silberman, Melvin, 2001, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: Yappendis.
Sudjana, Nana, dan Ibrahim, 1989, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,
Bandung: Sinar Baru..
Syah, Muhibbin, 1999, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. 4,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, sertamampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.3. : Menghayati kewajiban menghindari perilaku dosa besar
2.3. : Menghindari dampak negatif akibat perbuatan dosa besar (mabuk-mabukan,
mengkonsumsi narkoba, berjudi, zina, pergaulan bebas dan mencuri)
3.3. : Memahami dosa besar (mabuk-mabukan, mengkonsumsi narkoba, berjudi, zina,
pergaulan bebas dan mencuri)
Indikator:
3.3.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian mabuk-mabukkan, narkoba, judi,
zina, pergaulan bebas dan mencuri serta dapat menjelaskan hikmah
menghindari perbuatan dosa besar
3.3.2 Siswa dapat mengklasifikasikan perbuatan dosa besar tentang mabuk-
mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan mencuri
3.3.3 Siswa dapat menerapkan sikap menghindari perbuatan dosa besar
4.3. : Menunjukkan contoh perbuatan dosa besar di masyarakat dan akibatnya
Indikator:
4.3.1. Siswa dapat menyajikan contoh perbuatan dosa besar di masyarakat dan
akibatnya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan,
siswa dapat menjelaskan pengertian mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan
bebas dan mencuri, mengkategorikan perbuatan dosa besar karena mabuk-mabukan,
narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan mencuri, menjelaskan hikmah menghindari
perbuatan dosa besar dari mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan
mencuri,
2. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan,
siswa dapat menyajikan contoh perbuatan dosa besar di masyarakat dan akibatnya.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian perilaku mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan
mencuri
Zina muhshan
Zina muhshan adalah zina yang dilakukan oleh orang laki-laki/ perempuan
yang pernah melakukan persetubuhan dalam ikatan pernikahan yang sah atau
masih dalam ikatan pernikahan dengan orang lain.
Hukuman bagi pelaku zina muhshan di dalam hukum Islam adalah rajam.
Rajam adalah sanksi hukum berupa pembunuhan terhadap pelaku zina dengan
cara menenggelamkan sebagian tubuh yang bersangkutan ke dalam tanah, lalu
setiap orang yang lewat diminta melemparinya dengan batu-batu sedang
sampai yang bersangkutan meninggal dunia.
Zina ghairu muhshan adalah zina yang dilakukan oleh orang laki-
laki/perempuan yang belum pernah melakukan ikatan pernikahan.
Hukumannya adalah dicambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun,
seperti diterangkan Allah dalam QS. An Nur [24]:
e. Pergaulan bebas adalah interaksi dalam tingkah laku yang tidak mengikuti
aturan- aturan agama atau perilaku dalam keseharian secara bebas tanpa batas.
f. Mencuri adalah mengambil barang seseorang secara sembunyi-sembunyi.
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Learning
Pendekatan Saentific
Metode yang digunakan adalah
a. Tanya Jawab
b. Inquiry
c. Diskusi
d. Role Playing
4) Mengasosiasi
Siswa bersama anggota kelompoknya diminta untuk
mengkaitkan materi yang didiskusikan dengan kehidupan
sehari-hari dan emnyimpulkanya
5) Mengkomunikasikan
- Setiap kelompok ada yang mewakili presentasi di depan
kelas dan yang lain menanggapi
- Peserta didik melaporkan hasil kerja kelompok
Kegiatan Menutup 15’
1) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan materi
3) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan ajar yang akan
dibahas pertemuan berikutnya
4) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
(Unjuk Kerja / Kinerja melakukan Praktikum / Sikap)
2. Bentuk instrumen dan instrumen
(Daftar chek/skala penilaian/Lembar penilaian kinerja/Lembar penilaian sikap/Lembar
Observasi/Pertanyaan langsung/Laporan Pribadi/Kuisioner/Memilih jawaban/
Mensuplai jawaban/Lembar penilaian portofolio
3. Pedoman penskoran (terlampir)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)
pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi
4 Menyatakan kekaguman atas kebesaran Tuhan
5 Merasakan kebesaran Tuhan saat belajar
Jumlah Skor
LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR
PETUNJUK
• Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
• berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya
Keterangan :
• SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
• TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik yang dinilai : Mawar
Kelas : XI BAHASA
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok : Zina
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh : Skor diperoleh 20, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
14 X 4 = 3.33
24
Kelas : XI IPA Q
Nama : Nurkhasanah
Topik : Menghafal dalil naqli larangan perbuatan dosa besar.
