Anda di halaman 1dari 66

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE ROLE PLAYING

DI KELAS XI MADRASAH ALIYAH AR-RAHMAN BUBUN

PROPOSAL PTK

Diajukan Untuk Penilaian Tindakan Kelas (PTK)


Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam

OLEH

- AINUL MARDIAH
- KHALIDA
- JUANI
- SITI AISYAH
- NURHAYATI.S

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2018
ABSTRAK

Mata pelajaran aqidah akhlak adalah bagian dari mata pelajaran


Pendidikan Agama Islam yang bertujuan agar peserta didik menegenal,
memahami dan menghayati bagaimana berperilaku yang baik, yang akhirnya
diaplikasikan dalam sebuah kehidupan. Pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah
Aliyah Bubun pada kelas XI, ditemukan beberapa permasalahan yaitu proses
belajar mengajar selama ini masih cenderung menggunakan metode ceramah dan
belum divariasikan dengan metode lain. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar
siswa rendah, di samping itu aktivitas belajar peserta didik juga tidak terlihat
dalam proses belajar mengajar.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran,
perlu dilakukan penelitian tindakan kelas demi meningkatkan prestasi belajar
peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak dengan menerapkan strategi
pembelajaran role playing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak. Hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan strategi role playing dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran aqidah akhlak
Berdasarkan indicator keberhasilan tindakan yang ditentukan dari 2 siklus
penelitian yaitu hasil belajar peserta didik batas keberhasilan (85%) dari seluruh
siswa yang telah mencapai keberhasilan individual (skor 65). Dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode role playing mengalami peningkatan, dilihat dari
pre test dengan menggunakan ulangan harian prosentase keberhasilan peserta
didik sebesar 22,5% (9 peserta didik yang tuntas belajar). Pada siklus I hasil
belajar peserta didik meningkat sebesar 25% (10 peserta didik yang tuntas
belajar). Dan yang terakhir yaitu siklus II keberhasilan belajar peserta didik
mencapai 85% (20 peserta didik yang tuntas belajar). Selain prestasi belajar yang
meningkat dari tiap siklus, aktivitas belajar peserta didik juga mengalami
perubahan setelah diterapkannya metode role playing ini, yakni dilihat dari siklus
I sebesar 44%,dan untuk siklus II sebesar 84%. Dilihat dari uraian di atas dapat
dijelaskan bahwa, tindakan yang dilakukan setiap siklus dengan menggunakan
metode role playing dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik mata
pelajaran aqidah akhlak.

Kata kunci: Metode, Role Playing, Prestasi Belajar.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang selalu


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan karya ilmiah ini
dapat terselesaikan pada waktunya.
Karya ilmiah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Dengan Menerapkan Model Pembelajaran ROLE
PLAYING Pada Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Bubun” ini, disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah
membantu peneliti sehingga penelitian dapat diselesaikan dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti
harapkan demi kesempurnaan penelitian ini dan demi penelitian yang akan datang.

Tanjung Pura,Oktober 2018

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Identifikasi Maalah .......................................................................................... 3

C. Perumusan Masalah ......................................................................................... 3

D. Cara Memecahkan Masalah ............................................................................. 3

E. Hipotesis Tindakan .......................................................................................... 3

F. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3

G. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

BAB II ..................................................................................................................... 5

KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 5

A. Role Playing dan Aqidah Akhlak ................................................................. 5

B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak ..................... 7

C. Standar Keberhasilan Pembelajaran Aqidah Akhlak ................................... 8

D. Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Melaksanakan Metode


Pembelajaran Role Playing ................................................................................ 9

F. Akhlak Terpuji berpakaian, berhias, bertamu dan menerima Tamu ........... 24

BAB III ................................................................................................................. 37

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 37

A. Setting Penelitan ........................................................................................ 37

iii
B. Persiapan PTK ............................................................................................ 37

C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 38

D. Sumber Data ............................................................................................... 38

E. Teknk Dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 38

F. Indikator Kinerja ........................................................................................ 39

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40

H. Prosedur Penelitian..................................................................................... 41

DAFTAR PUTAKA ............................................................................................. 44

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional berbunyi bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (UU Sisdiknas, 2003: 6-7).
Berkaitan kondisi yang diharapkan ialah pendidikan Aqidah Akhlak di
Madrasah Aliyah sebagai bagian integral dari pendidikan agama, memang bukan
satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak kepribadian
peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah
dalam kehidupan sehari-hari.
Namun salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah
rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar dan hasil belajar dipengaruhi
oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, yang termasuk faktor
internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya, kecerdasan motivasi
berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk factor eksternal
adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan model
pembelajaran). Di Madrasah aliyah Bubun ini pun pastinya tidak lepas dari
permasalahan-permasalahan, diantaranya permasalahan pembelajaran, untuk itu
bagaimana metode pembelajaran dapat menarik bagi siswa, seorang pengajar

1
harus memiliki metode yang variatif dan tidak monoton. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil lokasi di Madrasah Aliyah Bubun, di mana di sekolah ini
mengambil solusi bagaimana pembelajaran dapat menarik bagi siswa yaitu dengan
menerapkan pembelajaran model role playing.

Dari pengamatan yang penulis ketahui, mengapa akhirnya di Madrasah


Aliyah Bubun ini menerapkan metode role playing sebagai solusi untuk model
pembelajaran yang lebih variatif, ini sebabkan oleh berbagai hal di antaranya:
guru mengajar dengan menggunakan metode konvensional, satu arah (berpusat
pada guru) dan cenderung statis/monoton, kurang terlibatnya siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga suasana kelas membosankan, baik bagi siswa maupun
bagi guru, saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan berpendapat, sebagian
besar siswa hanya diam. Dari masalah-masalah inilah seorang pengajar harus
memiliki metode baru agar dapat menarik peserta didik untuk dapat meningkatkan
prestasi belajarnya. Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan-pendekatan
baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton,
melainkan memilih variasi lain yang sesuai. Bermain peran merupakan salah satu
alternatif yang dapat ditempuh. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan
oleh para ahli menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model
yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, bermain
peran diarahkan pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan
antara manusia, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.

Melalui bermain peran, para peserta Dari pembahasan yang telah penulis
paparkan, maka berangkat dari sinilah penulis ingin mengangkat penelitian
tentang bagaimana penerapan metode role playing pada materi aqidah akhlak
yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah BUBUN, bagi peserta didik kelas XI, dan
sejauh mana penerapan metode ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2
B. Identifikasi Maalah
1. Pembelajaran Aqidah Akhlak di Kelas XI masih berjalan monoton
2. Belum ditemukan Strategi Pembelajaran yang tepat
3. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa
4. Rendahnya kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak
5. Rendahnya pretasi siswa untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak

C. Perumusan Masalah
Apakah penerapan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah Aliyah
Bubun?

D. Cara Memecahkan Masalah


Cara pemecahan masalah yang akan digunakan di PTK ini yaitu metode
pembeelajaran Role Playing . Dengan metode ini diharapkan motivasi dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak akan meningkat.

E. Hipotesis Tindakan
Dengan diterapkan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah aliyah
bubun.

F. Tujuan Penelitian
1. Guru dapat meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pembelajaran
Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah Aliyah Bubun.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode role playing dapat
meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada peserta didik kelas XI
di Madrasah Aliyah Bubun.

3
G. Manfaat Penelitian
1. Proses belajar mengajar Aqidah Akhlak di kelas XI Madrasah aliyah
bubun menjadi menarik dan menyenangkan.
2. Ditemukannya proses pembelajaran yang tepat.
3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadi meningkat.
4. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan, dan saran
meningkat.
5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI
Madrasah aliyah bubun meningkat.

4
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Role Playing dan Aqidah Akhlak

1. Metode Pembelajaran Role Playing Aqidak Akhlak


Metode role playing atau bermain peran ialah suatu cara penguasaan bahan
pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan oleh anak didik dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Dengan kegiatan memerankan ini akan
membuat anak didik lebih meresapi perolehannya. Melalui metode ini dapat
dikembangkan ketrampilan mengamati, menarik kesimpulan, menerapkan dan
mengkomunikasikannya. (Djamarah, 2000: 199). Ada definisi lain, metode role
playing itu adalah tiruan atau hanya pura-pura saja. (Hasibuan, dkk, 1995: 27)
Sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi
dan sosial. Dari dimensi model ini berusaha membantu para peserta didik
menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya. Dalam
pada itu, melalui model ini para peserta didik diajak untuk dapat memecahkan
masalah-masalah pribadi yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok
sosial yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi sosial, model ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk bekerjasama dalam
menganalisis situasi-situasi sosial, terutama masalah yang menyangkut hubungan
antar pribadi peserta didik. Pemecahan masalah tersebut dilakukan secara
demokratis. Dengan demikian melalui model ini para peserta didik juga dilatih
untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrtis. Tujuan/Manfaat Pembelajaran Role
Playing
Tujuan pembelajaran role playing diantaranya:
1. Memberikan pengalaman yang kongkrit dari apa yang telah dipelajari.
2. Mengilusrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.

5
3. Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
4. Menyiapkan/menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit.
5. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/peserta didik.

2. Aplikasi Metode Role Playing dalam Pembelajaran Aqidah akhlak


Penggunaan metode yang bervariasi akan membantu siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang menuntut
keaktifan siswa dalam pelaksanaannya adalah metode Role Playing adalah jenis
permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan
unsur senang (Jill Hadfield, 1986: 27). Penerapan metode Role Playing
mengkondisikan siswa pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu
pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu Role playing seringkali
dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pelajar membayangkan
dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri,
2000:44) Metode Role Playing memperlakukan siswa sebagai subyek
pembelajaran, secara aktif melakukan praktik bermain peran sesuai dengan materi
pelajaran yang sedang dipelajari bersama teman-temannya pada situasi tertentu.
Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri siswa
(Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal pendidikan dasar dan
Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002)
Siswa akan berhasil dalam pembelajaran jika mereka diberi kesempatan
mengalami dan mempraktikan apa yang sedang mereka pelajari. Bila mereka
berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari
(Boediono, 2001: 55). Jadi, dalam pembelajaran siswa harus aktif. Tanpa adanya
aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi (Sardiman, 2001: 81)
Besar kecilnya manfaat dalam bermain peran baik bagi pemeran atau
pengamatnya, dapt diukur oleh tiga hala, yakni (1) kualitas pemeranan, (2)
Analisis yang dilakukan melalui diskusi setelah pemeranan, (3) peraepsi siswa
terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi nyata dalam
kehidupan.
Pembelajaran dengan metode Role Playing dilaksanakan menjadi beberapa
tahap, yaitu sebagai berikut: (1) tahap memotivasi kelompok, (2) memilih

6
pemeran, (3) menyiapkan pengamat, (4) menyiapkan tahap-tahap permainan
peran, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi kedua, (9) membagi pengalaman
dan menarik generalisasi. Fleksibilitas metode Role Playing dapat diterapkan pada
mata pelajaran apapun. Pada konteks ini penulis ingin mengimplementasikan
metode tersebut pada salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah
Aliyah bubun yaitu pada mata pelajarana aqidah akhlak. Mata pelajaran aqidah
akhlak merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
selain al-Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
Materi pelajaran agama tersebut diarahkan untuk menyiapkan siswa mengenal,
memahami, menghayati dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai
dengan ajaran rasulullah, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way
of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan
dan pembiasaan.

