Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA

SID KONSERVASI DAN PENANGANAN SEDIMENTASI WADUK SENGGURUH

1. Latar Belakang
Waduk Sengguruh terletak di Kabupaten Malang, dibangun pada tahun 1982 – 1989
mempunyai Daerah Pengaliran Sungai seluas 1,659 km2, sebagai sumber pasokan air
untuk memenuhi kebutuhan pembangkit tenaga listrik dengan daya terpasang 2 x 14,5 mW
untuk memproduksi listrik tahunan 91 x 106 kWh.
Permasalahan yang dihadapi oleh Waduk Sengguruh adalah penurunan fungsi waduk,
dan diikuti oleh penurunan daya guna berbagai berbagai potensi dan aktifitas di
kawasan sekitarnya. Penurunan fungsi Waduk Sengguruh diakibatkan oleh degradasi
lingkungan di kawasan Kabupaten Malang yang telah berlangsung selama kurang lebih
10 tahun terakhir sebagai akibat penutupan tumbuhan gulma air terutama enceng
gondok, penurunan kapasitas tampungan akibat proses sedimentasi atau pendangkalan
dasar waduk dan pola operasi yang kurang optimal.
Waduk dengan kapasitas tampungan air maksimum 1,4 x 106 m3, pada elevasi +293,10,
mempunyai pola operasi yang berlaku tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini.

Kondisi sekarang ini Waduk Sengguruh mengalami kerusakan yang sudah parah,
kerusakan yang terjadi diantaranya adalah :
1. Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA)
a. Adanya penambangan galian golongan C yang tidak terkendali untuk
mengambil galian andesit (berpengaruh negatif terhadap lingkungan), dan bahan
galian sirtu menjadi penyebab munculnya permasalahan tanah longsor.
b. Tidak aman dan terganggunya kelestarian sumber air karena pengambilan air
baku secara berlebihan oleh pengusaha di sumber atau mata air atau di hilir
Waduk Sengguruh yang tidak diimbangi dengan konservasi;
c. Alih fungsi tanah untuk pemukiman dan pertanian yang tidak ramah lingkungan
banyak terjadi di daerah lereng catchment area seperti pada daerah Kabupaten
Batu dan pada daerah bagian atas;
d. Tingkat kelerengan lahan yang curam (lebih dari 25 %) menjadi penyebab
tingginya run off dan sulit untuk dihijaukan;
e. Kondisi vegetasi penutup tanah lebih didominasi penggunaan lahan untuk
tegalan/kebun sehingga berpotensi menjadi lahan kritis yang setiap tahunnya
meningkat;
f. Kerusakan hutan di lokasi perkebunan Perhutani yang belum tertangani juga
menjadi penyebab meluasnya lahan kritis;
g. Masih belum seimbangnya antara upaya untuk melakukan rehabilitasi hutan
dan lahan dengan luas lahan kritis yang harus ditangani. Hal ini terlihat masih
banyak lahan gundul terutama disekitar dareah hulu akibat terjadi kerusakan

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 1


lahan sehingga menimbulkan tingkat erosi yang tinggi dari daerah hulu dan
menghasilkan sedimentasi yang besar di daerah hilir (Waduk Sengguruh);

h. Tidak terpeliharanya bangunan-bangunan sipil teknis seperti cekdam, dan gully


plug untuk menahan laju erosi yang masuk ke Waduk Sengguruh.
i. Belum adanya arah untuk melakukan pengelolaan wisata dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan;
j. Semakin tidak terkendalinya pemanfaatan ruang terbuka untuk kepentingan
pengembangan wilayah/ kota menyebabkan terjadinya penyimpitan daerah-
daerah resapan air.

2. Kerusakan Sempadan
Tingginya potensi konflik dari para pemanfaat daerah lahan pasang surut secara
berlebihan untuk kepentingan pertanian.

3. Pencemaran Perairan
a. Eksploitasi sumber daya alam secara maksimal, menjadikan daya dukung
lingkungan menurun dengan drastis seperti keadaan di badan air/inti yang saat
ini sudah nyaris menjadi daratan karena pendangkalan/ sedimentasi yang
sangat tinggi dan padatnya gulma air (terutama enceng gondok, ganggang
rante).
b. Tingginya potensi konflik dari para pemanfaat potensi perairan waduk seperti :
- Penggunakan alat tangkap ikan yang tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
- Pola pengambilan enceng gondok yang tidak ramah lingkungan berdampak
terhadap pendangkalan Waduk dan pemotongan batang enceng gondok
yang tidak memenuhi standar pemesanan mengakibatkan kinerja yang murah
karena apa yang dihasilkan tidak dapat dibayar.
c. Terancamnya kelestarian volume, jumlah dan kualitas air Waduk Sengguruh yang
berdampak pada aktifitas perikanan, pengairan sawah di hilir dan operasi PLTA.
d. Dangkalnya rawa menjadikan turunnya nilai jual potensi rawa untuk pariwisata,
sementara wisata air sangat terbatas jumlahnya, hal ini mengakibatkan kerugian
bagi jasa wisata yang menyewakan perahu dan makanan lainnya.
e. Sedimentasi yang terjadi di daerah inti waduk mengakibatkan banjir di daerah
sekelilingnya dan menggenangi terutama sawah pasang surut.
g. Menurunnya kualitas air waduk karena berbagai aktifitas sepeti limbah rumah
tangga, sisa-sisa makanan ikan, sisa-sisa aktifitas pertanian dan erosi.
h. Sarana dan prasarana yang ada belum sepenuhnya mendukung usaha
pariwisata.
i. Manajemen usaha wisata kurang memperhatikan aspek pelestarian.

