1. Latar Belakang
Waduk Sengguruh terletak di Kabupaten Malang, dibangun pada tahun 1982 – 1989
mempunyai Daerah Pengaliran Sungai seluas 1,659 km2, sebagai sumber pasokan air
untuk memenuhi kebutuhan pembangkit tenaga listrik dengan daya terpasang 2 x 14,5 mW
untuk memproduksi listrik tahunan 91 x 106 kWh.
Permasalahan yang dihadapi oleh Waduk Sengguruh adalah penurunan fungsi waduk,
dan diikuti oleh penurunan daya guna berbagai berbagai potensi dan aktifitas di
kawasan sekitarnya. Penurunan fungsi Waduk Sengguruh diakibatkan oleh degradasi
lingkungan di kawasan Kabupaten Malang yang telah berlangsung selama kurang lebih
10 tahun terakhir sebagai akibat penutupan tumbuhan gulma air terutama enceng
gondok, penurunan kapasitas tampungan akibat proses sedimentasi atau pendangkalan
dasar waduk dan pola operasi yang kurang optimal.
Waduk dengan kapasitas tampungan air maksimum 1,4 x 106 m3, pada elevasi +293,10,
mempunyai pola operasi yang berlaku tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini.
Kondisi sekarang ini Waduk Sengguruh mengalami kerusakan yang sudah parah,
kerusakan yang terjadi diantaranya adalah :
1. Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA)
a. Adanya penambangan galian golongan C yang tidak terkendali untuk
mengambil galian andesit (berpengaruh negatif terhadap lingkungan), dan bahan
galian sirtu menjadi penyebab munculnya permasalahan tanah longsor.
b. Tidak aman dan terganggunya kelestarian sumber air karena pengambilan air
baku secara berlebihan oleh pengusaha di sumber atau mata air atau di hilir
Waduk Sengguruh yang tidak diimbangi dengan konservasi;
c. Alih fungsi tanah untuk pemukiman dan pertanian yang tidak ramah lingkungan
banyak terjadi di daerah lereng catchment area seperti pada daerah Kabupaten
Batu dan pada daerah bagian atas;
d. Tingkat kelerengan lahan yang curam (lebih dari 25 %) menjadi penyebab
tingginya run off dan sulit untuk dihijaukan;
e. Kondisi vegetasi penutup tanah lebih didominasi penggunaan lahan untuk
tegalan/kebun sehingga berpotensi menjadi lahan kritis yang setiap tahunnya
meningkat;
f. Kerusakan hutan di lokasi perkebunan Perhutani yang belum tertangani juga
menjadi penyebab meluasnya lahan kritis;
g. Masih belum seimbangnya antara upaya untuk melakukan rehabilitasi hutan
dan lahan dengan luas lahan kritis yang harus ditangani. Hal ini terlihat masih
banyak lahan gundul terutama disekitar dareah hulu akibat terjadi kerusakan
2. Kerusakan Sempadan
Tingginya potensi konflik dari para pemanfaat daerah lahan pasang surut secara
berlebihan untuk kepentingan pertanian.
3. Pencemaran Perairan
a. Eksploitasi sumber daya alam secara maksimal, menjadikan daya dukung
lingkungan menurun dengan drastis seperti keadaan di badan air/inti yang saat
ini sudah nyaris menjadi daratan karena pendangkalan/ sedimentasi yang
sangat tinggi dan padatnya gulma air (terutama enceng gondok, ganggang
rante).
b. Tingginya potensi konflik dari para pemanfaat potensi perairan waduk seperti :
- Penggunakan alat tangkap ikan yang tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
- Pola pengambilan enceng gondok yang tidak ramah lingkungan berdampak
terhadap pendangkalan Waduk dan pemotongan batang enceng gondok
yang tidak memenuhi standar pemesanan mengakibatkan kinerja yang murah
karena apa yang dihasilkan tidak dapat dibayar.
c. Terancamnya kelestarian volume, jumlah dan kualitas air Waduk Sengguruh yang
berdampak pada aktifitas perikanan, pengairan sawah di hilir dan operasi PLTA.
d. Dangkalnya rawa menjadikan turunnya nilai jual potensi rawa untuk pariwisata,
sementara wisata air sangat terbatas jumlahnya, hal ini mengakibatkan kerugian
bagi jasa wisata yang menyewakan perahu dan makanan lainnya.
e. Sedimentasi yang terjadi di daerah inti waduk mengakibatkan banjir di daerah
sekelilingnya dan menggenangi terutama sawah pasang surut.
g. Menurunnya kualitas air waduk karena berbagai aktifitas sepeti limbah rumah
tangga, sisa-sisa makanan ikan, sisa-sisa aktifitas pertanian dan erosi.
h. Sarana dan prasarana yang ada belum sepenuhnya mendukung usaha
pariwisata.
i. Manajemen usaha wisata kurang memperhatikan aspek pelestarian.