B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak


Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Syah (1999: 132-
139) meliputi:
1. Faktor internal, antara lain:
a. Aspek jasmaniah (fisiologis), baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, misalnya: penglihatan, pendengaran, struktur dan sebagainya.
b. Aspek psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dari usaha manusia. Aspek ini meliputi:
1) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa
2) Sikap siswa
3) Bakat siswa

2. Faktor eksternal, meliputi:


a. Faktor sosial
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,iklim.
d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

7
3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar diartikan sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran
materi tertentu. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.
Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Jadi karena pengaruh faktorfaktor tersebut muncul
siswa yang berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah atau mungkin
gagal sama sekali. Seorang guru tidak hanya bisa menjelaskan materi dengan
menggunakan satu metode saja, itu semua bisa membuat jenuh bagi peserta didik
karena dianggap monoton, untuk itu guru harus mempunyai ide-ide yang lebih
sesuai jika metode tersebut diterapkan pada materi yang diajarkannya. Begitu juga
peserta didik harus lebih aktif dalam berlangsungnya proses belajar dan
pembelajaran.

C. Standar Keberhasilan Pembelajaran Aqidah Akhlak


Penerapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat
penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan.
Melalui standar proses pendidikan setiap guru dapat menentukan bagaimana
seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Untuk itu dalam sebuah
pembelajaran harus ada silabus yang dapat dijadikan acuan dalam proses
pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat dimulai dari
menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses
pembelajaran. Komponen yang selama ini dianggap mempengaruhi proses
pendidikan adalah komponen guru. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum
pendidikan, serta lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi
dengan kemampuan guru dalam mengimpelementasikannya, maka semuanya akan
sia-sia (Sanjaya, 2006:)
Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat salah satu metode yang dapat
dijadikan alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran seperti yang
diharapkan. Metode yang dimaksud adalah pembelajaran dengan menggunakan

8
metode Role Playing atau lebih dikenal dengan sebutan bermain peran.
Pembelajaran yang mengutamakan aktivitas siswa dapat memberikan hasil yang
optimal. Melalui belajar aktif terjadi proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, peserta didik tidak hanya dilarutkan sebagai kertas putih yang siap
diisi begitu saja, tetapi peserta didik sebagai subjek belajar harus melakukan
berbagai aktivitas yang mendukung pembelajarn dan keberhasilan peserta didik.
Metode Role playing atau Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Begitu juga pada mata pelajaran aqidah akhlak ini, di mana materi tentang
akhlak bertamu dan menerima tamu serta adab menghadiri undangan sudah biasa
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan diterapkannya metode
Role Playing, mampu membawa peserta didik merasakan dan menghayati seolah-
olah mempraktekkan dalam kehidupan nyata. Metode ini diharapkan mampu
merangsang belajar peserta didik lebih meningkat, sehingga menghasilkan prestasi
belajar yang baik, karena antara metode dan materi ada kesesuaian. Dan akhirnya
dengan metode ini peserta didik tidak hanya memahami materi saja akan tetapi
mampu menhayati dan diharapkan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.

D. Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Melaksanakan Metode


Pembelajaran Role Playing
1) Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan teknik ini,
bahwa dengan metode ini siswa diharapkan dapat lebih memhami nilai yang
terkandung dalam pancasila. Maka guru menunjuk beberapa siswa yang akan
berperan, dan siswa yang lain mengamati dengan tugas-tugas tertentu pula.
2) Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak. Ia
mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk
berusaha memecahkan masalah itu.
3) Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan
sambil mengatur adegan yang pertama.

9
4) Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi
guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu. Bila tidak
ditunjuk saja siswa yang memilh kemampuan dan pengetahuan serta
pengalaman seperti yang diperankan itu.
5) Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu
tugas perannya, menguasi masalahnya pandai bermimik maupun dialog.
6) Siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. Bila siswa belum
terbiasa, perlu
dibantu guru dalam menimbulkan kalimat pertama dialog. Setelah Role
Playing itu dalam
situasi klimaks, maka harus diberhentikan, agar kemungkinan-kemungkinan
pemecahan
masalah dapat disikusikan secara umum. Sehingga parapenonton ada
kesempatan untuk
berpendapat, menilai permainan dan sebagainya.
7) Sebagai tindak lanjut dari hasi diskusi, walau mungkin masalahnya belum
dipecahkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus mempertimbangkan
hal-hal tersebut dalam melaksanakan metode pembelajaran Role Playing agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang .diharapkan

1. Langkah-langkah metode Role Playing (bermain peran)


Menurut Ngalimun (2012: 174) langkah-langkah model pembelajaran Role
Playing :
1. Guru menyiapkan scenario
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut,
3. Pembentukkan kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh
4. Pelakon
5. Presentasi hasil kelompok
6. Bimbingan kesimpulan dan refeksi.

10
2. Kelebihan dan kelemahan Metode Role Playing (bermain peran)
Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Role Playing (bermain peran)
memiliki kelebihan
(1) Siswa lebih tertarik perhatiannya pada saat pembelajaran
(2) Melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
(3) Memunculkan rasa tanggung jawab terhadap perana yang dilakoni,
(4) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif,
(5) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.
Sedangkan menurut Hamalik (2012: 214) kelebihan model RolePlaying, yaitu
waktu bermain peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan
pendapat tanpa mengkhawatirkan mendapatkan sangsi. Bermain peran
memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dalam dunia nyata dan
dengan ide-ide orang lain.Dilihat dari kelebihan-kelebihan bermain peran yang
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berhasilnya pemeran tersebut
bergantung pada kegiatan yang dilakukan siswa terutama pada analisis sebagai
tindak lanjutnya.

3. Adapun kelemahan metode Role Playing (bermain peran)


(1) Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini akan
mengacaukan kegiatan berlangsungnya role playing.
(2) Memakan waktu yang cukup lama,
(3) Sebagaian besar anakyang tidak ikut bermain peran mereka menjadi kurang
aktif
(4) Memerlukan tempat yang cukup luas
(5) Kelas lain sering oleh terganggu suara pemain dan penonton.

E. MENGHINDARI PERILAKU TERCELA BERJUDI, ZINA, MENCURI, MABUK


MABUKAN, DAN MENGKONSUMSI NARKOBA

A. Berjudi
Firman Allah SWT dalam Al qur’an surat Al Maidah ayat 90-91:

11
Artinya : (90). Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434],
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.(91). Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Pada ayat tersebut kata al maisir yang artinya mudah, yakni mengambil
harta orang lain dengan mudah tanpa susah payah, dan secara spesifik hal ini
disebut dengan berjudi. Atau diambil dari kata al yasaraa yang berarti merampas
harta temannya. Ibnu Abbas berkata : al maisir disebut juga al qimaar artinya
taruhan atau judi. Sedang menurut Imam Syaukani : setiap permainan yang tidak
lepas dari merampas harta orang lain atau merugikan orang lain dinamakan
almaisir atau berjudi. Sehingga dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
berjudi adalah suatu aktifitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan
spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan
jaminan atau taruhan, sehingga yang menang akan diuntungkan dan yang kalah
akan merasa dirugikan. Dinyatakan oleh ibnu abbas bahwa “orang laki-laki pada
zaman jahiliyyah berjudi dengan taruhan istri dan hartanya, sehingga bagi yang
menang berhak mengambil istri dan harta orang yang kalah, kemudian turun surat
al Baqoroh ayat 12 yang membahas tentang perjudian. Ibnu menyatakan apabila
kita ragu-ragu atas suatu hukum sebuah perkara itu halal atau haram maka lihatlah
aspek mudhorot dan manfaatnya. Jika mudhorotny alebih banyak, mustahil Allah
memerintahkannya atau menghalalkannya.

Selain memberi hukum terhadap perbuatan judi, para ulama juga memberi
ketentuan sanksi bagi penjudi atau pelaku perjudian yakni :

a. Tidak diterima persaksiannya


b. Di had ( didera )dan alat perjudiannya dihancurkan
c. Tidak boleh diberi ucapan salam ketika bertemu dengannya

12
d. Mendapat laknat dari Allah
e. Secara Syariat boleh diusir dari rumah tinggalnya
f. Pemain judi diibaratkan sebagai penyembah berhala karena
mereka mementingkan berjudi ketimbang beribadah
g. Penjudi dihukum menurut hukum syara’ dan atau Negara yang berlaku
h. Hak penguasaan hartanya boleh diambil oleh pejabat yang berwenang untuk
mengamankan harta dan keluarganya.
Bahaya besar perjudian bagi kehidupan pribadi dan social, diantaranya :

a. Masuk dalam lingkaran syaiton yang merugikan pribadi dan orang lain

b. Merugikan ekonomi karena ketidak pastian usaha yang dilakukan

c. Menimbulkan permusuhan dan kedengkian

d. Menyebabkan kelalaian terhadap melaksanakan kewajiban

e. Menutup kepekaan rasa manusiawi

f. Menjadikan orang malas bekerja

g. Menjadi penyebab terjadinya perbuatan yang dilarang agama

h. Menghancurkan kestabilan, kerukunan, dan keharmonisan keluarga

i. Menghilangkan rasa malu dan kasih saying

j. Menimbulkan kesedihan dan penyesalan.

Mengingat besarnya bahaya perjudian perlu diupayakan pencegahan yang integral


dari berbagai pihak, diantaranya :

a. Senantiasa beramar ma’ruf nahi mungkar disetiap saat

b. Umaro’ hendaknya menyosialisasikan dengan jelas ,dan menindak secara


tegas para pelaku perjudian.

c) Setiap orang berusaha menghindari pergaulan dengan penjudi

13
d) Lebih banyak bergaul dengan orang yang jelas-jelas baik

e) Setiap pelaku perjudian harus sadar perbuatan dengan segera bertobat


dan memperbaiki diri dengan amal sholih.

f) Berusaha mencari rizki yang halal dan qona’ah akan pemberian Allah.

g) Senantiasa beristighfar dan mohon ampunan serta perlindngan dari Allah


agar tidak terjerumus perjudian

h) Senantiasa berjuang untuk menunaikan kewajiban secara istiqomah baik


terhadap keluarga, lingkungan dan kepada Pencipta

Hikmah menghindari perjudian adalah :

a) Orang akan dapat istiqomah menjalankan tanggung jawab yang diemban


dalam kaitannya dengan Allah ataupun sesama manusia.

b) Perekonomian keluarga akan dapat distabilkan dengan berbagai usaha yang


nyata-nyata halal dan menghasilkan rizqi yang barokah

c) Melatih diri untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai tipuan
dunia

d) Mantap dan khusyu’ dalam berdzikir dan beribadah kepada Allah

e) Menyebabkan orang konsisten menjalankan kewajiban terhadap diri, orang


lain dan Penciptanya

f) Menjadikan orang tekun dan bersemangat untuk terus berusaha sesuai dengan
kebenaran yang diyakini

g) Meninggalkan perbuatan berjudi menjadi motivasi untuk mengamalkan


agama atau berkarya bagi nusa dan bangsa

h) Bangunan kehidupan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya menjadi


kokoh dan mandiri karena jauh dari persengketaan

14
i) Memupuk perasaan malu dan kasih sayang terhadap sesama manusia.

j) Menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan sebab meninggalkan perbuatan


judi dapat meningkatkan kepemilikan harta benda dan menjaga diri
seseorang.