Untuk menangani hal tersebut BBWS Brantas melalui program 2nd Dam Operational
Improvement and Safety Project (DOISP 2) pada tahun anggaran 2019 membuat studi
SID Konservasi dan Penanganan Sedimentasi Waduk Sengguruh dengan melakukan
penyelidikan fisik seperti pemetaan, penyelidikan sedimen, penyelidikan kualitas air yang
akan dilihat kadar sedimen dan kandungan kimia, biologi dan fisik dari air tersebut.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 2


2. Gambaran Umum
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek bendungan Sengguruh dilaksanakan tahun
1982 -1989. Pelaksana pembangunan proyek adalah :
1. Pekerjaan konstruksi sipil : Proyek Brantas
2. Pekerjaan konstruksi baja : 1. Ishikawazima - Harima
2. Boma Bisma Indra
3. Pekerjaan pembangkit : Elin - Boving
Pengawasan pelaksanaan dilaksanakan oleh : PT. Indra Karya - Nippon Koei, Co., Ltd

3. Data Teknis Bendungan


1. Umum
 No. Registrasi :
: Ds. Sengguruh, Kec. Kepanjen, Kab.
 Lokasi
Malang
 Manfaat :
- Pengendalian Banjir : m3/det
- PLTA : 2 x 14,50 MW

2. Data Hidrologi
 Nama Sungai : Sungai Brantas dan Sungai Lesti
 Panjang Sungai : km
 Luas DAS : 1.659 Km2
 Debit Banjir (Q100) : 2.950 m3/det

3. Bendungan
 Type : Timbunan batu dengan inti tanah tegak
 Tinggi : 34,00 m
 Elevasi Puncak : + 296,00 m
 Lebar Puncak : 10,00 m
 Panjang Puncak : 378,00 m
 Volume Timbunan : 738.300 (termasuk cofferdam hulu) m3
 Kemiringan Lereng
- Lereng Hulu : 1 : 2,90 V:H
- Lereng Hilir : 1 : 2,20 V:H

4. Waduk
 Luas Genangan : 237 (pada kondisi MAT) ha
 Elevasi Muka Air :
- Muka Air Banjir : +293,10 m
- Muka Air Normal : +292,50 M
- Muka Air Rendah : +291,40 M
 Volume Tampungan :
- Vol. Tampungan Maksimum : 21,50 juta m3
- Vol. Tampungan Efektif : 2,50 juta m3
- Vol. Tampungan Mati : juta m3

5. Pelimpah
: Pelimpah dengan pier di tengah,
 Type Mercu dilengkapi dengan 2 pintu

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 3


 Elevasi Mercu : +278,00 m
 Kapasitas maksimum : 2.950 m3/dt
 Lebar efeektif : 28,00 (2x14,00) m
 Jumlah Pintu : 2 set

6. Pintu Pelimpah
 Type : Pintu baja dengan roda tetap
 Jumlah pintu : 2 set
 Guide frame : 2 set
 Lebar Pintu : 14,00 m

7. Pintu Penguras Sedimen


 Sluice Valve
- Type : Vertikal bh
- Jumlah : 3 set
- Diameter : 1.00 mm
- Design head : 20,3 m
8. Sistem Penggerak Sampah
 Type : Tipe gerak tanpa alur terarah
 Jumlah : 2 Set
 Elevasi puncak beton : + 296,15 m
 Elevasi ambang : + 278,00 m
 Lebar ember penggaruk : 3,0 m
 Kapasitas penggaruk : 1.000 kg/embe

4. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan SID Konservasi dan Penanganan Sedimentasi Bendungan
Sengguruh adalah suatu hasil kajian yang bersifat komprehensif dan terkini tentang
korelasi / hubungan antara transportasi sedimen dengan kapasitas tampungan waduk,
sumber-sumber sedimen serta sampah yang masuk ke dalam waduk serta upaya yang
perlu dilakukan dalam kegiatan pengelolaan sedimen dan penanganan sampah pada
waduk berdasarkan analisa data dan ketersediaan sumber daya, untuk menunjang
kegiatan pengelolaan sedimentasi serta penanganan sampah waduk secara terpadu dan
berkelanjutan (sustainable management).
Tujuan dari “SID Konservasi dan Penanganan Sedimentasi Waduk Sengguruh ” ini adalah
untuk :
a. Mengidentifikasi dan menganalisa laju erosi/ sedimentasi, deposit dan material
sedimen pada Sistem Sungai Kali Brantas beserta anak sungainya yang masuk ke
dalam Waduk (Storage) Sengguruh.
b. Melakukan perhitungan besarnya erosi tanah dengan pendekatan USLE.
c. Melakukan pemetaan (mapping) terkait pengelolaan / manajemen sedimen pada
Sistem Sungai Kali Brantas, baik berupa pengendalian sedimen pada area hulu sungai
sebagai bentuk tindakan preventif maupun pengerukan sedimen waduk sebagai
bentuk tindakan kuratif.
d. Melakukan pemetaan (mapping) terkait penyediaan prasarana utama dan prasarana
pendukung untuk kegiatan pengerukan sedimen waduk berdasarkan analisa data dan
ketersediaan lahan / sumber daya, dimana didalamnya termasuk lokasi potensi
disposal area.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 4


