Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Pembahasan : Kusta


Hari / Tanggal :
Tempat :
Waktu Pelaksanaan :
Penyuluh :
Peserta / Sasaran :

I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan peserta mampu memahami dan mengerti
apa yang dimaksud dengan penyakit kusta dan diharapkan masyarakat dapat
mencegahnya.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta dapat Mengetahui Pengertian Kusta
b. Peserta dapat Mengetahui Penyebab Kusta
c. Peserta dapat Mengetahui Tanda Dan Gejala Kusta
d. Peserta dapat Mengetahui Klasifikasi Penyakit Kusta
e. Peserta dapat Mengetahui Faktor-faktor yang Menyebabkan Kusta
f. Peserta dapat Mengetahui Faktor Risiko Karakteristik Penduduk yang mempengaruhi
kejadian kusta
g. Peserta dapat Mengetahui Penularan Penyakit Kusta
h. Peserta dapat Mengetahui Pencegahan Penyakit Kusta
i. Peserta dapat Mengetahui Pengobatan Penyakit Kusta

II. SUB TOPIK


1. Pengertian Kusta
2. Penyebab Kusta
3. Tanda dan gejala Kusta
4. Klasifikasi Penyakit Kusta
5. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kusta
6. Faktor Risiko Karakteristik Penduduk yang mempengaruhi kejadian kusta
7. Penularan Penyakit Kusta
8. Pencegahan Penyakit Kusta
9. Pengobatan Penyakit Kusta

III.METODA PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab (CTJ) / Diskusi

IV. MEDIA
1. Lembar balik
2. Laptop
3. LCD / Power Point
4. Handout/leaflet
5. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

V. MATRIKS KEGIATAN
Jenis
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Kegiatan
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menyampaikan tujuan dan menyimak
pertemuan c. Menanyakan
1 Pembukaan 10 menit d. Menyampaikan pokok mengenai
pembahasan perkenalan dan
e. Kontrak waktu tujuan jika ada
yang kurang
jelas
1. Penyampaian materi Mendengarkan dan
a. Menjelaskan tentang menyimak
pengertian Kusta
b. Menjelaskan tentang
Penyebab Kusta
c. Menjelaskan tentang Tanda
dan gejala Kusta
d. Menjelaskan tentang
Klasifikasi Penyakit Kusta
e. Menjelaskan tentang
Faktor-faktor yang
Proses
2 60 Menit Menyebabkan Kusta
pelaksanaan
f. Menjelaskan tentang Faktor
Risiko Karakteristik
Penduduk yang
mempengaruhi kejadian
kusta
g. Menjelaskan tentang
Penularan Penyakit Kusta
h. Menjelaskan tentang
Pencegahan Penyakit Kusta
i. Menjelaskan tentang
Pengobatan Penyakit Kusta
Bertanya mengenai
hal-hal yang belum
3 Evaluasi 10 menit Tanya jawab
jelas dan
dimengerti
a. Menyampaikan kesimpulan a. Mendengar dan
materi memperhatikan
4 Penutup 10 menit
b. Mengakhiri pertemuan dan b. Menjawab
memberikan salam salam
VI. EVALUASI
Seluruh pesertat dapat mengerti mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
klasifikasi, faktor-faktor penyebab, faktor resiko, penularan, pencegahan, serta pengobatan
penyakit Kusta.

VII. PENGORGANISASIAN KEGIATAN PENYULUHAN


1. Pembawa Acara :
2. Pemateri :
3. Notulensi :

VIII. MATERI
1. Pengertian Kusta
a. Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni Kustha berarti kumpulan gejala-
gejala kulit secara umum. Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen,
sesuai dengan nama yang menemukan kuman.
b. Penyakit ini adalah tipe penyakit Granulomatosa pada saraf tepidan mukosa dari
saluran pernafasan atas dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.
c. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif menyebabkan kerusakan pada kulit,
saraf-saraf, anggota gerak dan mata.
d. Menurut Depkes RI (2006) penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah tersebut bukan hanya dari segi
medis tetapi meluas sampai segi sosial, ekonomi, psikologis
2. Penyebab Kusta
a. Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycrobacterium Leprae. Kusta
menyerang berbagai bagian tubuh diantaranya saraf dan kulit.
b. Kuman ini menular kepada manusia melalui kontak langsung dengan penderita
(keduanya harus ada lesi baik mikroskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak
yang lama dan berulang-ulang) dan melalui pernafasan, bakteri kusta ini mengalami
proses perkembangbiakan dalam waktu 2-3 minggu, pertahanan bakteri ini dalam
tubuh manusia mampu bertahan 9 hari diluar tubuh manusia kemudian kuman
membelah dalam jangka 14-21 hari dengan masa inkubasi rata-rata 2 hingga 5 tahun
bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun.
c. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan pada kulit saraf, anggota gerak dan mata.