B. Berzina

1) Pengertian Zina

Zina adalah memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin


perempuan (dalam persetubuhan) yang haram menurut zat perbuatannya, bukan
karena subhat dan perempuan itu mendatangkan sahwat. Adapun yang
dimaksud dengan persetubuhan yang haram menurut zat perbuatannya dalam
pengertian di atas ialah bercampur dengan peremuan yang bukan istrinya dan
bukan pula budaknya. Dengan demikian persetubuhan antara suami istri atau
antara laki-laki dengan budaknya tidak termasuk zina, walaupun dilakukan apda
waktu-waktu yang haram, seperti dalam keadaan haid, pada siang hari bulan puasa
atau sedang ihram. Dalam waktu-waktu tersebut persetubuhan antara suami istri
atau antara laki-laki dan budak perempuan hukumnya adalah haram, tetapi disini
bukan lantaran zat perbuatannya, melainkan karena sebab lain. Oleh karena itu
tidak termasuk kategori zina, walaupun pelakunya berdosa.

Begitu juga, tidak termasuk kategori zina, persetubuhan yang terjadi


karena subhat (karena khilaf atau dipaksa), sebab persetbuhan demikian itu tidak
haram. Adapun yang dimaksud dengan perempuan yang mendatangkan syahwat
adalah manusia yang masih hidup dan berjenis kelamin perempuan baik yang
masih kecil maupun sudah dewasa. Dengan demikian tidak termasuk kategori zina
persetubuhan dengan mayat atau dengan binatang, walaupun hukumnya haram.

Berdasarkan ijma’ ulama’ perbuatan zina itu hukumnya haram dan


merupakan salah satu bentuk dosa besar. Firman Allah SWT :

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan
keji, dan suatu jalan yang buruk” (QS Al-Isra : 32)

15
Hukuman bagi orang yag berzina dapat dilanjutkan apabila yang
bersangkutan benar-benar melakukannya. Untuk memastikan yang bersangkutan
benar-benar melakukan perbuatan zina, maka diperlukan penetapan hukum secara
syara’. Rasululloh sangat berhati-hati melaksanakan hukuman bagi pelaku zina.
Beliau tidak menjatuhkan hukuman sebelum yakin bahwa yang dituduh atau yang
mengaku berzina itu benar-benar bebuat.

Secara garis besar, hukuman zina ada dua macam, yaitu :

(a) Rajam, jenis hukuman mati dengan cara dilempari batu sampai terhukum
meninggal dunia,

(b) Dera atau taghrib. Dera yang disebut dengan jilidm adalah jenis hukuman yang
berupa pencambukan terhadap pelaku kejahatan,

sedangkan taghrib ialah jenis hukuman yang berupa pengasingan ke


suatu tempat terasing yang jauh dari jangkauan. Bentuknya yang sekarang adalah
hukuman penjara.

Menuduh berzina (qadzaf) adalah salah satu kejahatan yang hukumnya


haram, bahkan merupakan salah satu dosa besar. Penegasan bahwa qadzaf adalah
dosa besar terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Firman Allah SWT :

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita baik-baik,


yang lengah (dari perbuatan keji) lagi beriman (berzina), mereka kena laknat di
dunia dan di akhirat, dan bagi mereka adzab yang besar”(QS An-Nur: 23)

Perbuatan menuduh zina, diancam dengan sangsi hukum berupa jilid


(dera) sebanyak delapan puluh kali jika pelaku penuduh zina itu merdeka dan
setengahnya (empat puluh kali jika pelakunya budak hamba sahaya).

Hukuman menuduh berzina dapat gugur, dalam arti si penuduh


dibebaskan dari hukuman qadzaf, jika terjadi tiga keadaan sebagai berikut :

a) penuduh dapat mengemukakan empat orang saksi bahwa tertuduh betul-betul


berzina, b) li’an, jika tertuduh adalah istri penuduh. Jika seseorang suami menudh

16
istrinya berzina tetapi tidak dapat mengemukakan empat orang saksi, ia dapat
bebas dari had qadzaf dengan jalan meli’ankan istrinya, c) tertuduh memaafkan.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit


kelamin yang menyengsarakan fisik, mental, dan sosial. Secara fisik biologis
seseorang yang terinfeksi oleh virus HIV (Human Immunoedeficiency Virus)
akan kehilangan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara berlahan.
Seolah-olah tubuhnya dibiarkan trebuka oleh berbagai bentuk serangan kanker
yang berasal dari beberapa sel abnormal yang ikut memanfaatkan peluang ini
untuk memperbanyak diri maupun terhadap infeksi biasa, yang ada dalam keadaan
normal sebelumnya tidak terlalu membahayakan. Penderita HIV, pada umumnya
dijauhi oleh masyarakat, kehadirannya dipandang merugikan dan membahayakan
kesehatan orang banya. Sikap masyarakat yang seperti itu menjadikan mentalitas
HIV rapuh, tiada gairah hidup lagi.

Sebenarnya kalau dicermati hadist Nabi Muhammad SAW, berikut ii


merupakan peringatan keras bagi orang yang berperilaku menyimpang dan
bahayanya zina. “Apabila perbuatan zina (pelacuran, pergaulan bebas) sudah
meluas di masyarakat dan dilakukan secara terang-terangan (dianggap biasa),
maka infeksi dan penyakit yang mematikan yang sebelunya tidak terdapat pada
zaman nenek moyang akan menyebar diantara mereka”

2) Hikmah Diharamkannya Zina

Zina merupakan sumber kejahatan dan penyebab pokok kerusakan dan


termasuk dosa besar.

Hikmah diharamkannya antara lain :

a. Memelihara dan menjaga keturunan dengan baik. Karena adanya anak dari
hasil zina, umumnya tidak dikehendaki dan kurang disenangi.

b. Menjaga dari jatuhnya harga diri dan rusaknya kehormatan keluarga

17
c. Menjaga tertib dan teraturnya urusan rumah tangga. Biasanya seorang istri,
apabila suaminya cenderung melakukan perbuatan zina timbul rasa benci
dan ketidak harmonisan dalam rumah tangga.

d. Timbulnya rasa kasih sayag terhadap anak yang dilahirkan dari pernikahan
yang sah

e. Terjaganya akhlak islamiyah yang akan mengangkat harkat dan martabat


manusia dihadapan sesame dan sang Kholik

C. Mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba

1) Mabuk-Mabukan

Minuman keras adalah minuman yang memabukkan dan


menghilangkan kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam bahasa Arab, minuman
keras iin disebut khamar seperti ditegaskan dalam hadist Nabi :

Artinya : “Dari Umar ra, ia berkata : “Saya tidak mau kecuali berasal dari Nabi
SAW. Beliau bersabda : “Tiap-tiap yang memabukkan disebut khamar dan tiap-
tiap khamar hukumnya haram” (HR Muslim)

Berdasarkan hadist di atas, jelaslah bahwa khamar tidak hanya berarti


minuman keras yang terbuat dari anggur, tetapi juga minum-minuman keras
lainnya. Bahkan zhahir sabda Nabi SAW tersebut menjelaskan bahwa tiap-tiap
yang memabukkan itu disebut khamar. Jadi tidak terbatas kepada minuman keras
melainkan mencakup segala sesuatu yang memabukkan apakah iaberbentuk
minuman ataukah dalam bentuk lain seperti makanan, tablet, sigaret (diisap),
cairan yang disuntikkan, dan sebagainya semuanya termasuk dalam pengertian
khamar.

Pemberian nama pada bermacam-macam miras, dapat dibagi menjadi


beberapa golongan sesuai dengan bahan baku yang digunakan sebagai bahan
dasarnya :

18
1. Jika bahan dasarnya dari sari buah-buahan seperti : anggur, nanas, apel
dll. Maka disebut wine.

2. Jika miras itu dubuat dari pati disebut Bir. Bir yang paling banyak
diperdagangkan adalah bir yang dibuat dari malt (barley). Jenis bir lainnya
adalah sake yang dibuat dari beras kuning.

3. Nama-nama lain seperti rum, wisky, cognac drai Perancis, gin dari Irlandia,
vodka dari Rusia, merupakan miras yang diperoleh dengan cara distilasi
(penyulingan) prodak fermentasi alkoholik, sehingga kadar alkoholnya tinggi,
hingga bisa mencapai 35-40 %.

4. Secara tradisional, orang telah mengetahui bahwa nira aren atau nira kelapa
dapat dijadikan miras dengan nama tuak, dengan cara membiarkan (inkubasi)
selama satu hari atau lebih. Selama inkubasi terjadilah proses fermentasi nira
oleh saccharomycs. Bibit saccharomycs ini sudah secara alami terdapat dalam
nira sendiri, dam bercampur bersama mikroba-mikroba lain yang turut
melakukan fermentasi, sehingga rasanya bisa bermacam-macam. Sedangkan
bibit yang digunakan dalam fermentasi industrial adalah bibit murni.

Sudah menjadi ijma’ ulama bahwa minuman keras (khamar) itu hukumnya
haram, meminumnya termasuk salah satu dosa besar. Haramnya minuman keras
ini didasarkan kepada dalil nash yang qath’I (pasti) yaitu ayat Al-Qur’an.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamar,


berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan “(Al-Maidah : 90)

2) Pengertian Konsumsi Narkoba

Konsumsi narkoba dalam Bahasa Arab disebut dengan


kata“Mukhaddirun, Mukhaddiraatun”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
konsumsi Narkoba diartikan : “obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan
rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang”. Perkataan narkotika

19
berasal dari perkataan Yunani “narke” yang berarti terbius sehingga tidak
merasakan apa-apa. Narkotika dapat dimafaatkan untuk pengobatan, asal sesuai
petunjuk ilmu kedokteran dan dalam keadaan terpaksa, karena obat halal tidak
didapat. Namun, jika digunakan untuk mendatangkan kerusakan pada mental dan
fisik pemakainya, maka hal ini dianggap penyalahgunaan narkotika.