e. Menyusun langkah-langkah alternatif dan skenario penanganan atau penanggulangan
yang perlu dilakukan terkait dengan kegiatan pengelolaan sedimentasi, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang.
f. Melakukan pemetaan (mapping) terkait kegiatan pengendalian sampah yang masuk
ke waduk, baik berupa pembinaan kepada masyarakat maupun pembuatan bangunan
sipil teknis yang diperlukan berdasarkan analisa data dan ketersediaan sumber daya.
g. Sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang rencana jangka pendek
maupun jangka panjang yang telah disusun serta implementasi yang akan
dilaksanakan.
5. Sasaran
Sasaran dari “SID Konservasi dan Penanganan Sedimentasi Waduk Sengguruh” ini
adalah untuk :
a. Tersedianya data tentang tata guna lahan dan proyeksi perubahan tata guna lahan
pada Sistem Sungai Kali Brantas Hulu.
b. Tersedianya data tentang laju erosi/ sedimentasi, deposit dan material sedimen pada
Sistem Sungai Kali Brantas beserta anak sungainya yang masuk ke dalam Waduk
Sengguruh yang digambarkan dalam potongan melintang sungai, potongan
memanjang sungai, gambar 3 (tiga) dimensi.
c. Tersedianya data tentang laju sampah, deposit dan material sampah pada Sistem
Sungai Kali Brantas beserta anak sungainya yang masuk ke dalam Waduk
Sengguruh.
d. Tersedianya hasil kajian yang berupa alternatif penanganan masalah secara
menyeluruh baik teknis maupun non teknis dalam jangka pendek (1 tahun) dan
jangka panjang (5 tahun).
e. Meningkatnya pemahaman masyarakat dan instansi terkait tentang permasalahan
sedimen dan sampah pada Bendungan dan Waduk Sengguruh serta penanganan
yang akan dilaksanakan.

6. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan untuk “SID Konservasi dan Penanganan Sedimentasi Waduk Sengguruh”
berada pada Wilayah Sungai (WS) Brantas di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

7. Data Dasar
Data yang diperlukan untuk pekerjaan ini, antara lain adalah :
a. Laporan Pemeriksaan Rutin dan Berkala Bendungan
b. Laporan Desain dan atau Desain Rehabilitasi/ Perbaikan terakhir yang pernah
dilaksanakan
c. Laporan hasil pemantauan bendungan dan instrumentasinya
d. Dokumen Rencana Pengelolaan Bendungan (Manual OP)
e. Dokumen Rencana Tindak Darurat Bendungan

8. Studi Terdahulu
Untuk melengkapi referensi dalam pekerjaan ini, maka pihak Penyedia Jasa harus
mengumpulkan hasil studi terkait yang pernah dilakukan sebelumnya.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 5


9. Standar Teknis
a. Permen PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Jaminan Mutu;
b. SNI 0-4-1994, Tata Cara Penetapan Banjir Rencana dan Kapasitas Pelimpah untuk
Bendungan;
c. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kotrol Horizontal dan SNI 19-6988, 2004
Tata Cara Pengukuran Kontrol Vertikal;
d. SNI 19-6502, 2000 Tata Cara Pembuatan Peta Rupa Bumi Skala 1 : 25000;
e. RSNI M-03-2002, Metode Analisis Stabilitas Lereng Static Bendungan Urugan;
f. RSNI Pedoman Perhitungan Penyusunan SOP Waduk, Irigasi-Air Baku-Listrik
g. Pd T-14-2004-A, Pedoman Analisis Stabilitas Bendungan Tipe Urugan Akibat Gempa,
Dept Kimpraswil 10 Mei 2004;
h. Pedoman Analisis Dinamik Bendungan Urugan, Kep Dirjen SDA No. 27/KPTS/D/2008
tanggal 31 Januari 2008;
i. Pedoman Pemeriksaan dan Evaluasi Keamanan Bendungan, Kep Dirjen SDA No.
05/KPTS/2003 tanggal 14 Maret 2003;
j. Pedoman Pembangunan Bendungan Urugan pada Pondasi Tanah Lunak, Dirjen
SDA, November 2006;
k. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, Kep Dirjen SDA No.
199/KPTS/D/2003, Maret 2003;
l. PT.-02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan Irigasi, Ditjen Air 1986;
m. Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, Maret 2003, Kantor
Sekretariat Komisi Keamanan Bendungan, Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Ditjen SDA;
n. Pedoman Survey dan Monitoring Sedimentasi Waduk Departemen Pekerjaan Umum,
Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, No. 39/KPTS/D/2009, Tanggal 26
Februari 2009 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
o. Pedoman Pengelolaan Sedimentasi Waduk, Direktorat Bina Teknik, November 2004,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum;
p. Pedoman Penyusunan RTD dari Balai Bendungan
q. Manual Pemeriksaan Visual Bendungan Urugan, Ditjen SDA 2004;
r. Standar pedoman lain yang terkait.

10. Referensi Hukum


Referensi hukum terhadap kegiatan ini adalah :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan
Bangunan Pengairan.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4/PRT/M/2009 tentang Sistem
Manajemen Mutu.
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 143/PMK.02/2015 Tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 6


h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 33/PMK.02/2016 Tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran

11. Keluaran Pekerjaan (Output)


a. Laporan hasil studi konservasi/ sedimentasi secara lengkap dan menyeluruh,
mencakup rekomendasi yang meliputi struktural, non-struktural, kelembagaan, sosial
ekonomi dan peran serta masyarakat.
b. Laporan/ informasi penyebaran sediman baik di lokasi waduk maupun di lokasi Sub
Das sumber sedimen, laju sedimentasi waduk, kapasitas tampungan dan umur waduk
yang tersisa, serta hubungan antara elevasi dan volume waduk.

12. Nama Pejabat Pembuat Komitmen


Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan SDA, Satuan Kerja Operasi dan
Pemeliharaan SDA Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

13. Sumber Pembiayaan


Sumber pembiayaan dalam pekerjaan ini adalah DIPA PHLN (LOAN) Dam Operational
Improvement and Safety Project Phase II (DOISP-II) IBRD No. 8711-ID dan AIIB No.
000010-IDN Tahun Anggaran 2019. Adapun pagu dana pekerjaan ini adalah sebesar Rp.
1.998.786.000. (Satu Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus
Delapan Puluh Enam Ribu Rupiah)

14. Lingkup Pekerjaan


Garis besar lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan Konsultan adalah:
1. Pekerjaan Persiapan :
- Survei pendahuluan dan sosialisasi pelaksanaan pekerjaan pada pihak yang
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan. Dimana tujuan survei pendahuluan untuk
mengumpulkan berbagai informasi dan data project yang relevan untuk
meningkatkan kualitas hasil pekerjaan dan dapat menentukan permasalahan awal
dan menghasilkan data berupa informasi awal pada lokasi pekerjaan.
- Pengumpulan data sekunder seperti studi terdahulu, Peta Rupa Bumi dari
Bakosurtanal, data curah harian maksimum, data iklim bulanan, data hasil pengukuran
debit sungai.
- Membuat bagan alir metode pelaksanaan survei dan monitoring sedimentasi
waduk.

2. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder berupa :


- Melakukan inventarisasi terhadap potensi volume sedimen dan sampah dari hulu
yang berpotensi masuk ke badan waduk.
- Melakukan sosialisasi terhadap kepedulian masyarakat untuk menjaga
kebersihan dan lingkungan sungai
- Pembuatan foto udara waduk sampai dengan batas sempadan areal waduk
untuk pembuatan Aerial Mapping sehingga diketahui tata ruang kawasan waduk
pada kondisi terkini.
- Pengukuran Bathimetri pada genangan waduk

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 7


- Pengukuran pasang surut elevasi muka air waduk selama ± 15 hari, dicatat
setiap jam.
- Pengukuran topografi batas sempadan areal waduk. Pengukuran meliputi
sempadan terluar waduk sampai dengan genangan terluar. Titik ikat untuk untuk
kontrol vertikal dari bendungan, dimana Titik ikat untuk control harisontal
ditentukan sesuai arahan Direksi setelah dilakukan Survei Lapangan.
- Pengambilan sampel kualitas air sebanyak 14 titik tersebar pada sungai yang
bermuara ke Waduk (inlet), sebanyak 5 titik tersebar pada genangan Waduk, 5
titik tersebar pada outlet pada waduk dan (lokasi ditentukan tim Direksi).
- Pengambilan contoh sedimen layang dan sedimen dasar dilakukan pada lokasi
pengambilan sampel kualitas air.
- Mengumpulkan data atau mencari peta daerah rawan erosi dan lahan kritis yang
menggambarkan kondisi darah-daerah kritis di daerah aliran sungai tersebut, peta
bisa didapatkan di BPDAS setempat.
3. Melakukan sosialisasi terhadap kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan
dan lingkungan sungai

4. Pengolahan dan Analisa Data yang berupa :


- Pengolahan data Foto Udara untuk membuat Aerial Mapping.
- Pengolahan data survei pasang surut elevasi muka air bisa menggunakan
metode admiralti untuk mendapatkan elevasi muka air rerata dan juga dapat
mendapatkan nilai muka air terendah dan tertinggi. Elevasi muka air terendah
dijadikan datum (elevasi 0.00 meter), dan kemudian hasil pengukuran bathimetri
diikatkan pada elevasi nol tersebut.
- Pembuatan peta topografi batas areal waduk meliputi sempadan terluar waduk
sampai dengan genangan terluar.
- Uji Lab sample sedimen layang untuk melihat kadar sedimen.
- Uji Lab sample sedimen dasar untuk melihat kandungan kimia, biologi dan fisik
dari sedimen, sekaligus mengukur diameter sedimen.
- Uji Lab sample air untuk mengetahui kualitas air waduk dilihat dari parameter
kimia, biologi dan fisik yang salah satunya dari hasil limbah domestik.
- Melakukan perhitungan terhadap kapasitas waduk, volume dan ketebalan endapan
sedimen waduk, laju sedimentasi waduk, umur layanan yang tersisa, hubungan
antara elevasi dan volume tampungan waduk, hubungan antara elevasi dan luas
genangan waduk, dan lain-lain.
- Melakukan analisa hidrologi terhadap Keadaan DAS, berdasarkan pembagian
DAS yang ada, keadaan ekosistem dan vegetasinya, status hutan, luas
penyebaran lahan kritis, upaya-upaya rehabiltasi dan konservasi tanah yang telah
dan akan dilakukan, dan lain-lain.
- Melakukan analisa hidrologi terhadap keadaan aliran, mencakup pola aliran
sungai, keberadaan dan kondisi alat ukur debit yang ada, kualitas dan panjang
data debit yang tersedia, banjir dan lain-lain
- Melakukan analisa hidrologi yang dipengaruhi tataguna lahan, seperti tata guna
lahan saat ini, jenis, peruntukan lahan, luasan dan prosentase penyebarannya,
kecenderungan perubahan dan pengendaliannya dimasa yang akan datang terkait
dengan pengembangan irigasi dan rencana tata ruang wilayah provinsi dan
kabupaten yang bersangkutan.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 8


- Melakukan analisa hidrologi untuk menghitung debit andalan dari sungai yang
bermuara ke waduk. Debit andalan ini akan digunakan dalam pemodelan dan
estimasi kandungan sedimen pada waduk.
- Melakukan perhitungan besarnya erosi tanah yang terjadi dan tingkat bahaya
erosinya. Disamping itu juga memberikan saran dan rekomendasi tentang cara-
cara penanganan untuk menanggulangi dan bagaimana usaha dalam mengurangi
tingkat bahaya erosi yang terjadi.
- Melakukan analisa dan penagananan terhadap persoalan sampah domestik yang
masuk ke waduk.