Untuk menangani hal tersebut BBWS Brantas melalui program 2nd Dam Operational
Improvement and Safety Project (DOISP 2) pada tahun anggaran 2019 membuat studi
SID Konservasi dan Penanganan Sedimentasi Waduk Sengguruh dengan melakukan
penyelidikan fisik seperti pemetaan, penyelidikan sedimen, penyelidikan kualitas air yang
akan dilihat kadar sedimen dan kandungan kimia, biologi dan fisik dari air tersebut.
2. Data Hidrologi
Nama Sungai : Sungai Brantas dan Sungai Lesti
Panjang Sungai : km
Luas DAS : 1.659 Km2
Debit Banjir (Q100) : 2.950 m3/det
3. Bendungan
Type : Timbunan batu dengan inti tanah tegak
Tinggi : 34,00 m
Elevasi Puncak : + 296,00 m
Lebar Puncak : 10,00 m
Panjang Puncak : 378,00 m
Volume Timbunan : 738.300 (termasuk cofferdam hulu) m3
Kemiringan Lereng
- Lereng Hulu : 1 : 2,90 V:H
- Lereng Hilir : 1 : 2,20 V:H
4. Waduk
Luas Genangan : 237 (pada kondisi MAT) ha
Elevasi Muka Air :
- Muka Air Banjir : +293,10 m
- Muka Air Normal : +292,50 M
- Muka Air Rendah : +291,40 M
Volume Tampungan :
- Vol. Tampungan Maksimum : 21,50 juta m3
- Vol. Tampungan Efektif : 2,50 juta m3
- Vol. Tampungan Mati : juta m3
5. Pelimpah
: Pelimpah dengan pier di tengah,
Type Mercu dilengkapi dengan 2 pintu
6. Pintu Pelimpah
Type : Pintu baja dengan roda tetap
Jumlah pintu : 2 set
Guide frame : 2 set
Lebar Pintu : 14,00 m
6. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan untuk “SID Konservasi dan Penanganan Sedimentasi Waduk Sengguruh”
berada pada Wilayah Sungai (WS) Brantas di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
7. Data Dasar
Data yang diperlukan untuk pekerjaan ini, antara lain adalah :
a. Laporan Pemeriksaan Rutin dan Berkala Bendungan
b. Laporan Desain dan atau Desain Rehabilitasi/ Perbaikan terakhir yang pernah
dilaksanakan
c. Laporan hasil pemantauan bendungan dan instrumentasinya
d. Dokumen Rencana Pengelolaan Bendungan (Manual OP)
e. Dokumen Rencana Tindak Darurat Bendungan
8. Studi Terdahulu
Untuk melengkapi referensi dalam pekerjaan ini, maka pihak Penyedia Jasa harus
mengumpulkan hasil studi terkait yang pernah dilakukan sebelumnya.
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
Bl 1-2 Bl 3-4 Bl 5-6 Bl 7-8 Bn 9-10
Persiapan
Tahap Pengumpulan Data dan Survei
- Pengumpulan Data Sekunder
- Inventarisasi Potensi Sedimen & Sampah dari Hulu
Yang Masuk ke Waduk
- Survei Sedimentasi
- Survei Topografi/ Tachimetri/ Bathimetri
Sosialisasi
Sosialisasi Terhadap Kepedulian Masyarakat untuk
Menjaga Kebersihan dan Lingkungan Sungai
Penanganan
- Membuat Rencana Penanganan
a. Tenaga Ahli
1. Ketua Tim (Ahli Bendungan)
- Pendidikan minimal S2 Teknik Sipil menguasai bahasa Inggris lisan maupun
tulisan.