Narkotika sebagai zat perusak jasmani dan rohani manusia. Narkotika


dapat merusak akal dan menghilangkan stabilitas diri. Narkotika dan khamar
merupakan saudara kembar dalam menimbulkan kejahatan dan kerusakan pada
masyarakat serta merusak kesehatan pelakunya. Penyalahgunaan Narkoba
merupakan pola penggunaan yang bersifat Phatologik, yang berlangsung pada
jangka waktu tertentu dan menimbulkan gangguan fungsi moral dan fungsi sosial.
Narkoba sangat membahayakan hidup manusia, karena akan berpengaruh pada
kondisi fisik dan mental emosional penderita. Islam terhadap khamar dan
Narkotika atau yang sejenisnya semuanya diharamkan, dan memberi sangsi
hukuman terhadap pemakainya.

Islam telah menetapkan undang-undang yang menghukum orang yang


suka minuman khamar ataupun mengkonsumsi Narkoba, demi untuk menjaga
masyarakat dari bahaya yang ditimbulkan. Undang-undag non-Islam juga
menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat terganggunya akal. Oleh karena itu,
undang-undang tersebut menghukum siapa saja yang mengkonsumsi ganja atau
Narkotika. Karena bahaya yang ditimbulkan Narkotika dapat merusak akal dan
menghilangkan stabilitas diri. Khamar dan ganja adalah saudara kemba dalam
menimbulkan kejahatan dan kerusakan pada masyarakat di samping merusak
kesehatan pelakunya.

Menurut tinjauan medis, Narkoba akan menimbulkan gangguan fisik


manusia mulai dari gangguan menstruasi,impotensi, kontipasi kronik, mudah
terserang infeksi, memperburuk aliran darah koroner dan dalam jangka panjang
akan berakibat pada anemia, timbulnya komlikasi seperti gangguan lambung,
kanker usus, gangguan usus, gangguan liver, gangguan pada otot jantung dan

20
saraf, cacat janin, gangguan seksual, dan bisa terjadi pendarahan pada otak.
Kesemuanya menjadi penyebab kematian dini. Na'uzubillahi mindzalik.

Bahaya Narkotika terutama menimpa pada orang yang menyalahgunakan


bahkan dapat pula menimpa keluarga pemakai, masyarakat, bangsa dan negara.
Bahaya Nakotika terhadap pemakainya anatara lain sebagai berikut :

Meninggalkan Minuman Keras dan Narkotika banyak mengandung hikmah antara


lain :

a. Masyarakat terhindar dari kejahatan yang dilakukan seseorang yang


diakibatkan pengaruh minuman keras dan Narkotika.

b. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari penyakit yang disebabkan


pengaruh minuman keras dan Nakotika.

c. Masyarakat terhindar dari sikap kebencian dan permusuhan akibat pengaruh


minuman keras dan Narkotika.

d. Menjaga hati agar tetap taqorrub kepada Allah dan mengerjakan sholat
sehingga selalu memperoleh cahaya hikmat. Minuman keras dan Narkotika
yang mengganggu kestabilan jasmani dan rohani menyebabkan hati seseorang
bertambah jauh dari mengungat Allah, hati menjadi gelap dan keras sehingga
mudah sekali berbuat apa yang menjadi larangan Allah. (Roli A. Rahman dan
M. Khamzah, 2008 : 63-66)

D. Mencuri

1) Pengertian Mencuri

Dalam pengertian umum mencuri berarti mengambil sesuatu barang secara


sembunyi-sembunyi, baik yang melakukan itu anak kecil atau orang dewasa, baik
yang dicuri itu sedikit atau banyak, dan yang mengambil harta itu tidak
mempunyai andil pemilikan terhadap orang yang diambil.

Menurut syara' para ulama memberi ta'rif mencuri sebagai berikut :

21
Artinya : " Yaitu (mencuri menurut syara) perbuatan orang mukallaf (baligh),
sembunyi-sembunyi mencapai jumlah satu nisab, dari tempat simpanannya, dan
orang yang mengambil harta itu tidak mempunyai andil pemilikan terhadap
barang yang diambil."

Dengan pengertian di atas jelas bahwa mencuri yang diancam dengan


syarat sebagai berikut :

a. Pelaku pencurian adalah mukallaf, yaitu sudah baligh dan berakal.


b. Barang yang dicuri adalah milik orang lain.
c. Pencurian itu dilakukan dengan diam-diam atau secara sembunyi-sembunyi.
d. Barang yang dicuri tersimpan di tempat simpanannya.
e. Pelaku pencurian tidak mempunyai andil pemilikan terhadap barang yang
dicuri. Jika pelaku mempunyai andil hak milik seperti anak mencuri harta
ayahnya, atau sebaliknya, atau istri mengambil harta suaminya, maka had
mencuri tidak dapat dijatuhkan.
f. Barang yang dicuri mencapai jumlah satu nisab. Jika barang yang dicuri
kurang dari satu nisab had mencuri tidak dapat dijatuhkan.
Walaupun perbuatan mencuri yang diancam dengan had mencuri terbatas
pada perbuatan terentu seperti telah dijelaskan di atas, tidak berarti bahwa
perbuatan mengambil harta orang lain selain mencuri, diperbolehkan dalam
agama. Baik mencuri, maupun perbuatan mengambil harta orang lain secara tidak
sah lainnya seperti mencopet, merampas, korupsi, semuanya termasuk perbuatan
doasa yang diancam dengan adzab di akhirat.semuanya adalah kejahatan yang
dilarang dalam syara' dan hukumnya haram, sedangkan hukuman di dunia bagai
pelakunya adalah di ta'zir. Sabda Nabi saw :

Artinya : Dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yaitu Abdullah bin
Amr dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang buah yang
dicuri ketika masih di pohon, Beliau bersabda : Bila seseorang mencuri buah
karena terpaksa, maka ia tidak dikenakan hukuman apapun, tetapi ia tidak
membawanya pulang, Tetapi barang siapa yang membawa pulang, maka ia

22
dikenakan denda dua kali lipat dari harga barang yang dicurinyadan diberi
hukuman sebagai peringatan. Dan barang siapa yang mencuri buah yang telah
berada di tempat penjemuran, sedangkan buah yang dicuri itu harganya
mencapai harga sebuah perisai, maka tangannya harus dipotong. Tetapi barang
siapa yang mencurinya kurang dari itu, maka ia dikenakan denda dua kali lipat
dan harus diberi hukuman sebagai peringatan.

2) Hikmah Hukuman Bagi Pencuri

Adapun Uqubah atau ketentuan sanksi bagi pencuri mengandung hikmah, seperti :

a. Seseorang tidak mudah dengan begitu saja mengambil barang milik orang
lain, karena berakibat buruk bagi dirinya. Sanksi moral bagi dirinya adalah
rasa malu, sedangkan sanksi yang merupakan hak adam adalah had.

b. Hak milik seseorang benar-benar dilindungi oleh hukum Islam. Karunia


Allah tidak terbatas bilangannya akan tetapi apabila seseorang telah
memilikinya dengan cara perolehan yang halal, maka haknya dilindungi.

c. Menghindari sifat malas yang cenderung memperbanyak pengangguran.


Mencuri adalah cara singkat untuk memperoleh sesuatu dan memilikinya
secara tidak sah. Perbuatan seperti ini disamping tidak terpuji karena
membuat orang lain tidak aman, juga cenderung pada sikap malas tidak mau
berjuang. Sifat ini bertentangan dengan ajaran Islam.

Pencuri menjadi jera dan terdorong untuk mencari rizki secara halal.
Memperoleh rizki dan karunia Allah merupakan kebutuhan setiap manusia. Akan
tetapi cara memperolehnya itu diatur oleh syariat sehingga keamanan dan
ketentraman bathin setiap orang terpelihara pencurian dilarang, sedangkan usaha
lain seperti berdagang dan pertanian diperintahkan.

23
F. Akhlak Terpuji berpakaian, berhias, bertamu dan menerima Tamu
1. AKHLAK BERPAKAIAN

Pakaian adalah salah satu alat pelindung fisik manusia. Tentunya pakaian
tak lepas dari kehidupan manusia. Semua kehidupan manusia haruslah sesuai
syari’at Islam, yang mana telah diatur oleh Al – Qur’an. Maka dari itu,
manusia haruslah berpakaian sesuai dengan yang telah diatur oleh Allah SWT.
Berpakaian sesuai dengan syari’at Islam, akan membuat kita merasa itu adalah
sebuah kewajiban untuk menjaganya agar tetap dengan aturan yang ada.

a. pengertian akhlak berpakaian

Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi
dan kondisi dimana seorang berada. Pakaian termasuk salah satu kebutuhan yang
tak bisa lepas dari kehidupan. Karena pakaian mempunyai manfaat yang sangat
besar bagi kehidupan kita. Melindungi tubuh kita agar tidak mengalami dan
mendapatkan bahaya dari luar. Dalam bahasa Arabg pakaian disebut dengan kata
“Libaasun-tsiyaabun”. Dan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pakaian
diartikan sebagai barang apa yang biasa dipakaioleh seorang baik berupa jaket,
celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dll.

Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatuyang dikenakan seseorang


dalam berbagai ukuran dan modenya berupa (baju, celana, sarung, jubah, ataupun
yang lain), yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan
yang bersifat khusus artinya pakaian yang digunakan lebih berorientasi pada nilai
keindahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemakaian.
Pakaian mempunyai tujuan umum untuk melindungi ataupun menutup tubuh
manusia agar terhindar dari bahaya yang dapat merusak tubuh kita secara
langsung melalui kontak fisik. Sedangkan menurut agama lebih mengarah kepada
menutup aurat tubuh manusia, agar tidak melanggar ketentuan syariat.

b. bentuk akhlak berpakaian

24
Dalam pandangan Islam, pakaian terbagi menjadi 2 bentuk pertama
pakaian untuk menutupi aurat tubuh sebagai realisasi dari perintah Allah bagi
wanita seluruh tubuhnya kecuali tangan dan wajah, dan bagi pria menutup aurat
dibawah lutut dan diatas pusar. Batasan pakaian yang telah ditetapkan oleh Allah
ini melahirkan kebudayaan yang sopan dan enak dilihat oleh kita dan kita pun
merasa aman dan tenang karena pakaian kita yang memenuhi kewajaran pikiran
manusia. Sedangkan yang kedua, pakaian merupakan perhiasan yang menyatakan
identitas diri sebagai konsekuensi perkembangan peradaban manusia.

Apabila berpakaian dalam tujuan menutup aurat dalam Islam, memiliki


ketentuan – ketentuan yang jelas, baik dalam hal ukuran pakaian maupun jenis
pakaian yang akan dipakai. Maka dari itu, sebagai muslim kita harus mengikuti
aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Pakaian yang berfungsi sebagai
perhiasan menyatakan identitas diri, sesuai dengan adat dan tradisi dalam
berpakaian, yang menjadi kebutuhan untuk menjaga dan mengaktualisasi dirinya
dalam perkembangan zaman. Setiap manusia berhak mengekspresikan dirinya
lewat pakaian yang dipakainya, tetapi tidaklah sembarangan. Tetap harus
mengikuti syari’at Islam.