5. Metode Pekerjaan Sedimentasi Waduk


a. Peralatan Survei Teristris dan Bathimetri
i. Semua peralatan survei yang digunakan harus dalam keadaan baik dan
sebelum digunakan harus dikalibrasi lebih dulu. Peralatan yang digunakan
untuk melakukan survei sedimentasi waduk antara lain :
- Receiver GPS tipe DGPS
- Antene GPS
- Echosounder Single Beam, Multibeam atau Multi Tranducer
- Bar check dengan panjang tali minimum 15 m
- Software untuk mengintegrasikan GPS dengan echosounder
- Perahu dengan kapasitas minimum 5 orang
- Laptop sesuai spesifikasi software
- Alat pengukur sudut (T0/T2/Total Stasion)
- Alat Pengukur Jarak (water pass/EDM)
- Patok Pembantu
- BM /Patok tetap (SDM) untuk Jalur Pemeruman (sounding)
- Alat bantu lainnya seperti bendera
- Perangkat lunak yang digunakan untuk penggambaran seperti Autocad,
Map info atau Surfer.

ii. Peralatan GPS


Peralatan GPS yang digunakan dalam survei sedimentasi waduk harus
mempunyai kemampuan differential secara real time. Laptop untuk
penyimpanan data dan pengolahan yang mampu untuk mendukung piranti
lunak yang digunakan.

iii. Echo Sounder


Peralatan pengukuran bathimetri dengan menggunakan echo sounder harus
memenuhi kriteria dengan spesifikasi teknis minimum sebagai berikut :
- Mempunyai frekuensi ganda (dual frequency) 15 kHz sampai 350 kHz,
dioperasikan dengan arus DC
- Software untuk data logging
- Mempunyai tingkat akurasi :
0,10 m ± 0,5% kedalaman pada frekuensi rendah
0,01 penguku tinggi.

b. Pengukuran Topografi Teristris di sekitar Daerah Genangan Waduk


Pengukuran atau survei topografi teristris dilakukan pada daerah di sekitar
genangan waduk yang tidak tergenang, minimal sampai pada elevasi muka air

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 9


maksimum (saat banjir maksimum). Pada daerah sekitar tubuh bendungan,
pengukuran diperluas sampai puncak bendungan dan patok-patok geser
dipuncak dan di lereng hulu-hilir bendungan, untuk memperoleh gambaran
potongan memanjang dan melintang bendungan guna mendukung analisis
stabilitas bendungan.
Patok-patok tetap (SDM) dan patok rencana jalur-jalur pemeruman daerah
genangan waduk harus digunakan sebagai patok-patok pengikat dalam
pengukuran darat di sekitar daerah genangan. Apabila referensi elevasi yang
ada di lokasi masih bersifat lokal maka harus dilakukan transformasi datum ke
Titik Tinggi Geodesi Nasional yang dibuat oleh Bakosurtanal.
Dalam Pekerjaan ini disyaratkan :
- Pemasangan patok tanda (Bench Mark/BM) sebagai titik kontrol kerangka
dasar peta sebanyak 2 buah.
- Salah Satu BM merupakan BM Geodetic
- Pemasangan patok tanda genangan (Check Point/CP) sebanyak 5 buah

Pengukuran topografi teristris/ tachimetri ini dilakukan dengan langkah sebagai


berikut :
- Pada saat mengukur tepi waduk (muka air) harus dicatat waktunya (jam)
- Jika tepi waduk terjal maka tachimetri dilakukan dari tepi waduk sampai pada
perubahan ketinggian dan ditambah dengan satu titik tachimetri di atas bukit.
Jarak antara titik tachimetri bisa kurang dari 50 meter.
- Jika tepi waduk landai maka tachimetri dilakukan dengan jarak antara titik
tachimetri sekurang-kurangnya per 50 meter.
- Setiap dijumpai adanya teluk dan tanjung harus dilakukan pengukuran darat
dengan metode tachimetri dimulai dari muka air saat itu sampai pada tepi
waduk pada elevasi genangan tertinggi atau sebaliknya. Jarak antara titik-titik
tachimetri sekurang-kurangnya 25 m, disesuaikan dengan bentuk topografi
dan kemiringan lerengnya.
- Surveyor wajib menggambar sket lapangan untuk menghindari kesalahan
interpretasi.
- Setiap patok pemeruman dan patok tetap (patok SDM) yang dijumpai harus
diukur.
- Perhitungan elevasi dan koordinat tidak dilakukan secara manual tetapi harus
dengan perangkat lunak komputer

Peralatan utama yang digunakan dalam pengukuran topografi teristris adalah


alat pengukur sudut (T0/T2/Total Station) lengkap dengan peralatan penunjang
lainnya (bak ukur, reflektor, statif, tribach), alat pengukur jarak (water pass/EDM)
dan GPS
i. Pemeruman/ Bathimetri
← Pemeruman dilakukan untuk mendapatkan peta topografi dasar waduk
menggunakan GPS dan echo sounder.
- Pemeruman dilakukan pada sepanjang jalur-jalur pemeruman (range
lines) yang telah ditentukan sebelumnya (biasanya dilakukan sebelum
penggenangan waduk) mendapatkan data kedalaman waduk. Bila jalur
pemeruman belum ada, sebelum pelaksanaan pemeruman lebih dulu