3. Tanda dan Gejala


Adapun tanda-tanda penyakit kusta antara lain :
a. Kulit mengalami bercak putih seperti panu, pada awalnya hanya sedikit tetapi lama-
lama semakin lebar dan banyak
b. Adanya bintil kemerahan yang tersebar pada kulit
c. Ada bagian tubuh tidak berkeringat
d. Rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka
e. Muka benjol-benjol dan tegang yang disebut Facies Leomina (Muka Singa)
f. Mati rasa karena kerusakan syaraf tepi
Gejalanya memang tidak selalu tampak, justru sebaiknya waspada jika ada
anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam jangka waktu
lama.Juga bila luka ditekan dengan jari tidak terasa sakit.Kusta terkenal sebagai penyakit
yang paling ditakuti karena Deformitas atau cacat tubuh.
Kelompok yang beresiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah
endemic dengan kondisi yang buruk seprti tempat tidur yang tidak memadai, air yang
tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV
yang dapat menekan system imun.
4. Klasifikasi Penyakit Kusta
Dalam klasifikasi ini seluruh penderita kusta hanya dibagi dalam 2 tipe yaitu tipe
Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB).Dasar klasifikasi ini adalah negatif dan
positifnya basil tahan asam (BT) dalam skin smear.
Pedoman utama untuk menentukan klasifikasi/tipe penyakit kusta menurut WHO
adalah sebagai berikut :
a. Kusta Tipe Pausi Bacillary atau disebut Kusta Kering
Apabila ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang merasa,
permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak tumbuh rambut
atau bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat.Ada kerusakan saraf tepi pada satu
tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negative (-), tipe kusta ini tidak menular.
b. Kusta Tipe Multi Bacillary atau disebut Kusta Basah
Apabila ada bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata diseluruh
kulit badan, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak, bercak pada kulit
lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepid an hasil pemeriksaan bakteriologi
positif (+). Tipe seperti ini sangat mudah menular.

5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Penyakit Kusta

a. Agen
Kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan
tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.Kusta adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri M. leprae yang menyerang kulit, saraf tepi di tangan maupun kaki, dan
selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan mata.
Kuman ini satu genus dengan kuman TB dimana di luar tubuh manusia,
kuman kusta hidup baik pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan
terhadap sinar matahari. Kuman kusta dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk,
lembab, gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya. Kuman
Tuberculosis dan leprae jika terkena cahaya matahari akan mati dalam waktu 2 jam,
selain itu. Seperti halnya bakteri lain pada umumnya, akan tumbuh dengan subur
pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi.

b. Host

Manusia merupakan reservoir untuk penularan kuman seperti Mycobacterium


tuberculosis dan morbus Hansen, kuman tersebut dapat menularkan pada 10-15
orang.Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan (1991), tingkat penularan kusta di
lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata
dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya.

c. Environment

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati,
benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi
semua elemen-elemen termasuk host yang lain.Lingkungan rumah yang sehat harus
terpenuhi seperti pencahayaan yang baik, kepadatan penghuni rumah, lantai rumah
tidak lembab, dan ventilasi.

6. Faktor Risiko Karakteristik Penduduk yang mempengaruhi kejadian kusta

a. Sosial Ekonomi

WHO (2003) menyebutkan 90% penderita kusta di dunia menyerang


kelompok dengan sosial ekonomi lemah atau miskin.Hubungan antara kemiskinan
dengan penyakit kusta bersifat timbal balik.Kusta merupakan penyebab kemiskinan
maka manusia menderita kusta.Kondisi sosial ekonomi itu sendiri, mungkin tidak
hanya berhubungan secara langsung, namun dapat merupakan penyebab tidak
langsung seperti adanya kondisi gizi memburuk, serta perumahan yang tidak sehat,
hygiene sanitasi yang kurang dan akses terhadap pelayanan kesehatan juga
menurun.