Didalam Islam, kita mengenal salah satu jenis pakaian yang dapat menutup
salah satu aurat wanita yaitu Jilbab. Jilbab mempunyai berbagai ragam jenisnya,
tetapi walaupun banyak ragamnya Jilbab boleh dikatakan Jilbab apabila dapat
menutup aurat, dari atas kepala manusia sampai dengan dada manusia,menutupi
bagian – bagian yang harus ditutupi terkecuali muka. Bagi wanita, aurat adalah
seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan, yang lainnya haram untuk
diperlihatkan kepada masyarakat umum. Kecuali bagi mahram atau maharimnya.
Bagi suaminya, wanita tidak mempunyai batasan aurat. Sedangkan batasan aurat
bagi laki-laki dari pusar sampai lutut.

Busana Muslimah haruslah mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Menutupi aurat.

2. Tidak menyerupai laki – laki

25
3. Tidak menyerupai busana khusus non-muslim

4. Pantas dan sederhana

5. Tidak jarang/ transparan dan Ketat

c. nilai positif akhlak berpakaian

Pakaian sangat berfungsi bagi tubuh kita, salah satunya untuk melindungi
kulit kita. Apabila kulit kita tidak terlindungi oleh pakaian, langsung terkena
pancaran sinar ultra violet, maka kulit kita akan terbakar dan kita bisa mengalami
kanker kulit.

Pakaian juga menjaga suhu tubuh menusia agar tetap stabil, dengan
menggunakan jenis bahan pakaian tertentu, kita bisa menjaga suhu tubuh kita.
Pakaian juga bisa menjadi identitas diri kita, apabila kita menggunakan pakaian
yang bagus dan kelihatan nyaman, berarti kita sudah memenuhi kriteria
berpakaian yang sopan, dan kita pun bisa melakukan ibadah tanpa harus khawatir,
apakah baju kita suci dan pantas untuk dipakai.

hikmah mengunakan pakaian sesuai ajaran agama islam:

a. Mendatangkan rasa aman dan tenang

b. Menumbuhkan sikap tawaddhu dan rendah hati

c. Terlindung dari sengatan panas dan dinginnya cuaca

d. Terhindar dari ganguan pandangan yang berlebihan

e. Mencerminkan kepribadian seseorang

d. membiasakan akhlak berpakaian

Agama Islam memerintahkan pemeluknya agara berpakaian yang baik dan


bagus, sesuai dengan kemampuan masing – masing. Dalam pengertian bahwa
pakaian tersebut dapat memenuhi hajat tujuan berpakaian, yaitu menutup aurat
dan keindahan. Islam memiliki etika berbusana yang telah diatur oleh Allah SWT

26
didalam Al – Qur’an dan Hadits. Didalam Islam, kita sebagai umat Allah tidak
diperbolehkan memakai pakaian yang melanggar aturan Islam, tetap harus
mengikuti aturan itu sampai kita meninggal. Jika kita melanggar, dan tidak mau
mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Allah, maka sama saja kita orang
munafiq. Zaman semakin berkembang bukan berarti kita harus mengikuti
perkembangan yang ada secara keseluruhan. Pakaian merupakan pengaruh yang
besar bagi perkembangan zaman. Karena, akibat dari perkembangan zaman yang
datangnya dari Dunia Barat, sangat mempengaruhi mode pakaian kita sebagai
umat muslim. Maka dari itu biasakanlah berpakaian sesuai syari’at Islam, agar
tidak terpengaruh oleh pengaruh – pengaruh negatif, yang membuat kita lupa akan
Allah serta aturanNya.

2. AKHLAK BERHIAS

a. pengertian akhlak berhias

Berhias dalam bahasa arab tazaiyana-yataziyanu, dalam kamus bahasa


Indonesia berhias diartikan usaha memperelok diri dengan pakaian ataupun lainya
yang indah-indah, berdandan dengan dadanan indah dan menarik.Secara istilah,
berhias dapat dimaknai sebagai upaya setiap orang untuk memperindah diri
dengan berbagai busana, aksesoris, atau make-up yang dapat memperelok diri
bagi pemakainya sehingga memunculkan kesan indah bagi yang menyaksikan
serta menambah rasa percaya diri penampilan untuk tujuan tertentu.

Berhias adalah naluri yang dimiliki oleh manusia. Berhias sudah menjadi
kebutuhan bagi sebagian besar manusia, agara dapat memperindah diri baik di
lingkungan sekitar maupun diluar. Berhias adalah salah satu alat untuk
mengekspresikan diri, yang menunjukkan identitas serta jati diri seseorang.
Berhias dapat memberikan kesan indah tersendiri bagi orang lain yang
melihatnya, baik dari segi pakaian, maupun make up wajah mereka. Maka dari itu
berhias dikategorikan sebagai akhlak terpuji. Tetapi berhias juga terdapat
aturannya agar tidak melanggar syari’ay Islam. Dalam sebuah hadits Nabi SAW

27
bersabda:Artinya: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan (HR.
Muslim)

b. bentuk akhlak berhias

Berhias bukanlah dipandang dari segi dandanan nuka, tetapi pakaian juga
termasuk sesuatu yang bisa dikatakan alat untuk berhias. Pakaian kita yang
sederhana bisa menjadi pakaian yang mempunyai nilai keindahan yang tinggi
apabila kita beri hiasan agar kita terlihat cantik memakainya. Jilbab juga dapat
menjadi hiasan. Sekarang sudah banyak bentuk Jilbab yang berbagai macam, dan
dapat menghias diri kita agar terlihat indah dan nyaman dipakai.

Perhiasan kita juga termasuk salah satu alat untuk berhias. Arloji, kalung,
gelang, cincin dsb. Parfum juga termasuk, tapi kita tidak boleh lupa. Jika kita
ingin berhias tersapat rambu – rambu, agar tidak melanggar Syari’at yang sudah
ditetapkan oleh Allah:

1. Niat yang lurus, berhias hanya untuk beribadah yang diorientasikan sebagai
rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

2. Dalam berhias tidak diperbolehkan menggunakan bahan – bahan yang dilarang


agama
3. Tidak boleh menggunakan hiasan yang menggunakan simbol non muslim

4. Tidak berlebih – lebihan

5. Tidak Boleh berhias seperti orang jahiliah

6. Berhias menurut kelaziman dan kepatutan dengan memperhatikan jenis kelamin

7. Berhias bukan untuk berfoya – foya

Ketika berhias terkadang kita lupa akan aturan, melewati batas kewajaran
yang telah ditetapkan. Seringkali naluri manusia berubah menjadi hawa nafsu
yang liar. Yang aka menyebabkan manusia terjerumus kedalam hal yang

28
mnyesatkan. Agama Islam memeberi batasan dalam etika berhias, sebagaimana
ditegaskan dalam firman Allah

c. nilai positif akhlak berhias

Berhias dapat menunjukkan kepribadian kita. Apabila kita menggunakan


hiasan yang cocok dengan diri kita, maka orang akan menilai diri kita dengan
pandangan yang berbeda ketika kita tidak berhias. Jika kita menggunakan arloji,
jas, kerudung, maka orang lain akan memandang kita dengan penug pemikiran.
Bahwa kita sebenarnya tidak sesederhana yang dibayangkan. Kita bisa
berorientasi dengan waktu, tanpa meninggalkan syari’at Islam.

Berhias memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek kehidupan,


karena berhias diniatkan untuk beribadah, maka setiap langkah kita akan menjadi
langkah menggapai barokan dan pahala dari Allah SWT. Namun sebaliknya
apabila berhias hanya untuk menarik perhatian orang lain untuk tergoda dan
memuji muji kita agar kita senang sendiri, maka itu menjadi alat yang sesat. Lupa
akan Allah, dan hanya ingin dijadikan alat pemuas diri kita. Maka yang demikian
itu adalah haram.

d. membiasakan akhlak berhias

Berhias merupakan kebutuhan manusia untuk menjaga dan


mengaktualisasikan dirinya menurut tunutan perkembangan zaman. Nilai
keindahan dan kekhasan dalam berhias menjadi tuntutan yang terus
dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam kaitannya dengan
kegiatan berhias atau berhias atau berdandan, maka setiap manusia memiliki
kebebasan untuk mengekspresikan keinginan mengembangkan berbagai mode
menurut fungsi dan momentumnya, sehingga berhias dapat menyatakan identitas
diri seseorang.

Dalam Islam diperintahkan untuk berhias yang baik, bagus, dan indah
sesuai dengan kemampuan masing – masing. Terutama apabila kita akan
melakukan ibadah shalat maka seyogyanya perhiasan yang kita pakai itu haruslah

29
baik, bersih dan indah (bukan berarti mewah), karena mewah itu sudah memasuki
wilayah berlebihan. Hal ini sesuai firman Allah; “Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah disetiap (memasuki ) masjid, makan, minumlah, dan
janganlah berlebih – lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
brlebih – lebihan.” Qs. Al - A’raf /7 : 31) akibat yang ditimbulkan apabila
mengunakan pakaian, berhias, secara berlebihan/tidak sesuai ajaran agama
Islam. laranganberhias dan berbusana berlebihan di riwayatkan dari aisyah ra,
katanya ketika Rasulullah S.A.W sedang duduk beristirahat di masjid, tiba tiba
ada seorang perempuan golongan muzainah terlihat memamerkan dandanannya di
masjid sambil menyeretnyeret busana panjangnya Rasulullah S.A.W
bersabda:”hai sekalian manusia, laranglah istri istrimu (termasuk anak anak
remaja perempuan yang merekamiliki) mengenakan dandanan seraya berjalan
angkuh. nanti (HR Ahmad, Abu Daud, An-Nassai dan Ibnu Majah).

‫ي َياأَيُّ َها‬ ِ ‫اء َو َبنَاتِكَ ِِلَز َو‬


ُّ ‫اجكَ قُل النَّ ِب‬ ِ ‫س‬َ ‫َج ََل ِبي ِب ِه َّن ِمن َعلَي ِه َّن يُدنِينَ ال ُمؤ ِمنِينَ َو ِن‬

َ‫ يُؤذَينَ فَ ََل يُع َرفنَ أَن أَدنَى ذَلِك‬...

Artinya.“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu,


dan isteri-isteri orang mukmin; “hendaklahmereka mengulurkan jilbab mereka ke
seluruh tubuh mereka”.Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk
dikenal, sehingga mereka tidak diganggu (oleh lidah/tangan usil)” (Q.S.Al-
Ahzâb (33): 59).