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 10


harus ditetapkan jalur-jalur pemeruman.
- Titik awal dan akhir pemeruman harus diberi patok dan diberi nomor atau
kode tertentu. Tiap patok diberi tanda dengan jelas seperti bendera merah
sehingga terbaca dengan jelas oleh regu tachimetri.
- Sebelum pemeruman dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi
kedalaman atau test bar. Hal ini dilakukan untuk mencari faktor koreksi
rata-rata alat terhadap kedalaman perairan yang sebenarnya.
- Jarak antar jalur pemeruman ditetapkan antara 100-200 m atau tergantung
pada kondisi lapangan dan petunjuk Direksi.
- Apabila jalur pemeruman tepat melintasi kolam jaring apung maka jalur
pemeruman dapat dibelokkan memutar kolam jaring apung dan keluar lagi
menuju arah patok pemeruman di seberang.
- Bila bentuk permukaan waduk sangat tidak beraturan maka jaraknya
dipersempit, sebaliknya jika bentuk permukaan waduk relatif teratur maka
jarak antar jalur bisa diperlebar.
- Koordinat awal dan akhir dari tiap jalur pemeruman harus dibaca terlebih
dahulu dengan alat EDM atau T0 untuk mengetahui koordinat yang
sebenarnya. Sistem koordinat yang dipergunakan biasanya Universal
Traverse Mercator (UTM). Apabila perlu koordinat tersebut dapat
dikonversi ke dalam sistem koordinat yang diinginkan.
- Setiap kenampakan teluk-teluk dilakukan pemeruman agar konfigurasi
bentuk waduk dapat terlihat dengan jelas.
- Jarak antar titik pemeruman ditentukan berdasarkan waktu (detik). Jika
lebar cross nya sempit maka titik pemeruman di baca atau direkam setiap
5 detik atau 10 detik sekali. Sebaliknya, jika lebar crossnya lebar maka titik
pemeruman di baca atau direkam setiap lebih dari 10 detik sekali.
- Selama pemeruman berlangsung, fluktuasi Tinggi Muka Air (TMA) waduk
dicatat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sehari yaitu: pukul 07:00, 12:00
dan 17:00.
- Untuk menghindari kesalahan maka setiap patok pemeruman diplot pada
peta topografi skala 1:10.000.
- Jika koordinat yang ada di BM waduk adalah koordinat lokal maka harus
dilakukan transformasi ke koordinat Bakosurtanal.
ii. Analisis Data Lapangan
- Semua data yang direkam oleh alat Echo Sounder didownload untuk
diolah lebih lanjut sehingga dari data kedalaman diubah menjadi data
elevasi, sesuai dengan referensi elevasi Bendungan Sengguruh Faktor
koreksi harus diperhitungkan jika ada.
- Demikian juga dengan data elevasi yang diperoleh dari hasil survei
pengukuran tachimetri. Semua data elevasi tepi waduk di atas permukaan
air harus diubah menjadi data elevasi sesuai dengan referensi elevasi
Bendungan Sengguruh.

6. Membuat pemodelan sedimentasi waduk dengan menggunakan model


hidrodinamika-sedimen dengan input debit dan konsentrasi sedimen.
7. Membuat rencana penanganan terkait sedimentasi dan sampah.
8. Penggambaran dan Pemetaan
9. Pembuatan laporan

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 11


15. Data dan Fasilitas Penunjang
1. Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
harus dipelihara oleh Penyedia Jasa
a. Laporan dan data
- Laporan studi terdahulu
- Data topografi
b. Staf pengawas/pendamping
Pengguna Jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (counterpart).

2. Penyediaan oleh Penyedia Jasa


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3. Alih pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf proyek.

16. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan ini bila dikerjakan secara bersamaan sampai tahap Sidang Teknis
diperkirakan membutuhkan waktu selama 10 (sepuluh) bulan atau 300 (tiga ratus) hari
kalender. Dan dimulai terhitung dari tanggal penandatanganan kontrak.

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
Bl 1-2 Bl 3-4 Bl 5-6 Bl 7-8 Bn 9-10
Persiapan
Tahap Pengumpulan Data dan Survei
- Pengumpulan Data Sekunder
- Inventarisasi Potensi Sedimen & Sampah dari Hulu
Yang Masuk ke Waduk
- Survei Sedimentasi
- Survei Topografi/ Tachimetri/ Bathimetri

Sosialisasi
Sosialisasi Terhadap Kepedulian Masyarakat untuk
Menjaga Kebersihan dan Lingkungan Sungai

Pengolahan dan Analisa Data


- Uji Laboratorium
- Analisa Hidrologi
- Analisa Erosi, Sedimentasi dan Sampah
- Analisa Lingkungan
- Analisa Kondisi Sosial Ekonomi
- Membuat Permodelan Sedimentasi

Penanganan
- Membuat Rencana Penanganan

Laporan dan Gambar


- Penggambaran dan Pemetaan
- Laporan

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 12


Diskusi & Konsultasi Publik
- Laporan Pendahuluan, Antara, Draft Lap Akhir
- Konsultasi Publik

17. Tenaga Ahli


Sehubungan dengan penggabungan lingkup pekerjaan seperti tersebut diatas, maka
Penyedia Jasa diminta untuk menggunakan tenaga-tenaga ahli yang cukup
berpengalaman dibidangnya masing-masing, dengan kebutuhan tenaga ahlinya sebagai
berikut :
Kebutuhan Personil Jumlah
Tenaga Ahli
1. Ketua Tim (Ahli Bendungan) 1 orang
2. Ahli Hidrologi 1 orang
3. Ahli O&P Bendungan 1 orang
4. Ahli Geodesi 1 orang
5. Ahli Perencanaan Bangunan Air 1 orang
6. Ahli Lingkungan 1 orang
7. Ahli Sosial Ekonomi & Budaya 1 orang

Asisten Tenaga Ahli


1. Asisten Ahli SDA 1 orang

Kualifikasi Tenaga Ahli Yang Diperlukan

a. Tenaga Ahli
1. Ketua Tim (Ahli Bendungan)
- Pendidikan minimal S2 Teknik Sipil menguasai bahasa Inggris lisan maupun
tulisan.
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Madya dengan SKA Bendungan
- Pengalaman min. 5 tahun dibidang bendungan dan pernah menjabat sebagai
ketua tim minimal 2x
- Tugas utama dari seorang Ketua Tim adalah memimpin pekerjaan, menyusun
laporan, mempresentasikan hasil laporan pendahuluan, antara dan draft laporan
akhir, dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai pekerjaan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

2. Ahli Hidrologi
- Pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/ S1 Teknik Pengairan
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Muda dengan SKA SDA
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang analisis hidrologi
- Tugas utama dari seorang Ahli Hidrologi adalah melakukan analisis terhadap data
hidrologi, kapasitas dan usia waduk dan sedimentasi

3. Ahli O&P Bendungan


- Pendidikan minimal S1 Teknik Sipil / S1 Teknik Pengairan
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Muda dengan SKA Bendungan

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 13


- Pengalaman min. 4 tahun dibidang Operasi dan Pemeliharaan pada Bendung
ataupun Bendungan
- Tugas utama dari seorang Ahli O&P Bendungan adalah melakukan perencanaan
terkait operasi dan pemeliharaan dalam upaya penanganan sedimentasi dan
sampah serta melakukan penyesuaian pola operasi waduk dengan kondisi terkini.