b. Umur

Kebanyakan peneliti melaporkan distribusi penyakit kusta menurut umur


berdasarkan prevalensi, hanya sedikit yang berdasarkan insiden, karena pada saat
timbulnya penyakit sangat sulit diketahui. Dengan kata lain kejadian penyakit sering
terkait umur pada saat ditemukan dari pada saat timbulnya penyakit. Kusta
diketahui terjadi pada semua umur mulai bayi sampai umur tua (3 minggu sampai
lebih dari 70 tahun), namun yang terbanyak adalah pada umur muda dan produktif,
bahwa terjadi kecacatan sekunder pada usia dibawah 30 tahun. Hal ini disebabkan
oleh bahaya yang terpapar pada saat beraktifitas.

c. Jenis Kelamin
Penyakit kusta dapat mengenai dari semua jenis kelamin, baik laki-laki
mupun perempuan.Sebagian besar Negara di dunia kecuali dibeberapa Negara di
Afrika menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak terserang kusta dari pada wanita.
Rendahnya kejadian kusta pada wanita disebabkan karena beberapa faktor antara
lain faktor lingkungan dan faktor biologis, tingkat kecacatan pada laki-laki lebih
besar daripada wanita. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan, kebiasaan keluar rumah,
dan merokok.
7. Penularan Penyakit Kusta
Cara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi menurut sebagian besar ahli
melalui saluran pernapasan (inhalasi) dan kulit (kontak langsung yang lama dan erat).
Kuman mencapai permukaan kulit melalui folikel rambut, kelenjar keringat, dan diduga
juga melalui air susu ibu. Tempat implantasi tidak selalu menjadi tempat lesi
pertama.Cara penularan melalui kontak langsung maupun tidak langsung, melalui kulit
yang ada lukanya atau lecet, dengan kontak yang lama dan berulang-ulang.
8. Pencegahan Penyakit Kusta
Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta.Dari hasil penelitian
dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan
menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh.Jadi faktor pengobatan
adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah.
Usaha pencegahan pribadi adalah menghindari kontak dengan penderita.Bila
kontak ini tak dapat dihindari maka hygiene badan cukup menjamin
pencegahannya.Hygiene lingkungan yang baik dan makanan yang sehat cukup kualitas
maupun kuantitasnya.Usaha pencegahan untuk masyarakat, dilaksanakan dengan
menghilangkan sumber penularan yaitu dengan mengobati semua penderita.
9. Pengobatan Penyakit Kusta
Pengobatan kepada penderita kusta adalah salah satu cara memutuskan mata
rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam dan ada
yang berpendapat hingga 7-9 hari, tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia
tersebut.Makin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati.Jadi dalam hal ini
pentingnya sinar matahari masuk kedalam rumah dan hindarkan terjadinya tempat-
tempat yang lembab.
Ada beberapa obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta.Tetapi kita tidak
dapat menyembuhkan kasus-kasus kusta kecuali masyarakat mengetahui ada obat
penyembuh kusta, dan mereka datang ke Puskesmas untuk diobati.Hingga saat ini tidak
ada vaksinasi untuk penyakit kusta.Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta
yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan menimbulkan penularan
dibandingkan dengan yang tidak utuh.Jadi factor pengobatan adalah yang paling penting
dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah.

a. Lepra tipe PB
1) Jenis dan obat untuk orang dewasa
2) Pengobatan bulanan : Hari pertama (diminum didepan petugas)
2 Kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg)
1 Tablet Dapsone (DDS 100 mg)
3) Pengobatan hari ke 2-28 (dibawa pulang)
1 tablet dapson (DDS 100 mg) 1 Blister untuk 1 bulan
Lama pengobatan : 6 Blister diminum selama 6-9 bulan
b. Lepra tipe MB
1) Jenis dan dosis untuk orang dewasa :
2) Pengobatan Bulanan : Hari pertama (Dosis diminum di depan petugas)
a) 2 kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg)
b) 3 kapsul Lampren 100 mg (300 mg)
c) 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
3) Pengobatan Bulanan : Hari ke 2-28
1. 1 tablet Lampren 50 mg
2. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
4) 1 blister untuk 1 bulan
5) Lama Pengobatan : 12 Blister diminum selama 12-18 bulan
6) Dosis MDT Menurut Umur

Anda mungkin juga menyukai