Siapa yang memakai pakaian (yang bertujuan mengundang) popularitas, maka


Allah akan mengenakan untuknya pakaian kehinaan pada hari kemudian,
laludikobarkan pada pakainnya itu api”. (H.R. Abû Daud). Yang dimaksud disini
adalah bila tujuan memakainya mengundang perhatian dari laki-lakidan bertujuan
memperoleh popularitas. Pemilihan mode busana tertentu juga tercakup di sini,
akan tetapi bukan berarti seseorang dilarang memakai pakaian yang indah dan
bersih, karena itu itulah justru yang dianjurkan.

3. AKHLAK BERTAMU

30
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari
kegiatan bertemu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi anak saudara,
teman-teman atau para kenalan, namun kesempatan lain berganti kita yang
dikunjungi. Supaya kegiatan saling berkunjung tetap berdampak positif bagi
kedua belah pihak, maka islam memberikan tuntunan begaimana sebaiknya
bertamu dan menerima tamu dilakukan.

1. pengertian akhlak bertamu

Bertamu dalam bahasa arab ata liziyarati-istadafa-yastadifu, dalam kamus


bahasa Indonesia bertamu diartikan dating berkunjung ke rumah seorang teman
ataupun kerabat untuk satu tujuan atapun maksud (melawat dan sebagainya).
Secara istilah, bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat kerabat
ataupun orang lain dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan ataupun untuk
keperluan lain dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemaslahatan
bersama.

Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan


bertamu seorang bias menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerja ama
untuk meringankan berbagai maalah yang dihadapi dalam kehidupan.adakalanya
seorang bertamu karena adanya urusan yang serius, mialnya untuk mencari solusi
terhadap problema masyarakat actual, sekedar bertandang, karena lama tidak
ketemu (berjumpa) ataupun sekedar untuk mampir sejenak. Dengan bertangang ke
rumah kerabat atau sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun ahabat
dapat tersalurkan, sehingga jalinan persahabatan menjadi kokoh.

Bertamu dalam bahaa Arab disebut dengankata ( ) “Ataa liziyaroti, atau ( -


) Iatadloofa-Yastadliifu”. Menurut kamus bahasa Indonesia, bertamu diartikan ;
“dating berkunjung kerumah seorang teman atupun kerabat untuk suatu tujuan
ataupun maksud (melawat dan sebagainya)”. Ecara istilah bertamu merupakan
kegiatan mengunjungi rumah ahabat, kerabat atau[un orang lain, dalam rangka
menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama. Tujuan bertamu sudah
barang udah barang tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun perahabatan.

31
Sedangkan bertamu kepadea orang yang belum dikenal, memiliki tujuan untuk
saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain yang belu diketahui kedua
belah pihak.

Bertamu merupakan kebiaaan poitif dalam kehidupan bermasyarakat dari


zaman tradisional sampai zaman modern. Dengan melestarikan kebiaaan kunjung
mengunjungi, maka segala persoalan mudah dilestarikan, segala urusan mudah
diberskan dan segala maalah mudah diatasi.

b. bentuk akhlak bertamu

Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah orang yang bertamu


terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah.
Allah berfirman: Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam
kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat.”(.S. an-Nur/24/27).

Berdasarkan iyarat al-Qur’an di atas, maka yang pertama dilakukan adalah


meminta izin, baru kemudian mengucapkan salam. Sedangkan menurut mayoritas
ahli fiqih berpendapat sebaliknya. Menurut Rasululluh aw, meminta izin
maksimal boleh dilakukan tiga kali. Disamping meminta izin dan mengucapkan
alam, hal lain yang perlu diperhatikan oleh setiap orang yang bertamu sebagai
berikut:
1. Jangan bertamu sembarangan waktu.

2. Kalau diteima bertamu, jangan selalu lama sehingga merepotkan tuan rumah.
Setelah urusan seleai segeralah pulang.

3. Jangan melakukan kegiatang yang membuat tuan rumah terganggu.

4. Kalau diuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu. Bahkan


Rasulullah saw. Menganjurkan kepada orang yang berpuasa sunnah sebaiknya
berbuka puasanya untuk menghormati jamuan.

32
5. Hendaklah pamit pada waktu mau pulang.

c. nilai positif akhlak bertamu


Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap oaring
lain dan menjauhkan sikap pakaan, tekanan, dan intimidasi. Islam tidak mengenal
tindakan kekerasan. Bukan saja dalam usaha meyakinkan orang lain terhadap
tujuan dan maksud beik kedatangan, tetapi juga dalam tindak laku dan pergaulan
dengan sesame manuia harus terhindar cara-cara pakaan dan kekerasan.

Dengan bertamu ataupun bertangang, seorang akan mempertemukan


persamaan ataupun kesesuaian sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama
dalam menjalin kehidupan. Dengan bertamu, seorang akan melakukan diskui yang
baik, sikap yang sportif, dan elegan terhadap seamanya. Bertamu dianggap
sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah dan menciptakan kehidupan
mesyarakat yang bermartabat.

d. membiasakan akhlak bertamu

Sesungguhnya bertamu itu sebagai kegiatan yang cukup mengasyikan.


Dengan tujuan bertamu seseorang dapat menemukan berbagai manfaat, baik
berupa wawasan, pengalaman berharga ataupun dapat menikmati segala bentuk
penyambutan tuan rumah. Menurut ungkapan Al-Qu’an, sebaiknya orang bertamu
tidak memaksa untuk pada saat tidak ada orang yang di rumah.
Allah berfirman:

Artinya: ‘Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka


janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan
kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu
dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. an-Nur/24:28).
Al-Qur-an memberikan isyarat yang tegas, betapa pentingnya setiap orang yang
bertemu dapat nejaga diri agar tetap menghormati tuan rumah. Setiap tamu haru
berusaha menahan segala keinginan dan kehendaknya baiknya sekalipun, jika tuan
rumah tidak berkenan menerimanya. Demikin pula apabila kegiatan bertamu telah
uai, maka seorang yang bertamu telah usai, maka seorang yang bertamu harus

33
meninggalkan kesan yang beik dan menyenagkan bagi tuan rumah. Karena itu
haram hukumnya orang yang bertamu meninggalkan kekecewaan ataupun
kesusahan bagi tuan rumah.

hikmah akhlak bertamu sesuai ajaran agama islam

a. mempererat hubungan tali silaturahim antar sesama

b. melatih kesabaran, kearifan dan kebijaksanaan

c. belajar menghargai, memuliakan orang lain.

4. AKHLAK MENERIMA TAMU

Islam memberikan aturan yang jelas agar setiap muslim memuliakan etiap
tamu yang dating, kerena memuliakan tamu sebagai perwujudan keimanan kepada
Allah dan hari akhir.

a. pengertian akhlah menerima tamu

Menurut kamus bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamuan) diartikan;


“kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung”. Secara istilah
menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan
yang lazim (wajar) dilakukan menurut adapt ataupun agama dengan meksud yang
menyenagkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan
rahmad dan rida dari Allah.

b. bentuk akhlak menerima tamu

Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan perhatian


orang yang sedang bertamu. Sesungguhnya orang yang bertau telah dijamun hak-
haknya dalam islam.karena itu menghormati tamu merupakan perhatian yang
mendatangkan kemuliaan di dunia dan akhirat. Setiap muslim wajib memuliakan
tamu, tanpa membeda-bedakan statu social ataupun maksud dan tujuan bertamu.
Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya
dengan muka menis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan duduk

34
ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima
tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya. Kalau tamu dating dari
tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan
menjamunya mekimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah kepada
tuan rumah untuk tetap menjamunyaatau tidak. Menurut Rasulullah saw menjamu
tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan lagi kewajiban.

c. nilai positif akhlak menerima tamu

Setiap oaring islam telah diikat oleh suetu tata aturan supaya hidup
bertetangga dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agama atau
suku. Hak-hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilanggar undang-
undang perjanjian yang mengikat di antara sesame manusia. Menerima tamu
sebagai perwujudan keimanan, artinya semakin kuat iman seseorang, maka
semakin ramah dan antun dalam menyambut tamunya karena orang yang beriman
meyakini bahwa menyambut tamu bagian dari perintah Allah.

Menyambut tamu dapat meningkatkan akhlak, mengembangkan


kepribadian, dan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendpatkan
kemashalatan dunia ataupun akhirat.

d. membiaakan akhlak menerima tamu

Menerima tamu merupakan bagian dari aspek soial dalam ajaran Islam
yang harus terus dijaga. Menerima tamu dengan penyambutan yang baik
merupakan cermin diri dan menunjukkan kualitas kepribadian seorang muslim.
Setiap muslim harus membiasakan diri untuk menyambut setiap tamu yang dating
dengan penyambutan yang penuh suka cita.

Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah harua
menghadirkan pikiran yang positif (husnudon)terhadap tammu, jangan sampai
kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negative dari tuan rumah
(su’udzon). Apabila suatu saat tuan rumah meraakan berat untuk menerima

35
kehadirab tamunya, maka tuan rumah haru tetap menunjukkan sikap yang arif dan
bijak, jngan sampai menyinggung perasaan tamu.

Seyogyanya setiap muslim harus menunjukkan sikap yang baik terhadap


tamunya, mulai dari keramahan diri dalam menyambut tamu, menyediakan sarana
dan prasarana penyambutan yang memadai, serta memberikan jamuan makan
ataupun minuman yang memenui tamu.

36
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitan

1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah aliyah bubun
untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI.

2. Waktu Penelitian
Pelitian ini dilakukan pada bulan november 2018. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerluka
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di
kelas.

3. Siklus Penelitian
PTK ini dilakukan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil
belajar dan aktifitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Aqidah Akhlak
melalui pembelajaran Role Playing.

B. Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai instrumental yang akan
digunakan untuk memberi perlakuan pada PTK, yaitu remcana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD) 1. 2.
. Selain itu juga akan dibuat perangkat pembeajaran yang berupa: (1) Lembar
Kerja Siswa ; (2) Lemba pengamatan diskusi; (3) Lembar evaluasi. Dalam
persiapan juga akan disusun nama kelomopok diskusi yang dibuat secara
heterogen.

- RPP ( Terlampir)
- Lembar Evaluasi ( Terlampir)

37
C. Subyek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas XI
yang terdiri dari 23 siswa dengan komposisi laki-laki 8 siswa dan perempuan 15
siswa.

D. Sumber Data
1. Siswa
Untuk mendapatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implemetasi pembelajaran Quantum
Teaching dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan dengan sumber data untuk
melihat implementasi PTK secara komprehansif, baik dari sisi siswa maupun
guru.