4. Ahli Perencanaan Bangunan Air


- Pendidikan minimal S1 Teknik Sipil / S1 Teknik Pengairan
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Muda dengan SKA SDA
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang perencanaan bangunan air
- Tugas utama dari seorang Ahli Perencanaan Bangunan Air adalah melakukan
perencanaan bangunan air yang diperlukan dalam upaya penanganan
sedimentasi dan sampah

5. Ahli Geodesi
- Pendidikan minimal S1 Teknik Geodesi
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Muda dengan SKA Geodesi
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang pemetaan genangan waduk, bathimetri dan
foto udara
- Tugas utama dari seorang Ahli Geodesi adalah melakukan pengolahan data hasil
pengukuran untuk pemetaan topografi, luas genangan, dasar waduk, serta
menyusun data spasial yang diperlukan untuk kegiatan analisis RTD

6. Ahli Lingkungan
- Pendidikan minimal S1 Teknik Lingkungan
- Sertifikat keahlian : AMDAL
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang survey dan analisis lingkungan
- Tugas utama dari seorang Ahli Lingkungan adalah melakukan survei dan analisis
terkait kondisi lingkungan dan pencemaran yang masuk ke waduk.

7. Ahli Sosial Ekonomi


- Pendidikan minimal S1 Ekonomi
- Sertifikat keahlian : -
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang survei, melakukan analisis kerugian akibat
bencana, melakukan sosialisasi publik dan pekerjaan sejenisnya.
- Tugas utama dari seorang Ahli Sosial Ekonomi adalah melakukan survei kondisi
sosial ekonomi, melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait dari
kegiatan studi yang sedang dilakukan lewat kegiatan komsultasi publik, serta
menghitung dampak kerugian dari faktor perekonomian bila terjadi bencana banjir
bila bendungan mengalami kerusakan maupun bencana kekeringan.

b. Asisten Tenaga Ahli


1. Asisten Ahli SDA
- Pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/ S1 Teknik Pengairan
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Muda dengan SKA SDA
- Pengalaman min. 3 tahun dibidang sumber daya air (sungai/ bendung/
bendungan)

18. Laporan
Produk laporan yang harus dibuat dan diserahkan kepada pihak Direksi Pekerjaan
termasuk dalam bentuk softfile kedalam harddisk External dengan dibuatkan folder

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 14


secara rapi yaitu :
1. Rencana Mutu Kontrak
Paling lambat 2 minggu setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dan sudah mengadakan
persiapan dan pengumpulan data awal, Konsultan diminta untuk menyerahkan
Laporan Rencana Mutu Kontrak kepada Pengguna Jasa. Laporan menyesuaikan
Permen PU No. 4/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.

2. Laporan Pendahuluan
Paling lambat satu bulan setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dan sesudah
mengadakan persiapan, pengumpulan data, review hasil studi yang terdahulu dan
peninjauan lapangan, Konsultan diminta untuk menyerahkan Laporan Pendahuluan
kepada Pengguna Jasa.
Laporan pendahuluan yang diserahkan berisi :
- Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh.
- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
- Jadwal kegiatan Penyedia Jasa.
- Uraian Program Kerja, Rencana Tindak, Implementation Program, Jadwal
Pengerahan Personil, dll.
- Metode Pelaksanaan untuk penanganan pekerjaan yang bersangkutan
- Permasalahan, hambatan dan temuan di lapangan.
- Daftar Referensi, studi terdahulu yang ada korelasi terhadap pekerjaan yang
bersangkutan
- Hasil pengumpulan seluruh data yang dapat dikumpulkan oleh Konsultan.
- Temuan-temuan awal dari Konsultan yang menyangkut baik masalah teknis
maupun non teknis
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.

3. Laporan Bulanan
Dibuat setiap bulannya untuk mengetahui kemajuan/ progres pekerjaan yang selalu
diasistensikan secara berkala kepada Pengawas dan Direksi Pekerjaan serta
diserahkan kepada Pengguna Jasa. Laporan Bulanan memuat :
- Hasil kemajuan kerja yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan (di plot kan juga
pada kurva-S).
- Penjelasan program berikutnya baik teknis maupun administratif dan
permasalahannya.
- Dokumentasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Laporan diserahkan selambatnya 1 (satu) minggu setiap awal bulan berikutnya,
dibuat masing-masing sebanyak 5 rangkap.

4. Laporan Antara
Untuk mengetahui permasalahan yang ada selama kegiatan pengumpulan data, hasil
survei dan pelaksanaan analisis, konsultan diwajibkan membuat Laporan Antara yang
merupakan penghubung antara Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir.
Tanggapan, saran dan masukan yang relevan dari hasil pembahasan Laporan Antara
segera diperbaiki dan yang memerlukan tindaklanjut pada tahapan kegiatan
selanjutnya agar dimasukkan dalam Laporan Akhir.
Laporan diserahkan sebanyak 5 rangkap.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 15


5. Draft Laporan Akhir
Draft Laporan Akhir berisi hasil analisis berdasarkan kondisi terkini sampai
tersusunnya draft SID penanganan sedimentasi dan kualitas air waduk pada
Bendungan Sengguruh.
Laporan diserahkan selambat-Iambatnya 9 bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak
10 rangkap.