Aspek Penilaian
Materi Yang Harus Catatan
No Lancar Fasikh intonasi Ekpresi
Dikuasai
1 Mabuk-mabukan 3 2 3 3
2 Judi 3 3 3 4
3 Zina 4 3 3 3
4 Pergaulan bebas 3 2 2 2
5 Mencuri 3 3 3 3
Jumlah Nilai
Pedoman penskoran :
• 5 = sangat baik
• 4 = baik
• 3 = cukup
• 2 = kurang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
C. Kompetensi Dasar
1.4. Menghayati akhlak (adab) yang baik dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu, dan menerima tamu
2.4. Membiasakan akhlak (adab) yang baik dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu
3.4. Memahami akhlak (adab) berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima
tamu
Indikator:
3.4.1 Siswa mampu menunjukkan penghayatan akhlak yang baik dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3.4.2 Siswa mampu memahami bagaimana akhlak yang baik dalam berpakaian
,berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3.4.3 Siswa mampu menunjukkan kebiasaan bagaimana berakhlak yang baik
dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
4.4. Mensimulasikan akhlak (adab) berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari
Indikator:
4.4.1 Siswa mampu menerapkan bagaimana akhlak yang baik dalam berpakaian,
berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan pengertian akhlak (adab)
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
2. Setelah mengamati siswa dapat membiasakan diri berakhlak yang baik dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3. Setelah mengamati, siswa dapat menunjukkan bagaimana akhlak yang baik dalam
berpakaian ,berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
4. Diberikan kesempatan mengamati gambar dan fenomena di sekitar, siswa dapat
menampilkan contoh perilaku akhlak (adab) berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan menerima tamu.
8) Mengasosiasi
Siswa bersama anggota kelompoknya diminta untuk mengkaitkan
materi yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari dan
menyimpulkanya
9) Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan
kelas dan memajang hasil kesimpulan diskusi yang sudah
diperbaiki di papan pajangan
Kegiatan Menutup 15’
5) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
6) Guru memberikan penguatan materi ajar
7) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai
materi ajar “Akhlak Terpuji berpakaian, berhias, bertamu dan
menerima tamu”
8) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
(Unjuk Kerja / Kinerja melakukan Praktikum / Sikap)
3. Bentuk instrumen dan instrumen
(Daftar chek/skala penilaian/Lembar penilaian kinerja/Lembar penilaian sikap/Lembar
Observasi/Pertanyaan langsung/Laporan Pribadi/Kuisioner/Memilih jawaban/
Mensuplai jawaban/Lembar penilaian portofolio
3. Pedoman penskoran (terlampir)
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)
pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi
4 Menyatakan kekaguman atas kebesaran Tuhan
5 Merasakan kebesaran Tuhan saat belajar
Jumlah Skor
LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas :………………….
Materi Pokok :………………….
Tanggal :………………….
PETUNJUK
• Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
• berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan
barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman
yang lain
Keterangan :
• SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
• TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Contoh : Skor diperoleh 20, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
14 X 4 = 3.33
24 Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3.33 < skor < 4.00
Baik : apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor < 1.33
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF
Kelas : ............................
Nama : ............................
Topik : ..........................
Aspek Penilaian Catatan
No Materi Yang Harus Dikuasai Lancar Fasih Intonasi Ekpresi
1 Menghafal Ayat Dasar Akidah
2 Menghafal Doa bercermin
3 Menghafal Doa keluar rumah
4 Melafalkan salam
5 Melafalkan Kalimat Tauhid
Jumlah Nilai
Pedoman penskoran :
• 5 = sangat baik
• 4 = baik
• 3 = cukup
• 2 = kurang