E. Teknk Dan Alat Pengumpulan Data


Adapun teknik yang peneliti lakukan dalam pengumpulan data penelitian
tindakan ini adalah dengan cara sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang diharapkan, baik secara tertulis atau secara lisan atau
perbuatan. Tes digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah
diberikan oleh guru kepada murid-muridnya dalam jangka waktu tertentu. Tes
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar, yaitu tes yang
dilaksanakan setelah berlangsungnya setiap akhir siklus. Peneliti
menggunakan hasil tes ini untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar
pada tiap akhir siklus. Melalui tes akhir belajar ketercapaian ketuntasan
individual dan klasikal serta peningkatan prestasi belajar aqidah akhlak, siswa
tiap akhir siklus tindakan. Hasil penelitian berupa data kuantitatif diperoleh

38
dari tes hasil belajar, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan
lembar observasi siswa dan guru.
2. Observasi
Observasi berguna untuk memahami perilaku atau tindakan seseorang dalam
melakukan aktivitasnya, mengamati perilaku atau interaksi kelompok secara
alamiah, menyelidiki tingkah laku individual atau proses terjadinya suatu
peristiwa yang dapat diobservasi baik dalam sesuatu yang sesungguhnya
maupun situasi buatan. Tujuan digunakan lembar observasi ini adalah untuk
mengetahui aktivitas siswa selama poses pembelajaran, baik dalam siklus I,
maupun II. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menjaring data berupa prestasi belajar siswa Madrsah Aliyah Bubun kelas XI
selama kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang disajikan.
Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan melalui lembar instrumen
observasi.

F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil optimal dengan ketuntasan sebagai berikut:
1. Siswa
a. Tes
Sekuran- kurangnya 80% siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-
soal yang diberikan.
b. Observasi
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Guru
a.Dokumentasi: kehadiran siswa
b. Observasi: hasil observasi

39
G. Teknik Analisis Data
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan
secara deskriptif yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan
individual dengan rumus sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Siswa


Skor dan nilai yang diperoleh siswa dihitung dengan menggunakan rumus:
S=R
Keterangan:
S = skor yang diperoleh
R = jawaban yang betul (Arikunto, 2002a: 168)
Hasil tes akhir siklus diperiksa siberi skor. Butir tes yang dijawab benar diberi
skor 5 dan untuk tes yang dijawab salah diberi skor nol. Selanjutnya skor
dirubah dalam bentuk nilai dengan rumus. Siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 65 dinyatakan tidak tuntas dan siswa yang memperoleh nilai lebih
dari 65 dinyatakan tuntas belajar. Untuk mengukur ketuntasan belajar secara
klasikal digunakan rumus:
Ketuntasan belajar individu klasikal =jumlah siswa yang tuntas belajar x100%
Jumlah seluruh siswa
Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila prosentase siswa yang
tuntas belajar atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65
jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85% dari jumlah seluruh siswa di
kelas.
Ketuntasan individual, secara individual siswa mencapai ketuntasan
jika siswa mencapai ketuntasan > 65%
2. Aktivitas siswa
Penghitungan tingkat perkembangan aktivitas siswa dilakukan dengan rumus.
Nilai = jumlah skor x100%
jumlah skor maximum

Dengan kategori/kriteria penilaian sebagai berikut:


80% - 100% = sangat baik

40
70% - 79% = baik
60% - 69% = cukup
< 59% = kurang

H. Prosedur Penelitian
1. Siklus I PTK
a) Perencanaan
- Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disapaikan kepada siswa
- Menyusun rencana pembelajaran (RP) yang disesuaikan dengan silabus
pembelajaran aqidah akhlak, sebagai acuan pelaksanaan proses
pembelajaran. Pembelajaran pada pertemuan kedua dan seterusnya
disusun berdasarkan hasil analisis terhadap metode penelitian yang
digunakan.
- Membuat mediia pembelajaran
- Membuat lembar kerja siswa
- Menyusun lembar kerja siswa (LKS) disesuaikan dengan model
pembelajaran yang sedang digunakan bersama guru mitra.
- Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b) Pelaksanaan Tindakan
- Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan apresiasi
tentang materi pokok yang akan diajarkan.
- Penjelasan singkat metode pembelajaran Role Playing yang akan
diterapkan kepada siswa.
- Guru membagi siswa kepada kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 1-5 siswa.
- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari LKS yang telah
disediakan yang selanjutnya nanti secara acak akan dipilih untuk
memainkan perannya sesuai dengan materi pelajaran.
c) Observasi

41
Pada tahap ini observer berperan mengumpulkan data berupa aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan lembar
pengamatan/observasi. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama guru
sebagai mitra peneliti. Data yang terkumpul akan dianalisis berikut dengan
menilai hasil observasi menggunakan format lembar observasi.
d) Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya
dianalisis dan kemudian refleksi terhadap hasil yang diperoleh sehingga
dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah adanya
tindakan atau tidak.

2. Siklus II PTK

a) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi
pada siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil
perbaikan dari pelaksanaan tindakan dari siklus I. Adapun kegiatan
perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah penyusunan RPP dan
lembar kerja siswa.
b) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan tindakan pada
siklus II peneliti memberikan materi tentang adab menghadiri undangan
yang sesuai dengan ajaran Islam, kegiatannya sebagai berikut:
(1) Melaksanakan skenario bagaimana dalam RPP.
(2) Menjelaskan singkat tujuan pembelajaran yang akan dijalani siswa,
dengan memotivasi melalui metode pembelajaran yang akan
diterapkan.
(3) Mencatat jalannya kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi.
(4) Pada tahap akhir pembelajaran, siswa diberikan tes tertulis
c) Observasi

42
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh guru bersama peneliti untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung. Apakah ada peningkatan seperti di siklus I, sehingga siklus II
ini mengalami peningkatan.

d) Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan kegiatan pada
siklus I. Data yang diperoleh dalam tahap observasi siklus II dikumpulkan
untuk kemudian dilakukan analisis dan refleksi.

43
DAFTAR PUTAKA
Aqib, Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Cet, I. Bandung: Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi, 1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet.5,
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 2002, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 3, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Dajaali, 2008, Psikologi Pendidikan, Cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, 1995, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ismail SM, 2008, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang:
RaSAIL Media Group
Mulyasa, 2005, Implementasi Kurikulum 2004 (Panduan Pembelajaran KBK),
Bandung: Remaja Rosda karya.
Sanjaya,Wina, 2008, Kuriklulum dan Pembelajaran, Jakarta, Kencana.
Silberman, Melvin, 2001, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: Yappendis.
Sudjana, Nana, dan Ibrahim, 1989, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,
Bandung: Sinar Baru..
Syah, Muhibbin, 1999, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. 4,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah/Madrasah : Madrasah Aliyah Bubun


Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/Smt : Sebelah (XI) / Ganjil
Materi Pokok : Menghindari perilaku tercela
Alokasi Waktu : 2x45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah


lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, sertamampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.3. : Menghayati kewajiban menghindari perilaku dosa besar
2.3. : Menghindari dampak negatif akibat perbuatan dosa besar (mabuk-mabukan,
mengkonsumsi narkoba, berjudi, zina, pergaulan bebas dan mencuri)
3.3. : Memahami dosa besar (mabuk-mabukan, mengkonsumsi narkoba, berjudi, zina,
pergaulan bebas dan mencuri)
Indikator:
3.3.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian mabuk-mabukkan, narkoba, judi,
zina, pergaulan bebas dan mencuri serta dapat menjelaskan hikmah
menghindari perbuatan dosa besar
3.3.2 Siswa dapat mengklasifikasikan perbuatan dosa besar tentang mabuk-
mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan mencuri
3.3.3 Siswa dapat menerapkan sikap menghindari perbuatan dosa besar
4.3. : Menunjukkan contoh perbuatan dosa besar di masyarakat dan akibatnya
Indikator:
4.3.1. Siswa dapat menyajikan contoh perbuatan dosa besar di masyarakat dan
akibatnya

D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan,
siswa dapat menjelaskan pengertian mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan
bebas dan mencuri, mengkategorikan perbuatan dosa besar karena mabuk-mabukan,
narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan mencuri, menjelaskan hikmah menghindari
perbuatan dosa besar dari mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan
mencuri,
2. Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan,
siswa dapat menyajikan contoh perbuatan dosa besar di masyarakat dan akibatnya.

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian perilaku mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan bebas dan
mencuri

a. Perilaku mabuk-mabukan dapat dimengerti sebagai kegiatan mengkonsumsi


minuman keras sehingga melalaikan tanggung jawab kemanusiaan sebagai wakil
Allah di bumi. Dalam pandangan Islam tindakan di atas diistilahkan dengan
khamr yang secara kebahasaan berarti menghalangi, menutupi. Dinamakan
demikian karena menyelubungi dan menghalangi akal. Mabuk-mabukkan dapat
menghilangkan kesadaran akal.
b. Narkoba adalah bahan/ zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang
tentang pikiran,perasaan dan perilaku serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologi.
c. Judi dalam bahasa Al-Qur’an, judi disebut dengan istilah al-Manar yang berarti
mudah, maksudnya mengambil harta orang lain dengan mudah tanpa susah payah.
Atau diambil dari kata al-Yasar yang berarti merampas harta temannya. Menurut
Imam Syaukani, bahwa setiap permainan yang dilakukan dengan cara tidak lepas
dari merampas harta orang lain atau merugikan . Dari keterangan ini dapat
disimpulkan bahwa berjudi adalah suatu aktifitas yang direncanakan atau tidak
dengan melakukan spekulasi dan rekayasa untuk mendapatkan keuntungan
dengan menggunakan taruhan yang tidak dibenarkan, bagi yang menang
diuntungkan dan bagi yang kalah dirugikan.
d. Zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh seorang lelaki dengan seorang
perempuan tanpa nikah yang sah mengikut hukum syara’ (bukan pasangan suami
isteri).
Macam-macam zina

 Zina muhshan

Zina muhshan adalah zina yang dilakukan oleh orang laki-laki/ perempuan
yang pernah melakukan persetubuhan dalam ikatan pernikahan yang sah atau
masih dalam ikatan pernikahan dengan orang lain.
Hukuman bagi pelaku zina muhshan di dalam hukum Islam adalah rajam.
Rajam adalah sanksi hukum berupa pembunuhan terhadap pelaku zina dengan
cara menenggelamkan sebagian tubuh yang bersangkutan ke dalam tanah, lalu
setiap orang yang lewat diminta melemparinya dengan batu-batu sedang
sampai yang bersangkutan meninggal dunia.

 Zina ghairu muhshan

Zina ghairu muhshan adalah zina yang dilakukan oleh orang laki-
laki/perempuan yang belum pernah melakukan ikatan pernikahan.
Hukumannya adalah dicambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun,
seperti diterangkan Allah dalam QS. An Nur [24]:

e. Pergaulan bebas adalah interaksi dalam tingkah laku yang tidak mengikuti
aturan- aturan agama atau perilaku dalam keseharian secara bebas tanpa batas.
f. Mencuri adalah mengambil barang seseorang secara sembunyi-sembunyi.

2. Akibat dari perbuatan dosa besar adalah

 Mendapat hukuman dari Allah nanti di akherat


 Mendapatkan cemoohan masyarakat
 Hatinya tidak akan mengalami ketenangan dan ketentraman.