6. Laporan Akhir dan Laporan Ringkasan


Pada akhir kontrak penyedia jasa menyerahkan Laporan Akhir dan Laporan
Ringkasannya dari hasil perbaikan dari Draft Laporan Akhir yang telah mendapatkan
masukan dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Laporan ini masing-masing dibuat sebanyak 5 rangkap.

7. Laporan Penunjang
Laporan ini dibuat sebanyak masing-masing 5 rangkap, yang meliputi :
- Laporan Pengukuran Topografi
- Laporan Pengukuran Bathimetri
- Buku Ukur
- Laporan Pengukuran dan Kajian Kualitas Air
- Laporan Lingkungan
- Laporan Sosial ekonomi
- Dokumen Lelang (Syarat Umum dan Khusus, Spesifikasi Teknis, Metode
Pelaksanaan, dan RAB)

8. Gambar Desain
Laporan ini dibuat sebanyak masing-masing 5 rangkap, yang meliputi :
- Gambar Desain A1
- Gambar Desain A3

9. Peta-peta yang digunakan dalam pekerjaan ini antara lain :


- Peta Administrasi skala 1:50.000
- Peta RBI skala 1:25.000
- Peta DAS skala 1:10.000
- Peta Topografi (DEM/DTM) skala 1:10.000
- Peta Geologi Regional skala 1:50.000
- Peta Rawan Erosi dan Peta Lahan Kritis dari BPDAS

19. Diskusi dan Presentasi


Penyedia Jasa Wajib melakukan Diskusi Internal dengan Tim Direksi Pekerjaan
setidaknya 1 (satu) kali dalam sebulan. Dalam Diskusi Internal, Penyedia Jasa
melaporkan progres kegiatan sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan, serta menghadirkan
Tenaga Ahli yang bertanggung jawab atas laporan terkait.
Selain diskusi diatas, Penyedia Jasa juga wajib melakukan diskusi eksternal produk
laporannya yang dilakukan di masing-masing BWS/ BBWS atau juga bila diminta dapat
dilaksanakan di Pusat (Dit. Bina OP). dengan jadwal diskusi/ presentasi ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan.
1. Laporan Mutu Kontrak
2. Laporan Pendahuluan
Presentasi Laporan Pendahuluan dilakukan berdasarkan hasil survey pendahuluan
yang dilakukan dan didalam presentasi ini dipaparkan rencana kerja berikut jadwal

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 16


rencana kerja konsultan. Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi,
Dinas/Instansi dan semua Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang
berguna harus dituangkan dalam Laporan Pendahuluan.

3. Laporan Antara
Presentasi Antara berupa presentasi hasil kemajuan pekerjaan yang berupa hasil
pekerjaan survei dan investigasi baik di lapangan maupun laboratorium serta hasil
kajian sementara. Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi, Dinas/Instansi dan
semua Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang berguna harus
dituangkan dalam Laporan Antara dan menjadi acuan dalam pembuatan Draft
Laporan Akhir nantinya.

4. Draft Laporan Akhir


Presentasi Draft Laporan Akhir yang dilakukan, merupakan paparan terhadap hasil
akhir kajian yang dilakukan beserta rekomendasinya, Presentasi ini dilaksanakan
dihadapan Direksi, Dinas/Instansi dan semua Stakeholder yang terkait. Tanggapan
dan saran yang berguna harus dituangkan dalam Laporan Akhir.

5. Konsultasi Publik
Kegiatan ini perlu dilakukan Konsultasi Publik sebagai forum dengar pendapat untuk
mencapai mufakat yang dihadiri oleh masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan
instansi terkait sehingga maksud dan tujuan kegiatan dapat tercapai dengan baik.

20. Kewajiban Penyedia Jasa


- Menyelesaikan pekerjaan dengan mengikuti ketentuan sebagaimana tertuang dalam
KAK.
- Menyediakan Tenaga Ahli pelaksana sesuai dengan KAK.
- Pada saat presentasi, wajib untuk menghadirkan 80% Tenaga Ahli yang terkait.
- Menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu sesuai surat perjanjian kerja/kontrak
kerja.
- Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf proyek.
- Penyedia Jasa harus menunjuk wakilnya yang sewaktu-waktu dapat dihubungi dalam
rangka pelaksananaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa untuk bertindak dan
mengambil keputusan atas nama konsultan.
- Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan oleh penyedia jasa.
- Semua peralatan yang digunakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini harus
memiliki akurasi yang tinggi, yang dibuktikan dengan Surat Kalibrasi Alat atau Surat
Sertifikat Alat. Dan apabila Penyedia Jasa tidak dapat menunjukkan surat tersebut
maka harus dilakukan pengujian alat yang diketahui oleh direksi pekerjaan.

21. Fasilitas Yang Disediakan Oleh Pengguna Jasa


- Menyediakan atau memberi kemudahan dalam pengadaan data berupa laporan,
peraturan dan informasi lainnya yang dimiliki atau diperlukan dan berhubungan
dengan penyelesaian pekerjaan.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 17


- Menyediakan surat pengantar atau pendamping konsultan dalam rangka berhubungan
dengan instansi lain dalam rangka koordinasi atau mencari data/ informasi
- Dalam hal terdapat keraguan, Pemberi Pekerjaan akan memberikan keputusan
tentang ketentuan-ketentuan teknis yang harus dipenuhi.
- Hal-hal yang belum jelas dan belum tercakup dalam KAK ini, akan dijelaskan dalam
acara penjelasan pekerjaan.

23. Alih Pengetahuan


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil Pejabat
Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan SDA.

24. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


- Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi, penyedia jasa wajib menerapkan
sistem manajemen K3 dengan menyusun Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kontrak (RK3K).
- Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultansi harus mencakup aspek-
aspek K3.

Surabaya, Mei 2019


Kepala Satuan Kerja
Operasi dan Pemeliharaan SDA

Wiel Mushawiry Suryana, ST. MT


NIP. 19790519 200604 1 002

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 18

Anda mungkin juga menyukai