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Madya dengan SKA Bendungan
- Pengalaman min. 5 tahun dibidang bendungan dan pernah menjabat sebagai
ketua tim minimal 2x
- Tugas utama dari seorang Ketua Tim adalah memimpin pekerjaan, menyusun
laporan, mempresentasikan hasil laporan pendahuluan, antara dan draft laporan
akhir, dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai pekerjaan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
2. Ahli Hidrologi
- Pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/ S1 Teknik Pengairan
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Muda dengan SKA SDA
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang analisis hidrologi
- Tugas utama dari seorang Ahli Hidrologi adalah melakukan analisis terhadap data
hidrologi, kapasitas dan usia waduk dan sedimentasi
5. Ahli Geodesi
- Pendidikan minimal S1 Teknik Geodesi
- Sertifikat keahlian : minimal Ahli Muda dengan SKA Geodesi
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang pemetaan genangan waduk, bathimetri dan
foto udara
- Tugas utama dari seorang Ahli Geodesi adalah melakukan pengolahan data hasil
pengukuran untuk pemetaan topografi, luas genangan, dasar waduk, serta
menyusun data spasial yang diperlukan untuk kegiatan analisis RTD
6. Ahli Lingkungan
- Pendidikan minimal S1 Teknik Lingkungan
- Sertifikat keahlian : AMDAL
- Pengalaman min. 4 tahun dibidang survey dan analisis lingkungan
- Tugas utama dari seorang Ahli Lingkungan adalah melakukan survei dan analisis
terkait kondisi lingkungan dan pencemaran yang masuk ke waduk.
18. Laporan
Produk laporan yang harus dibuat dan diserahkan kepada pihak Direksi Pekerjaan
termasuk dalam bentuk softfile kedalam harddisk External dengan dibuatkan folder
2. Laporan Pendahuluan
Paling lambat satu bulan setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dan sesudah
mengadakan persiapan, pengumpulan data, review hasil studi yang terdahulu dan
peninjauan lapangan, Konsultan diminta untuk menyerahkan Laporan Pendahuluan
kepada Pengguna Jasa.
Laporan pendahuluan yang diserahkan berisi :
- Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh.
- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
- Jadwal kegiatan Penyedia Jasa.
- Uraian Program Kerja, Rencana Tindak, Implementation Program, Jadwal
Pengerahan Personil, dll.
- Metode Pelaksanaan untuk penanganan pekerjaan yang bersangkutan
- Permasalahan, hambatan dan temuan di lapangan.
- Daftar Referensi, studi terdahulu yang ada korelasi terhadap pekerjaan yang
bersangkutan
- Hasil pengumpulan seluruh data yang dapat dikumpulkan oleh Konsultan.
- Temuan-temuan awal dari Konsultan yang menyangkut baik masalah teknis
maupun non teknis
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
3. Laporan Bulanan
Dibuat setiap bulannya untuk mengetahui kemajuan/ progres pekerjaan yang selalu
diasistensikan secara berkala kepada Pengawas dan Direksi Pekerjaan serta
diserahkan kepada Pengguna Jasa. Laporan Bulanan memuat :
- Hasil kemajuan kerja yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan (di plot kan juga
pada kurva-S).
- Penjelasan program berikutnya baik teknis maupun administratif dan
permasalahannya.
- Dokumentasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Laporan diserahkan selambatnya 1 (satu) minggu setiap awal bulan berikutnya,
dibuat masing-masing sebanyak 5 rangkap.
4. Laporan Antara
Untuk mengetahui permasalahan yang ada selama kegiatan pengumpulan data, hasil
survei dan pelaksanaan analisis, konsultan diwajibkan membuat Laporan Antara yang
merupakan penghubung antara Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir.
Tanggapan, saran dan masukan yang relevan dari hasil pembahasan Laporan Antara
segera diperbaiki dan yang memerlukan tindaklanjut pada tahapan kegiatan
selanjutnya agar dimasukkan dalam Laporan Akhir.
Laporan diserahkan sebanyak 5 rangkap.
7. Laporan Penunjang
Laporan ini dibuat sebanyak masing-masing 5 rangkap, yang meliputi :
- Laporan Pengukuran Topografi
- Laporan Pengukuran Bathimetri
- Buku Ukur
- Laporan Pengukuran dan Kajian Kualitas Air
- Laporan Lingkungan
- Laporan Sosial ekonomi
- Dokumen Lelang (Syarat Umum dan Khusus, Spesifikasi Teknis, Metode
Pelaksanaan, dan RAB)
8. Gambar Desain
Laporan ini dibuat sebanyak masing-masing 5 rangkap, yang meliputi :
- Gambar Desain A1
- Gambar Desain A3
3. Laporan Antara
Presentasi Antara berupa presentasi hasil kemajuan pekerjaan yang berupa hasil
pekerjaan survei dan investigasi baik di lapangan maupun laboratorium serta hasil
kajian sementara. Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi, Dinas/Instansi dan
semua Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang berguna harus
dituangkan dalam Laporan Antara dan menjadi acuan dalam pembuatan Draft
Laporan Akhir nantinya.
5. Konsultasi Publik
Kegiatan ini perlu dilakukan Konsultasi Publik sebagai forum dengar pendapat untuk
mencapai mufakat yang dihadiri oleh masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan
instansi terkait sehingga maksud dan tujuan kegiatan dapat tercapai dengan baik.