3. Hikmah yang diperoleh dari menghindari perbuatan dosa besar adalah

 Terhindar dari kejahatan yang disebabkan pengaruh buruk orangyang mabuk,


mencuri , judi, narkoba, pergaulan bebas dan zina
 Terhindar dari cemoohan masyarakat
 Mendapatkan ketenangan , ketentraman

E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Learning
Pendekatan Saentific
Metode yang digunakan adalah
a. Tanya Jawab
b. Inquiry
c. Diskusi
d. Role Playing

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
Gambar tentang perbuatan dosa besar mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina, pergaulan
bebas dan mencuri
2. Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Ajar siswa Akidah Akhlak Kelas XI
- Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahannya
- Modul hasil karya Musyawarah Guru Akidah Akhlak
- Browsing materi perbuatan dosa besar mabuk-mabukan, narkoba, judi, zina,
pergaulan bebas dan mencuri

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan 10’
1) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah
satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan tentang
kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3) appersepsi
4) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari

5) Guru menjelaskan materi secara singkat


Kegiatan Inti 65’
1). Mengamati
Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dan membagikan
empat gambar yang berbeda
Guru mempersilahkan siswa untuk mengamati gambar sesuai
dengan tema yang ditentukan dengan tujuan masing-masing
kelompok dapat menyimpulkan
2) Menanya
Siswa disilahkan bertanya pada teman lain atau bertanya secara
langsung pada guru, terkait dengan gambar ataupun materi
pembelajaran.
3) Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok membaca materi atau mencari materi
di buku lain atau internet dan mendiskusikan isi materi yang
sudah didapatkan

4) Mengasosiasi
Siswa bersama anggota kelompoknya diminta untuk
mengkaitkan materi yang didiskusikan dengan kehidupan
sehari-hari dan emnyimpulkanya
5) Mengkomunikasikan
- Setiap kelompok ada yang mewakili presentasi di depan
kelas dan yang lain menanggapi
- Peserta didik melaporkan hasil kerja kelompok
Kegiatan Menutup 15’
1) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan materi
3) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan ajar yang akan
dibahas pertemuan berikutnya
4) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
(Unjuk Kerja / Kinerja melakukan Praktikum / Sikap)
2. Bentuk instrumen dan instrumen
(Daftar chek/skala penilaian/Lembar penilaian kinerja/Lembar penilaian sikap/Lembar
Observasi/Pertanyaan langsung/Laporan Pribadi/Kuisioner/Memilih jawaban/
Mensuplai jawaban/Lembar penilaian portofolio
3. Pedoman penskoran (terlampir)

PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)
pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok : Judi

No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi
4 Menyatakan kekaguman atas kebesaran Tuhan
5 Merasakan kebesaran Tuhan saat belajar
Jumlah Skor
LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Materi Pokok : Mencuri
Tanggal :

PETUNJUK
• Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
• berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya

3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika


menemukan barang

4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan


5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban
teman yang lain

Keterangan :
• SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
• TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

LEMBAR PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK


SIKAP DISIPLIN (PENILAIAN TEMAN SEJAWAT)

Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik yang dinilai : Mawar
Kelas : XI BAHASA
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok : Zina

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh : Skor diperoleh 20, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :

14 X 4 = 3.33
24

Peserta didik memperoleh nilai :


Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3.33 < skor < 4.00
Baik : apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor < 1.33

LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF

1. Jelaskan pengertian judi ?


2. Sebutkan akibat dari orang yang mabuk-mabukan ?
3. Sebutkan hukuman bagi pelaku zina mukhson?
4. Jelaskan akibat dari perbuatan mencuri?
5. Sebutkan hikmah menghindari perilaku dosa besar?
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK (KETERAMPILAN)

Kelas : XI IPA Q
Nama : Nurkhasanah
Topik : Menghafal dalil naqli larangan perbuatan dosa besar.

Aspek Penilaian
Materi Yang Harus Catatan
No Lancar Fasikh intonasi Ekpresi
Dikuasai
1 Mabuk-mabukan 3 2 3 3
2 Judi 3 3 3 4
3 Zina 4 3 3 3
4 Pergaulan bebas 3 2 2 2
5 Mencuri 3 3 3 3
Jumlah Nilai
Pedoman penskoran :
• 5 = sangat baik
• 4 = baik
• 3 = cukup
• 2 = kurang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013

Nama Sekolah/Madrasah : Madrasah Aliyah Bubun


Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/Smt : Sepuluh (X) / Ganjil
Materi Pokok : Akhlak Terpuji berpakaian, berhias, bertamu dan menerima
tamu
Alokasi Waktu : 2x45 Menit

B. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 : menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI-2: mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
KI-3: memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian
memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

C. Kompetensi Dasar
1.4. Menghayati akhlak (adab) yang baik dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu, dan menerima tamu
2.4. Membiasakan akhlak (adab) yang baik dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu
3.4. Memahami akhlak (adab) berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima
tamu
Indikator:
3.4.1 Siswa mampu menunjukkan penghayatan akhlak yang baik dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3.4.2 Siswa mampu memahami bagaimana akhlak yang baik dalam berpakaian
,berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3.4.3 Siswa mampu menunjukkan kebiasaan bagaimana berakhlak yang baik
dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
4.4. Mensimulasikan akhlak (adab) berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari
Indikator:
4.4.1 Siswa mampu menerapkan bagaimana akhlak yang baik dalam berpakaian,
berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan pengertian akhlak (adab)
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
2. Setelah mengamati siswa dapat membiasakan diri berakhlak yang baik dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3. Setelah mengamati, siswa dapat menunjukkan bagaimana akhlak yang baik dalam
berpakaian ,berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
4. Diberikan kesempatan mengamati gambar dan fenomena di sekitar, siswa dapat
menampilkan contoh perilaku akhlak (adab) berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan menerima tamu.

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)


1. Akhlak Berpakaian
Istilah pakaian kemudian dipersamakan dengan busana. Istilah busana berasal dari
bahasa sanskerta yaitu bhusana yang mempunyai konotasi pakaian yang bagus atau
indah yaitu pakaian yang serasi, harmonis, selaras, enak di pandang, nyaman
melihatnya, cocok dengan pemakai serta sesuai dengan kesempatan. Pakaian
merupakan busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh.
2. Akhlak Berhias
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhias diartikan sebagai usaha memperelok
diri dengan pakaian ataupun lainnya yang indah, berdandan dengan dandanan yang
indah dan menarik.
3. Akhlak Perjalanan (Safar)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perjalanan diartikan, perihal (cara, gerakan),
yakni berjalan atau berpergian dari suatu tempat menuju tempat untuk suatu tujuan.
Secara istilah, perjalanan sebagai aktifitas seseorang untuk keluar ataupun
meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana
transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud ataupun
tujuan tertentu.
Dalam bahasa Arab, bepergian dinamakan safar yakni menempuh perjalanan.
4. Akhlak Bertamu
Bertamu dalah berkunjung ke rumah orang lain dalam rangka mempererat
silahturrahim.
5. Akhlak Menerima Tamu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamuan) diartikan;
kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara istilah menerima
tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yang lazim
(wajar) dilakukan menurut adat ataupun agama dengan meksud yang menyenangkan
atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan rida dari
Allah.

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)


Dalam metode pembelajaran kali menggunakan Model Pembelajaran

• Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD


Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan scenario
• Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut,
• Pembentukkan kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh
• Pelakon
• Presentasi hasil kelompok
• Bimbingan kesimpulan dan refeksi.
• • Mulai dari komentar siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai
• Kesimpulan

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
Gambar-gambar tentang berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu
2. Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Ajar siswa Akidah Akhlak Kelas XI
- Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahannya
- Modul hasil karya Musyawarah Guru Akidah Akhlak

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Pendahuluan 10’
6) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah
satu siswa
7) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan tentang
kehadiran siswa serta kebersihan kelas
8) Guru mengajak siswa tadarrus bersama surat-surat pendek atau
ayat-ayat pilihan
9) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
10) Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan kontrak
belajar
Kegiatan Inti 65’
1). Mengamati
Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dan membagikan
empat gambar yang berbeda
Guru mempersilahkan siswa untuk mengamati gambar sesuai
dengan tema yang ditentukan dengan tujuan masing-masing
kelompok dapat menyimpulkan
6) Menanya
Siswa disilahkan bertanya pada teman lain atau bertanya secara
langsung pada guru, terkait dengan gambar ataupun materi
pembelajaran.
7) Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok membaca materi atau mencari materi
di buku lain atau internet dan mendiskusikan isi materi yang
sudah didapatkan

8) Mengasosiasi
Siswa bersama anggota kelompoknya diminta untuk mengkaitkan
materi yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari dan
menyimpulkanya
9) Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan
kelas dan memajang hasil kesimpulan diskusi yang sudah
diperbaiki di papan pajangan
Kegiatan Menutup 15’
5) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
6) Guru memberikan penguatan materi ajar
7) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai
materi ajar “Akhlak Terpuji berpakaian, berhias, bertamu dan
menerima tamu”
8) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
(Unjuk Kerja / Kinerja melakukan Praktikum / Sikap)
3. Bentuk instrumen dan instrumen
(Daftar chek/skala penilaian/Lembar penilaian kinerja/Lembar penilaian sikap/Lembar
Observasi/Pertanyaan langsung/Laporan Pribadi/Kuisioner/Memilih jawaban/
Mensuplai jawaban/Lembar penilaian portofolio
3. Pedoman penskoran (terlampir)
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)
pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..

No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi
4 Menyatakan kekaguman atas kebesaran Tuhan
5 Merasakan kebesaran Tuhan saat belajar
Jumlah Skor
LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas :………………….
Materi Pokok :………………….
Tanggal :………………….
PETUNJUK
• Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
• berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan
barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman
yang lain
Keterangan :
• SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
• KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
• TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

LEMBAR PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK


SIKAP DISIPLIN (PENILAIAN TEMAN SEJAWAT)
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik yang dinilai : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh : Skor diperoleh 20, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :

14 X 4 = 3.33
24 Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3.33 < skor < 4.00
Baik : apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor < 1.33
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF

1. Jelaskan pengertian pakaian !


2. Jelaskan bagaimana cara berpakaian yang baik sesuai dengan ketentuan ajaran
Islam
3. Diskripsikan cara berhias yang tidak sesuai dengan tuntunan agama Islam
4. Sebutkan tata cara bertamu yang baik

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK (KETERAMPILAN)

Kelas : ............................
Nama : ............................
Topik : ..........................
Aspek Penilaian Catatan
No Materi Yang Harus Dikuasai Lancar Fasih Intonasi Ekpresi
1 Menghafal Ayat Dasar Akidah
2 Menghafal Doa bercermin
3 Menghafal Doa keluar rumah
4 Melafalkan salam
5 Melafalkan Kalimat Tauhid
Jumlah Nilai
Pedoman penskoran :
• 5 = sangat baik
• 4 = baik
• 3 = cukup
• 2 = kurang

Anda mungkin juga menyukai